Tuesday, February 22, 2011

Sangat takut ...

Kemarin ketemu dengan teman di Musholla Plaza Indonesia. Lama tidak bertemu dan terakhir bertemu setahun lalu ketika dia datang kerumah. Saya melihat ada sesuatu yang berbeda dengan teman ini. Wajahnya lebih bersih dan dia nampak agak kurus dari sebelumnya. Usai sholat , kami berbicara sambil menunggu sholat Maghrip. Mungkin dia melihat ada tanda tanya tersirat diwajah saya tentang dia yang kini. ” Saya takut kepada Allah. Takut sekali” Itu katanya. Saya terkejut ketika dia berkata seperti itu. Takut , benarlah manusia semua merasa takut. Tapi , ”takut sekali” disampaikan dengan roman wajah yang benar benar takut , itulah yang luar biasa.

Dia terdiam lama setelah usai mengatakan ” takut sekali.”. Saya tak ingin mengomentari lebih jauh. Karena saya tahu teman ini sedang berpikir sesuatu untuk mengatakan alasan dia berkata ”takut kepada Allah”. Benarlah , dia melanjutkan. Setengah tahun lalu, saya berkunjung kerumah sakit melihat kerabat family yang sakit keras. Kebetulan sekali saya melihat dengan mata kepala ketika ajalnya menjemput. Detik demi detik sakratul maut itu berlangsung, saya saksikan tanpa satupun terlewati. Dan ketika itu, saya lihat keningnya berkerut keras, mata tanpa pancaran makna ,kosong. Dada berkali kali terangkat. Jari kaki bergerak liar dan akhirnya tertekuk ketika dada terhempas dan mata tertutup dengan diiringi mulut yang juga tertutup rapat. Nyawanya terangkat dari tubuh, namun seperti nyawa saya sendiri yang lepas. Saya merasa terjatuh kedalam jurang yang teramat dalam. Ya, inilah maut. Inilah kematian yang semua manusia pasti akan menemuinya. Teman ini kembali terdiam. Airmatanya berlinang.

Akibat peristiwa itu, saya selalu gelisah. Setiap malam , setiap berangkat tidur, saya tak bisa memejamkan mata. Saya takut , takut sekali kalau besok tak lagi bisa melihat matahari.. Saya takut akan siksa Allah. Karena Allah berfirman ” Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna (al-mâ’un),” (QS Al-Ma’un [107]: 1-7). Saya gelisah setiap hari membayangkan betapa saya termasuk mendustakan agama. Walau saya sholat, saya ber haji dan melaksanakan seluruh rukun iman dan rukum Islam , tetap saja saya digolongkan sebagai pendusta oleh Allah. Karena saya berharta namun berbagi hanya sekedarnya dan itupun kalau sempat. Saya berilmu , kalaupun berbagi itupun ala kadarnya. Saya takut harta saya berkurang tapi saya lupa bahwa bila ajal datang, tak ada yang dibawa kecuali iman.

Saya paham ilmu syariat agama. Lanjutnya. Saya tahu semua hal tentang aqidah tapi satuhal, saya tidak mau tahu bila dicap Allah sebagai pendusta , hanya karena Akal saya tidak bisa menerima bila kerja keras saya berlelah lelah harus dibagi kepada mereka yang miskin dan lemah. Kalau saya berzakat maka itu tak lebih memperolok Allah karena tak sebanding dengan harga mobil mewah saya dan apalagi dengan rumah mewah saya. Saya ikhlas bila jumlahnya sedikit dan berpikir bila jumlah banyak. Saya benar benar bermain main dengan nikmat Allah dan pantas disebut sebagai pendusta. Makanya saya takut , takut sekali kepada Allah. Takut bila ajal datang , saya masih dalam status sebagai pendusta Agama, orang yang sholat tapi celaka.

Kini, lanjut teman saya itu sambil menghapus airmatanya, dia tersenyum. Harta yang ada saya miliki telah terdistribusikan kepada mereka yang lemah dan miskin. Semakin banyak harta mendekat semakin saya takut kepada Allah dan inilah membuat saya semakin dekat kepada orang miskin, untuk mendekat kepada Allah tentunya.Karena saya merasa benar benar telah melaksanakan agama tanpa ”takut” dicap ”pendusta” oleh Allah. Kini , inilah saya. Bersyariatpun semaki ikhlas. Walau saya tak lagi berpenampilan berkelas namun rezeki saya tak kurang apapun, bahkan semakin lengkap dengan jiwa yang tenang dan tentu badan yagn sehat. Dan tahukah kamu, katanya. Bukankah disisi manusia akan lenyap dan disisi Allah abadi (QS. An-Nahl:96). Teman ini sadar akan itu dan menemukan hidayah...Subhanallah..

