Wednesday, December 30, 2009

Bomb Waktu

Apa yang bisa anda maknai dalam setiap pergantian tahun ? Ceria ? karena masih diberi kesempatan menyongsong tahun baru dengan harapan baru.Sebagian orang memang peduli dengan pergantian tahun tapi sebagian lagi tak mau tahu. Bagi mereka semua tahun adalah sama. Bagi saya pergantian tahun adalah mengingatkan tentang satu hal ” kemunduran ”. Waktu memang bergerak kedepan tapi dalam dimensi raga., budaya, pengetahun terus bergerak mundur, mengecil, renta. Kita semua menuju satu titik putaran waktu untuk akhirnya punah. Percayakah anda ?...

Candi Borobudur dibangun pada abad IX ( 824 M) dengan luas 14.000 M2 dan ketinggian 35,29 M atau setara dengan gedung delapan lantai. Tidak ada struktur baja yang melekat pada bangunan ini. Dibangun diatas tumpukan batu yang terstruktur dengan tehknik mekanika tinggi hingga dapat bertahan sampai kini. Bayangkan andaikan teknik mekanika bangunan itu tidak precisi atau melesett satu centimeter saja maka seluruh tumpukan batu candi akan rubuh. Sampai kini bangunan Candi Borobudur itu dianggap sebagai keajaiban dunia. Kita sebut ajaib karena tidak ada tekhnologi kini yang mampu membuat bangunan tinggi dan besar tanpa tulang baja. Begitupula dengan bangunan suku Maya , Piramid di Mesir dan banyak lagi peninggalan sejarah bercerita tentang tingginya peradaban tempo dulu.

Kita kini merasa bangga dapat memiliki kendaraan super cepat. Tapi pada waktu bersamaan kita juga sadar tak akan mampu menjelajahi wilayah dengan berkuda atau jalan kaki atau berlayar dengan kapal kecil seperti orang terdahulu. Dari sini kita tahu bahwa phisik kita dibandingkan orang terdahulu jauh lebih lebih lemah.. Mereka kokoh terhadap cuaca dan waktu. Tapi kita renta , renta sekali. Kita bangga bisa menjelajah angkasa luar untuk mengetahui misteri alam semesta. Tapi misteri ini sudah disibak jauh sebelumnya..Tak ada yang kita dapatkan dari kehebatan teknologi luar angkasa melainkan rasa ingin tahu yang semakin besar namun tetap tidak beranjak dari ketertinggalan pengetahuan masa lalu. Juga semakin sadar tak mungkin bisa hidup diplanet lain. Kitapun sadar ilmu pengetahuan yang kita baggakan tidak bisa menyelesaiakn banyak hal termasuk menemukan obat anti kanker dan hipertensi.

Abad demi abad berlalu , bani Adam semakin kehilangan esensinya sebagai makhluk terbaik diplanet ini. Awalnya manusia hidup belajar dari Alam. Alam terkembang jadi guru. Karena seluruh alam semesta ini memang adalah pengetahuan yang diberikan Allah kepada manusia. Allah sendiri yang mengajarkan manusia untuk berinteraksi dengan alam lewat berbagai peristiwa alam. Ini merupakan satu sistem yang otomatis dan teratur dengan rapi. Sesuai dengan teori waktu yang memang terus bergerak mundur ketitik nol atau mengerut. Maka energy bumipun berkurang seiring semakin bergesernya perhatian manusia dari kekuatan jiwa kepada kekuatan akal. Ini adalah fitrah manusia akhir zaman.

Sebagian kita masih bangga dengan segala kemajua kita tapi sesungguhnya kita semakin purba. Dulu orang membunuh dengan pedang dan daya musnahnya terbatas. Kemudian dengan senjata mesin, daya musnahpun juga terbatas. Tapi kini senjata pemusnah tdaik lagi dalam bentuk senjata mesin tapi dalam bentuk media dan pengetahun untuk lahirnya budaya brengsek yang meminggirkan orang mikin. Membunuh secara sistematis lewat hukum dan UU serta kebijakan yang menyengsarakan orang lemah., semakin cerdasnya manusia untuk saling menzolimi , semakin rendahnya kesetiaan perkawinan, semakin rendahnya kesetiaan persahabatan, itu semua adalah ujud dari kemunduran manusia. Akal telah menjadi raja dengan nafsu sebagai kendaraan untuk mengangkangi hati nurani. Inilah manusia akhir zaman yang paling renta dan terbelakang dari hakikatnya diciptakan oleh Allah.

Namun dari kondisi yang renta ini, Allah tak henti hentinya berdialogh lewat bencana yang datang silih berganti , penyakit yang tak ada obatnya, keresahan, penderitaan terjadi dimana mana. Sebagai suatu cara kita kembali kepada kekuatan jiwa untuk dekat kepada Allah. Bumi ini bagaikan bomb waktu super raksasa. Countdown terus berlangsung Hanya masalah waktu bomb itu pasti meledak.. Besok tahun baru itu artinya waktu semakin menuju kepada titik nol dan pasti...apakah kita akan sampai pada titik nol atau berakhir sebelum titik nol , itu hanya soal waktu. Hanya orang bebal yang tak bisa membaca tanda tanda waktu...

Selamat tahun baru...

Tuesday, December 15, 2009

HUKUM KITA ?

‘Bibit – Chandra sudah dibebaskan dari segala tuntutan hukum. Akibat intervensi pemerintah dan publik. Walau tadinya begitu kuat upaya polisi dan jaksa menjadikan kedua pejabat KPK itu tersangka. Prita, yang sudah dinyatakan bersalah oleh Hakim, akhirnya kini mengarah kepada penyelesaian kasus diluar persidangan. Pihak Omni akan mencabut gugatan perdatanya. Soal Pidana akan diselesaikan sendiri keliatannya tanpa harus mendekam dalam penjara. Kedua kasus tersebut menjadi perhatian publik dan akhirnya selesai begitu saja. Tapi ada yang perlu dicatat disini bahwa system peradilan kita memang brengsek dan akhirnya tidak diyakini dapat memberikan rasa keadilan bagi publik.

Sekarang Kasus Century, anehnya tidak ada elite DPR dan publik mempermasalahkan kenapa Hakim menjatuhkan hukuman hanya 4 tahun kepada Robert Tantular. Tidak ada. Padahal gugatan ini dilaporkan Menteri Keuangan atas kejahatan perbankan yang sehingga negara dirugikan. Tidak ada yang memperhatikan bagaimana Menteri Keuangan langsung mengajukan banding atas keputusan hakim yang tidak adil itu. Bila semua tuntutan Menteri keuangan dipenuhi maka bukan tidak mungkin dana yang dilarikan keluar negeri dapat kembali dikuasai negara. Dalam hal ini pemerintah cq Menteri Keuangan adalah pihak yang dirugikan oleh hukum itu sendiri. Tapi tidak ada dukungan publik kepada menteri keuangan agar Hakim dapat menetapkan hukum seadil adilnya dengan membongkar siapa saja yang terlibat pidana dalam kasus Century ini.

Pada kasus Bibit – Chandra , Polisi dan Jaksa melihat materi hukum sebagai dasar untuk mengkriminalkan. Tapi publik melihatnya dari sisi politik. Publik menang. Soal Prita, Jaksa dan Polisi bersikap karena materi hukum itu sendiri tapi publik melihat dari rasa keadilan yang subjetive. Publik menang. Kasus Bank Century , lagi lagi polisi dan jaksa serta hakim melihat materi hukum bukan melihat azas keadilan tapi publik melihat kearah politik. Keliatannya publik lagi yang menang. Dengan dijadikannya Menteri keuangan dan Wapres sebagai pesakitan. Ketiga hal ini berkaitan dengan rasa keadilan, azas keadilan, politik. Dengan ketiga hal ini membuat keadaan hukum di Indonesia menjadi serba membingungkan.

Keadaan Hukum sekarang memang menyedihkan. Bukan saja rakyat yang bingung tapi juga penegak hukum dan pemerintah. Mereka bekerja berdasarkan system yang dibuat oleh negara dan tentu mereka harus tunduk dengan system itu sendiri. Kalau mereka melanggar system itu maka mereka dianggap tidak beriman kepada negara.Tapi kehendak publik soal keadilan yang kadang tabrakan dengan system hukum itu sendiri. Inilah dilemanya. Yang membuat system itu adalah DPR yang diusulkan oleh Pemerintah. Sudah lebih 10 tahun reformasi, masalah perbaikan system hukum belum juga sampai kepada rasa keadilan itu sendiri. Biangnya adalah elite politik yang tampil dipanggung memang brengsek. Niatnya sudah salah. Mau berkuasa dan dijadikan pemimpin karena ingin dihormati dan harta.Bukan berjuang karena Allah.

Suatu negara dikatakan berdaulat bila dia punya Hukum.Suatu masyarakat akan dinamis dan kondusif bila hukum tegak. Karena hukum lah kita berdiri tegak didepan mereh putih dan percaya dengan rupiah. Karena hukum lah kita mau datang ke bilik suara untuk memilih orang jadi pemimpin kita. Karena hukum lah kita bangga sebagai bangsa. Tapi apa jadinya bila hukum itu sendiri membuat kita ragu untuk berdiri tegak didepan merah putih dan ragu pegang rupiah. Ragu dengan pemimpin yang kita pilih. Ragu akan kebanggaan kita sebagai bangsa. Itulah yang kini dirasakan oleh publik. Seharusnya ini disadari oleh kita semua untuk focus kepada perbaikan system peradilan di Indonesia.

Jadi tak ada gunanya menjadikan DPR sebagai pahlawan soal kasus Century ini.Ini kotra productive bagi pembangunan bangsa. Harusnya publik mendesak DPR dan Pemerintah untuk melakukan upaya serius memperbaiki system hukum di Indonesia. Sudah saatnya hukum di Indonesia digali dari agama karena antara agama dan masyarakat telah terikat secara moral dan budaya berabad abad. Bila hukum bersumber dari agama maka tentu Allah yang akan menjaga ketertiban di bumi Indonesia. Masalahnya, masih adakah elite kita percaya kepada Allah ?

Thursday, December 10, 2009

Informasi dan Jiwa

Ada kemarahan ditengah masyarakat terhadap kasus korupsi yang sudah mewabah di negeri ini. Sebetulnya korupsi bukan hanya terjadi sekarang di era SBY tapi juga terjadi di presiden sebelumnya. Bahkan korupsi yang dilakukan oleh sebelum SBY mungkin lebih dahsyat quantitas maupun kualitasnya. Kalaupun ada kemarahan ketika itu namun hanya bersifat sementara. Tidak ada kemarahan terorganisir seperti sekarang ini. Karena peristiwa Century, Bibit – Chandra - Anggodo, Prita, terlah menimbulkan kemarahan secara masive kepada institusi negara seperti POLRI, Kejaksaan, Kehakiman serta lembaga kepresidenan dan DPR. Mengapa seperti ini ? apakah ini sebuah fenomena dari system demokrasi yang kita anut?

Untuk menjawab hal tersebut diatas mungkin kita harus kembali menelaah siapa diri kita sebenarnya. Pada manusia itu terdiri dari Ruh, Nafsu, JIwa dan Raga. Ruh berisi tentang blue print /hakikat kita sebagai manusia yang bermuara kepada cinta dan kasih sayang . Karena Ruh bersumber dari Dzat Allah. Tapi disebelah lain ada juga Hawa Nafsu yang juga adalah Dzat Allah. Sifat dan sikap Nafsu selalu ingin copy paste terhadap eksistensi Ruh. Bila Ruh bersifat berkuasa, berkehendak dan segala sifat agung Allah maka nafsu juga sama. Hanya yang membedakn nafsu dan Ruh adalah soal kualitas.

