Lima. Itu adalah bilangan yang selalu dekat dengan kita sehari hari.. Dimulai dengan Lima Indra ( Panca Indra ) yang terdiri dari mata, telinga, hidung, mulut dan kulit. Kemudian ada Pancasila. Palsafah negara kita yang sekarang sudah mulai dilupakan. Padahal didalam Pancasila ada Ketuhanan dan ruh yang menekankan perlunya kemanusiaan, keadilan. Tapi dalam kesempatan ini saya tidak akan membahas itu. Saya hanya akan memberikan makna menurut versi saya tentang Lima jari. Jari yang ada pada tangan kita. Tentu kita semua memiliki itu bila kita tidak cacat.
Jari Jempol ( ibu jari )
Dalam keseharian Jempol menjadi simbol tentang kesempurnaan, kehebatan. Pendek kata setiap kita melihat sesuatu yang sangat sempurna maka kita akan memberikan “acungan Jempol “ . Jarang sekali orang memberikan “acungan Jempol “ kepada lawannya. Walau sikap itu tentu sangatlah terpuji karena menghargai kelebihan lawan juga akan mengangkat nilai kita.
Dalam versi kepribadian maka jempol yang ada pada tangan anda itu seharusnya mengingatkan anda untuk selalu berbuat yang terbaik bagi orang banyak. Atau setidaknya berbuat baik untuk keluarga , teman dan lingkungan terdekat. Menjalani hidup dengan satu tekad “ berbuat baik “ tentu akan menjadikan anda pribadi yang Jempol dihadapan orang lain dan pasti akan jempol pula dihadapan Tuhan. Bila hubungan dengan manusia mendapat acungan jempol maka kehidupan itu akan menjadi indah bagi kita. Berbuat baik tidak membutuhkan biaya mahal. Dengan senyumanpun anda sudah melakukan kebaikan. Atau mulailah dari yang terkecil / sederhana. Misal memberi makan kepada kucing, tidak membuang sampah sembarangan, mendatangi sahabat atau keluarga yang terkena musibah, menjaga ketertiban berlalu lintas dan mengikuti aturan “dilarang merokok “ditempat umum , sabar dalam antrian. Dari yang sikap yang sederhana itu , bila anda dapat lakukan dengan konsisten maka setidaknya akan menumbuhkan rasa peduli kepada sesama dan menghargai aturan komunitas anda. Dari yang sederhana ini akan menyuburkan rasa kasih sayang didalam hati anda dan akirnya akan berbuah cinta kepada sesama. Maka anda memang pantas mendapat acungan jempol.
Jari Telunjuk.
Mungkin tidak pernah kita lihat bila kita menunjuk sesuatu menggunakan jari jempol. Memang ada sebagian budaya jawa yang mengharuskan hamba sahaya menunjuk dengan jari jempol. Alasanya tentu menjaga kesopanan. Karena menurut versi feodal hamba sahaya tidak berhak memberikan petunjuk. Dia adalah pribadi pelengkap penderita yang harus selalu ditunjukin. Tapi umumnya semua orang menunjuk dengan jari telunjuk. Karena itu adalah manusiawi dan seolah menjadi konsesus dibumi ini. Termasuk saya.
Dalam hal jari telunjuk ini , tentu kita haruslah mendapat pelajaran tentang perlunya kita mempunyai sifat memberi ‘petunjuk ‘kepada siapapun yang membutuhkan. Memberi petunjuk adalah kebaikan yang sangat mudah namun berdampak luas bagi orang yang anda beri petunjuk ( arahan ). Bila ada kesalahan nyata terjadi didepan anda maka seharusnya anda berani menyampaikan kebenaran dalam konsep memberi petunjuk. Tidak dalam arti menggurui dengan paksaan. Banyak kita lihat sekarang betapa masyarakat individualist sangat mahal memberi pentunjuk bahkan menjadikan petunjuk sebagai satu komiditi ( lahan business ) Kehidupan yang penuh kompetisi telah membuat orang menjadikan petunjuk sebagai satuhal yang sangat mahal. Semakin mahal tarif “ petunjuk” maka semakin dipercaya pemberi petunjuk itu. Ulama yang tidak minta bayaran akan sulit mendapatkan komunitas bergengsi untuk diberi pencerahan.
Jari Jempol ( ibu jari )
Dalam keseharian Jempol menjadi simbol tentang kesempurnaan, kehebatan. Pendek kata setiap kita melihat sesuatu yang sangat sempurna maka kita akan memberikan “acungan Jempol “ . Jarang sekali orang memberikan “acungan Jempol “ kepada lawannya. Walau sikap itu tentu sangatlah terpuji karena menghargai kelebihan lawan juga akan mengangkat nilai kita.