Monday, February 14, 2011

Hakikat.

Teman saya yang boleh dikatakan tidak beragama sejak lahir karena memang tidak didokrin oleh orang tuanya soal agama. Kemarin mengatakan kepada saya bahwa dia sudah masuk Islam. Bagaimana sampai dia bisa memeluk agama Islam ? Siapa yang telah mempengaruhinya?. Walau dia sahabat saya dalam dunia bisnis namun saya tak pernah mempengaruhinya untuk masuk Islam. “ Awalnya dari sikap hidup kamu yang menjadi tanda tanya besar bagi saya dan akirnya saya mencari tahu lebih dalam tentang islam” Saya sempat terkejut dengan alasanya itu. Penilaiannya terhadap saya bahwa bagaimana mungki dalam situasi tersulit saya tidak nampak resah. Tidak berusaha mencari hiburan memanjakan diri padahal saya mampu untuk memanjakan diri. Tidak berusaha marah padahal saya pantas untuk marah. Tidak kecewa padahal saya pantas untuk kecewa.Tidak tertawa padahal saya pantas tertawa. Demikian pertanyaan membuncah dalam dirinya terhadap saya.

Saya sendiri tidak menyadari apa yang dia amati tentang saya. Bagi saya itu sudah nature sebagai proses perjalanan hidup sehingga saya bersifat seperti itu. Nothing to special. Tapi bagi dia itu sesuatu tanda tannya besar. Diapun tidak pernah bertanya alasan saya bersikap seperti yang dia amati itu. Dia berusaha mencari tahu sendiri. Ternyata lebih satu tahun dia mempelajari agama islam. Lewat internet dia mendalami agama islam. Berkat search engine google , setiap pertanyaannya dapat segera terjawab lewat tulisan dijejaring sosial dalam bahasa inggeris. Akhirnya dia sampai pada kesimpulan untuk memilih Islam sebagai pedoman hidupnya. Apa kesimpulan mendasar yang dia dapat dari mempelajari Islam? . Dia mengatakan bahwa Islam adalah agama cinta. Bukan agama sesembahan seperti yang diyakini agama lainnya. Apapun amalan yang kita lakukan akan kembali kepada diri kita sendiri.

Berkat cinta Allah, Dia memberi manusia kecintaan akan harta dunia ( QS. Alil- Imran (3): 14 ) dan juga kecintaan akan sesuatu yang berlebihan ( QS. AL Fajr (89) : 20 ).. Padahal ini jalan membuat manusia lupa akanNya. Bijaknya Allah, Dia pun mengirim rasul untuk menyampaikan kabar gembira untuk bagaimana caranya mengelola kecintaan kepada dunia itu tidak sampai membuat manusia lupa akan cintanya kepada Allah. Kalaupun ada ketentuan punishment ( neraka ) dan reward ( sorga), itu bukanlah platform beragama. Karena itu tak lain cara Allah menempatkan system pengelolaan melekat pada diri manusia agar tetap berkiblat kepada Allah. Islam bukanlah agama yang dipenuhi oleh euforia metafora akan sorga. Bukan pula agama yang menjadi teror akan neraka. Bukan!. Islam adalah agama cinta dan kasih sayang untuk mengenal Allah dan kembali kepada Allah dalam kadar kesempurnan sebaik baiknya ciptaaan Allah. Semua selain Allah adalah ciptaan. Setiap ciptaan tidak ada yang abadi juga tentu tidak sempurna. Namun yang pasti tidak ada pencipta membenci ciptaannya. Demikian uraian teman saya itu. Saya terpesona dengan ungkapanya itu

Kemudian dia melanjutkan. Itulah sebabnya bila kecintaan kepada Allah telah bersemayam dihati maka manusia itu sangat berbeda dengan yang lainnya. Dia kuat dan teramat kuat dalam ukuran rasional manusia kebanyakan. Dalam keadaan apapun dia tetap kuat. Karena baginya nasip baik maupun nasip buruk, sama saja baginya. Dua duanya adalah cobaan dari Allah dan buah cinta Allah. Mungkin suatu saat dia sampai pada puncak kesalahen tertinggi dan bisa saja satu saat diapun akan tergelincir kelembah dosa karena lupa dan dia sadar Allah akan memberikan punishmen. Diapun kembali kepada Allah dan Allah menyambut kembali kehadirannya dengan cinta. Selagi hayat dikandung badan, Allah akan mengujinya dan tentu juga Allah akan menjaganya dari ujian itu. Karena Allah tidak akan menguji bila manusia tidak mampu melewatinya. Subhanallah. Begitu indahnya kata kata hikmah keluar dari teman mualaf ini.

