Saturday, June 26, 2021

Berkah waktu.

 




Saya diundang makan malam oleh Chaiman BUMN China di restoran yang ada di hotel bintang 3. Usai makan, dia ajak saya photo bersama dengan karyawati restoran. Usai photo dia kenalkan karyawati restoran itu “ Ini cucu saya.” Katanya. Saya sempat terkejut. Bagaimana mungkin chairman BUMN China yang besar assetnya berkali kali dari Bank BUMN di Indonesia tetapi cucunya jadi pelayan restoran. “ Ayahnya putra tertua saya. Dia bisnis di Beijing.” Lanjutnya. 


Saya baca berita Warrent Baffet menyerahkan 99% assetnya kepada amal, tidak memberikan warisan kepada anaknya“ Mengapa tidak diberi warisan? Toh itu akan menjamin masa depan anak anak. “ Kata teman. Teman saya benar. Itu wajarlah. Kita punya budaya menumpuk harta agar bisa diwariskan kepada anak, bahkan kalau bisa tujuh keturunan. 


Tetapi ada yang banyak orang lupa. Bahwa kita bisa memberi apa saja kepada anak, tetapi tidak bisa memberikan kebahagian. Kebahagian itu lahir dari proses waktu yang tidak ramah.  Memberikan kemudahan, itu sama saja kita merampas berkah waktu yang Tuhan berikan kepada anak anak.


Saya pernah diminta oleh konglomerat agar membantu cucunya bertemu dengan banker di Hong kong. Cucunya anak muda. Usia mungkin 25 tahun. “ Apakah kamu bahagia dengan hidup kamu? Tanya saya ketika ngobrol santai di cafe.

“ Bahagia? Bahagia itu apa ?

“ Ya kamu merasa nyaman dengan hidup kamu?

“ Nyaman itu apa ? Katanya bingung.

“ Oklah apa yang kamu rasakan dengan hidup kamu sekarang?

“ Biasa saja. “

“ Biasa gimana?

“ Ya biasa saja. “ Tegasnya. Saya tidak ingin melanjutkan pembicaran itu. Bagaimana dia bisa paham bahagia, kalau seumur hidup dia tidak pernah menghadapi tantangan. Dengan sumber daya yang dimiliki keluarganya dia dengan mudah dapat mengakses apa yang dia suka.


Putra saya terjun ke bisnis tampa saya provokasi. Usahanya sempat berkembang baik sebelum COVID. Tetapi pada saat COVID, lambat laun usahanya meredup dan akhirnya bangkrut awal tahun 2021. Dia stress. Saya nasehati “ Kalau kamu meliat atlit itu sukses meraih medali emas. Dia menangis. Itulah puncak kebahagiaan. Karena proses mencapai puncak itu dia lalui dengan tidak mudah. Dia harus keras terhadap dirinya sendiri. Dia harus merasa berkali kali gagal dan jatuh sebelum akhirnya dia sukses. Nah apa yang luar biasa? berkah Waktu. Bukan suksesnya. Tetapi proses waktu mencapai sukses itulah berkah. Dari proses itu kita tahu arti kebahagiaan dan tentu tahu arti mencintai. “


Setiap dia bicara dengan keluhan. Selalu menyalahkan orang lain. Selalu merasa benar. Saya biarkan saja. Engga ada solusi dari saya. Akhirnya dia tidak ingin lagi bicara dengan saya. Lambat laun, dia belajar arti kejatuhan. Dia mulai memahami value spiritual. Dia tidak lagi kawatir akan keadaan. Ada semangat untuk bangkit lagi.


Akhirnya dia bicara dengan saya. Tidak lagi saya mendengar keluhan. “ Pah, iki ada proposal. Iki engga mau kerja dengan papa. Engga mau utang ke papa. Tapi papa jadi angel investor Iki aja. Kegagalan bisnis mengajarkan banyak hal. Terutama jadikan papa sebagai mentor itu pilihan tepat. Jadilah mentor Iki, Pa.” Dari kejatuhan itu dia paham arti rendah hati. Dan sayapun tidak ragu jadi angel investor dia. Mengapa? kelak kalau dia sukses dia akan tetap rendah hat


Thursday, June 17, 2021

Rakus itu buruk.