Ruh hanya hak Allah. Suci tak tersentuh oleh pengaruh dari luar. Sementara nafsu dapat dimasuki oleh pengaruh external yang merupakan mahakarya dari Iblis. Apa Mahakarya Iblis itu ? Tipu daya dengan memanfaatkan kelemahan materi kita sebagai manusia yang terisolasi oleh ruang dan waktu. Semua informasi tentang Ruh dipelesetkan oleh Iblis untuk memanjakan jiwa kita namun menipu. Nafsu itu dapat dengan mudah berlaku seperti Ruh, yang akhirnya justru kekuasaan menimbulkan korup, kehendak menimbulkan kerakusan ? Mengapa sifat “berkuasa” tidak menimbulkan kasih sayang, mengapa sifat "berkehendak" tidak menimbulkan sifat tawadhu dan sabar? Dan berbagai sifat maha agung Ruh menjadi hablur ketika sampai kepada nafsu.Padahal sifat Ruh selalu kepada kasih sayang. Justru hal inilah yang tidak ada pada nafsu. Mengapa ?

Ternyata nafsu berperan besar mempengaruhi Jiwa bersikap. Jiwa berada dipersimpangan jalan antara Ruh dan Nafsu. Memang mikrokosmos berupa sel, jaringan sel, organ sampai raga digerakan oleh Ruh. Namun pusat komando ini berasal dari otak manusia untuk mensikronkan kerja indra, organ dalam maupun luar tubuh. Dibalik otak inilah jiwa kita bersemayam. Apa yang kita pikirkan dan kemudian timbul inisiatif untuk begerak tegantung dari jiwa kita sendiri. Allah memberikan hak inisiatif kepada jiwa untuk itu. Itulah sebabnya Allah mengirim Rasul dan menurunkan AL-Qur’an sebagai tuntunan , agar jiwa cerdas menentukan jalan yang benar.

Nutrisi raga kita adalah makanan. Semakin sehat yang kita makan semakin sehat pula tubuh kita.Begitupula sebaliknya.Nutrisi jiwa adalah informasi. Semakin sehat informasi yang diterima maka semakin sehat jiwa kita. Begitupula sebaliknya. Bila informasi hukum dan ekonomi serta pengetahuan kita dapat dari pemikiran sekuler maka jiwa kita akan bersikap sekuler (individualistis, hedonis, materialistis ). Bila informasi itu kita dapat dari AL Quran dan Hadith maka jiwa kita akan bersikap seperti Rasul. Orang yang setiap hari mendapatkan informasi dan terus berulang ulang maka akan mendorong jiwanya memaknai seperti apa yang diinginkan oleh informasi tersebut.Inilah hakikat "jiwa"

Jadi bila kini gema informasi Anti Korupsi lewat berbagai media terus berkembang maka ini adalah berkah tak terhingga dari Allah untuk bangsa kita. Hal ini sebelumnya tak pernah terjadi. Dari maraknya kemarahan orang banyak tentang korupsi maka sebetulnya ini adalah genderang perang secara terbuka melawan nafsu. Khususnya jiwa sekuler sedang diperangi leh jiwa religius. Kita bisa berharap semoga bagi jiwanya yang sudah dikuasai oleh Nafsu dapat disadarkan untuk berkiblat pada Ruh. Pada saat itulah jiwa akan berangsur angsur mulai menghadap kepada Ruh. Maka Al-Qur”an dan Hadith mulai dilirik untuk memperterbal khasanah pengetahuan agar hak inisiaptif jiwa hanya bermuara kepada cinta dan kasih sayang untuk lahirnya kebaikan, kebenaran dan keadilan disini. Semoga...

Friday, December 04, 2009

Kiamat

“Benarkah kiamat tahun 2012.? “ demikian putra saya bertanya kepada saya seusai dia menonton film berjudul 2012. Saya hanya tersenyum mendapatkan pertanyaan itu. Apa yang terbayang oleh saya adalah kehebatan Holiwood menjual tema tetang hal yang menakutkan atas sesuatu yang selama ini tidak diyakini oleh orang barat /orientalis.Tapi bagaimanapun film 2012 sudah mampu mengingatkan esensi kehidupan kita bahwa pada saatnya kehancuran itu akan terjadi sebagai bagian dari sunatullah tentang eksistensi alamsemesta berserta isinya. .

Fase manusia itu “ada” melewati tahapan. Semuanya berhubungan dengan sang waktu. Waktu bergerak kedepan dan tak pernah surut kebelakang. Keadaan awal manusia tercipta pada suatu "ruang yang tak berwujud". Dia ada tapi tiada. Fase ini melewati rentang waktu yang sangat panjang sampai Allah membuat blue print / formula eksistensi manusia dalam bentuk saripati tanah. Saripati inilah yang dibentuk utuh menjadikan manusia Adam ( prototipe manusia ) setelah dicampurkan jiwa dan ruh. Setelah Adam dijadikan oleh Allah maka proses berlangsung miliaran tahun sampai dibentuknya bumi berserta alam semesta.

Ketika Bumi terbentuk , Manusia tak lagi diciptakan seperti Allah menjadikan Adam. Tapi berasal dari air hina ( sperma plus ovum ) yang juga merupakan saripati tanah. Sebetulnya tidak berbeda dengan Adam. Hanya prosesnya berbeda. Kalau Adam diciptakan langsung dari cetakan ( Protipe) tapi manusia setelah Adam dijadikan melewati proses terbentuknya saripati tanah melalui zat makanan yang dimakan manusia. Keberadaan alam semesta berserta isinya tak lebih mendukung eksistensi manusia di bumi. Itulah sebabnya manusia itu disebut rahmatan lilalamin.

Alam semesta sendiri awalnya dibentuk dari bioplasme yang sangat kecil ( hampir tak nampak dengan kasat mata ) namun mempunyai energy tak terbatas. Enstein sendiri hanya bisa menduga besaran energy itu dalam teori relativitas energy. Biosplasme ini meledak yang dikenal dengan BIG BANG. Ledakan tersebut menimbulkan debu kosmik yang berputar , berproses , bermetamorfosa , miliaran tahun hingga menjadi galaksi termasuk bumi.. Sampai kini proses itu terus berlanjut sampai semua menjadi tidak ada atau kembali kepada Allah.

Jadi kiamat itu adalah sunatullah dari eksistensi alam semesta berserta isinya termasuk manusia. Kiamat bukanlah hal yang mistik tapi sesuatu yang jelas diinformasikan oleh alquran dan hadith. Ini pasti terjadi. Tapi kapan itu akan terjadi,kita tidak akan pernah tahu.Karena kita terisolasi oleh ruang dan waktu. Selagi jiwa kita dibalut oleh raga kita maka selama itu pula kita tidak akan pernah tahu tentang masa depan. Hanya “jiwa “ yang bisa melihat masa depan. Makanya ketika raga kita tercabut dari jiwa kita karena kematian maka secara sunatullah pula kita bisa melihat peristiwa kiamat dengan jelas. Walau waktu dibangkitkan /kiamat belum sampai kepada kita tapi jiwa kita mampu melihat masa depan itu. Kebenaran akan Alquran dan hadith menjadi terang namun rasa sesal untuk memperbaiki kesalahan tak ada gunanya lagi karena raga kita sudah tercabut.

Kiamat adalah kelanjutan proses keberadaan alam semesta dan manusia. Bumi sebelumnya telah digulung, kitab mulia sudah digulung, hadith telah digulung, juga alam semesta sudah digulung. Yang ada adalah dunia baru dengan dimensi lain namun tetap dibumi (QS: Al A'Raaf (7):25). Fase pada bumi baru ini akan melewati proses miliaran tahun bahkan lebih lama dibandingkan proses keberadaan bumi kita sekarang. Pada proses inilh ujud sejatinya eksistensi manusia diadili (QS: Al An 'aam (6): 160) tentang kebenaran, kebaikan. Pada fase ini pula kehidupan hanya diisi dua kelas, yaitu sorga dan neraka. Tidak ada pemerintah,presiden atau Raja selain Allah.Yang sorga mendapatkan nikmat sebaik baikya disisi Allah (QS. Huud (11): 108). Yang neraka mendapatkan seburuk buruknhya azab dari Allah ( QS. Huud (11) : 106-107)

Fase terakhir bukanlah kiamat. Fase tarakhir adalah apabila semua lenyap dan yang eksis hanyalah Allah QS: Ali Imran (3): 109 ). Maka usailah sudah drama keberadaan manusia melewati rentang waktu (QS: An Aam (6): 62). Makanya Allah berfirman ( QS; AL Ash (103) :1-3“ Demi waktu , sesungguhnya manusia hidup dalam keadaan merugi kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya mentapi kesabaran.. “ Saatnya menebarkan kebaikan amal sholeh dimuka bumi untuk cinta hanya kepada Allah, satu tanpa dipersekutukan ( QS: Al Baqarah (2) : 165)

Wallahu a’lam bishshawab...

Tuesday, December 01, 2009

Kerja besar

Ketika terjadi glombang krisis keuangan global tahun 2007, banyak negara yang tergolong paling maju ekonominya ambruk. Diawali oleh rontoknya Lembaga keuangan di AS kemudian melanda negara maju lainnya seperti Jepang, Korea, Eropa, Inggeris, China. Di AS , Lehman Brother dinyatakan bangkrut, yang juga menyeret Perbankan kelas dunia lainnya dalam kubangan kerugian berskala gigatic. BOA, Citicorp dan lainya. Juga bank bank kecil limbung dan akhirnya masuk antrian penyelamatan dari pemerintah akibat hancurnya pasar CMO dan CDO. Di Inggeris, Barclay dan RBS terpaksa dibail out oleh FSA akibat CMO dan CDS yang gagal bayar. Tetangga terdekat kita, Singapore juga terdesak akibat krisis ini dan akhirnya membail out UBS melalui Temasek ( BUMN sngapore )

Hampir tak ada satupun negara yang mencatat record tertinggi ekonominya , selamat dari gelobang krisis ini. Bahkan China terpaksa mem bail out perbankannya sebesar USD 320 billion. Rusian terpaksa menutup bursa pasar modal dan keuangannya. Tapi Indonesia mungkin adalah satu satunya negara yang masuk 20 Negara dengan GNP terbesar didunia yang paling kecil dampaknya. Apa yang membuat Indonesia dapat berkelit seperti ini ?: Tak lebih setahun sebelum krisis terjadi ketika pertemuan Menteri Keuangan se Asia di Tokyo, Sri Mulyani sudah menyampaikan indikasi akan terjadi glombang krisis ini. Tapi para peserta pertemuan tak memberikan perhatian serius atas masalah ini. Kita bisa maklum tentang analisis Sri Mulyani karna dia mantan petinggi IMF dan lama berkecimpung dalam dunia riset dibidang ekonomi. Tentu dia tahu arah makro dari suatu masa depan ekonomi.

Arah makro yang mungkin disadarinya adalah invisible power dalam dunia keuangan. Ini ada tapi tiada. Ada , karena banyak kebijakan pemerintah tak bisa lepas dari invisible power yang didukung oleh negara maju dan lembaga multilareral. Tidak ada , karena memang lembaga yang bernama invisible power itu tidak ada selain yang real power yaitu negara. Fiksi tentang kekuatan neoliberal yang bertujuan untuk mengkerdilkan pemerntah dihadapan pasar sangat dipahaminya sebagai sebuah realitas. Karena itu analisisnya menjadi tajam. Dia paham betul bahwa pasar keuangan yang semakin liberal hingga kekuatan pemerintah dipasung untuk me-restore bila terjadi goncangan.

Itulah sebabnya ketika krisis global, pasar keuangan hancur dan negara dipaksa untuk mengikuti aturan pasar melalui program bail out LPS atau di AS disebut dengan FDI. Bila ini tidak cukup ya hukum pasar berlaku ”. Free entry free fall ” sesuai dengan amanat Neoliberal.. Tapi bila ini diikuti maka praktis kepercayaan publik akan hancur terhadap sistem perbankan nasional. dan ini akan berujung kepada hancurnya kepercayaan publik kepada pemerintah. Inilah efek sistemik yang ditakuti sebenarnya. Disamping itu, ini juga sebagai target utama dari kekuatan invisible power ; Pemerintah yang lemah dan akhirnya memohon dukungan dari Lembaga Multilateral. Seperti ketika tahun 1997. Tapi , kali ini masalah itu sudah dipahami betul oleh Sri Mulayani. Dengan cepat Perpu dibuat sebagai cara membuka belenggu tangan pemerintah dari kedigdayaan UU perbankan dan pasar uang..