Apa yang dirasakan oleh teman itu membuat saya begitu bahagiannya. Saya teringat akan firman Allah dalam hadith qudsi “ Jika Aku telah menjadikan hamba Ku mampu menemukan kebahagiaan dan kesenangan mengingat-Ku, ia akan menginginkan-Ku dengan penuh gairah. Dan dengan gairah itupula, Aku menginginkannya “ Teman ini adalah mualaf dan lewat akalnya dia menemukan kebenaran dan lewat hatinya dia merasakan kehadiran Tuhan , untuk menapak langkah menuju Tuhan. Menjemput Cinta Allah dan hanya Allah. Maka kini kesehariannya yang saya lihat memang berbeda dari dia yang sebelumnya. Dirinya diliputi oleh cinta, tak mudah marah, tak mudah kecewa, tak mudah mabuk kesenangan, dan tentu mudah memberi untuk sesuatu yang terbaik yang ada padanya. Sungguh benar adanya, bila pemberi cinta yang kita gapai tentu cinta pula yang akan kita dapat. Maka dimanapun berada, di dunia maupun akhirat akan menjadi sebaik baiknya tempat...Now, you are not longer my friend but my brother. katanya sambil tersenyum. Sayapun merangkulnya. Bukankah kecintaan kepada saudara muslim adalah repliksi kecintaan kepada Allah. Sesama muslim adalah bersaudara. Satu sakit maka yang lain juga sakit.

Thursday, February 10, 2011

Pilihan


Bulan lalu adik bungsu saya datang kepada saya. Dia minta restu saya untuk meminang wanita pilihannya. Saya terharu mendengar takadnya. Bagi saya , dia sedang berbaiat untuk melangkah diatas titian yang sangat halus sekali. Dikanan kirinya terdapat jurang menganga siap melahapnya dengan penderitaan.. Dia sadar akan itu semua. Sedikit saja dia tak stabil maka tergelincirlah dia. Tekadnya telah bulat sebulat matanya melihat kedepan, kepada tujuan yang di sunahkah oleh Rasul. Dia tak takut walau bekal penghidupannya hanyalah seorang dosen yang masih honorer. Dia tak kawatir dengan peliknya hidup dengan penghasilan yang terbatas. Tekad telah diikrarkannya. Sayapun memberikan dukungan dengan teriring doa kepada Allah , semoga adik saya menjadikan perkawinannya sebagai caranya menjadi sempurna, sebagaimana Allah mengujinya beragama lewat istri yang akan menjadi makmunnya.

Rizki, Jodoh dan Maut adalah takdir Allah. Ini bukanlah soal siap atau tidak siap. Ini soal keikhlasan menerima bila saatnya datang. Sebagaimana rezeki, mungkin imajinasi rezeki adalah kemudahan dan kebahagiaa maka dikejarlah rezeki yang banyak, tapi tak sedikit justru rezeki mendulang prahara demi prahara. Tak sedikit orang jatuh kelembah nista karena rezeki yang dikejarnya. Jodoh , mungkin semua berkeinginan bila jodoh akan mendatangkan kebahagiaan dan kesenangan maka dipilihlah jodoh yang kaya /cantik/ ganteng, tapi tak sedikit jodoh mendatangkan derita tak bertepi. Tak sedikit pula orang berkeluarga berujung pada airmata perceraian. Kematian, tak ada manusia yang siap untuk segera mati maka dihiburlah diri sepuasnya.Tapi semua orang tak bisa mengelak kematian. Manusia begitu hebatnya menggunakan akal tentang seperti apa rezeki yang diinginkannya, seperti apa jodoh yang akan menjadi pendampingnya, seperti apa kematian yang ingin dihindarinya. Tapi semua itu pada akhirnya tak seperti apa yang dipikirkannya. Tak seperti harapannya. Maka begitulah kekecewaan tak terhindarkan.

