Sunday, August 25, 2019

Bagaimana mendapatkan network business


Ketika saya memberikan pengetahuan financial engineering sebagian orang bertanya, oh itu gampang , yang susah dapatkan jaringan bisnis. Gimana dapatkan kepercayaan relasi. Gimana bisa tahu mereka. Gimana menjalaninya? Akan panjang sekali pertanyaan itu. Sepanjang jauhnya angan angannya ingin meraih segala sesuatu dengan mudah. Sekarang saya akan jawab dan jelaskan bagaimana menjawab pertanyaan tersebut.

Kadang dibenak kita, investasi itu selalu yang berwujud berupa tanah, kendaraan, rumah. Ya segala sesuatu yang berwujud. Padahal ada investasi yang tak kalah penting dari yang berwujud itu, yaitu network. Mendapatkan nerwork dan akhirnya mendukung bisnis anda tidak bisa seperti gigit cabe langsung pedas. Anda butuh proses. Anda bisa saja mengenal orang di seminar, di acara pameran dagang, di sosial media, acara sosial atau dikenalkan dengan teman atau keluarga. Itu langkah awal. Selanjutnya anda harus mau investasi sosial terhadap mereka. Meluangkan waktu bertemu dengan mereka. Menjalin hubungan dengan ke ramah tamahan.

Orang Tua saya selalu menyarankan saya kalau bertemu dengan siapapun di Cafe atau restoran jangan ragu membayar makan mereka. Jangan pikirkan apakah orang itu akan mendatangkan manfaat atau tidak. Ingat bahwa memberi itu adalah pintu rezeki untuk kita, yang bisa datang darimana saja. Memberi perhatian adalah juga kesediaan untuk mendengar dan memahami mereka. Kalau itu anda terapkan maka itu akan jadi kebiasaan anda. Sehingga lingkungan sosial akan berkembang. Dari satu teman akan bertambah keteman lain. Sehingga menjadi lingkaran yang terhubung. Tentu tidak semua lingkaran persahabatan itu akan langsung mendatangkan manfaat. Malah jadi beban anda. Tetapi jangan mengeluh. Anggap itu investasi tak berwujud yang bisa menguntungkan bisa juga rugi. Itu biasa saja. Keikhlasan anda adalah nilai investasi bagi pribadi anda .

Kemudian, jangan ragu untuk mengeluarkan uang membeli buku yang bermanfaat bagi pemahaman tekhnis anda terhadap sesuatu hal. Dengan pengetahuan cukup akan memudahkan anda berinteraksi dengan siapapun dari kalangan manapun. Saya bisa berbicara dengan kalangan ulama, Ilmuwan, visioner, engineer, ekonom dan orang awam. Karana bacaan saya cukup. Sebagian besar orang tertarik dengan anda karena anda orang yang enak diajak bicara. Bila ada seminar yang berhubungan dengan pengetahuan tekhnis seperti pemasaran, keuangan, sosiologi , hadiri itu walau harus bayar mahal dan buang waktu. Dari seminar itu anda bisa mendapatkan visi dan pertemanan dari mereka yang hadir.

Kemudian, aktiflah dalam kegiatan sosial. Dengan kegiatan ini akan mendorong sifat sosial anda dalam berinteraksi dengan berbagai kalangan. Ini akan mengasah empati anda terhadap masalah keseharian. Akan mengasah passion anda menjadi solution provider. Akan melatih anda berorganisasi dengan baik. Dengan begitu secara pribadi anda telah menempatkan diri anda exist ditengah masyarkat tanpa inperior. Ingat sifat superior sangat penting dimiliki oleh setiap pebisnis. Superior bukan berati tinggi hati tetapi percaya diri yang tinggi dengan penuh rendah hati.

Nah dengan sikap mental tersebut diatas bila anda terjun kedunia bisnis maka semua lingkaran pertemanan itu akan jadi jaringan untuk membuka jalan anda berkembang. Setidaknya dengan sikap mental tersebut akan membuat anda mudah merebut hati relasi bisnis anda. Ingat financial resource itu bukan hanya investor atau kreditur , tetapi juga rekanan suplier, buyer , vendor, teman dekat , profesional , semua mereka itu adalah sumber daya keuangan yang akan mengikuti kemana langkah anda diayunkan.


Hukum sosial dalam bisnis tidak mengenal pecitraan ala politisi atau seleb. Selagi anda tidak merugikan orang secara materi , anda akan terhormat dihadapan orang lain. Orang tidak akan tanya apakah anda haji atau berapa harta anda. Sekali anda dianggap beban masalah maka walau anda tinggal dikawasan mewah, bergaya bak selebritis , anda akan dianggap bad News bagi mereka.