 




Di Hong Kong, saya bersama teman teman dari Jepang menikmati malam sabtu pada suatu private KTV. Para pramuria nya adalah profesional  beragam alat musik. Mereka juga jago nyanyi. Tentu juga mereka teman yang nyaman untuk ngobrol. Maklum mereka semua bisa bahasa Inggris, China, Jepang dan Korea. Seperti biasanya kami menghabiskan malam itu dengan ceria. Yang menarik adalah hubungan antara Tamu dan pramuria KTV tetap dalam suasana saling menghormati. Mereka tidak pernah mau dibayar untuk sex. Sebagai penghibur kelas premium dengan kecantikan diatas rata rata, tidak menjadikan mereka jadi penggoda. Mereka tahu menempatkan diri secara terhormat. Tanpa disadari hubungan  pertemanan antara pramuria dan tamu terjadi begitu saja. Tidak ada yang merasa rendah atau tinggi.  


 “ Mereka tidak pernah minta uang, dan tersinggung kalau diberi uang. “ Kata teman saya orang Jepang.


“ Yang saya tahu dari pengelola KTV, Honor mereka sebulan sebagai pramuria private KTV mencapai HKD 50,000 atau Rp. 70 juta. Wajar mereka tidak perlu uang dan tidak perlu menjual diri “ Kata saya. 


“ Bukan itu saja B. Kalau mereka rakus, tentu tidak sulit dapatkan uang 10 kali dari honor mereka sebulan. Tetapi mereka memang  punya attitude bagus. Walau ada peluang memilih cara mudah untuk cepat dapat uang banyak, tetapi mereka lebih memilih kerja keras tapa perlu mengorbankan kehormatannya.” Kata teman. Umumnya mereka menikah dengan pengusaha sukses. Setelah berumah tangga, mereka menutup komunikasi dengan semua sahabat masalalunya. Mereka setia.


***


Apapun profesi tidak ada yang salah selagi tidak membuat kita kehilangan kehormatan. Mengapa pelacur itu hina.? karena dia rakus. Mendapatkan uang dengan mudah. Berapapun tinggi tarifnya, tetap saja value nya rendah. Mengapa koruptor itu hina? karena dia rakus. Mendapatkan uang dengan mudah, yang tidak peduli karena itu kehormatanya jatuh. 


Jatuhnya wallstreet karena para generasi muda AS jadi pelacur fund manager. Para lulusan universitas terkenal direkrut jadi wallstreet community. Mereka dilatih jadi konsultant keuangan, yang sebetulnya jadi salesman produk derivative pasar uang. 


“ Tugas kalian adalah bangun persepsi agar orang rela keluarkan uangnya dari dompet. Caranya? Lakukan apa saja. Termasuk menjual Tuhan dan agama sekalipun.” Demikian dogma para pelatih.


Karena imbalan komisi 10% dan standar gaji kelas menengah yang tentu berpenampilan seperti banker membuat mereka rakus. Tidak peduli walau karena itu menipu pengurus dan jamaah gereja, pengelola yayasan amal, dan para pensiunan. Kalau akhirnya semua para clients itu uangnya hilang ketika Wallstreet jatuh, itu  sudah bisa ditebak sedari awal. Mengapa ? mereka tertipu dan merugi karena sikap rakusnya, yang mudah tergoda skema too good to be true. Yang menganggap semua hal mudah jadi kenyataan. 


Kemunduran AS karena paska generasi baby boomer adalah generasi yang terjebak dalam kerakusan wallstreet. Mereka terlena akan skema too good to be true. Maka hilanglah sikap positif sebagaimana generasi baby boomers yang inovatif, produktif dan kompetitif. Sejak kejatuhan Wallstreet tahun 2008, sampai kini AS sulit bangkit. Trumps, punya solusi sederhana. Biarkan satu generasi suffering. Engga usah dibantu lewat subsidi. Agar jadi pelajaran bagi generasi berikutnya. Dan selanjutnya AS akan besar kembali.


Di China dalam dua tahun belakangan ini ada Tren baru, dikenal dengan istilah "tang ping", atau istilah lain dari kaya raya dengan cara “rebahan”. Ini sebagai anti tesis dari kerja keras mendatangkan kesuksesan. Dengan adanya financial techonology yang di create oleh Jack Ma lewat Alipay, dan Bitcoint, telah menyihir generasi muda China untuk ogah kerja keras. “ Dapat kaya sambil rebahan itu lebih adil daripada kerja keras untuk kepetingan orang kaya saja” kata mereka. 


