Sunday, April 22, 2007

Kekuatan Komunitas?

Dengan dalih globalisasi dan kesataraan , perdamaian dan kemerdekaan yang dikemas oleh bangsa barat untuk mengkampanyekan paham demokrasi telah membawa bangsa kita hanyut dalam jargon tersebut untuk akhirnya mengesampingkan paham ideologi Pancasila. Akar budaya bangsa indonesia adalah gotong royong dan kebersamaan dalam jalian musyawarah untuk mencapai tujuan bersama. Jadi akar budaya bangsa indonesia sebetulnya anti demokrasi dimana mayoritas mengontrol minoritas. Kemudian , dulu juga Indonesia tidak menerima paham sosialis marxis yang memberi hak negara mengontrol masyarakat untuk mengorganisir dirinya sendiri , termasuk hak individu untuk beragama.

“ Kita harus menjadi bangsa mandiri. “ itu yang disampaikan oleh teman ketika kami berdiskusi tentang kehidupan berbangsa bernegera. “ tapi “ lanjutnya “ Bagaimana kita mau mandiri ? Politik saja kita masih meniru paham negara lain. Demokrasi bukan produk bangsa kita. Demokrasi adalah hasil eksport bangsa barat kepada kita . Nah kalau dari segi idealogi saja kita terjajah dengan paham orang lain bagaimana kita bisa disebut sebagai bangsa mandiri.”

Pertanyaan nya kini , mengapa paham demokrasi begitu mendapat tempat dalam panggung politik. Jawaban sederhana saya peroleh dari teman ini bahwa ” Ketika negara tak berdaya menghadapi hutang luar negeri yang semakin mencekik leher dan ketergantungan begitu luas akan tekhnologi serta permodalan dengan pihak barat maka menerima demokrasi adalah bentuk lain dari kekalahan tanpa hormat sebagai bangsa. ” jadi demokrasi lahir di panggung politik adalah kekalahan dari suatu proses perang panjang sejak indonesia diproklamirkan sebagai bangsa merdeka. Akhirnya ,jadilah kini kita terjajah dalam bentuk lain. Menjadi negara dengan logo tanpa ruh. Menjadi negara dengan bendera tanpa darah.

Namannya negara terjajah maka tidak ada kamus untuk menjadikan bangsa ini menjadi besar dan makmur berkeadilan. Karena tidak ada kemakmuran bagi terjajah kecuali bagi penjajah. ” tapi ” teman saya mempunyai pendapat lain ” yang terjajah adalah elite dan penguasa. Bukan rakyat. Karena selama proses kekalahan itu rakyat tidak pernah dilibatkan dalam perang. Rakyat hanya menjadi penonton. Bila kini elite dan penguasa kalah maka itu biarkan saja menjadi bahan tontonan juga. Sementara rakyat tidak usah berharap lagi kepada elite dan penguasa untuk memperbaiki keadaan. Hegemoni ini harus dilawan dengan semangat kemandirian rakyat untuk mengorganisir dirinya sendiri lewat kegiatan ekonomi dan sosial.

Caranya bagaimana ? Teman saya ini dengan enteng menjawab seperti gaya Gus Dur ” Sebetulnya rakyat selama ini dapat survival tanpa dukungan dari pemerintah. Jadi mengapa masih juga berharap dari pemerintah. Banyak kegiatan sosial hidup subur tanpa bantuan pemerintah. Juga banyak Usaha kecil dan informal dapat tetap bertahan tanpa dukungan fasilitas negara. Yang harus dilakukan kini adalah memberdayakan masyarakat untuk tempil lebih kuat melalui program pembinaan dan pendidikan berkelanjutan tentang hak haknya sebagai rakyat. Sehingga akan tanpil kelak mayarakat yang kokoh , yang mampu mengorganisir dirinya untuk menolong dirinya sendiri. Ketika itulah elite dan penguasa kehilangan ruang untuk tetap menjadi pengekor negara penjajah. ”

” Caranya bagaimana mendidik masyarakat untuk mandiri tersebut ” ? Teman saya ini lagi lagi menjawab dengan enteng ” Kembali kepada jatidiri gerakan koperasi. Namun dalam gerakan ini harus berani lepas dari campur tangan pemerintah. Gerakan ini harus berorientasi pada perang total masyarakat kepada elite dan penguasa melalui pembangunan berbasis komunitas yang kuat dibidang ekonomi. Jadi ini adalah gerakan revolusi namun tidak melalui cara phisik tapi melalui revolusi penyebaran paham melawan ketidak adilan system. Para pedagang , petani, pekerja, pengrajin masing masing membentuk komunitas sendiri sendiri namun saling berinteraksi satu sama lain dalam jalinan sinergi yang harmonis.