Dengan Perpu itulah KKSK bergerak cepat mengatasi masalah Bank Century hingga tidak menimbulkan efek sistemik. Mungkin orang bertanya bahwa masalah bank century bukan masalah besar yang sehingga dapat menimbulkan efek sistemik. Tapi orang lupa hakikat pertarungan yang sebenarnya dalam konstelasi global disektor moneter. Ketika itu CDS Indonesia melonjak dari kisaran 350 bps menjadi lebih dari 1200 bps hanya dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan pada Oktober 2008. Sebagai pembanding, pada November 2009, CDS Indonesia berada pada angka di bawah 200 bps. Yang disebabkan oleh tingginya country risk kita diprediksi oleh pasar. Artinya tanpa disadari serangan itu sudah mengarah kepada kekuatan stabilitas keuangan nasional. Hanya butuh letupan kecil sudah cukup melahirkan bomb sekala nuklir hingga rontok semua kekuatan financial kita. Inilah yang harus dipahami dasar keluarkannya kebijakan bail out.

Soal adanya pihak yang mendapatkan manfaat dari situasi keruh ini, ya kita harus mengawasi proses hukum Bank Century di Pengadilan. Kita harus mem pressure Jaksa dan Polisi, KPK agar bekerja lebih efektif untuk membongkar siapa saja yang mendapatkan manfaat akibat kebijakan pemerintah hingga negara dirugikan. Soros pernah berkata ” Pemain akan selalu diuntungkan dari situasi apapun bila pemerintah lengah...dan apa kata orang tua " Ingat ! kejahatan bukan hanya karna niat tapi karena memang ada kesempatan. Berhati hatilah !. Bukan tidak mungkin mereka yang diuntungkan itu adalah agent dari kekuatan invisible power. Itulah yang harus diganyang. Bukan kebijakannya

Bila kini DPR dan LSM berkoar menyudutkan Sri Mulyani dan Pemerintahan SBY maka kita perlu pertanyakan niat mereka. Apakah memang mereka inginkan pemeritah lemah ketika badai terjadi. Ataukah memang DPR tetap berkeinginan UU dibidang Perbankan diserahkan kepada mekanisme pasar yang notabene dikuasai oleh Invisible power. Seharusnya dari peristiwa Century ini dan krisis tahun 2007, dijadikan dasar bagi kekuatan politik di DPR untuk me restore UU pebankan dan Investasi Indonesia agar tak lagi berkiblat kepada kekuatan neoliberal yang direkomendasikan oleh IMF dan groupnya. Kembalilah kepada hukum yang diamanahkan oleh Al-Quran dan hadith secara kafah. Itulah kerja besar kita kedepan. Jangan ada lagi sengketa yang melelahkan. Karena kita semua bersaudara dan musuh kita jelas ada didepan mata bahkan sangat dekat dengan kita.

Saturday, November 21, 2009

Rasa keadilan

Prita, seorang pasien rumah sakit yang telah membayar jasa layanan yang diterimanya, harus berhadapan dengan proses hukumm hingga ke pengadilan. Tuduhan yang dilayangkan kepada Prita karena diduga mencemarkan nama baik rumah sakit melalui e-mail keluhan yang dibuatnya. Akhirnya dikenakan hukuman 6 bulan. Sedangkan Anggodo, begitu enaknya menyebut nama pemimpin negara kita bebas dari usutan apapun. Aksi oknum polisi yang menembak seorang sopir angkot 102 di Limo, Depok karena diduga berjudi. Subagyo, sang sopir angkot itu, akhirnya meregang nyawa saat dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Tapi buronan seperti Djoko Tjandra kasus cesi Bank Bali, yang kabur ke luar negeri, malah dibiarkan. Atau nenek di jawatimur yang ketahuan mencuri 3 biji kakao harus menghadap meja hijau sebagai pesakitan sementara perampok dana Century aman aman saja.

Begitu banyak peristiwa disekitar kita yang mengusik rasa keadilan kita. Ingin rasanya kita menjerit keras dalam kemarahan dihadapan hakim yang berminyak muka dan Jaksa berperut buncit , pengacara yang membosankan. Mengapa negeri ini tak pernah mampu memotong lingkaran kemiskinan ? Mengapa kemiskina dibiarkan akrab bagia rakyat jelata. Mengapa mereka harus terjabut dari cinta dan kasih sayang. Benarlah bahwa kita berada didalam sistem yagn memusuhi orang miskin. Mereka tak punya pilihan kecuali memang begitulah system berkerja untuk memanjakan penguasa diatas limpahan fasilitas sebagai abdi negara. Padahal ketika awal negeri ini dibentuk dibangun dari rasa keadilan itu sendiri yang tertuang dalam kata ”adil dan beradad” untuk tercapainya ”keadilan sosial. ”:

Adil dan beradab, berati sangat mendalam. Berakar kedalam relung hati terdalam. Yang tak dikotori oleh nafsu yang didokrin oleh akal tentang ketamakan dan penindasan. Membayar orang dari hasil pekerjaannya adalah ”adil” tapi membayar dengan murah adalah tidak beradab. Apalagi tidak peduli dengan kebutuhan pokok yang terus melonjak. Tapi membayar orang dengan pantas dan cukup untuk kebutuhan hidupnya adalah adil dan beradab. Tak ada ukuran matematika yang disebut pantas. Ukuran itu ada didalam hati, sebagai sikap memanusiakan manusia. Adil dan beradab tak lebih ungkapan cinta dan kasih sayang. Memberikan ruang dimana cinta bertaburan menghias senyuman dan sapaan untuk saling berbagi.

Namun apa yang kini kita rasakan. Cinta mengalir penuh bersyarat dan keadilan pun diperdagangkan. Keadilan menghantui kita, begitu rupa. Ia mungkin satu satunya pengertian yang tak bisa ditertawakan, pada akhirnya. Telah sulit untuk dirumuskan secara tetap. Karena kepentingan penguasa yang ingin bebas memperolok kemiskinan ditengah penindasan atas nama hukum. Hukum mudah ditafsirkan, diurai dan akhirnya menjadi tidak lagi tentang keadilan. Tapi hukum dilahirkan oleh kekuatan politk, dan ekonomi, merupakan hasil kompromi dan kalkulasi. Hukum juga ditulis sebagai teks dan sebab itu senantiasa merupakan hasil interpretasi. Adapun keadilan tidak. Hukum bukanlah keadilan.

Hukum yang kita yakini sebagai benteng keadilan , tak lebih hanyalah perkakas yang di create dari sebuan konvensi. Keadilan berada diluar dan diatas hukum ( dan undang undang ). Rasa keadilan itu semakin jauh dijangkau oleh produk hukum dan undang udang. Semakin sulit dimaknai oleh para penegak hukum. Pada titik ini, keberadaan agama sebagai pencipta rasa keadilan semakin dijauhkan dari hukum itu sendiri. Bahkan diragukan untuk tidak melanggar HAM. Maka hanyalah soal waktu negeri ini akan hancur untuk sia sia ...Semoga kita dapat menyadari ini semua sebelum semuanya terlambat.

Wednesday, November 18, 2009

Malu

Kemarin saya bertemu dengan tamu dari luar negeri. Dia berkata ” apakah anda tidak merasa malu bila membaca laporan PBB , Indonesia masuk rangking nomor 6 negara terkorup didunia dan tahun 2009 PERC ( Lembaga konsultan Risiko dan Politik Ekonomi ) mengumumkan bahwa Indonesia tetap menempati raking nomor satu sebagai negara PALING KORUP di Asia.” Saya tersentak. Teman ini berbicara tentang rasa malu. Memang yang membedakan manusia dengan binatang adalah rasa malu itu. Karena binatang tidak peduli dengan rasa malu tapi manusia diberi jiwa yang mudah tersentuh akan rasa malu itu.

Kita bisa saja berkata bahwa kita negeri religius , negeri yang taat hukum. Menghormati hukum. Tapi orang lain, orang asing, melihat kita tak lebih mempermainkan hukum. Globalisasi yang seharusnya diukir dengan prestasi kehormatan bangsa tapi nyatanya diukir dengan mempermalukan diri sendiri. Dapatkah kita bayangkan bagaimana perasaan president dan Menteri ketika menghadiri forum G20 atau APEC. Semua mata ketika melihat mereka maka yang pertama teringat bahwa ”inilah pejabat atau pemimpin ” yang negerinya mencatat record teringgi soal KORUPSI. Malukah mereka bersanding dengan negara lain yang tingkat korupsinya rendah ? Kalau mereka merasa diri manusia, tentu mereka akan malu dan mungkin tak mampu menaikan dagu dihadapan negara lain.

Tapi bila korupsi dari satu rezim ke rezim berikutnya tak pernah surut maka tahulah kita bahwa penguasa negeri ini tak punya lagi rasa malu. Salah satu ciri utama fitrah manusia adalah memiliki rasa malu. Ketika rasa malu hilang, manusia secara pasti memperturutkan hawa nafsunya dan mengabaikan petunjuk akal dan nuraninya (QS. Al-A’raf: 179).. Inilah yang sangat memilukan bila kita tahu bahwa 90% pejabat dan pemim pin kita adalah beragama Islam. Sifat malu mutlak dimiliki seorang Muslim. Sebab rasa malu tak lain merupakan refleksi keimanan, laksana perisai yang dapat mencegah seseorang dari melakukan kemungkaran dan kemaksiatan. Bahkan mulia-hinanya akhlak seseorang dapat diukur dari rasa malu yang ia miliki.

Mengapa pentingnya rasa malu ? Malu dapat dimaknakan sebagai sifat atau perasaan yang membuat enggan melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. Dalam buku Adab an-Nabi, ustads Abdul Qadir Ahmad ‘Atha membedah secara bahasa kata ‘malu’ dengan cemerlang. Menurutnya, kata ‘al-hayyaa’ (malu) pada dasarnya memilki sinergi erat dengan kata ‘al-hayaat’ yang berarti kehidupan. Sebab, kata itu mengandung makna: perasaan sedih dan perubahan jiwa yang dapat menyedot segala kekuatan lahir dan batin, mencoreng kehormatan diri dan mengurangi harkat nilai keidupan manusia.

Karena itulah, malu tak dapat dipisahkan dari keimanan. Keduanya selalu hadir bersama-sama. Makin kuat iman seseorang, makin tebal pula rasa malunya. Begitu juga sebaliknya. Rasulullah saw bersabda: “Iman itu memiliki 60 sampai 70 cabang, yang paling utama ialah pernyataan ‘Laa ilaaha illallah’. Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalan. Dan rasa malu adalah salah satu cabang dari iman,” (Muttafaq ‘alaih). Dari negeri yang memilikii idiologi pancasila yang menempatkan Tuhan diatas segala galanya. Rasa malu itu seharusnya ada tapi justru kita masuk rangking tertingi sebagai negara yang tidak punya rasa malu didunia.

Bagaimanakah nasip bangsa kita bila rasa malu pada diri pejabat itu tidak diperbaiki dan korupsi terus terjadi ? Dengarlah sabda Rasulullah saw . “Jika Allah ingin menghancurkan suatu kaum, maka dicabutlah dari mereka rasa malu. Bila rasa malu telah hilang maka yang timbul adalah sikap keras hati. Bila sikap keras hati itu membudaya, maka Allah akan mencabut dari mereka sikap amanah dan tanggung jawab. Bila sikap amanah telah lenyap maka yang muncul adalah para pengkhianat. Bila para pengkhianat sudah merajalela maka Allah akan mengangkat rahmat-Nya dari mereka. Bila rahmat Allah telah sirna maka akan tampillah manusia-manusia terkutuk. Bila manusia-manusia laknat itu telah berkuasa maka akan tercabutlah dari kehidupan mereka tali-tali Islam.” (HR. Ibnu Majah).