Dalam versi kepribadian maka jempol yang ada pada tangan anda itu seharusnya mengingatkan anda untuk selalu berbuat yang terbaik bagi orang banyak. Atau setidaknya berbuat baik untuk keluarga , teman dan lingkungan terdekat. Menjalani hidup dengan satu tekad “ berbuat baik “ tentu akan menjadikan anda pribadi yang Jempol dihadapan orang lain dan pasti akan jempol pula dihadapan Tuhan. Bila hubungan dengan manusia mendapat acungan jempol maka kehidupan itu akan menjadi indah bagi kita. Berbuat baik tidak membutuhkan biaya mahal. Dengan senyumanpun anda sudah melakukan kebaikan. Atau mulailah dari yang terkecil / sederhana. Misal memberi makan kepada kucing, tidak membuang sampah sembarangan, mendatangi sahabat atau keluarga yang terkena musibah, menjaga ketertiban berlalu lintas dan mengikuti aturan “dilarang merokok “ditempat umum , sabar dalam antrian. Dari yang sikap yang sederhana itu , bila anda dapat lakukan dengan konsisten maka setidaknya akan menumbuhkan rasa peduli kepada sesama dan menghargai aturan komunitas anda. Dari yang sederhana ini akan menyuburkan rasa kasih sayang didalam hati anda dan akirnya akan berbuah cinta kepada sesama. Maka anda memang pantas mendapat acungan jempol.
Jari Telunjuk.
Mungkin tidak pernah kita lihat bila kita menunjuk sesuatu menggunakan jari jempol. Memang ada sebagian budaya jawa yang mengharuskan hamba sahaya menunjuk dengan jari jempol. Alasanya tentu menjaga kesopanan. Karena menurut versi feodal hamba sahaya tidak berhak memberikan petunjuk. Dia adalah pribadi pelengkap penderita yang harus selalu ditunjukin. Tapi umumnya semua orang menunjuk dengan jari telunjuk. Karena itu adalah manusiawi dan seolah menjadi konsesus dibumi ini. Termasuk saya.
Dalam hal jari telunjuk ini , tentu kita haruslah mendapat pelajaran tentang perlunya kita mempunyai sifat memberi ‘petunjuk ‘kepada siapapun yang membutuhkan. Memberi petunjuk adalah kebaikan yang sangat mudah namun berdampak luas bagi orang yang anda beri petunjuk ( arahan ). Bila ada kesalahan nyata terjadi didepan anda maka seharusnya anda berani menyampaikan kebenaran dalam konsep memberi petunjuk. Tidak dalam arti menggurui dengan paksaan. Banyak kita lihat sekarang betapa masyarakat individualist sangat mahal memberi pentunjuk bahkan menjadikan petunjuk sebagai satu komiditi ( lahan business ) Kehidupan yang penuh kompetisi telah membuat orang menjadikan petunjuk sebagai satuhal yang sangat mahal. Semakin mahal tarif “ petunjuk” maka semakin dipercaya pemberi petunjuk itu. Ulama yang tidak minta bayaran akan sulit mendapatkan komunitas bergengsi untuk diberi pencerahan.
Apabila Allah memberi kita nikmat yang tak ternilai maka itu adalah Ilmu. Namun bila Allah menempatkan kita sebagai makhluk terendah maka itu juga karena kita tidak menggunakan Ilmu untuk memberikan pentunjuk kepada orang lain. “ “sampaikanlah kebenaran itu walau hanya satu ayat “ sabda Nabi. Disorga , derajat orang berilmu yang mengamalkan ilmunya untuk kepentingan orang banyak disejajarkan dengan para Nabi. Nilai yang sangat tinggi dalam dimensi keabadian.
Jari Tengah
Dalam susunan lima jari maka “jari tengah “ selalu yang tertinggi /panjang dibanding yang lain. Mugkin ada juga sebagian orang yang mempunyai jari tengah lebih pendek tapi itu termasuk langka. Pengecualian.
Tengah bermakna “keadilan “. Tengah adalah pusat bertumpunya timbangan. Permainan sepak bola selalu diawali dengan lapangan tengah. Artinya ‘tengah “ mencerminkan keadilan. Mengapa jari tengah selalu lebih tinggi diantara lima jari ?. Karena semua perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan bernilai bila kita tidak dapat bersikap adil. Anda selalu berbuat baik hingga mengorbankan diri anda sendiri maka anda telah berlaku tidak adil pada diri anda sendiri. Juga anda telah membantu orang lain dengan memberikan pekerjaan tapi anda menghargai jerih payahnya terlalu rendah dibawah UMR. Itu samasaja anda memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi tanpa rasa keadilan. Itu sama saja anda telah mempermainkan kebaikan dengan tidak memberikan keadilan terhadap orang lain. Kebaikan yang lebih jahat daripada perbuatan jahat yang sebenarnya.
