Satu saat, temanku yang juga pengusaha. Menceritakan bagaimana dia berhasil ikut tender dalam jumlah besar dan untung besar. Juga dia tambahkan bahwa sejak dia rajin berdoa disisi kuburan para Wali dan meminta berkah dengan para kiyai sefuh maka kehidupan businessnya semakin lancar. Keuntungan business selalu berpihak padanya. Setiap tahun dia pergi haji. Sholat lima waktu tak pernah dia tinggalkan. Seluruh amalan sholeh menjadi penghias hidupnya. “ You kan ada masalah terus, ada baiknya ikut saya ke kemakam makam para wali yang ada di jawa, kita berdoa di Makam para Wali dan sekalian minta berkah sama Kiyai Sefuh. Yakinlah , masalah hidupmu akan terselesaikan dengan baik. Hidupmu akan tentram. “ Demikian ajakannya kepadaku. “ Maaf, Aku engga pernah merasa masalah membebani hidupku. Bagiku masalah adalah seni dalam kehidupan. Setidaknya kala aku mendapatkan masalah itu sebagai pertanda agar aku sadar untuk senantiasa mendekat diri kepada Allah dengan rasa takut, rindu dan ikhlas.” Kataku menolak ajakannya sambil tersenyum.
Mengapa aku menolak keras setiap upaya mendewakan sesuatu selain Allah karena semuanya bermuara kepada syirik. Allah bersabda “ Mintalah kepada ku ( tanpa perantara ) , maka akan kuberi “ Upaya meminta berkah kepada selain Allah adalah upaya meragukan integritas Allah, Sang Pencipta, Sang Penentu. Jauh sebelumnya fenomena tentang memohon kepada kuburan , tempat keramat dan lain sebagainya sudah diperingatkan oleh Rasullullah, sebagaimana diriwayatkan dalam shoheh [Bukhori dan Muslim], dari Aisyah ra. bahwa Ummu Salamah ra. bercerita kepada Rasulullah tentang gereja yang ia lihat di negeri Habasyah ( Ethiopia ), yang didalamnya terdapat rupaka-rupaka (gambar-gambar), maka Rasulullah bersabda :”Mereka itu, apabila ada orang yang sholeh atau hamba yang sholeh meninggal, mereka membangun diatas kuburannya sebuah tempat ibadah, dan mereka membuat di dalamnya rupaka-rupaka, dan mereka sejelek-jelek makhluk disisi Allah”.
Mereka dihukumi beliau sebagai sejelek-jelek makhluk karena mereka melakukan dua fitnah sekaligus; yaitu fitnah memuja kuburan dengan membangun tempat ibadah diatasnya dan fitnah membuat rupaka rupaka ( patung-patung ).Dalam riwayat Imam Bukhori dan Muslim, Aisyah juga berkata : ketika Rasulullah akan diambil nyawanya, beliaupun segera menutup mukanya dengan kain, dan ketika nafasnya terasa sesak maka dibukanya kembali kain itu. Ketika beliau dalam keadaan demikian itulah beliau bersabda :“Laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yahudi dan Nasrani, yang telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat peribadatan”. Beliau mengingatkan umatnya agar menjauhi perbuatan mereka, dan jika bukan karena hal itu, Maka pasti kuburan beliau akan ditampakkan, hanya saja beliau hawatir kalau kuburannya nanti dijadikan tempat beribadah.
Imam Muslim meriwayatkan dari Jundub bin Abdullah, dimana ia pernah berkata : “Aku pernah mendengar Rasulullah r bersabda lima hari sebelum beliau meninggal dunia : ku menyatakan setia kepada Allah dengan menolak bahwa aku mempunyai seorang khalil ( kekasih mulia ) dari antara kalian, karena sesungguhnya Allah I telah menjadikan aku sebagai kekasihNya, sebagaimana Ia telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasihNya; seandainya aku menjadikan seorang kekasih dari umatku, maka aku akan jadikan Abu Bakar sebagai kekasihku. Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat-umat sebelum kalian telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat ibadah, dan ingatlah, janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai tempat beribadah, karena aku benar-benar melarang kalian dari perbuatan itu”.
Rasulullah di akhir hayatnya - sebagaimana dalam hadits Jundub - telah melarang umatnya untuk tidak menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah. Kemudian ketika dalam keadaan hendak diambil nyawanya – sebagaimana dalam hadits Aisyah - beliau melaknat orang yang malakukan perbuatan itu. dan sholat di sisinya termasuk pula dalam pengertian menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, walaupun tidak dijadikan bangunan masjid; dan inilah maksud dari kata-kata Aisyah ra.:“… dihawatirkan akan dijadikan sebagai tempat ibadah.” Dan para sahabat pun belum pernah membangun masjid (tempat ibadah) disekitar kuburan beliau, karena setiap tempat yang digunakan untuk sholat berarti telah dijadikan sebagai masjid, bahkan setiap tempat yang dipergunakan untuk sholat disebut masjid, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasul :“Telah dijadikan bumi ini untukku sebagai masjid dan suci”.
Dan Imam Ahmad meriwayatkan hadits marfu’ dengan sanad yang jayyid, dari Ibnu Mas’ud t, bahwa Nabi Muhammad r bersabda :Sesungguhnya, termasuk sejelek-jelek manusia adalah orang yang masih hidup saat hari kiamat tiba, dan orang yang menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah (masjid)” ( HR. Abu Hatim dalam kitab shohehnya ).Jadi soal temanku yang katanya sukses setelah mendapat berkah dan berdoa di kuburan para wali adalah sebetulnya berkah dari Iblis untuk menyesatkannya dari selain Allah. Ketika doanya terkabulkan disisi kuburan maka pada waktu bersamaan diapun tersingkir dari sisi Allah. Aqidah telah tergadaikan . Diapun sirik maka seluruh amalannya menjadi sia sia. Nauzubillah!
Wallahu 'alam
No comments:
Post a Comment