Apa yang dikatakan teman ini mengingatkan akan Adam Weishaupt sebagai sosok manusia yang paling dikenal di kalangan komunitas zionis dan freemason. KIta semua tahu bahwa Yahudi adalah bangsa yang terusir dari tanah kelahirannya dan akhirnya menjadi pesakitan bagi semua bangsa lain. Ketika perang dunia kedua, Hitler menggiring ras yahudi ke penjaran dan kamar gas beracun. Namun berkat jargon kerbersamaan akan senasif , Adam Weishaupt berhasil menciptakan kekuatan komunitas yahudi yang sehingga walau minoritas namun menjadi penguasa disegala bidang kehidupan dan mengontrol perubahan dunia dibidang science ,budaya, sosial dan ekonomi. Juga ada kelompok Nan Yang Inc, yang merupakan kelompok masyarakat china perantauan yang muncul karena mereka merasa tidak bisa berharap banyak negara dimana mereka berada akan peduli pada mereka. Lambat namun pasti Nan Yang Inc telah menjadi komunitas yang kuat dan bahkan berpengaruh besar dimanapun mereka berada. Keberhasilan mereka telah mampu membuat mereka mempunyai posisi tawar menawar yang kuat dengan para elite dan penguasa untuk kepentingan usaha mereka dibidang pereknomian.

Kembali kepada diri kita sendiri , apakah kita bisa meniru gerakan Nan Yang Inc atau Yahudi dalam konteks yang positip ? Apakah yang akan menjadi perekat kita untuk menjadi komunitas yang kuat ? Siapakah yang akan menjadi mentor ? Mentor yang paling dekat kepada masyarkat adalah para pemuka agama. Merekalah yang kini satu satunya leader yang masih bisa diharapkan untuk memimpin komunitas dalam satu barisan yang kuat. Hal terakhi inilah yang membuat teman saya terdiam. Karena dia menyadari bahwa sebagian besar pemuka agamapun sudah menjadi tak terpisahkan bagian dari elite dan penguasa. Saatnya rakyat harus membentuk komunitas mandiri atau mati ditelan kehinaan..

Wednesday, April 18, 2007

Mencintai Sahabat

Seorang laki laki berjalan menempuh perjalan kesebuah kampong. Dijalan laki laki itu bertemu dengan seseorang dan terjadilah dialogh.

“ Kemanakah tujuanmu, hai sanak ?
“ Aku ingin mengunjungi seorang sahabat didesa sana “ jawab laki laki itu
“ Bukankah itu perjalan yang jauh, Mengapa anda harus bersusah susah menempuh perjalan jauh demi seorang sahabat? Apakah ada maksud lain dari kunjungan itu?”
“ Maksud kamu “ Laki laki itu nampak bingung akan arah pertanyaan itu.
“ Maksudku, apakah kamu pernah berhutang jasa kepada sahabat itu sehingga mengharuskan kamu membalas dan menghormatinya. “
“ Tidak. Tidak ada maksud lain kecuali karena saya mencintai sahabat saya itu. Silahturahmi haruslah dibangun tanpa ada maksud lain selain kecintaan kepada sahabat dan beribadah kepada Allah.” Laki laki itu menjawab sambil berhias senyuman.

Seseorang itu terperangah dengan jawaban indah itu. Kemudian berkata kepada laki laki itu “ Ketahuilah oleh mu, bahwa aku adalah malaikat yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan kabar gembira kepada mu bahwa Allah Swt akan mencintaimu selamanya sebab cintamu kepada sahabat”

Cerita diatas adalah terjemahan bebas dari hadith Rasulullah Saw yang dirawikan oleh HR Bukhari. Maknanya jelas sekali bahwa kecintaan kita kepada sesame karena Allah adalah kecintaan abadi ( unconditional love ). Dalam hadith Rasulullah bersabda “ Pada hari kiamat nanti Allah Swt akan berseru “ Mana orang orang yang saling mencintai hanya karena Aku? Pada hari kiamat yang tidak ada tempat bernaung ini, Aku akan memberikan rangungan Ku pada mereka semua ( HR Muslim).