Awalnya pemerintah China biarkan saja. Tetapi setelah pemerintah China mendapat laporan survey bahwa banyak petani, koperasi yang jatuh bangkrut karena skema fin-tech yang too good to be true. Itu  akibat ulah para mereka yang cari uang lewat rebahan. Tahun ini pemerintah China langsung bersikap keras. Alipay dipaksa mengubah platform IT nya. Tidak boleh lagi masuk ke sektor moneter. Para direksi ditangkap karena fraud. Jack Ma dirumahkan tampa ada kejelasan. Bitcoins atau mata uang kripto ditutup dan dinyatakan ilegal dalam sistem moneter China. Otomatis para mereka yang hidup rebahan harus bangkit dan kerja. Engga kerja engga makan.


Korupsi, investasi fraud dengan alasan kemanusiaan dan agama, rendahnya produktifitas, hilangnya cinta di rumah tangga, hilagnya kesetiaan, dll, itu semua adalah penyakit mental dari adanya sikap rakus. Hancurnya peradaban dan negara dinyatakan gagal karena sifat rakus itu. Mengapa ? Bumi ini cukup untuk menghidupi seluruh umat manusia, tetapi tidak cukup untuk menghidupi satu orang rakus. Paham ya sayang.

Berbuat Baik.

 





Ketika saya dirugikan oleh orang lain dalam bisnis. Yang pertama saya lakukan adalah bercermin dan berkata “ Bego luh”. Kemudian saya puas. Mengapa? itu pelajaran rendah hati terbaik. Saya tidak akan curhat kemana mana. Itu cukup antara saya dan Tuhan saja. Tuhan punya cara tersendiri mendidik saya. Tidak perlu orang lain tahu. Tidak ada kasus bisnis saya bawa ke pengadilan. Tidak pernah. Namun bukan berarti saya tidak pernah berhadapan dengan kasus hukum. Itu karena orang lain gugat saya. Saya hadapi kasus itu sebagai cara membela diri. Selalu saya menang, tapi selalu tidak pernah saya tuntut lagi. Malah saya maafkan.

***

Tahun 1989 saya kena kasus hukum. Waktu saya habis selama 7 bulan menghadapi kasus itu. Selama itu pabrik ditutup. Gaji karyawan tetap saya bayar. Kasus selesai. Bank stop kredit modal kerja. Ya limbung. Saat itulah mitra saya datang take over. Saya sadar kasus hukum itu adalah fitnah. Itu cara mitra saya untuk akuisisi bisnis saya. Pihak bank terlibat memaksa saya melepas pabrik tersebut dengan alasan saya sudah bangkrut. Saya tersingkir dalam keadaan bangkrut.


Tetapi ibu saya menasehati saya " Jangan ada kebencianmu karena personal. Mengapa ? Dampaknya secara pribadi kamu tidak akan pernah bisa bersikap positip terhadap diri kamu sendiri. Artinya, tanpa kamu sadari sebetulnya kamu sedang merusak dirimu sendiri. Kadang musuh tidak perlu mengalahkanmu, tetapi kamu sendirlah yang membuat kamu kalah. Itu karena prasangka buruk.

Jadi, nak berhentilah menilai buruk orang secara personal karena berbagai sebab. Apalagi sampai membuka aibnya. Kecewa itu manusiawi. Marah itu manusiawi. Mengeluh juga manusiawi. Tetapi cukuplah sebatas perbuatannya saja, agar kamu bisa belajar dari itu. Setelah itu, maafkan dan lupakan. Dengan itu kamu sedang membangun jalan emas menuju kemenangan. Kemenangan di hadapan Tuhan, tentunya.”