Saturday, August 24, 2019

Meminta maaf



“ Maaf pak. Saya sudah lancang bertemu dengan dia pak. Kalau bapak marah dan tersinggung, saya terima disalahkan. Maaf kan saya “. Saya tersenyum membaca WA dari sahabat saya itu. Mengapa ? saya tahu pasti itu bukan kesalahan yang harus dia minta maaf. Itu tanda kepedulian dia untuk membantu saya agar proses mendapatkan izin proyek dapat perhatian dari pejabat. Dia berusaha menggunakan pengaruh hubungan baiknya dengan pejabat untuk membantu saya. Namun dia tahu pribadi saya engga suka dengan cara seperti itu. Tetapi cara dia mengelola emosi antara persahabat dan realita, sangat bijak. Dia tidak merasa rendah bila meminta maaf kepada saya.

Saya punya mitra bisnis dan sahabat beberapa orang jawa. Apa yang saya suka dengan Jawa. ? perasaan mereka sangat halus. Semakin lama bersahabat dengan orang Jawa semakin halus spiritual saya. Maklum saya orang sumatera yang terdidik serba rasional. Dulu waktu masih di jaman Bus penuh sesak. Sering saya mengalami, orang jawa dengan halus mengatakan “ maaf pak. Kaki saya keinjek. “ kadang saya ingin tertawa. Mengapa dia minta maaf ? kan lucu. Seharusnya dia marah kepada saya karena kakinya ke injek. Itulah budaya orang jawa. Sakit satu hal tetapi membuat orang tersinggung itu tidak boleh terjadi. Apalagi sampai orang sakit hati.

Orang jawa yang saya pahami adalah mereka punya kebudayaan yang tinggi. Bahasa bagi mereka bukan hanya sekedar menyampaikan informasi dan pikiran. Tetapi bahasa juga perpaduan jiwa dan cinta. Memang bahasa primitif adalah mengandalkan kata kata sebagai representasi akal saja. Tetapi pada kebudayaan tinggi, bahasa oral bukan segala galanya sebagai cara menyampaikan informasi. Bahasa tubuh , pancaran wajah juga adalah bahasa itu sendiri. Banyak hal dari orang jawa yang saya kenal, mereka tidak menjawab pertanyaan saya. Namun dengan dia tidak menjawab, itu juga adalah jawaban. Saya harus memahami ini. Kalau engga saya termasuk masih berbudaya primitif.

Itu sebab mungkin mengapa ajaran islam di Sumatera datang langsung dari Arab. Karena budaya Arab dan Sumatera hampir sama. Secara budaya memang termasuk primitif. Di Jawa,  Islam diperkanalkan oleh ulama dari China. Mengapa ? peradaban China dan Jawa termasuk peradaban tertua didunia. Kedua bangsa ini punya cara sangat maju dalam bahasa.  Sehingga penyebaran agama islam di Tanah jawa tidak dengan perang tetapi lewat kebudayaan dan budaya yang halus

Kebayang engga, kalau awal islam diperkenalkan di Jawa dengan gaya kaum wahabi, yang dengan mudah mengkafirkan orang berbeda dan mudah tersinggung, saya yakin orang jawa akan mengabaikan begitu saja. Karena mereka anggap yang menyiarkan islam itu orang gila. Sampai kini saya yakin tidak akan ada umat islam di Jawa. Makanya kalau ada ustad merasa tidak bersalah untuk minta maaf karena alasan keyakinannya beragama, itu bukan karena maafnya terlalu mahal tetapi secara budaya masih primitif. Jadi maklumi saja.