Apa yang membuat saya terharu terhadap sikap adik saya.Bahwa dia tidak pernah bermimpi indah tentang sebuah pernikahan kecuali hanya ingin beribadah kepada Allah. Karenanya dia tak gamang dengan keadaannya belum punya rumah, tidak gamang dengan penghasilannya belum stabil, tidak gamang biaya hidup yang menghadangnya. Dia tegar sebagaimana tegarnya dia menjalankan sunah rasul untuk berusaha menjadi sempurna sebagai seorang muslim. Maka menikah bukanlah soal siap tidak siap. Tapi soal pilihan untuk mengikuti perintah Allah dan sunnah rasul. Dia tak memilih wanita cantik bergaya modis. Dia pilih wanita berhijab yang terdidik baik dalam agama. Wanita pilihannya delapan tahun dipesantren dan kini sedang menyelesaikan S1 dan tentu memahami ilmu agama dengan baik. Inilah dasarnya dia memilih wanita, inilah modalnya untuk bersikap menerima jodohnya. Nabi bersabda. Pilihlah wanita karena agamanya.

Tak banyak yang saya sampaikan kepada adik saya ketika dia minta restu, yang segera saya restui. Kecuali , sedikit nasehat kepadanya. Jadikanlah rumah tangga itu sebagai lahan ibadah untuk menguji keimanan kita kepada Allah., Rumah tangga adalah miniatur world untuk kita terjun ke real world. Control yourself, you control the world. Ya rumah tangga bukanlah ajang menang kalah, pemimpin atau dipimpin tapi ajang mengalahkan diri sendiri dihadapan pasangan kita. Karena itulah Allah membekali kita dengan produk sorga yang bernama Cinta. Lewat cinta itulah setiap hari, setiap detik emosi kita dilatih untuk stabil dalam konsep memberi dan memberi. Jangan pernah meminta kesempurnaan dari pasanganmu tapi lengkapilah kekurangannya dengan sabar. Maka ma wadah, wa rahmah, akan sampai diatas siraman kasih sayang Allah. Itulah keluarga sakinah.

My dear brother , you always my dear and I will always be beside you under any circumstances. Ingatlah firman Allah. “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).” Don’t be afraid! Keep passion.,Pertolongan Allah akan sampai. Jodoh , Rezeki, Maut bukanlah moment untuk bernegosiasi kepada Allah. Bukanlah suatu wilayah untuk tawar menawar dihadapan Alalh. Bila saatnya datang, maka hadapilah dengan ikhlas.. Bacalah bismillahirrahmanirrahim .

Sunday, February 06, 2011

Rahmat Allah.

Data FAO menunjukan bahwa gejala kenaikan pangan sekarang ini bukan lagi hal yang biasa seperti dugaan para ekonom dan pemerintah kita. Bayangkanlah sejak tahun 2000 sampai tahun 2004 indek harga pangan tidak pernah tembus 100 poin. Tapi sejak tahun 2010 , bulan desember indek sudah mencapai 223,1 dan kini telah mencapai 230,7 poin. Ini benar benar luar biasa. Tak ada cara mudah lagi untuk mebalik keadaan dengan angka indek yang super tinggi itu. Ini bukan bubble price yang bisa dikoreksi dengan kebijakan seperti pemerintah dengan mencoba meng nol kan bea masuk 57 komoditas terkait pangan, yang justru mengakibat petani semakin terpuruk dan tidak ada pengaruh significant menekan harga. Sementara kebijakan international soal kenaikan harga pangan ini masih belum jelas arahnya. Keliatannya free market kembali diuji dalam konstelasi global setelah kejatuhan wall street dan bursa london akibat subpreme. Kegamangan pemimpin dunia seperti AS dan Eropa mulai nampak.

Karena harga pangan yang terus melambung membuat Rezim Tunisia tumbang. Dan kini terjadi krisis politik di Mesir juga karena harga pangan yang tak terkendalikan lagi. Keadaan itu tak beda dengan protes besar terjadi di Yordania, Yaman. Keadaan ini diluar kekuatan hegemoni politik AS yang dikenal sebagai super power menciptakan stabilitas politik dinegara bonekanya. Satu fakta lagi, bahwa kerumunan orang banyak yang keliatan setia ternyata loyalitasnya hanya sebatas perut. Tak ada sesungguhnya kesetiaan selagi perut kosong. Pangan adalah hak yang paling azazi bagi manusia dan setiap negara harus bertanggung jawab menyediakan kebutuhan pangan untuk semua orang ini. Tahun ini adalah tahun yang mengerikan bagi ekonomi global ,yang ditandai oleh tidak stabilnya harga pangan. Bukan karna musim tapi lebih kepada struktur bisnis pangan yang sudah sampai pada titik menjajah dalam tabiat kerakusan tak terbilang.