Saturday, November 07, 2009

KPK ?

UU No. 39 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pindana korupsi memang berbeda dengan hukum tindak pidana biasa. Karena kurang menghormati asas praduga tidak bersalah dalam rangka pembuktian perkara. Keberadaan UU ini merupakan anak kandung dari reformasi. Sebagai ujud keinginan semua rakyat untuk lahirnya pemerintahan yang bersih dari segala tindak pidana korupsi oleh kekuasaan. Tahun 2001 UU No. 39 ini direvisi dengan lahirnya UU No. 30 Tahun 2002 tentang Pendirian Lembaga khusus memberantas Korupsi , namanya KPK ( Komite Pemberantasan Korupsi ).

UU sebelumnya dirasa sangat sulit menjangkau tindak pidana korupsi karena sulitnya mendapatkan bukti akibat harus dijaminnya azas pra duga tak bersalah. Tidak mudah untuk menetapkan seseorang menjadi tersangka apalagi terpidana. Acap kita dengar pengacara koruptor dan Polisi berkata " Kita harus menghormati azas praduga tak bersalah "Sytem penegakan hukum di negeri ini copy paste terhadap system hukum kolonial. Hanya efektif untuk menghadapi kejahatan generik yang biasa terjadi dikalangan bawah. Tapi sangat sulit bila berhadapan dengan kejahatan terdidik ( koruptor ). Orang terdidik sangat mengenal kelemahan hukum yang bertele tele itu dan juga kenal betul mental aparat yang digaji ala kadarnya itu. Makanya , sangat sulit sekali menjerat kejahatan terdidik ini, yang jumlahnya dari tahun ketahu terus meningkat. KPK menjawab segala kekurangan itu.

Keberadaan KPK sebagai penghibur ditengah terik panas kehausan rasa keadilan bagi rakyat. Ini sebagai Amanat rakyat untuk memberantas KKN lewat TAP MPR XI/1999. Walau rakyat tidak merasakan langsung akibat sepak terjang KPK namun satu demi satu pejabat publik dipertontonkan menjadi pesakitan di hadapan media massa. Maka itu sudah cukup menghibur rakyat yang selalu bingung menghadapi ongkos hidup yang semakin mahal. Megawati yang meng syahkan berdirinya KPK menjelang akhir jabatannya namun SBY mendapatkan berkah pujian rakyat ketika KPK mulai beraksi. Maka SBY dan kabinetnya boleh menyebut dengan bangga dirinya sebagai clean government and professional. Rakya terpukau dan kembali memilihnya.

Namun perjalanan waktu , ternyata cara praktis atau menjadi extra ordinary bagi procedure formal lembaga yang sudah ada ( jaksa dan Polisi ) membuat gerah para elite negeri ini. Tak sedikit pejabat trias politika yang masuk bui dan yang belum tertangkap terasa duduk diatas bara. Kenyaman tak ada lagi. Sementara kebutuhan tak bisa dikekang. ” Apa arti kebebasan dan kekuasaan bila setiap hari dikecam rasa takut dan semua itu karena KPK” Kira kira demikian yang ada dibenak para elite. Perseteruan antara POLRI dan KPK tidak mungkin datang begitu saja tanpa keterlibatan invisible hand elite politik yang ingin mengembalikan cara cara lama dipakai dalam membrantas korupsi. Terbukti tahun 2007 pernah diajukan RUU untuk merevisi KPK namun tak terjadi.

Padahal disadari oleh elite politk bahwa KPK adalah sebuah kompromi final dari kemuakan rakyat terhadap ulah rezim Soeharto yang hoby KKN. Ini sebagai jalan terbaik daripada lahirnya revolusi sosial. Rakya dapat menerima semua efek dari kesalahan orde baru asalkan ada cara yang efektif untuk membrantas korupsi. Namun sebuah kekuasaan ternyata memang tak nyaman bila harus ada system hukum yang antibodi seperti KPK , yang dengan mudah menyadap, menyita , menyekal dan menangkap tanpa memperdulikan "azas pra duga tak bersalah"

Perserteruan antara KPK dan Polri hanyalah satu bentuk yang nampak dipermukaan sebagai bagian dari upaya elite ( DPR dan Pemerintah ) untuk memandulkan peran KPK agar kekuasaan menjadi berkah yang nyaman dan menyamankan. Hingga tak ada lagi kelak, pejabat DPR yang dipermalukan karena korupsi atau pejabat gubernur atau menteri harus berhadapan dengan palu hakim. Karena banyak sekali kasus yang siap menjadikan mereka pesakitan dihadapan rakyat.

Thursday, October 15, 2009

Cinta

Diantara tujuh orang bersaudara mungkin sayalah yang didik dengan keras oleh Ayah saya. Sedikit saja kesalahan , pasti harus dibayar. Tidak ada yang gratis. Sulit sekali melihat ayah tersenyum melihat saya. Ayah memperhatikan semua hal tentang saya, termasuk yang sepele. Rambut panjang sedikit ,harus dicukur. Dan itu selalu dia kawal ketempat tukang cukur. Dia sendiri yang menentukan seberapa pendek rambut saya yang pantas. Semua rapor seklolah saya juga diperiksa langsung olehnya. Ayah hanya mau tanda tangan rapor sekolah apabila nilainya bagus. Hal ini berbeda sekali saudara saya yang lainnya. Namun kala itu nalar saya belum bisa menerima perbedaan sikap ayah terhadap saya.. Saya menerima semua itu karena saya mencintai ayah dengan sepenuh hati. Tanpa ada prasangka apapun. Sebelum saya bisa memahami itu semua, Ayah telah dipanggil oleh Allah.

Berjalannya waktu, saya dapat memahami tentang hakikat cinta. Ayah saya tidak pernah memuji saya karena dia tidak ingin saya hancur karena pujian. Ayah selalu menegur keras setiap kesalahan karena dia tak ingin saya berbuat salah. Ayah selalu memperhatikan saya karna dia sangat mencintai saya. Bahkan lebih dari jiwanya. Itulah sebabnya bila marahnya mengaburkan kelembutan hatinya untuk sekedar berkata” aku mencintaimu”. Tidak ada kata kata lembut bila ayah marah dan begitulah cara ayah mengungkap bahasa cintanya. Setelah dewasa dan punya keluarga, barulah saya dapat memahami sepenuh hati tentang ayah. Lebih daripada itu adalah ternyata ungkapan bahasa cinta tidak melulu dengan ungkapan indra kasat mata. Dia teraktualkan dalam bentuk lembut, kasar dan kadang samar samar. Semua karena cinta yang lahir dari kalbu terdalam.

Ada istilah ” Cinta keras” , yang mengungkap cinta dengan mudah tersinggung, mudah cemburu, mudah marah atau sangat sensitif terhadap orang yang dicintainya. Ada juga istilah ” Cinta lembut ”, yang terkesan mudah memaafkan, menghindari komplik atau kata kata kasar, mudah tersenyum dan selalu mau menjadi pendengar yang baik bagi orang yang dicintainya. Kalau manusia disuruh memilih orang yang pantas dicintainya maka tentu akan memilih orang yang bisa bersikap dengan cinta lembut. Namun hidup bukanlah soal memilih apa yang kita mau. Misteri kehidupan terlalu luas untuk kita pahami. Disinilah peran Allah berada dengan sangat agung , untuk menjadikan peran seperti apa terhadap orang yang kita cintai. Lebut atau kasar, dibalik itu semua Allah berada untuk mendidik kita semua dengan cinta.

Mengapa Ayah bersikap keras kepada saya , mungkin karena saya termasuk yang nakal dan super kreatif yang kadang membahayakan diri saya sendiri. Lebih daripad itu saya anak laki laki tertua yang terlalu diharapkan ayah sebagai pemimpin saudara saya lainnya.Dari sikap keras ayah itulah menjadi pelajaran bagi saudara saya semua untuk tidak berkelakuan seperti saya. Dan ayah memang bisa bersikap lembut dan mudah berkompromi dengan kesalahan saudara saya lainnnya. Namun, mungkin sayalah yang mendapatkan manfaat besar dari sikap ayah itu. Sifat sabar , berani bersikap dan terkendali dalam emosi hadir karena didikan ayah ketika saya masih kecil.

Begitupula dengan kehidupan lainnya. Begitu banyak bencana datang kepada kita, itu semua cara Allah mendidik suatu kaum. Cinta bukanlah soal sikap yang lahiriah yang bicara soal masa kini tapi cinta berbicara suatu hal yang tak dapat dilihat dengan mata dan berspektrum jauh kedepan. Ini hanya bisa dipahami bagi orang yang didalam kalbunya bersemayam cinta hakiki.

Dari itu semua, saya tidak pernah lagi melihat ungkapan bahasa cinta sebagai sebuah aksesory kehidupan yang penuh keindahan. Saya akan menerima perlakuan apapun dari siapapun yang mengenal saya. Bukan soal dia merugikan atau menguntungkan saya, tapi bagaimana saya menerima itu sebagai ujud kehadiran Cinta Allah lewat orang sekitar saya, walau kadang tak menyamankan. Cinta adalah anugerah terindah dari Allah dan darinya manusia dididik untuk menjadi sempurna.

Sunday, October 11, 2009

Terimakasih

Ada kesan yang menarik sebagai bagian dari program Hari Kemerdekaan China. Saya menonton acara CCTV tentang kunjungan anak sekolah ke rumah rumah mantan pejabat. Yang dikunjungi bukan hanya mantan pejabat tinggi tapi juga pejabat biasa. Mereka semua pensiun dengan tenang dan hidup dalam keadaan sederhana. Para anak murid sekolah itu datang kerumah pejabat bukan hanya bertamu tapi juga melayani segala kebutuhannya. Layaknya anak melayani orang tua yang sudah uzur. Saya perhatikan anak anak itu melayani dengan sepenuh hati. Kegiatan ini diawali oleh President Hu yang mendatangi rumah bagi venteran kemerdekaan China. Kegiatannya sama yaitu melayani sang veteran, seperti menyuapi makan, membimbing ke Toilet dan lain lain. Semua dilakukan dengan senyuman kasih sayang.

Begitulah cara china mendidik generasinya untuk mencintai mereka yang telah berjasa kepada bangsanya. Siapapun dia, apapun jabatannya, mereka semua telah mengabdikan umurnya bagi bangsanya. Maka generasi penerus harus berterimakasih untuk itu. Ujud terimakasih bukan hanya dalam bentuk lagu dan upacara tapi merasakan akrab lahir batin dengan para pejuang itu. Nampak air mata berlinang bagi setiap mantan pejabat yang didatangi itu. Mereka terharu. Karena menyaksikan generasi penerusnya lebih baik dari mereka. Dulu mereka masih menggunakan baju drill kualitas rendah tapi kini generasi penerusnya telah menggunakan baju woll dengan kualitas terbaik China. Dan yang lebih penting lagi bahwa para generasi penerus mencintai mereka dan tetap menganggap merekalah yang terbaik.

Progaram ini keliatannya bukan hanya ditujukan sebagai tanda terimakasih generasi penerus kepada generasi sebelumnya tapi lebih daripada itu adalah menggugah para pejabat yang kini berkuasa untuk memberikan kesan terbaik bagi umurnya. Mereka harus membuktikan kecintaannya kepada tanah air dengan kerja keras dan jujur agar kelak ketika mereka pensiun pantas untuk dihargai. Setidaknya , sikap mereka kini akan menentukan nilai mereka kemudian. Di China, apabila pejabat dihukum karena korupsi maka hukum sosial lebih berat dibandingkan hukuman mati. Keluarga dan keturunannya mendapatkan aib seumur hidup. Mereka terhina oleh kelompok sosialnya dan terisolasi. Budaya malu dan mengutamakan kehormatan telah menjadi kekuatan ampuh bagi rezim yang berkuasa untuk kampanye anti korupsi.