Bertahun tahun saya berusaha bangkit lagi. Waktu itu usia saya baru 27 tahun. Tuhan ingin saya naik kelas dan karena itu saya harus melewati jalan sulit. Tahun 2016 atau 26 tahun kemudian , teman itu datang ke saya untuk menjual pabrik yang sudah hampir 12 tahun bangkrut. Tak lupa dia minta maaf atas sikapnya dulu. Tanah pabrik itu 14 hektar. Tadinya tidak ada nilai tetapi kini tanah itu bernilai karena peruntukannya tidak lagi untuk pabrik tetapi hunian dan perhotelan.” Saya jual seharga USD 1 “ katanya.


“ Mengapa semurah itu “


“ Itu harga yang pantas untuk menebus kesalahan saya dan harga maaf dari kamu.” Katanya. Saya terharu. Tuhan , butuh lebih 20 tahun untuk saya mengetahui rahasia dibalik keikhlasan ketika di zolimi. Andaikan dulu saya umpat dia dengan kata kata kasar dan saya tebarkan cerita kecurangannya kepada orang lain, atau saya gugat ke pengadilan perdata, tentu dia akan menaruh dendam kepada saya dan tidak mungkin kembali kesaya.


Saya rangkul teman saya itu. Kami akan lalui kebersamaan ini bukan siapa yang harus membayar tapi memang semua orang bisa saja berbuat salah. Tidak ada manusia yang sempurna. Memaafkan itu indah, menentramkan dan selalu menang.


***

Ada teman saya bantu. Bahkan biaya kuliah anaknya saya bantu.  Tetapi tidak ada terimakasih. Bahkan ketika saya menghentikan bantuan. Karena saya liat dia tidak lagi sekedar minta bantuan tetapi numpang hidup dari bantuan orang lain. Diapun berdrama menjelek jelekan saya. Saya diam saja. Kalau ada yang minta klarifikasi pun saya tidak mau jawab. Mengapa ? karena kalau saya jawab, saya terpancing akan membuka aibnya. Itu sama saja saya melakukan perbuatan tidak baik. Saya tidak mau dianggap orang baik karena menjelekan orang lain.


Kalau saya membantu, itu bukan karena saya berharap pahala atau pujian. Saya tidak paham memberi dalam dimensi pahala. Apa yang saya rasakan ketika memberi adalah kebahagiaan. Merasa bahagia karena saya masih punya empati. Itu human being. Karena saya bisa memanusiakan manusia.  Biasa saja. Nothing to special. Tidak perlu pujian atau terimakasih sekalipun. Dalam hidup saya, tidak pernah dapat uang karena dipuji dan tidak juga blangsat karena dibenci.


Moral cerita.  Perbuatan baik itu bukan hanya berderma atau bersikap sopan kepada orang lain. Tetapi juga berdamai dengan sikap orang lain. Sekasar apapun orang terhadap kita, selagi dia tidak menyerang secara phisik atau secara hukum, abaikan saja. Lebih baik berserah diri kepada Tuhan. Bersabar itu menyehatkan lahir batin. Kita bisa focus kepada hal yang positif saja. Selanjutnya kita akan baik baik saja. Paham ya sayang.


Monday, June 14, 2021

Taman sekolah seumur hidup

 






“Kenapa banyak yang rumah tangganya goyah?, karena pertambahan waktu kan pertambahan masalah. Titik lemah terbesar adalah, kurang ilmu. Masalah nambah, kesulitan nambah, umur nambah, ilmu kurang nambah. Selain ilmu yang tidak bertambah, faktor lainnya karena iman yang tidak kuat. Nikah dengan siapapun kalau iman kita nggak menguat karena ilmu kita nggak nambah, ya ujungnya mirip. ( rumah tangga bermasalah) Karena setiap orang masalahnya pasti bertambah.” Demikian kata seseorang. Saya terpanggil untuk mengkomentari dari sisi saya orang bodoh.


istri saya tidak sekolah tinggi. Hanya tamatan Sanawiyah. Dunianya hanya  rumah. Sementara saya jadi elang di luar rumah. Beinteraksi dengan berbagai kalangan dan lintas benua. Berteman dari yang tidak S1 sampai yang S3. Bahkan saya menggaji mereka. Tetapi ketika sampai sampai di rumah, kalau salah ya tetap saja disalahkan istri. Engga ada urusan dengan posisi saya di luar rumah, yang petarung dalam segala hal.  Seburuk apapun orang lain menilai saya, istri saya tetap tidak tergoyahkan. Tidak ada satupun orang diluar rumah yang berhak mengadili saya kecuali dia. 