Disisi lain, harga migas kembali meroket tak terkendali yang mencapai USD 100 per barrel. Kembali pemerintah dan pengamat ekonomi menilai ini sebagai ”situasional” seperti tahun tahun sebelummya , yang bisa naik , bisa juga turun. Tapi satu hal mereka lupa bahwa kenaikan harga minya sekarang bukan karena permainan harga dipasar tapi lebih disebabkan oleh struktur bisinis minyak yang mulai rapuh, Sejak bencana pencemaran minyak oleh BP sampai kini belum mampu memupuskan kekhawatiran investor terhadap dampak bencana di Teluk Meksiko itu. Hingga terjadi kelangkaan sumber pendanaan bagi operasi minyak deep sea. Tentu akan mempengaruhi kemampuan akan suply minyak dipasar. Sementara upaya mendapatkan energi alternative semakin kehilangan daya sejak tidak stabilnya dunia perbankan yang tak siap membiayai resiko ketidak pastian bisnis renewel energy itu. Dengan demikian , harga minyak akan terus melambung diluar kendali.

Pangan dan minyak. Adalah dua hal yang paling menyentuh kehidupan dasar manusia modern. Tanpa pangan orang banyak terkapar. Harga pangan tinggi, orang banyak teriak marah. Energi menyusut , industri mati. Energi mahal, orang banyak menjerit karena kehilangan pekerjaan akibat pabrik yang merugi, ongkos yang melejit, inflasi tak terkendali. Kelompok middle class yang selama ini manja dan terus manja dengan situasi apapun tak akan bisa hidup tenang lagi apabila akibat ketidak adilan selama ini bagi mayoritas penduduk telah membuat mereka mulai marah menuntut keadilan. Marah dan marah yang tak bisa lagi diselesaikan dengan kompromi politik ditingkat elite tapi marah yang harus diselesaikan lewat revolusi. Ini pasti terjadi bila pemerintah masih sibuk dengan politik pencitraan dan kompromitis, pragmatisme tanpa solusi tepat kepada rencana sitematis yang bejangka panjang untuk kemakmuran rakyat.

Dari pada mengkawatirkan dampak gejolak di Mesir , Tunisia, Yaman, Yordan, lebih baik pemerintah kembali kepada konsep dasar membangun dengan lebih dulu mengakui kesalahan sistem yang lalu dan segera berubah melalui sistem yang diridhoi oleh Allah (QS. al-A’raf: 156, 157). Ingatlah bahwa negeri ini adalah tanah yang di rahmati Allah. Diciptakan Allah sebagai lumbung pangan dunia. Karena wilayah indonesia merupakan 46 % tanah diplanet bumi ini yang bisa ditanami dan lagi dapat ditanami sepanjang tahun. Seharusnya ini saatnya terjadi perubahan ( QS. al-Baqarah: 218) agar kita mampu menggunakan momentum kelangkaan pangan dunia sebagai awal membangun peradaban yang di rahmati Allah , bukan hanya bagi penduduk indonesia saja tapi dunia, ya rahmat bagi Alam Semesta. Lantas apa jadinya bila nikmat Allah ini kita abaikan ? ...

Tuesday, February 01, 2011

Sharing

Minggu lalu berdiskusi dengan teman. Teman ini menceritakan pengalamannya ketika bekerja di perusahaan TNC. Dia mendapat posisi yang diluar dari keahliannya dan tidak punya latar belakang pendidikan atas posisi yang baru itu. Dengan jujur dia mengatakan kepada atasannya bahwa dia tidak mengerti sama sekali bidang pekerjaan yang akan menjadi tanggung jawabnya itu. Pimpinannya menjawab dengan tegas bahwa ” dalam budaya perusahaan , tidak dikenal tidak bisa. Semua orang harus bisa melakukan sesuatu. ” Pimpinannnya menyarankannya untuk belajar kepada mereka yang mengetahui. Diapun mengirim email kepada seluruh teman kerja di group perusahaan yang berada di beberana negara didunia. Keesokan harinya, dia mendapatkan response puluhan email. Semua mereka memberikan informasi selengkap l;engkapnya tentang bidang tugasnya dan sekaligus memberikan literatur yang harus dibacanya dan diiringi dengan kesan bahwa mereka semua siap membantu tugasnya.