Rasa terimakasih adalah ujud dasar akhlak mulia. Diceritakan dalam Hadith Nabi tentang seorang yang dianiaya oleh penyamun. Setelah harta diambil, kemudian tangan dan kakinya dipotong. Korban ditinggalkan begitu saja ditengah gurun. Tapi korban ini tetap hidup karena lukanya ditutup oleh jutaan semut yang mengerumuninya. Begitu berat penderitaannya karena teraniaya tapi Allah menempatkannya ke neraka. Apa pasal ? Karena orang ini tidak bisa berterimakasih dengan semut yang telah membantunya menutupi luka. Orang ini selalu mengeluh dengan keadaannya dan berharap Allah melindunginya. Padahal Allah telah memerintahkan semut tapi dia meminta lebih dari apa yang Allah berikan. Diapun lupa berterimakasih.

Begitulah, bahwa bila kepada mahkluk saja kita tidak bisa berterimakasih apalagi kepada Allah yang telah memberikan kita terlalu banyak dan tak ternilai berupa nikmat akal, nikmat panca indra , dan nikmat kehidupan. Orang yang tidak pandai bersyukur kepada Allah adalah serendah rendahnya makhluk. Orang yang tidak pandai berterimakasih atas jasa orang lain adalah orang yang memenggal masa lalunya dan hidup dalam kegelapan aura untuk dicintai dan mencintai...Siapapun kita harus menanamkan budaya ”terimakasih”, utamanya kepada mereka yang telah berbuat karena cinta , sekecil apapun pemberiannya

Thursday, October 01, 2009

Bencana lagi ?

Kemajuan inptek diera modern dewasa ini telah membuat manusia merasa mampu berbuat apa saja. Logika dipertuhankan. Tapi satu fakta yang sampai kini tak bisa dijawab oleh kemampuan Inptek bahwa tak ada satupun tekhnolgi atau pengetahuan yang mampu memastikan jadwal kapan gempa itu terjadi. Dimana sumber gempa itu tepatnya yang akan terjadi. Tak ada yang bisa menduga. Tekhnologi modern hanya mampu mempelajari sebab akibat dari gempa. Hanya itu. Tapi , jawaban yang diberikan tak menyelesaikan esensi yang sebenarnya. Sama seperti tak ada orang yang bisa menduga kapan dia mati. Ilmu pengetahuan mampu menjawab sebab kematian walau tak sebenarnya tepat.

Keangkuhan paham sekuler yang mempertuhankan Ilmu akal sulit untuk mengakui esensi dari bencana yang sebenarnya. Karena dia berada diruang yang sangat sempit dan terbatas. Sementara memahami alam semesta ini tidak bisa hanya mengandalkan Ilmu tapi lebih daripada itu adalah pehaman akan qada dan qadar yang menjadi hak Allah. Pemahaman ini hanya mungkin bila qalbu manusia putih bersih hingga hijab terbuka. Maka Allah lah yang akan mengajarkan manusia untuk menjadi khalifah dimuka bumi. Satu ketika terjadi gempa di jazirah Arab. Ketika itu Umar Bin Khatap sebagai khalifah. Dia menghentakan tongkatnya sambil berkata kepada bumi ” wahai bumi,engkau hamba Allah dan aku khalifahNya, mengapa engkau berguncang, apakah aku pernah bertindak tidak adil atas engkau?. Dengan seketika gempa berhenti. Allah berjanji dalam Qur’an Surat Al Anbiya’ ayat 105 : “ akan Aku wariskan bumi ini kepada hamba-hambaKu yang soleh( bertaqwa) ”.

Sejarah masa lalu yang diceritakan oleh Allah dalam Alquran, jelas menyebutkan bahwa bencana itu datang karena azab Allah serbagai bentuk peringatan. Peristiwa alam yang dikatakan oleh penganut paham sekuler sebagai penyebab gempa hanyalah sebuah sunatullah. Kesadaran bahwa bencana datang sebagai azab dari Allah , maka Umar Bin Khatap berkata sebagaimana diriwayatkan oleh Shafiyah binti Ubaid bahwa sesudah gempa Umar berpidato ”Kalian suka melakukan bid’ah yang tidak ada dalam Alquran, sunah Rasul dan ijma para sahabat Nabi sehingga kemurkaan dan siksa Allah turun lebih cepat.”.

Itulah sikap seorang pemimpin yang bertakwa kepada Allah . Umar adalah kepala negara yang adil kepada siapapun termasuk kepada orang kafir dan melaksanakan roda pemerintahannya berdasarkan ruh Alquran dan Hadith secara kaffah. Di era umar tidak akan pernah diizinkan kemunkaran , kezoliman merajelala. Keadilan ditegakan walau dia harus membunuh sendiri anaknya yang melakukan kesalahan. Korupsi receh tak diberi ruang, apalagi korupsi besar. Walau ketika itu perluasan kekuasaan Khalifah sudah hampir seluruh jazirah arab namun dia tetap hidup sederhana, yang tak ubahnya dengan penduduk yang masih belum menikmati kemakmuran. Hatinya sangat dekat dengan orang miskin dan airmatanya tak henti beurai dalam tahajudnya untuk memohon ampun atas segala kelalaiannya melindungi rakyat.

Dengan itu semua, Umar bin Khatap , tetap mengakui bahwa bencana itu akibat dari dosa sebagai ujud peringatan dari Allah. Agar manusia mendapatkan hikmah untuk semakin dekat kepada Allah. Bertobat sebelum datangnya kematian. Inilah ujud kasih sayang Allah agar kita senantiasa berprasangka baik kepada Allah. Bagaimana dengan Indonesia. ? Allah menjawabnya dalam surat Al-Balad : 1 – 7 , 11 – 18) ” Sesungguhnya Aku bersumpah dengan negeri ini. Dan kamu tinggal di negeri ini. Demi Bapak dan anaknya.Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam kesusah payahan..Apakah ia menduga bahwa tidak akan ada seorangpun yang berkuasa atasnya. Dia berkata, “Saya menghambur-hamburkan harta yang banyak”. Apakah ia menduga bahwa tidak seorangpun yang melihatnya

Dan Kami telah menunjukkan 2(dua) jalan , kebajikan dan kejahatan. Namun dia tidak menempuh jalan yang mendaki dan berliku-liku. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan berliku-liku itu?. Yaitu memerdekakan hamba saya. Atau memberi makan pada hari penceklik, kepada anak yatim yang masih kerabat. Atau kepada orang miskin yang melarat.

Selagi kita tidak menyadari itu, maka bencana akan terus datang silih berganti. Pemimpinlah yang bertanggung jawab untuk mengingatkan umatnya. Tentu dimulai dari keteladanan para pemimpin untuk bertobat dan merangkai kebijakannya dengan kasih sayang demi tegaknya keadilan , kebenaran, kebaikan di bumi pertiwi. Maka berkah Allah akan datang, bumi indonesia bukan lagi negeri ditengah bencana tak berujung...Mungkinkah ?

Tuesday, September 22, 2009

Menghidupkan

Dulu kita terpesona dengan bertebarannya bintang dilangit. Bila malam kita memandang langit dan bermimpi untuk menjangkaunya. Langit adalah batas manusia. Tapi dengan kemajuan ilmu pengetahuan barulah kita sadari bahwa disamping kehidupan ruang angkasa yang penuh takjub itu ternyata ada juga yang tak kurang menakjubkan yaitu kehidupan mikrokosmos, yaitu GEN. Tuibuh kita terdiri dari banyak sekali sel. Dalam setiap satu kilogram berat badan kita terdapat satu triliun sel. Artinya bila berat tubuh anda 65 Kg maka jumlah sel anda adalah 65 triliun. Jumlah ini mungkin lebih banyak dari jumlah benda luar angkasa.

Didalam sel itu terdapat nukleus yang dilapisi oleh membran ( pelindung). Gen terletak didalam nukleus itu yang merupakan asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleat acid ( DNA ). DNA inilah yang disebut dengan GEN. Pada DNA ini terdapat molekul Adenin, Timin, Citosin dan Guanin. Atau disingkat dengan hurup kimia ATCG.yang oleh ilmuwan dikenal sebagai kode genetik kita dan dipercaya memuat semua informasi yang diperlukan untuk membentuk kehidupan. Satu buah sel manusia memiliki tiga miliar hurup. Bayangkanlah berapa jumlah informasi yang terdapat didalam Gen kita yang jumlahnya puluhan triliun itu. Yang lebih menakjubkan lagi adalah sel yang sekian banyaknya itu mempunya fungsi dan struktur yang sama serta informasi yang sama, yaitu membangun.

Sel kulit, mata, otak, jantung, rambut, mempunya fungsi dan struktur yang sama. Tapi hebatnya satu sama lain tidak pernah salah fungsinya ketika mereka berada diposisinya. Contoh sel kulit tidak mungkin dia membuat mata. Sel mata tak mungkin membuat jantung. Bayangkanlah bila organisasi itu kacau. Sampai kini system iti berjalan dengan well organise. Mengapa ini bisa terjadi ? Kazuo Murakami Ahli Genetika terkemuka dunia dalam penelitiannya menemukan rahasia ini, yang disebut dengan mekanisme ’nyala / padam. Lewat mekanisme inilah masing masing sel dapat berfungsi dengan tepat sesuai timing dan tempatnya. Misal , bila sel itu bertugas membuat kuku, maka sel kuku akan menyala dan fungsi lainnya akan padam. Sel payudara untuk wanita tidak akan tumbuh sebelum waktunya tepat. Artinya sebelum usia balikh sel ini padam dan baru akan nyala ketika wanita mencapai usia balikh.

Tapi semakin dalam penelitan orang tentang genetika semakin orang terkagum kagum melebihi rahasia ruang angkasa.. Mengapa ? ternyata mekanisme padam/nyala itu tidak hanya dipengaruhi oleh timing dan tempat tapi juga oleh faktor psikologis. Karena kalau semua sel itu sama pada setiap manusia tapi mengapa takdir berbeda satu sama lain. Mengapa menausia yang berjumlah 6 miliar di bumi ini tidak ada yang sama rupanya. Bahkan sidik jarinya saja tidak ada yang sama.. Bukan itu saja , fakta bahwa struktur genetik dasar dari setiap makluk hidup, mulai dari mikroba yang paling kecil hingga hewan, tumbuhan mempunyai kesamaan dan dengan ”prisip kerja yang sama” dengan mausia. Tapi tetap saja ujudnya berbeda.

Kebaikan atau keburukan, salah atau benar, sehat atau sakit, bahagia atau menderita tak bisa dilepasakan dari mekanisme ”nyala/padam” sel itu sendiri. Artinya sejauhnya mana fungsi sel itu menghasilkan kebaikan untuk tubuh kita berkembang di dunia ini sangat tergantung dari jiwa kita.. Nah, jiwa ini dipengaruhi oleh faktor eksternal yang bersifat informasi yang kita terima. Informasi bisa dalam bentuk apa yang kita lihat, rasakan, dengar dan baca. Itulah yang akan dominan memerintah sel ”nyala/padam” untuk akhirnya menentukan takdir kita. Yang pasti didalam GEN itu terdapat semua informasi untuk kita menjadi apa. Tergantung cara bagaimana kita memadamkan dan menyalakannya.

Untuk diketahui bahwa Gen yang begitu besar dalam tubuh kita , ternyata hanya 5- 10% saja yang berfungsi disetiap waktu. Sampai kini para ilmuwah tidak tahu apa yang dilakukan oleh sisanya. Tapi dengan hanya 5-10% saja sel berfungsi ternyata telah membuat manusia bisa pergi keruang angka, membangun gedung pencakar langit, membuat pesawat super sonic dan berbagai kehandalann ilmu pengatahuan moden. Bayangkanlah bila semua fungsi sel itu bekerja, apa jadinya ?. Dan mungkinkah dimasa depan sel itu akan terus bertambah fungsinya sebagai sebuah evolusi manusia menuju purna ? yang pasti proses evolusi manusia menuju kepada satu titik yaitu musnah . Begitupula makhluk lainnya.