Thursday, August 22, 2019

Memahami perbedaan

Saya sering diledek oleh teman di China ketika sedang berpuasa. “ Bro, saya barusan dapat telp dari Tuhan, katanya kamu boleh makan sekarang? Ketika saya usai sholat, mereka berkata, “Tadi saya dapat telp dari Tuhan, bahwa dia sedang piknik. Engga ada waktu perhatikan kamu yang menyembahnya.”. Ada juga yang bertanya, kamu itu seperti kaum pagan. Menyembah Batu Hitam ( Ka’bah ). Yang disembah itu Tuhan. Tuhan itu ada di hati kita.
Ketika saya menolak makan Babi, teman saya yang non islam, bilang. “ Babi itu enak dan itu Tuhan yang ciptakan. Mengapa kamu tolak. Engga bisa terimakasih sama Tuhan, ya”. Dengan sesama islam kadang saya juga diledek. Kata orang suni saya itu syiah. Kata orang syiah saya suni. Hanya karena mereka meliat cara saya beragama. Semua kata kata itu tidak pernah membuat saya tersinggung. Saya hadapi dengan senyum saja. Mengapa ? karena dia bicara soal praktek keagamaan. Yang jelas begitu persepsinya. Wajar aja. Dia engga paham soal agama saya.
Namun yang mendamaikan saya adalah secara teologi hakikat agama itu sama, yaitu soal keyakinan kepada Tuhan. Adanya kesannya perbedaan karena kurangnya pengetahuan. Orang beragama dalam tataran awam, memang masih berfokus dengan ritual ( praktek/syariat). Baginya praktek itu segala galanya. Berbeda , berarti salah dan dia berhak menyalahkan, bahkan memperoloknya. Itu bukan hanya terjadi pada agama yang berbeda. Dalam satu agama saja punya keyakinan berbeda dalam hal ritual. Makanya dalam islam ada berbagai golongan berdasarkan mahzab. Begitu juga dengan kristen dan lainnya.
Tapi bagi orang yang sudah sedikit maju pemikirannya dan memahami prinsip teologi, dia tidak lagi melihat ritual sebagai pembeda dengan agama atau mahzab lain. Tidak menganggap serius soal praktek. Dia melihat dari sisi teologi. Dengan memahami teologi maka sikap toleran terbentuk dengan sendirinya sebagai akhlak atau budi dari sebuah agama. itu mendamaikan. Itulah tujuan agama itu ada.
Itu sebabnya, mengapa sebagian ormas keagamaan Kristen justru menganggap angin lalu kata kata UAS itu? Karena UAS tidak bicara dalam konsep teologi. Dia bicara tentang ritual keagamaan dia sendiri. Di mana mana Kecap KS nomor 1. Kalau soal ritual dipertentangkan dan baper , jelas tidak bijak. Anggap saja itu sebagai metodelogi dia mendidik umatnya. Inilah prinsip memahami teologi. Kendaraan boleh beda, tetapi tujuan sama. Engga usah saling baper. Capek kan kalau soal ritual dipermasalahkan terus.
Mengapa perbedaan itu dalam islam dikatakan rahmat. Karena bukan perbedaanya yang menjadi rahmat tapi sikap orang yang bisa menerima perbedaan itulah yang menjadi sumber rahmat. Itulah pentingnya pemahaman teologi. Nah kalau islam itu adalah rahmat bagi semesta. Maka islam harus digaris depan dalam hal toleransi. Kalau masih anggap islam itu rahmatan lilalamin, maka berhentilah mengajarkan hal yang intolerance, Kita hebat bukan karena kata kita tetapi karena orang lain mengatakan kita baik. Dan itulah akhlak budi pekerti yang mendamaikan.
Namun bagaimanapun Pemerintah menyadari bahwa masalah perbedaan dalam hal beragama ini adalah masalah sensitip. Apalagi kalau perbedaan itu ditunggangi oleh kepentingan politik. Itu akan berdampak destruktif dalam membangun peradaban. Makanya, negara harus hadir di sini. Caranya? ya dengan mengeluarkan aturan dan UU penodaan agama dan SARA, Ormas. UU ini dibuat dengan membatasi mana ranah publik dan mana ranah privat. Selagi itu bersifat privat maka itu dibenarkan namun bila perbedaan itu diangkat ke publik , maka yang tadinya dibenarkan menjadi kriminal. Ada sangsi hukumnya. Itu sebabnya HTI itu dilarang dibanyak negara. Karena dia mengangkat hal yang sensitip soal keyakinan beragama di depan publik.

Friday, August 09, 2019

Pancasila dan Ormas Islam


Saya termasuk pemerhati soal gerakan khilafah tetapi bukan berarti saya setuju dengan semua konsep khilafah. Mengapa? Khilafah itu dalam Islam masuk ranah ijtihadiyah ulama. Yang namanya ijtihadiyah bisa saja berbeda antar ulama. Terbukti sampai sekarang lebih banyak yang berbeda daripada setuju. Khilafah itu bukan tujuan tetapi metodelogi mencapai tujuan. Yang namanya metode ya bisa saja Ijtihad-ijtihad itu berbeda di setiap negeri ; bisa kerajaan, Republik ya sesuai kearifan lokal. Kalau Indonesia memilih Republik dengan philosopy Pancasila maka itu adalah itjihad ulama ketika menerima Republik Indonesia sebagai bentuk negara.