Panca indra yang ada pada diri kita tidak akan berfungsi dengan baik bila kita tidak dapat mengendalikannya dengan kekuatan jiwa dan pikiran yang seimbang dan adil.. Ibarat anda mengendarai kereta dengan lima kuda. Kelima indra itu adalah kuda. Sementara Kereta adalah kehidupan anda. Maka kelima kuda itu dapat bergerak seirama menuju jalan yang anda inginkan bila anda dapat mengarahkan mereka dalam barisan yang teratur sesuai dengan kehendak jiwa dan pikiran anda. Namun dapat pula kelima kuda itu berlari kearah yang berlainan atau salah satu diam tak bergerak maka tentu bukannya kereta itu akan bergerak malah anda akan jatuh tersungkur oleh kelima kuda itu. Mengarahkan kelima indra membutuhkan keadilan /keharmonian /keseimbangan agar kehidupan anda sampai pada tujuan yang sebenarnya.
Pada kehidupan bangsa kita kini, keadilan telah menjadi komoditi. Keadilan tidak lagi berdasarkan kata nurani tapi lebih pada petimbangan untung rugi. Sehingga keadilan hanyalah bermakna “adil “ tanpa ruh “keadilan hakiki “.Masyarakat yang sudah melupakan hakekat keadilan sangat bulit berbicara tentang “Cinta dan Kasih Sayang. “Sebetulnya bersikap adil tidaklah sulit bila kita mau menjadikan nurani sebagai penentu dalam bersikap.
Jari Manis.
Jari “manis “ ini terletak setelah jari tengah. Sudah menjadi budaya cincin kawin diletakkan pada jari ini. Jari manis menjadi simbol cinta. Simbol keikhlasan jiwa untuk memberi dan bertaut dalam suka maupun duka.
Memaknai Jari Manis ini adalah agar kita diingatkan untuk bertutur kata, berbuat dan melakukan apa saja dengan sikap manis. Sikap yang jauh dari prasangka buruk. Sikap yang mengutamakan kasih sayang dan kejujuran. Senyuman akan selalu terpancar dari sikap manis. Sikaf manis adalah sumber kedamaian yang selalu menerangi jiwa dan pikiran kita. Membuat hidup selalu indah. Sikap ini haruslah menjadi budaya dalam keseharian. Perhatikanlah bila kita berjalan di Mall , orang orang berjalan dengan wajah tanpa kedamaian. Penuh curiga dengan mangapit dompet kuat kuat. Karena takut dicopet.Jangan berharap anda akan mendapatkan respon baik bila hendak bertanya kecuali jawaban singkat “ tanya aja sampai Information desk “ tanpa senyuman. Orang kota mencari kedamaian kedesa katanya untuk menikmati udara pegunungan atau pantai. Kalau mau jujur bukan gungung atau pantai membuat orang damai kecuali nuasa yang berselimut tutur sapa dan sikap manis masyarakat desa itulah penyebabnya.. Justru disinilah kedamaian itu ada. Kemanisan sikap adalah ruh kasih sayang dan membuat semua orang rindu. Tapi anehnya disekitar kita sendiri , dikota yang penuh kemewahan telah membuat kita menjauh dari ruh itu.
Jari kelingking
Jari Kelingking adalah jari tekecil/rendah diatara susunan lima jari. Atau disebut juga anak jari. Tapi kehadirannya membuat kelima jari menjadi sempurna dan anggun. Jari kelingking adalah satu perlambang tentang “Rendah Hati “ Kata kecil/rendah namun tak akan pernah mengecilkan kita. Bahkan dapat membuat kita besar. Tokoh besar dalam sejarah mempunyai sifat redah hati ini. Seperti Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Isa RA, Mahatma Gandhi , Ibu Theresa dan banyak lagi. Mereka besar dan abadi dalam sejarah karena mereka memberi teladan tentang kebaikan , ketulusan dengan sikap “rendah hati “
Bila sifat rendah hati tidak ada maka rumah mewah berlebih kamar tidaklah cukup bagi anda. Makan secukupnya tidak akan mengenyangkan anda. Baju tanpa merek terkenal tidak akan membuat anda nyaman. Anda tidak akan nyaman memiliki kendaraan bila tidak bermerek terkenal dan mahal. Anda tidak akan puas bila putra anda hanya tamatan universitas dalam negeri. Rendah hati akan menjauhkan kita dari kehidupan penuh topeng untuk mendapatkan kehormatan. Sifat sombong membanggakan kelebihan diri sendiri tak mau mendengar saran orang lain, tidak suka memberi maaf dan meminta maaf, Takabur dengan keyakinan dan kemampuan yang ada adalah sifat yang bertolak belakang dengan sifat rendah hati. Sifat yang akan merusak jiwa dan pikiran .Yang pada akhirnya kita terdampar dalam keresahan yang tak bertepi. Menuai derita ditempat keceriaan. Bagai ikan mati karena haus. Rendah hati adalah lambang kekuatan sejati, Kekuatan yang tampil dari kejujuran , ketulusan dan kepatutan.
**
Genggamlah kelima jari itu dan tekad kan dalam diri anda untuk menjadikan kelima jari itu sebagai hikmah untuk menuntun anda menuju kebahagiaan , kedamaian didunia dan akhirat.
No comments:
Post a Comment