Ternyata kekuatan dahsyah mengarahkan jiwa kita untuk mengontrol ”nyala/padam ” itu adalah kekuatan spiritual kita.sendiri. Semakin tinggi pemahaman spiritual kita semakin tinggi kemampuan kita mengendalikan ”nyala padam itu” untuk lehirnya kebahagian yang menentramkan. Semakin rendah nilai spiritual kita semakin rendah kemampuan kita meraih keselamatan dan kebahagian. Makanya kita sadar dan tahu bahwa Allah mengirim rasul tak lebih untuk menuntun kita untuk menjadi sempurna dengan cara yang benar sesuai dengan makanisme tubuh kita yang Allah ciptakan. Betapa meruginya manusia yang tak mau mengikuti apa kata Allah yang disampaikan oleh rasul. Karena inilah ujud nyata kasih sayang Allah yang Maha Agung. Itulah yang membedakan kita dengan makhluk lainya dibumi.

Thursday, September 03, 2009

Rendah hati

Acap saya bertemu dengan seseorang yang begitu sederhananya. Pada kartu namanya hanya menyebutkan namanya. Tidak ada titel dan jabatan yang tertera. Ketika dia berbicara , suaranya lembut tanpa intonasi yang meledak ledak. Susunan katanya rapi dan jelas. Wajahnya selalu berhias senyuman. Ketika terjadi dialogh , dia menjadi pendengar yang baik dan berbicara dengan baik pula. Apa yang saya rasakan dari orang ini ? bagaimana menurut anda ? tentu kita langsung tertarik dengan orang ini. Kita tidak lagi peduli soal tak jelas titel dan kedudukannya. Dia kita hormati karena sifat tawadhunya. Belakangan saya ketahui orang ini ternyata seorang Phd dengan kedudukan bergengsi. Rasa hormat saya semakin tinggi.

Sebaliknya, acap saya bertemu dengan orang yang begitu menjaga penampilannya. Pakaiannya bermerek terkenal. Kartu namanya menyebutkan jabatan dan titel yang berderet. Kendaraannya menunjukan kelasnya sebagai orang yang sukses. Bila dia berbicara , ingin menguasai keadaan dan malas mendengar. Dia bersikap , membangun image agar orang menghormatinya. Semua itu tidak murah. Dia harus mengeluarkan uang tidak sedikit. Lantas apa yang kita rasakan dengan orang ini ? Kita mungkin menghormatinya , tapi bukan dirinya. Rasa hormat hanya kepada pakaian, kendaraan, kedudukan dan titelnya. Itu saja. Semua itu hanyalah lambang dari kesombongan. Bagi yang memuja itu dan menghormatinya maka sudah terperangkan dalam budaya sombong.

Sombong atau takabur adalah yang paling dibenci oleh Allah. Makhluk Allah yang paling mulia dan selalu beribadah kepada Allah , akhirnya dikutuk karena sombongnya. Itulah Iblis namanya. Firaun ditenggelamkan Allah di laut merah, ketika mngejar Musa karena kesombongan dan kecongkakannya. Ia merasa memiliki kekuasaan sehingga merasa pantas untuk disembah dan dipuja. Qarun yang akhirnya dibenamkan Allah kedalam bumi bersama seluruh kekayaannya karena sombong dengan harta yang melimpah. Demikian Al Quran bercerita tentang hadirnya sifat sombong itu , selalu karena merasa paling banyak beribadah, paling berkuasa dan paling banyak harta. Inilah cobaan yang terberat hingga membuat manusia mudah tergelincir.

Sifat sombong itu menyebabkan seseorang terhalang mendapatkan hidayah dan tidak akan pernah merasakan wanginya sorga. seperti terjadi pada Abu Jahal, yang merasa memiliki kekuatan dan pengaruh hingga merasa tidak butuh pertolongan Allah dan menafikan ajakan Rasulullah untuk beriman. Tak jauh beda dengan para pemimpin era sekarang yang cepat sekali tersinggung bila masalah negara dikaitkan dengan Al Quran dan hadith. Mereka cepat sekali berkata bahwa masalah politik tidak boleh dikait kaitkan dengan Agama. Bagi yang rajin menyuarakan tentang perlunya agama diterapkan secara kafah maka akan dicap sebagai fundamentalis.

Fatimah istri Khalifah Umar Abdul Azis acap melihat suaminya menangis ketika tahajud. Padahal kekuasaan ditangannya telah membuat negara makmur. Ketika Fatimah menanyakan itu, Umar berkata ” Saya lagi merenungi nasib rakyat, takut masih ada diantara mereka yang lapar, yang sakit tanpa pengobatan, yang tidak mempunyai pakaian, yang dizalimi, yang terasing, yang tua bangka tanpa ada bantuan, yang miskin dan mempunyai banyak keluarga dan lain sebagainya dibelahan negeri ini. Saya tahu dihari kiamat nanti akan dimintai pertanggungan jawab atas mereka. Saya takut kalau saya tidak mempunyai alasan yang benar. Itulah sebabnya saya menangis.” Itulah bila pemimpin yang jauh dari sifat takabur , maka yang terjadi adalah keadilan bagi siapa saja. Seperti kata Umar ” siapa saja yang berada pada posisi seperti saya pasti akan bersedih. Bayangkan , saya selalu memikirkan bagaimana menyampaikan setiap hak kepada masing masing rakyat, baik ia meminta ataupun tidak ”

Sifat sombong akan melahirkan perbedaan . Kelas terbentak antara sikaya dan simiskin dalam bentuk lingkungan mewah dan kumuh. Ekonomic class dan first class. Jarak simiskin dan sikaya semakin jauh dan jauh. Yang kaya curiga kepada silapar, yang miskin gusar kepada sikaya. Bagaikan srigala dan domba. Tapi dizaman Umar berkuasa , srigala dan domba hidup berdampingan dalam satu gembala. Ketika ditanya bagaimana mungkin srigala itu tidak menyerang domba, sang pengembala menjawab ” Bila pemimpin baik maka seluruh akan baik.”. Pemimpin yang jauh dari kemewahan seremonial dengan segala astribut kekuasaan dalam bentuk istana dan kendaraan mewah. Dia tampil dan akrab secara lahir maupun batin dengan rakyat yang mayoritas masih miskin...

Tuesday, September 01, 2009

Untuk apa ?

Tak ada seorangpun yang berusia lebih dari seratus tahun, dan tidak ada satu dari seribu orang yang dapat mencapai usia seratus. Dan bahkan orang yang satu ini menghabiskan setengah dari kurun waktu kehidupannya sebagai anak anak yang tak berdaya atau orang tua yang sudah pikun. Dari waktu yang tersisa, setengahnya dihabiskan untuk tidur atau terbuang disiang hari. Selanjutnya dari sekian waktu yang tersisa dari itu semua masih didera oleh rasa sakit, penyakit, kesedihan,dendam, kematian,kerugian , kekawatiran serta ketakutan. Dalam kurun waktu sepuluh tahun atau lebih, boleh dikatakan bahwa tidak sampai satu jam seseorang dapat merasakan kedamaian terhadap diri sendiri dan lingkungannya.

Bila demikian untuk apakah manusia hidup ? Apakah kesenangan yang dapat diperoleh dari kehidupan itu ? apakah kita hidup untuk menikmati keindahan serta kekayaan? Apa kah untuk menikmati keindahan suara dan warna wani alam ? Bukankah ada saatnya ketika keindahan dan kekayaan tidak lagi memenuhi kesenangan hati, dan ada pula saatnya ketika suara dan warna menjadi sesuatu yang menggangu telingan dan mata.

Apakah kita hidup agar ditakut takuti sehingga tunduk pada hukum dan kadang kadang bertindak nekat melawan hukum karena didorong oleh materi dunia. Kita merusak diri kita sendiri dengan berusaha mati matian merangkak keatas, sambil berusaha untuk mereguk pujian dangkal yang diperdengarkan satu jam semata. Mencari akal untuk menemukan bagaimana caranya nama baik kita tetap dikenang setelah kematian. Kita bergerak melintasi dunia dalam suatu celah sempit yang penuh dengan berbagai hal remeh yang kita lihat serta dengar, sambil berpikir berdasarkan prasangka prasangka , mengambaikan kenyamanan hidup , tanpa menyadari bahwa kita telah kehilangan segala galanya.

Orang tolol disadarkan bahwa kehidupan dan kematian datang secara tiba tiba. Mereka tidak mengingkari salah satu dari keinginan keinginan alami mereka, dan tidak pula menekan satupun diantara hasrat hasrat mereka. Mereka menyimak melalui kehidupan , sambil memperoleh kesenangan yang digerakan oleh detak jantung mereka. Karena tidak memedulikan amalan setelah kematian, merekapun menguasai hukum dunia. Mereka tidak pula memperdulikan tabungan bekal akhirat dan tak memperdulikan soal usia panjang atau pendek. Mereka hidup dalam kesian siaan dan merugi.

Ketahuilah bahwa mereka yang memahami kehidupan tidak akan mengupayakan sesuatu yang tidak diberikan oleh kehidupan. Mereka yang memahami kekuasaan Allah tidak akan mengupayakan sesuatu yang berada diluar jangkauan takhdirnya. Memahami adalah puncak dari keimanan. Kelemahan kita terhadap sang waktu. Kseharian kita yang terisolasi oleh kekuasaan Allah. Maka Allah berfirman dalam Alquran ” Sesungguhnya manusia itu hidup dalam keadaan merugi, kecuali orang orang y ang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasihat menasehati untuk kebenaran dan nasehat menasehati supaya berlaku sabar

Selamanya akan ada jurang yang sangat dalam antara kita dengan al-Quran jika kita tidak memunculkannya dalam perasaan kita dan menghadirkannya dalam hati kita. Al-Quran ini di turunkan kepada umat yang mempunyai semangat untuk hidup dan diarahkan untuk menghadapi problematika umat ini dan umat manusia pada umumnya. Selain itu juga berfungsi untuk mengatur pergolakan yang terjadi dalam jiwa manusia dan realita kehidupan di muka bumi yang selalu berputar dan berkembang. Selamanya akan ada tabir yang sangat tebal antara hati kita dengan al-Quran selama kita hanya membacanya atau mendengarnya sebagai rutinitas ritual. Hampa dari sentuhan-sentuhan yang berhubungan dengan realitas kehidupan manusia sehari-hari, yang selalu dihadapi oleh makhluk yang bernama manusia dan yang di alami oleh umat yang bernama kaum muslimin!

Saturday, August 15, 2009

Nikmat dan Nafsu

Pada suata hari didalam kelas , seorang guru memberikan pertanyaan kepada muridnya. Tahukah kalian tentang 7 keajaiban dunia ? saya minta kalian menulis daftar keajaiban dunia dan segera kumpulkan kemeja saya.” Para murid dengan cepat menulis keajaiban dunia itu dalam daftar. Mereka menulis daftar tersebut yaitu , 1. Egypt's Great Pyramids 2. Taj Mahal 3. Grand Canyon, 4. Panama Canal , 5. Borobudur, 6. St. Peter's Basilica, 7. China's Great Wall. Tapi ada satu murid yang belum juga menyerahkan daftar jawaban tersebut. Kemudian Guru bertanya kepada murid ini « Apakah kamu ada kesulitan menjawab pertanyaan itu. Sang Murid menjawab " Sebentar bu, keliatannya jawaban saya berbeda dengan yang lainnya." " Ok sebutkan apa jawaban mu « Kata sang guru ..

« Menurut saya keajaiban dunia itu adalah 1 Melihat, 2. Mendengar. 3. Menyentuh. 4. Selera. 5. Merasakan. 6. Tertawa dan 7. Mencintai. Dapatkan dibayangkan kehidupan tanpa tujuh itu. ? « Jawab sang murid. Ruangan kelas sunyi senyap. « Karena hal yang sangat bernilai dalam hidup ini dan ajaib , tidak bisa dibangun dengan tangan atau dibeli oleh manusia. Dia abadi menyatu dalam jiwa manusia. Ini keajaiban yang tak boleh satu detikpun kita lupakan sebagai ujud rasa syukur kepada sang pencipta kita.