Salahkah ulama yang ikut mendirikan negara ini? Tidak juga. Karena pengamalan Pancasila sudah sesuai dengan ajaran Al Qur’an ( Surat At-Taubah ayat 4). Jadi kalau ada upaya ingin mengganti Pancasila maka itu artinya dia sedang berupaya keluar dari konsesus berdirnya negeri ini. Seburuk buruknya akhlak adalah keluar dari konsesus dan komitmen. Padahal pilihan sederhana. Kalau engga setuju Pancasila, silahkan pindah ke negera yang mau menerapkan konsep khilafah. Mau dialogh? Engga ada lagi ruang untuk dialogh. Orang sekarang sibuk mikirin soal yang lebjh penting dari pada dialog soal khilafah yang hanya buang waktu.

Nah bagaimana dengan khalifah ? dalam Al-Qur'an disebut "khalifah fil ardh" Lihatlah QS al-Baqarah: 30, al-An'am: 165). Khalifah berarti wakil/pengganti, pemimpin, pemakmur, yang bersedia mengemban amanah sebagai wakil Allah di muka bumi. Artinya setiap umat manusia adalah khalifah di bumi ini. Ini diimani oleh semua pemeluk Islam. Namun bukan berarti untuk melaksanakan fungsi khalifah itu harus dengan konsep khilafah seperti khalifah empat paska rasul wafat atau seperti dinasti Ustmani. Bukan. Khalifah itu sistemnya ada pada diri manusia yang beriman dan berkahlak. Ada di hati manusia yang hanya menyuarakan kebaikan kebenaran dan keadilan. Nah bagaimana bentuk khilafah, itu tidak dipersoalkan. Ya itu hanya metodelogi bukan tujuan.

Bagaimana sebetulnya fungsi khilafah itu diterapkan saat sekarang? Kalau dasarnya adalah kebaikan kebenaran dan keadilan maka itu adalah negara yang anti korupsi dan makmur. Negara apa saja itu ? Denmark, Selandia Baru, Finlandia, Swedia dan Switzerland. Negara ini dikenal dengan Corruption Perception Index (CPI ) paling tinggi score nya. Nah justru konsep khilafah itu ada di negara non Islam. Di negara yang mengusung syariat islam seperti Arab Saudi, Irak, Iran, Pakistan, justru Score CPI sangat rendah. Mengapa bisa begitu ? Karena sebagian besar umat Islam lebih focus kepada khilafah bukan kepada esensi khalifah dimana akhlak yang utama. Bila akhlak khalifah ada pada setiap manusia maka apapun bentuk negara akan baik jadinya

Politik itu tidak seperti yang nampak di permukaan. Selagi aktifitas nya terus terjadi tanpa ada halangan dari pemerintah, itu artinya gerakannya dipahami secara politik dan dibenarkan. Mengapa ? itu lah design politik yang di create oleh elite politik dalam sebuah konsesus. Perhatikan , contoh keberadaan HTI dan FPI itu dasarnya adalah UU Ormas Nomor 17/2003, kemudian direvisi dalam UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas. Selama gerakan FPI dan HTI tidak bertentangan dengan UU maka itu sah saja. Kalaupun ada oknum FPI yang masuk bui itu karena pelanggaran hukum murni, seperti tindakan anarkis dalam kegiatannya. Tetapi tidak mengurangi eksistensinya sebagai Ormas yang diakui oleh UU.

Kemudian, konsesus politik terjadi lagi. Jokowi mengeluarkan Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Ormas, yang akhirnya disyahkan DPR menjadi Undang-Undang UU Nomor 16 Tahun 2017. Sejak itu Ormas yang masih mau melaksanakan kegiatannya harus patuh pada UU itu. Sepanjang mereka patuh dengan UU, HTI maupun FPI bisa terus melaksanakan kegiatannya. Mengapa akhirnya HTI dibubarkan? itu bukan karena pemerintah melarang atas dasar suka tidak suka. Tetapi melaksanakan amanah UU yang dibuat oleh rakyat lewat DPR. Sarat yang ditetapkan oleh UU Itu adalah idiologi ormas harus Pancasila. Final.

Sebagaimana HTI, mereka menolak Pancasila sebagai idiololgi. Itu juga hak mereka. Tentu secara UU, pemerintah tidak melarang HTI untuk melakukan perlawanan melalui pengadilan. Proses pengadilan di tempuh dan sidang terbuka. Hasilnya HTI kalah. HTI memilih membubarkan diri sesuai UU. Nah FPI juga sama. Kalau mereka patuh dengan UU Nomor 16 Tahun 2017, tidak perlulah ada mediator untuk melunakan Jokowi agar bersedia memperpanjang Izin FPI. Mengapa ? Jokowi sebagai presiden bekerja secara UU. Tidak mungkin Jokowi melanggar UU. Selagi FPI patuh kepada UU, tanpa mediator Prabowo pun, izin perpanjangan itu pasti didapat.