Cinta datang karena anugerah Allah. Inilah firtrah manusia untuk mencinta dan dicintai. Cinta biasanya datang karena motive. Maklum saja karena cinta itu menyakut soal perasaan dan nafsu. Rasa cinta inilah yang membuat sebagian besar manusia menjadi pecundang dan juga menjadi mulia. Rasa cinta kepada istri yang cantik maka akan membuat kita kecewa ketika kecantikan memudar karena penyakit atau usia. Kecintaan kepada jabatan akan membuat post power syndrome ketika berakhirnya jabatan atau tersingkir karena sesuatu sebab. Kecintaan kepada anak akan mendulang kekecewaan ketika anak lebih dekat kepada istri atau suaminya. Kecintaan kepada harta akan menyiksa ketika devaluasi atau harga saham rontok atau laba usaha menurun atau bangkrut. Kecintaan kepada sahabat yang berharta akan membuat kita kecewa ketika dia kikir berbagi.

Hanya cinta kepada apapun karena berlandaskan kecintaan kepada Allah lah membuat kita memiliki cinta sejati dan menentramkan. Mencintai apapun karena hanya dan hanya karena ingin menjemput cinta Allah adalah kemuliaan hidup. Dan kita akan terhindar dari rasa kecewa atau marah karena cinta tak berbalas. Dengan cinta yang dilandasi karena Allah inilah membuat kehidupan didunia menjadi damai tentram dan sejahtera.

Friday, April 13, 2007

Generasi yang salah

Hampir sebagian besar para orang tua yang menyekolahkan anaknya , mengharapkan agar kelak anaknya dapat menjadi pegawai negeri atau swasta. Yang pegawai negeri diharapkan jadi pejabat. Yang pegawai swasta diharapkan kelak jadi manager atau direktur. Seakan dunia bekerja adalah dunia yang menjanjikan masa depan cemerlang. Mungkin karena sebagian besar kelompok menengah di Indonesia yang berhasil menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi berlatar belakang pegawai. Para orang tua hanya mengenal dunia “ Work and Reward “ yang serba pasti. Bayangan kehidupan wiraswata yang serba tidak pasti bukanlah tempat aman dan harus dihindari kecuali kesempatan kerja sudah tidak ada lagi. Ini bawaan yang salah dari generasa yang salah.

Para wiraswasta diabad modern ini bukan lagi penyedia kebutuhan pasar tapi mereka pencipta kemakmuran dan perubahan. Sikap mental wiraswasta yang tangguh menghadapi kompetisi, kreatifitas yang tinggi serta kemampuan mengikuti perubahan adalah asset bangsa yang tak terhingga untuk menggiring jutaan rakyat masuk kekelompok menengah. Untuk kemakmuran Indonesia , tidak dibutuhakn 10 juta wirawasta tangguh. Cukup empat juta wirawasta tangguh dengan bekal pendidikan yang cukup , sudah mampu menggiring jutaan rakyat keperingkat menengah. Cobalah hitung, bila 4 juta pengusaha ( 2 persen dari jumlahn penduduk ) professional itu dapat menarik angkatan kerja sebesar 25 orang per satu unit usaha maka jumlah angkatan kerja yang dapat ditampung sebesar 100 juta orang. Andai masing masing pekerja itu mempunyai tanggungan 2 orang maka jumlah yang dapat hidup dari kehadiran wiraswata unggul itu menjadi 200 juta orang atau sama dengan jumlah penduduk Indonesia. Pengusaha dengan jumlah karyawan sebanyak 25 orang bukanlah perusahaan besar tapi perusahaan tergolong menengah kecil. Artinya untuk menciptakan kemakmuran kita tidak butuh konglomerat , kita hanya butuh 4 juta pengusaha professional berskala kecil tapi tangguh.

Tentu bukan masalah besar bila ada kemauan besar untuk merubah budaya jongos menjadi juragan Masalahnya sekarang adalah budaya untuk memilih cara aman dan mudah adalah keseharian kita. Budaya berani menghadapi ketidak pastian dan bertarung dalam kompetisi meraih peluang pasar sesuatu yang langka. Mungkin karena ratusan tahun terjajah dan biasa diperintah hingga sangat sulit untuk merubahnya. Padahal dengan system demokratisasi anggaran melalui mekanisme deficit sudah sangat jelas menegaskan bahwa peran pemerintah/negara tidak lagi sebagai undertaker /provider untuk memenuhi semua kebutuhan rakyat. Pemerintah dalam konteks demokratisasi hanyalah sebagai regulator dan motivator untuk terbentuknya kemakmuran ditengah masyarakat.