Memang banyak orang begitu bangga dengan segala yang mampu dibuat dan dibelinya didunia ini namun itu semua tidak ada yang abadi. Apakah arti keindahan dunia , wanita cantik, gedung megah dan tahta berjenjang bila kita tidak bisa melihat ? Apakah arti hidup ini bila kita tidak bisa mendengar indahnya burung berkicau dipagi hari. Tak bisa mendenar suara penyanyi mendayu diringi oleh alat musik. Tak bisa merasakan gejolak kehangatan persahabatan melalui sentuhan jabatan tangan dan pelukan. Tak bisa menikmati rasa manis , asam, pahit, asin hingga tak ada lagi hidangan lezat. Tak bisa merasakan ceria dan empati kepada orang lain. Tak mampu tertawa menyalurkan letupan bahagia dan kelucuan. Dan tak bisa mencintai, hingga kesepian didunia ini. Bayangkanlah ! apabila ketujuh keajaiban dalam hidup kita itu diambil oleh Allah.

Tapi keadilan Allah berlaku bagi semua. Baik kaya maupun miskin, bodoh maupun pintar, Dibarat mapun ditimur, semua manusia mendapatkan ketujuh nikmat itu sebagai anugerah terindah dari Allah. Acapkali kita bersua dengan orang yang cacat, tak bisa melihat karena buta, tak bisa mendengar karena tuli. Atau melihat orang sakit yang tak bisa merasakan apapun. Melihat orang lain yang kesepian karena kehilangan cinta. Setiap hari kita menyaksikan kekurangan orang lain dan dengan itulah Allah berdialogh dengan kita. Tidak ada yang diharapkan Allah dari kita kecuali rasa syukur dalam bentuk perbuatan yang sesuai apa yang Allah mau.

Yang mebuat manusia lupa bersyukur kepada Allah tidak lebih karena nafsunya menunggangi nikmat pemberian Allah itu. Dengan ketujuh pemberiaan Allah itu, kita merasa akan hidup selama lamanya dan lupa akan esensi tujuan hidup didunia sebagai jembatan menuju kehidupan yang abadi setelah kematian. Ketika tujuan sudah terkaburkan maka hubungan kita kepada Allah hanya satu bentuk cara kita berniaga kepada Allah. Syirik sosial. Solat karena hasrat masuk sorga. Berdoa karena hasrat meminta. Bersedekah karena hasrat dapat berkah harta. Cinta kepada Allah pun bersyarat, layaknya kapitalisme. Nothng to free, Padahal andai kita dihidupan tujuh kali didunia ini, tak akan mampu membayar ketujuh nikmat yang telah Allah berikan.

Menaklukan nafsu bukanlah menghindari nafsu tapi mengelolanya dengan baik sesuai tuntunan hadith dan al Quran. Puncak dari rasa sukur itu tak lain adalah Ikhlas untuk berbuat karena Allah. Maka kemakmuran , kedamaian akan terjadi kini dan disini…

Tuesday, August 11, 2009

Ingatlah !

Seminggu lagi 17 Agustus. Kita akan menyaksikan bendera dikibarkan dengan diiringi lagu kebangsaan. Kitapun akan mengingat jasa para pahlawan. Setelah itu selesai. Lantas dimanakah makna sebuah tanah air ? enam puluh empat tahun yang lalu para pemimpin kala itu mencantumkan dengan hati bergetar kalimat ” Bahwa kemerdekaan adalah hak semua bangsa...” Karena kalimat itulah mereka berkyakinan hati untuk mempertahankan hak. Rakyat dibelakang mereka bahu membahu dan terkapar mati menjemput sahid. Apa yang diperjuangkan adalah hal yang universal. Tapi kini kita hanya mendengar kalimat itu dalam upacara dan ditanggapi dengan malas.

Kini, kita melihat Pancasila bukan lagi produk yang laku dijual diranah politik. Philosphy ”main” untuk menjadi pemenang menjadi trend baru. Pemain politik tak punya rasa percaya diri untuk mempertaruhkan pancasila sebagai landasan media image. Blackbery lebih laku dijual daripada Pancasila. Makanya jangan kaget bila kampanye politik perlunya consultant media yang tahu menipu publik demi image. ”Kita harus melihat ke barat dan belajar dari Barat untuk menjadi demokrat sejati. Anda tidak perlu paham soal angka kemiskinan dan ketertinggalan Indonesia dibanding negara lain. Yang harus anda pahami adalah kita berbangga diri sebagai bangsa yang demokratis dibanding Iran.”

Kini kitapun merasakan bahwa masa lalu yang bau amis darah demi berkibarnya sangsaka merah putih tak lagi sakral ketika rupiah kita sebagai lambang legitimasi negara tak laku di luar negeri untuk bayar hotel dan ticket pesawat. Pemahaman yang tercerahkan lewat media demokrasi telah mengaburkan hakikat merdeka. Bahwa orang peduli pada negerinya adalah amatir atau kolot. Orang yang memandang setiap negeri adalah negerinya, dia orang yang kuat dan professional. Dan orang yang menganggap asing negeri lain adalah fundamentalis alias ektrimis yang harus diperangi sebagai teroris. Ini era globalisasi. Batas nasionalisme tak perlu lagi diperjuangkan. Lewat satelit GPS , Satelit Springe dan MCI , dunia berada dalam satu kuridor menuju satu arah kiblat ke barat. Ini realita. Menentang ini adalah konyol.

Lantas dimanakah tanah air kita. Dimanakah kita harus berpijak ? apakah kita harus terus berpura pura tidak tahu dan membiarkan waktu menelan kita. Seperti sebagian orang berkata ” Apa salahnya AS dan Barat? Tanpa Cevron kita tidak bisa menutupi APBN untuk pendidikan dan kesehatan. Atau ” Tanpa underwrting JP mogant , global Bond kita tidak laku dijual. Tanpa asing kita sulit mengangkat pertumbuhan ekonomi dan menampung angkatan kerja.’ Singkatnya yang menolak asing dan bangga dengan potensi Indonesia untuk kemakmuran adalah ”mimpi. Yang realitas adalah potensi alam untuk globalisasi, bukan hanya untuk anak negeri yang bodoh dan tolol.

Dari itu semua, saya ingin mengutip kalimat Petrick Henry di abad ke 18 sebagai patriot AS mengusir kolonial inggeris ” Give me liberty or give me death ” . Kalimat ini juga ditulis di tembok jalanan Jakarta tahun 1945. Bahwa bagi AS dan juga kita , kemerdekaan adalah hak yang harus diperjuangkan dengan nyawa. Titik. Penjajahan dalam bentuk apapun harus dilawan.Untuk itulah perlu ada batasan kamu disana, kami disini. Nasionalisme menjadi kekuatan dahsyat untuk mempersatukan semua , menjadi benteng mempertahankan nilai nilai kemerdekaan dari waktu kewaktu. AS tak hentinya melakukan invasi kemana mana demi kepentingan nasional mereka. Sekecil apapun nasionalisme terganggu maka semua resource dikerahkan untuk melawan.

Mari kita ingatkan sejarah kemerdekaan kita, diatas tumpukan batu nisan dan lembaran cerita diperpustakaan. Jangan dianggap usang. Biarkan anak anak kita mengetahui semua dan jangan ditutupi dengan alasan apapun. Karena para pahlawan yang gugur dimedan laga tak berharap banyak kecuali ”ingat ingatlah kami , agar apa yang kami korbankan tidak sia sia ” Dari ingatan inilah , spiritual kita bangkit untuk menjadi komunitas yang pandai ”berterimakasih” dengan semangat bela negara dan cinta tanah air untuk tegaknya keadilan, kebenaran dan kebaikan dibumi pertiwi. Semoga...

Wednesday, August 05, 2009

Iran

Hari senin kemarin, Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, secara resmi merestui masa jabatan presiden Mahmoud Ahmadinejad untuk kedua kalinya. Dengan telah diperolehnya restu pemimpin tertinggi Iran itu, Ahmadinejad akan segera diambil sumpahnya oleh Parlemen pada hari rabu. Perseteruan antara kubu A Ahmadinejad dengan kubu oposisi Rafsanjani , Mohammad Khatami, Mir Hossein Mousavi dan Mehdi Karoubi berakhir sudah. Walau keempat kubu oposisi itu menentang keputusan itu dengan tidak menghadiri acara perestuan itu, namun the game is over. AS dan sekutunya tetap tidak mendukung keterpilihan Ahmadinejad sebagai president. Walau system demokrasi Iran telah melewati proses yang rumit dan memenangkan capres yang anti AS.

Saya memperhatikan soal Iran ini secara cermat melalui media massa. Juga melalui jaringan sosial internet. Semua media massa pro barat/AS tak henti hentinya melakukan kampanye mengecam Iran dan mendukung kelompok oposisi.,. Tewasnya seorang wanita dalam demontrasi besar besaran di Teheran paska Pileg Iran, dimuat luas oleh media international. Tak ketinggalan berita bertebaran lewat situs internet yang dimotori oleh Twitter, yang kemudian diikuti oleh You Tube, Facebook dan lainnya. Pejabat tinggi National Security Agency semasa George Bush, Mark Pfeifle memuji para media massa tersebut dan mengatakan dalam wawancara dengan FoxNews bahwa pendiri Twitter berhak mendapatkan Nobel Perdamaian.Dan Obama pun berkata bahwa ” Justice is needed for Iranians.

Mungkin sebagian kita menganggap bahwa demokrasi di Iran telah gagal karena kecurangan dan kekerasan terhadap demontrans. Benarkah ? Peristriwa paska Pileg memang dimanfaatkan secara systematis oleh AS dan Barat untuk menyudutkan Ahmadinejad yang anti AS. Tentu oposisi yang menentang Ahmadinejad lebih dipilih atau didukung oleh AS karena oposisi berjanji akan membekukan program nuklir Iran dan sekaligus akan bersikap lunak terhadap AS/Barat. Cara cara memanfaatkan massa jalanan memang efektif dalam system demokrasi bila cara procedural tidak seperti apa yang diamuin oleh AS. Namun ini dibaca dengan jelas oleh para mullah yang merupakan majelis tertinggi di Iran.

Teman saya di Dubai, yang aktif mendukung project funding di Iran mengatakan bahwa ” keributan yang terjadi paska Pileg adalah cara smart para mullah ,seperti menebar u mpan dicelah celah bebatun ditengah gurun untuk menangkap ular yang bersembunyi. Iran memang butuh ekstra hati hati terhadap siapapun yang ingin merubah Iran menjadi boneka AS. Terbukti, setelah Pileg keributan terjadi dan Iran berhasil menggilas hidden enemy yang berlindung dibalik demokrasi. Mereka semua ditangkap dan diadili tanpa publikasi. ”. AS tidak pernah belajar dari masalalu. Dulu ketika ”Irangate”, Oliver O North anggota NSA menjadi pesakitan didepan Senat AS karena mendukung persenjataan bagi kelompok penentang mullah untuk melakukan kudeta terhadap Ayatullah Khomeini, yang terbukti itu hanya rekayasa Mullah untuk mendapatkan senjata dari AS melawan Irak ( yang didukung AS )

Banyak pihak tak begitu paham tentang system demokrasi di Iran. Bahwa di Iran penguasa tertinggi adalah para Mullah, yang sekarang dipimpin oleh Ayatollah Ali Khamenei. Mullah inilah yang bertanggung jawab menentukan kebijakan strategis Iran dan sekaligus mengomandoi Angkatan bersenjata dan badan intelligent Iran dan berwewenang menyatakan negara dalam keadaan perang. Panglima Angkat Bersenjata , Kepala Polisi, Stasiun radio/televisi serta enam dan dari dua belas anggota Mejelis Wali Iran juga dilantik oleh Pemimpin Tertinggi ( Mjullah). Jadi president dan parlemen dalam system kekuasaan Iran tak lebih hanyalah alat dari para mullah ( penguasa tertinggi ) untuk tegaknya Islam dalam menegakan keadilan. Inilah system demokrasi ala Islam yang diyakini oleh Iran sangat efektif membendung kekuatan dari luar.