Saya yakin, kalaupun Prabowo mau menjadi mediator antara Jokowi dan FPI, tetap dalam kuridor UU. Tugas Prabowo adalah memberikan keyakinan kepada FPI bahwa pemerintah Jokowi tidak islam phobia. Mendukung Jokowi adalah mendukung Islam Rahmatan lilalamin. Antara Jokowi dengan umat islam , tidak ada masalah. Negara ini juga tidak punya masalah dengan Umat islam. Artinya ini bukan antara Jokowi dengan FPI , tetapi antara FPI dengan dirinya sendiri. Apakah FPI mau patuh kepada UU atau ingin mengikuti jejak HTI. Ruang diskusi terbuka, bagaimanapun secara Politik pemerintah ingin FPI patuh dengan UU, dan menjadi aliansi pemerintah. Itu lebih baik daripada berada diluar yang bisa merugikan FPI sendiri.

Kebebasan berpikir

Beberapa hari lalu BRIGADE MUSLIM INDONESIA melakukan tindakan sewenang-wenang dengan mendatangi Toko Buku Gramedia di Makassar langsung melakukan sweeping dan menyita buku-buku yang dituding mengajarkan Marxisme dan Leninisme. Tahun 2012 Front Pembela Islam (FPI) Kota Depok melakukan sweeping terhadap buku "5 Kota Paling. Berpengaruh di Dunia" karangan Douglas James Wilson. Hal ini mengingatkan sejarah ketika China semasa revolusi kebudayaan. Dimana semua buku berbau kapitalis ann agama di sita dan pemiliknya di seret ke kamp kerja paksa untuk di budayakan.
Tapi apakah China sekarang melarang buku Kapitalisme? tidak. Sejak reformasi ekonomi China, era Deng, kapitalisme diajarkan secara luas di sekolah ekonomi China. Tahun 1980an Mbah neoliberal, Milton Friedman pernah mengajar di kampus yang paling bergengsi dan tempat mencetak pemimpin di China. Bukan hanya buku kapitalisme bebas dipelajari tapi juga buku agama apapun bebas diperjual belikan dan dibaca. China tidak pernah menyensor buku agama sepanjang penulisnya adalah individu, bukan organisasi.
Saya pernah menghadiri seminar di Shanghai tentang power of spiritual. Disitu orang bebas berdiskusi soal politik identitas agama. Semua opini dan pemikiran soal politisasi agama dibicarakan secara terpelajar. Pembicarapun bukan hanya datang dari dalam negeri china tetapi juga dari beberapa pakar dari luar china. Saya sempat kawatir seminar itu akan dihentikan ditengah jalan ketika ada pembicara mengkritik sistem komunis China. Namun sampai usai seminar semua baik baik saja. Orang tanpa prasangka negatif berusaha memahami jalan pikiran orang lain.
Salah satu kehebatan Deng ketika mereformasi China, bukan hanya soal ekonomi tapi jauh yang lebih penting adalah kebebasan berpikir. Orang secara individu tidak ditangkap karena perbedaan pandangan dan pemikiran. Orang tidak ditangkap karena mempelajari paham atau idiologi selain Komunis. Mengapa ? Teman saya di CHina mengatakan” dalam hidup ini pada akhirnya, pikiran tinggalah pikiran namun perbuatan adalah segala galanya. Ketika anda berbuat maka anda berhadapan dengan UU dan Hukum negara, juga moral. Kalau melanggar maka anda akan dipidana. Orang terpelajar tahu bahwa Itu bukan berarti pemerintah tidak suka akan paham dan pemikiran anda, tetapi karena anda melakukan perbuatan yang melanggar Hukum. Walau pemikiran anda hebat namun hidup anda kere , itu bukan karena pemerintah tidak adil tetapi karena anda malas dan lemah berproduksi. Itu konsekwensi sebagai warga negara.”

Jadi, bijaklah. Kalau pikiran anda itu akan melanggar hukum bila dilaksanakan, sebaiknya diam saja dan tidak perlu dilaksanakan. Itu ciri orang terpelajar yang paham batasan dia sebagai warga negara. Namun sepanjang itu hanya sebatas pemikiran dan pengetahuan, anda mau bicara apapun itu hak anda. Tapi jangan memaksakan kehendak agar orang akan sama dengan anda. Jangan mengeluh karena itu apalagi mengadili orang yang berbeda dengan anda . Perbedaan pemikiran dan paham itu adalah fitrah, dan karena itu potensi manusia dapat tumbuh dan berkembang untuk lahirnya peradaban yang lebih maju dan bermartabat.

Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...