Ketika pertumbuhan ekonomi melambat dan angkatan kerja terus meninggkat maka kumpulan para sarjana itu bukannya menjadi asset bangsa melainkan jadi beban negara yang minus kontribusinya. Mereka terpaksa masuk daftar pengangguran dan menjadi masalah social bagi Negara. Maka kitapun marah kepada pemerintah karena gagal menyediakan lapangan kerja untuk para putra kita yang lulus universitas. Seakan pemerintah kita tempatkan sebagai provider untuk ticket meraih masa depan. Padahal pemerintah sendiri adalah bagian yang terpasung dari kehadiran rakyat yang selalu meminta. Dimanapun , negara itu tidak pernah akan besar bila rakyat tidak mampu menjadi pahlawan, baik bagi dirinya sendiri maupun pahlawan bagi bangsanya. Itu hanya dimungkinkan dapat ditempuh melalui wiraswasta.

Di China sekarang tercatat jumlah wiraswata mencapai 80 juta orang. Sebagian besar mereka tergolong usaha kecil menengah. Sejumlah mereka tersebut rata rata menampung 10 orang tenaga kerja per unit usaha atau secara total sumbangan pengusaha menengah kecil tersebut terhadap penyedia lapangan kerja sebesar 800 juta. Artinya mereka mampu menampung seluruh angkatan kerja di china. Hampir 1 milliar penduduk china masuk dalam kelompok menengah dengan penghasilan USD 24,000 per tahun. Jumlah ini akan terus bertambah dengan semakin gencarnya kampanye pemerintah untuk melawan kehadiran pengusaha asing di china agar rakyat china dapat menjadi tuan dinegerinya sendiri disegala bidang. Tapi lihatlah daftar orang terkaya didunia. Dari 100 orang terkaya didunia tidak ada satupun berasal dari China namun peringkat pertama didunia dalam hal jumlah kelompok menengah adalah china.

Padahal kekayaan alam yang dimiliki Indonesia dan letak yang strategis diapit oleh dua benua serta berhadapan langsung dengan pacifik yang merupakan zona paling pesat pertumbuhan ekonominya adalah potensi yang tiada habisnya untuk unggul memanfaatkan peluang usaha disegala bidang. Tapi, kita tidak pernah melihat potensi kita kecuali terus berharap kemudahan dapat datang tanpa harus mengambil resiko. Sayangnya, kemudahan dengan banyak facilitas untuk berwiraswata , kemudahan mendapatkan lapangan kerja , sudah tidak ada lagi seiring dengan deru mesin globalisasi dan demokratisasi , dimana potensi setiap negara menjadi bukan hanya milik bangsa itu sendiri. Change your attitude then financial resource will follow you.

Monday, April 09, 2007

Cermin yang salah

Disuatu sudut jalan , sang anak jalanan meringis bersandar didinding halte bus. Usianya mungkin belum genap 10 tahun tapi sudah merasakan kepedihan yang teramat sangat. Dari kepalanya mengucur darah segar dan menutupi hampir setengah wajahnya. Anak itu tidak menangis. Matanya memancar marah namun tak berdaya. Dia baru saja berkelahi mempertahankan uang disakunya yang akan dirampas oleh preman dewasa. Uang tetap lepas dari tangannya namun dia sudah tampil sebagai petarung gagah berani ditengah rimba ibu kota. Kelak bila dewasa anak ini akan terlatih menghadapi kekerasan dan akan menjadikan itu untuk bertahan hidup. Tidak ada bedanya dengan sekelompok mahasiwa IPDN/STPDN Jawa Barat yang tak berdaya ditangan seniornya. Mereka dipaksa kalah oleh arogansi para senior. Kekalahan yang harus dibayar dengan sepak dan pukulan , yang kadang berakhir dengan kematian. Kelak , para pradja ini akan tampil sebagai pemimpin kota yang akan menularkan sikap keras itu dengan menindas rakyat kecil. Menggusur pedagang kaki lima. Menggaruk tunawisma dan semua dilakukan tentu dengan kekerasan dan kekerasan.