Saturday, August 01, 2009

Miracle

Dalam kehidupan sekarang ini, kita tentu sering menghadapi masalah. Kadang membuat gundah dan kawatir dengan segala masa depan kita. Kehilangan pekerjaan, diburu hutang, tak mampu bayar uang sekolah anak. Istri sakit tak ada uang berobat, di aniaya orang lain ,di fitnah dan banyak lagi yang menyesakan dada kita. Kita seperti berada diruang sempit ,dimana kekuatan akal dan tenaga tak lagi mampu mengatasinya. Maka jangan lupa…jangan lupa untuk berdialogh dengan Allah..

Dalam hadith yang dirawikan oleh HR. Bukhori Muslim., bercerita tentang tiga orang pemuda yang tersesat didalam sebuah goa. Karena sesuatu hal , hingga goa itu tertutup rapat. Dengan segala daya mereka berusaha untuk keluar dengan menggeser batu itu. Tapi tak berhasil. Upaya mencari jalan alternative untuk keluar dari goa itupun tak berhasil ditemukan. Akal dan kekuatan mereka tak berdaya menghadapi kenyataan ini. Mereka lelah. Lantas diantara mereka berkata.” Hanya Allah yang bisa menyelamatkan kita keluar dari goa ini. Karena apapun upaya kita telah dicoba dan hasilnya nihil. Nah marilah kita berdoa …” Mereka membutuhkan miracle.

Ketiga pemuda ini sadar bahwa mereka bukanlah seorang Ahli Ibadah yang hafal alquran atau pernah berjijhad membela agama dimedan perang. Tentu ada terbersit didalam pikiran mereka rasa malu untuk meminta mirracle dari Allah. Dalam batas rasional , kadang ketika manusia didorong oleh hasrat yang besar namun akal dan tenaga tak mampu menggapainya maka miracle selalu didamba. Dalam hal pemuda ini , apakah pantas mendapatkan itu dan kalau pantas bagaimana mendapatkannya ? Maka mereka sepakat untuk berdialogh dengan Allah lewat amalan yang pernah diperbuatnya., Dengarlah cara mereka berdialohg :

Pemuda pertama : ’Wahai Allah dahulu saya mempunyai ayah dan ibu dan saya biasa tidak memberi minuman susu pada seorang pun sebelum keduanya (ayah-ibu), baik pada keluarga atau hamba sahaya. Pada suatu hari saya menggembalakan ternak ditempat yang agak jauh sehingga tidaklah saya pulang kecuali sesudah larut malam sementara ayah ibuku telah tidur. Maka saya terus memerah susu untuk keduanya dan saya pun segan untuk membangunkan keduanya dan saya pun tidak akan memberikan minuman itu kepada siapa pun sebelum ayah ibu. Lalu saya menunggu keduanya hingga terbit fajar, maka bangunlah keduanya dan minum dari susu yang saya perah itu. Padahal semalam anak-anakku menangis didekat kakiku meminta susu itu. Wahai Allah jika saya melakukan itu semua benar-benar karena mengharapkan keridhoan-Mu maka lapangkanlah keadaan kami ini

Allah Menjawab : Pintu goa tersibak sedikit tapi belum cukup lebar untuk bisa keluar. … Mirracle pertama terjadi

Pemuda Kedua : ’Wahai Allah saya pernah terikat cinta kasih pada anak gadis pamanku, karena sangat cintanya saya selalu merayu dan ingin berzina dengannya akan tetapi ia selalu menolak hingga terjadi pada suatu saat ia menderita kelaparan dan datang minta bantuan kepadaku maka saya memberikan kepadanya seratus duapuluh dinar akan tetapi dengan perjanjian bahwa ia akan menyerahkan dirinya kepadaku pada malam harinya. Kemudian ketika saya telah berada diantara dua kakinya, tiba-tiba ia berkata,’Takutlah kepada Allah dan jangan kau pecahkan ‘tutup’ kecuali dengan cara yang halal. Saya pun segera bangun daripadanya padahal saya masih tetap menginginkannya dan saya tinggalkan dinar mas yang telah saya berikan kepadanya itu. Wahai Allah jika saya melakukan itu semata-mata karena mengharapkan keredhoan-Mu maka hindarkanlah kami dari kemalangan ini.

Allah menjawab : Pintu goa bergeser semakin lebar namun masih belum cukup untuk bisa keluar. Miracle kedua terjadi

Pemdua ketiga : ’Wahai Allah dahulu saya seorang majikan yang mempunyai banyak buruh pegawai dan pada suatu hari ketika saya membayar upah buruh-buruh itu tiba-tiba ada seorang dari mereka yang tidak sabar menunggu dan ia segera pergi meninggalkan upah, terus pulang ke rumahnya dan tidak kembali. Maka saya pergunakan upah itu sehingga bertambah dan berbuah menjadi kekayaan. Setelah beberapa waktu lamanya buruh itu pun datang dan berkata,’Wahai Abdullah berilah kepadaku upahku dahulu itu?’ Saya menjawab,’Semua kekayaan yang didepanmu itu adalah dari upahmu yang berupa onta, lembu dan kambing serta budak penggembalanya itu.’ Orang itu berkata,’Wahai Abdullah kau jangan mengejekku.’ Saya menjawab,’Saya tidak mengejekmu.’ Lalu diambilnya semua yang disebut itu dan tidak meninggalkan satu pun daripadanya. Wahai Allah jika saya melakukan itu semua karena mengharapkan keredhoan-Mu maka hindarilah kami dari kesempitan ini

Allah menjawab “ Pintu goa terbuka lebar. Hingga mereka semua bisa keluar dari ruang sempit digoa itu. Miracle ketiga terjadi dan tuntas menyelesaikan masalah..

Kisah diatas sebagai suatu analogi bahwa impossible is nothing. Ada tiga amalan sholeh tertinggi dan ini sejajar dengan berjihad dimedan perang membela agama, yaitu Berbakti kepada ibu bapak. Kedua, menolak berzina dan yang Ketiga berlaku adil kepada yang lemah…Inilah yang akan memberikan miracle kepada anda semua bila akal dan tenaga tak lagi mampu mengatasi. Dikala ada kesempatan dan lapang maka perbanyaklah amal sholeh itu. Karena itu adalah trigger untuk mendapatkan miracle yang bersumber dari Allah.

Saturday, July 18, 2009

NKRI

Setiap elite berkata lantang kalau ditanya soal NKRI. Jawaban mereka jelas dan tegas : “NKRI harga mati” atau “ tak bisa ditawar “. Demikianlah adanya. Dulu ketika Indonesia diproklamirkan maka konsep negara kesatuan bukanlah konsep yang mudah untuk dicetuskan. Rapat marathon dalam PPKI berlangsung alot. Satu sama lain bersiteganng soal ini. Pertanyaan mendasar yang sulit dipecahkan adalah “ apa yang mengharuskan kita bersatu”. Sumatera tidak punya kepentingan apapun bila harus bergabung dengan jawa. Begitupula dengan Jawa, Kalimantan dan lainnnya bersikap sama.

Tapi sejarah mencatat , bahwa para tokoh pendiri negara kala itu, berhenti berbeda pendapat ketika ruh agama diungkapkan kedepan. Yang mempersatukan kita adalah “agama kita “. Agama kita mengenal satu Tuhan. Mengapa kita harus berbeda bila tujuan hidup kita adalah sama. Mengapa ? Demikian Muhammad Yamin berkata dan kemudian dijabarkan oleh Soekarno. Ini semua diaminin oleh Agus Halim , Hatta dan lainnya. Perbedaan suku dan budaya tak lagi dibahas bila sudah menyangkut soal agama. Itulah sebabnya Ketuhanan Yang Maha Esa ditempatkan dalam sila pertama Pancasila. Mungkin kitalah satu satunya negara didunia yang menjadikan Tuhan sebagai dasar bernegara dan menempatkan urutan pertama dari Palsafah negara.

Mengapa ketika Agama dikedepankan lantas semua setuju disebut sebagai negara kesatuan ? Jawabannya sederhana. Bahwa setiap agama mengajarkan satu hal , yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Tidak ada agama yang mengajarkan keadilan yang subjective. Tidak ada!. Adil dan beradab sangat tinggi sekali nilainya. Didalamnya terkandung cinta dan kasih sayang. Berbuat karena cinta untuk memanusiakan manusia. Manusia memang butuh kerja dan itu adalah keadilan. Tapi membayar upah dengan murah adalah tidak beradab. Sekolah hak keadilan bagi semua orang tapi menyuruh orang membayar uang masuk perguruan tinggi mahal maka itu tidak beradab namanya. Perbedaan kelas dan terjadi jurang yang lebar antara si kaya dan simiskin merupakan bentuk dari tidak adanya kemanusiaan yang adil dan beradab dinegeri ini.

Bila Kemanusiaan yang adil dan beradab dapat ditegakan dinegeri ini maka pasti Persatuan dan kesatuan akan terbentuk dengan sendirinya. Cinta tanah air dan bela negara akan menjadi ruh kehidupan berbangsa dan bernegara. Jangan kita sesali bila Papua bergolak.Itu karena rasa kemanusiaan yang adil dan beradab tidak dirasakan oleh rakyat papua. Mereka menyaksikan setiap hari Freeport menguras hasil bumi mereka tapi kehidupan mereka masih miskin dan terbelakang. Ini satu contoh. Tanyalah rakyat di Pulau Sipadan tentang keberadaan Republik ini? Kenyataanya sehari hari kebutuhan pokok mereka didatangkan dari Malaysia, dan mereka lebih mengenal ringgit daripada Rupiah.

Ketika Persatuan Indonesia dilandasi oleh rasa kemanusiaan yang adil dan beradab oleh seluruh rakyat maka kepemimpinan dipercayakan kepada elite . Mereka adalah segelintir orang yang lahir dari proses kepemimpinan yang berakar dari bawah. Mereka menjadi inpirasi bagi public sebagai taladan dan akhirnya melahirkan aspirasi kolektif. Karena para elite ini bersikap dan berbuat berdasarkan hikmat dan kebijaksanaan. Merupakan perpaduan kehalusan nurani dan kekuatan pikiran untuk cinta, keikhlasan. Tidak ada menang kalah dalam mengambil keputusan. Semua dimusyawarahkan untuk menghasilkan mufakat. Semua berpihak kepada kebenaran bukan golongan atau kepentingan. Tapi lihatlah kini,..elite politik layaknya berdagang dengan amanahnya. Pemerintahpun sudah bergaya seperti broker nasional resource kepada asing. . Penegak hukum sudah berlaku diatas keadilan subjective. Karena kekuasaan didapat dari membayar dan kepemimpinan sudah jauh dari hikmat kebijaksanaan.

Bila elite kekuasaan terdiri dari orang orang yang amanah berdasarkan hikmat dan kebijaksanaan maka tentu keadilan social bagi seluruh rakyat akan terjelma. Bila Pancasila hanya jadi jargon politik saja dan mengawal NKRI dengan bedil….Tidak akan ada kesatun dan persatuan dibawan system yang jauh dari agama. Kalaupun ada maka itu adalah keterpaksaan saja….Semoga kita menyadari Pancasila sebagai sikap hidup berbangsa dan bernegara. Karena bila tidak maka terlalu mahal taruhannya bila sampai terjadi perang kelas. Tak akan ada yang bisa meleraikan karena agama sebagai pemersatu dan pendamai sudah terkaburkan Jangan jadikan Pancasila hanya sebatas jargon. Jangan..

Cerdas berlogika dan bersikap.

Mengapa kegiatan ekonomi itu terbelah.Ada yang formal dan ada yang informal. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang melimpah sumber day...