Dalam islam berumah tangga itu adalah sama saja melakasanakan setengah beragama. Setengahnya lagi kehidupan di luar rumah, seperti jadi dosen, ustad, pengusaha, pejabat, anggota DPR atau lainnya. Hebat di luar rumah, itu hanya setengah doang nilainya.  Mengapa? karena rumah tangga adalah lembaga pendidikan,  yang Tuhan langsung ajarkan kepada manusia. Sadar tidak sadar, di Rumah tangga itu proses pendidikan karakter orang beriman ditempa dari waktu ke waktu. Dari sikap istri atau suami itulah keimanan dan akal bertaut. Antara syariat dan hakikat bertemu. Agar kedua belah pihak rendah hati.


Lantas kenapa Tuhan tempatkan rumah tangga itu tinggi sekali? Karena di rumah tangga, kebohongan itu tidak bisa dibungkus. Di luar rumah anda bisa membungkus diri dengan pakaian, sorban, aksesoris, retorika. Tetapi di rumah, anda telanjang lahir batin. Dari itulah ego anda dibenturkan satu sama lain dengan pasangan anda. Proses membonsai ego itu terjadi setiap waktu. Kadang masalah sepele jadi besar dan menyakitkan. Saling berdalil salah benar, seperti orang bego. 


Kalau anda terus bersatu, proses belajar terjadi terus menerus. Sehingga membuat anda jadi orang bijak. Menjadi orang kuat lahir batin menghadapi kehidupan di luar rumah yang tak ramah. Tapi tidak mudah. Memang kalau tidak ikhlas, mudah sekali berdalil menyalahkan pasangan. Mudah sekali melihat rumput tetangga lebih hijau. Rumah tanggapun jadi prahara, nerakapun tercipta. Mudah sekali meliat orang di luar rumah sebagai pembanding. Dan merasa pantas bersanding dengan selain pasangan di luar rumah.


Apalagi kalau sedikit paham ilmu agama, membandingkan suami harus seperti Nabi atau Ali bin  Abi thalib atau istri seperti Fatimah Zahra.  Padahal anda bukanlah Nabi, bukan Fatimah zahra. Anda adalah manusia akhir zaman yang pandai mengeluh dan selalu merasa pandai dari orang lain. Di rumah tangga itu, tidak ada dalil yang lebih hebat kecuali ikhlas. Kuncinya adalah cinta. Kalau cinta sudah terhalau, maka apapun mudah disalahkan dan dipermasalahkan.  So, jadikanlah Rumah tangga taman pendidikan sepanjang usia.


Sunday, June 13, 2021

Pilih Al Quran atau Pancasila.

 




Dalam test Wawasan Kebangsaan ( TWK) kepada petugas KPK, ada pertanyaan, Pilih Al Quran atau Pancasila? Jawaban petugas KPK yang memilih Al Quran dianggap tidak lulus. Yang menjawab Pancasila, lulus. Saya kemudian menyimak tanggapan beberapa tokoh dari ulama, aktifis, profesor, terkesan perbedaan persepsi semakin lebar. Seakan membenturkan antara agama dan Pancasila. Kemudian mereka yang gagal dalam TWK akan membawa kasus ini ke Komnas HAM. Jadi rame dah. Saya akan memberikan masukan secara rakyat jelantah. 


Pertama. Pertanyaan itu ditujukan dalam rangka melaksanakan UU berkaitan dengan ASN. Jadi tentu persepsi TWK itu adalah persepsi pemeritah. Dalam sistem politik kita, pemerintah adalah penguasa yang mendapat mandat lewat pemilu. Tentu pemerintah berhak menentuk persepsi kebenaran politik terhadapa aparatur negara. Karena ASN juga adalah bagian dari politik kekuasaan. Mereka harus patuh kepada penguasa.


Kedua, Kalau tidak patuh kepada pemerintah ya petugas KPK atau ASN bisa mengundurkan diri secara suka rela. Engga dipaksa kok jadi ASN. Menjadi rakyat biasa juga tidak buruk. Bebas dari TWK. Mengapa? Pemerintah tidak bisa memaksa rakyat agar persepsi pancasila seperti pemerintah mau. Engga bisa. Mengapa? Karena Pancasila bukanlah idiologi tertutup. Tetapi sebagai idiologi terbuka. Memaksakan kehendak persepsi Pancasila seperti maunya pemerintah itu jelas melanggar HAM. Tetapi tidak berlaku pelanggaran HAM kelau pemaksaan itu kepada ASN.