Kekerasan dalam bentuk paling primitip adalah dengan cara memukul dengan kepalan tangan atau senjata tajam. Kekerasan seperti ini hanya menimbulkan korban terbatas. Apapun alasannya , kekerasan itu muncul tidak lebih sosok dari naluri binatang untuk mempertahankan hidup. Namun ada juga kekerasan yang sistematis dan berdampak sangat luas. Adalah kebijakan pemerintah dari penguasa korup. Kekerasan ini tidak nampak dalam kacamata primitip namun dapat dirasakan dengan semakin langkanya kesempatan kerja, rusaknya lingkungan, rendanya akses rakyat kepada dukungan sosial , penggusuran tempat usaha bagi rakyat kecil dengan alasan ketertiban, rendahnya nilai tukar produk pertanian, lemahnya posisi tawar buruh dihadapan majikan, dan seterarusnya seterusnya. Kita menonton suatu drama kehidupan dimana yang kuat menindas yang lemah. Keadaan ini berlangsung dari abad keabad.

Pembodohan melalui kemiskinan rakyat adalah satu cara efektif membuat penguasa tetap berkuasa. Penguasa itu adalah komunitas terbatas yang tahu bagaimana hidup senang dari kebodohan dan kelemahan orang banyak. Seakan dunia terjerembab dalam cermin yang salah. Cermin dari filsup Darwin yang membenarkan hidup bukanlah tempat yang nyaman bagi si lemah. Dalam bukunya The Origin of Species by Means of Natural Selection or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for live. Salah satu pernyataan terpenting teori evolusi adalah "perjuangan untuk mempertahankan hidup" sebagai pendorong utama terjadinya perkembangan makhluk hidup di alam. Menurut Darwin, di alam terjadi perkelahian tanpa mengenal belas kasih demi mempertahankan hidup, ini adalah sebuah pertikaian abadi. Yang kuat selalu mengalahkan yang lemah. Thomas Malthus , juga memberikan penguatan tentang ini melalui teori tentang ” principle of population. Teori ini membenarkan bila kelompok yang kuat harus menindas yang lemah. Ini adaalah hukum alam yang tak dapat dihindarkan. Orang bodoh dimakan orang pintar.

Sebagaimana pemikiran Politikus pada paruh pertama abad ke-19, di seluruh Eropa, mereka membicarakan "masalah kependudukan" yang baru ditemukan, dan untuk merumuskan cara menerapkan anjuran Malthus untuk meningkatkan laju kematian orang-orang miskin: "Sebagai ganti ajakan hidup bersih kepada orang-orang miskin, kita harus menganjurkan kebiasaan hidup yang sebaliknya. Di kota-kota kita, kita hendaknya menjadikan jalanan semakin sempit, menjejali lebih banyak orang yang tinggal dalam rumah kumuh, dan mendorong munculnya kembali wabah penyakit. Di negeri ini kita harus membangun desa-desa di dekat tempat genangan air, dan secara khusus menganjurkan pemukiman di semua tempat basah rentan banjir dan tidak sehat," dan seterusnya, dan seterusnya...Seakan inilah menjadi lawan sejati dari kelompok agamais. Yang menginginkan kesetaraan, kemerdekaan untuk mencapai perdamaian dimuka bumi. Pertarungan antara yang benar dan salah atau antara YIN dan YANG.

Para agamais selelau mendengungkan tentang hidup damai dimuka bumi. Sementara kenyataan "Hidup memang tidak lagi bersahabat" ketika teori Darwin tentang gagasan "pertikaian di alam" memberikan bukti seperti adanya peperangan dengan mengatas-namakan rasisme, Fasisme, Komunisme, dan imperialisme. Kini teori Darwinisme telah dikemas dalam bentuk regulasi dan kebijakan kepada publik yang lebih santun namun tetap dilandasi keinginan golongan kuat untuk menindas orang-orang yang mereka anggap lebih lemah. Kita tidak perlu terkejut bila semakin banyak anak anak melata dijalanan dan pedagang digusur, tanah rakyat dianeksasi , lingkungan yang rusak dan tidak terjaminnya dukungan social bagi masyarakat miskin, lemahnya daya tahan hidup dan daya kompetisi petani. Karenanya sulit bagi kita kini bila harus menghentikan metode pendidikan calon pemimpin yang ada di IPDN/STPD yang mengutamakan pemahaman kekerasan sebagai cara memaksakan kehendak.

Cerdas berlogika dan bersikap.

Mengapa kegiatan ekonomi itu terbelah.Ada yang formal dan ada yang informal. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang melimpah sumber day...