Dia sempat melontarkan kata kata “ Knowledge without sharing is no sense. Budaya ini memungkinkan seseorang yang tidak tahu apa apa tapi lewat budaya organisasi seseorang bisa pooling informasi dan pengalaman, dari manapun untuk membantunya melaksanakan pekerjaan , sehingga seseorang bisa menjadi cerdas, lebih mampu dan sehingga organisasi bisa lebih beradaftasi , lincah serta tangguh menghadapi perubahan yang cepat. Budaya berbagi pengetahuan adalah bagian dari budaya memberi. Budaya yang bersandar pada “ semua orang punya potensi berbeda dan tidak ada yang sempurna karenanya perlu berbagi “ Budaya ini tidak melihat kelebihan orang lain sebagai target kompetisi pribadi. Tidak ada superior pribadi. Yang ada hanyalah kebersamaan atau team work. Satu sama lain saling menempatkan rasa hormat , mengakui ketidak tahuan dan menerima saran atau pengetahuan dari orang lain bukanlah tanda kelemahan. Berbagi pengetahuan kepada orang lain bukanlah tanda pecundang.

Islam menegaskan berbagi pengetahuan itu adalah ibadah. Sebagaimana sabda Rasul ” "Sampaikanlah dariku, walaupun hanya satu ayat.".Berdiskusi adalah ajang sharing pengetahuan , ajang menebarkan pengetahuan yang makruf. Kenikmatan tak terhingga bagi saya bila terlibat dalam diskusi soal kebaikan. Saya tak pernah memilih topik apapun selagi itu bicara tentang kebaikan, kebenaran dan keadilan. Walau saya tak paham dunia hukum, tapi seorang ahli hukum dan juga praktisi hukum bicara, maka saya pendengar yang baik. Saya tidak ahli kimia tapi seorang bicara tentang dunia kimia maka saya pendengar yang baik, Saya tidak paham IT tapi seorang ahli IT bicara , saya pendengar yang baik. Saya tidak paham dunia kedokteran, tapi seorang dokter bicara , saya pendengar yang baik. Dari banyak menerima sedekah ( sharing ) pengetahuan itulah menjadi bekal saya untuk senantiasa mengkoreksi diri saya dan sekaligus meng update pribadi saya,serta sekaligus saya juga bisa menjadi broker pengetahuan kepada orang lain, yang kadang disampaikan lewat diskusi, sikap, note di facebook, blog dan lain lain.

Berbagi pengetahuan adalah dakwah dan ini diwajibkan kepada siapapun. Rasul bersabda kepada Ali "Wahai Ali, sungguh sekiranya Allah memberi hidayah kepada seseorang karena dakwahmu, itu lebih baik bagimu daripada onta merah." (HR. Bukhari-Muslim). Onta merah pada waktu itu adalah harta benda tak terbilang. Begitulah cara rasul menganalogika betapa tingginya nilai berbagi pengetahuan. Alangkah bahagianya kita bila karena informasi yang kita berikan, seseorang terhindar dari kebodohan, terhindar dari kesalahan, terhindar dari penyakit, terhindar dari kerugian yang tidak perlu, terhindar dari sifat fitnah. Semua kita termasuk orang merugi bila tidak membudayakan saling berbagi pengetahuan ( nasihat menasihati ) yang baik. (QS Al 'Ashr [103] : 1-3).

Komunitas islami adalah komunitas pendakwah yang didasarkan kepada cinta dan kasih sayang. Tak sungkan untuk menyampaikan kebenaran kepada siapapun dan selalu siap menerima kebenaran darimanapun sumbernya. Dengan begitu tentu dunia akan menjadi kokoh dalam kebersamaan cinta kasih tanpa melihat siapa yang paling kuat, paling kaya, paling lemah, paling miskin. Semua hidup dalam dakwah untuk berbagi dan menerima dengan menenmpatkan rasa hormat untuk semata mata beribadah kepada Allah, bukan mencari kebanggan pribadi atau kemenangan pribadi.

Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...