Ketiga. Indonesia bukan negara religius. Tetapi Indonesia adalah negara yang mempunya nilai nilai religius sebagaimana Filosophi  Pancasila pada sila pertama. Kalau negara religius maka sistem kita dibangun berdasarkan agama tertentu. Tetapi kalau nilai religius artinya sistem kita dibangun berdasarkan agama pada umumnya. Jadi harus dipahami dengan baik perbedaan antara negara religius dan nilai religius. 


Kalau tiga hal itu dipahami, tentu tidak perlu dibenturkan, Pancasila atau Al Quran. TWK itu hanya ditujukan kepada ASN bukan kepada rakyat. Jadi tidak ada kasus HAM kepada ASN. Kalau kasus HAM bisa diterapkan. Saya kawatir, besok Komandan militer di lapangan juga bisa di adili oleh KOMNAS Ham karena prajurit menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan persepsi komandan, kena tempeleng. Kan runyam jadinya. 


Saran saya kepada petugas KPK, kalau merasa pemerintah tidak lagi sesuai dengan selera kalian, ya jadi rakyat biasa saja. Berjuang kan tidak harus jadi ASN atau pejabat. Jadi rakyat juga bisa berjuang kalau memang niatnya tulus, bukan fulus. Dah gitu aja.


Friday, June 04, 2021

Sikap egaliter

 




Saya melihat ada orang tua berjalan tertatih membawa beban diatas troli. Dia berusaha masuk ke apartement. Namun kesulitan menarik troli keatas trotoar. Saya perhatikan berkali kali dia berusaha namun gagal. Saat itu saya sedang jalan bersama Wenny untuk meeting di gedung Alexander, central Hongkong. Tampa peduli dengan suit dressed yang saya kenakan, saya membatu orang tua itu menarik trolinya keatas trotoar. Bahkan saya bantu sampai dia masuk lift apartement.


Wenny tersenyum ketika saya kembali kedia. “ Saya jatuh cinta kali pertama dengan kamu karena sikap egaliter kamu. Dan saya perhatikan hampir semua direksi dan relasi respek kepada kamu karena sikap egaliter itu. Di kamar kerja kamu punya kamar ganti pakaian. Pakaian bisnis dan pakaian pribadi.  Itu artinya kamu punya dunia yang berbeda. Tapi sebagai pribadi kamu tidak berubah. “ kata Wenny 


“ Ah itu biasa saja. Bukan hal yang luar bisa. Itu sudah Nature saya. Mau gimana lagi. Saya orang kampung dan tidak lahir dari keluarga kaya raya. Kalaupun bisa berbisnis itu berkat TRUST dari investor. Tanpa memberikan laba kepada investor mana mungkin TRUST bisa dipertahankan. Saya? Apalah. Hanya ayam kampung ditengah tengah ayam merak. “


Ibu saya menasehati saya, “ Tuhan tidak memuji Islam sebagai Agama. Tetapi memuji Nabi Muhammad SAW sebagai pribadi yang agung ( QS Al-Qalam [68]: 4). Lantas apa keagungan Nabi Muhammad itu? pribadi yang egaliter dan beliau mendidik umatnya untuk punya mindset egaliter.    Sikap egaliter adalah puncak tauhid. Bahwa semua manusia sama dihadapan Tuhan, dan nilainya diukur dari perbuatan baiknya, bukan jabatan atau harta.”


Jokowi itu sejak beliau sebagai walikota sampai jadi Presiden, yang membuat orang suka dia dan bisa mengalahkan jenderal, tokoh agama dan cendekiawan dalam proses politik, karena sikap egaliternya. Sikap egaliter adalah  sikap yang Down Earth. Bahwa kita bukan siapa siapa tanpa pertolongan Tuhan. Kita bukan siapa siapa walau jabatan tinggi dan harta berlimpah. Kita adalah something ketika kita memberi, mengajarkan, berbuat untuk orang lain dengan cinta.


Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...