Thursday, October 28, 2021

Berbagi Cinta.

 

bersama anak panti



10  tahun lalu  waktu lebaran saya berkunjung ke rumah ibu saya. “Amak mau mendirikan panti asuhan untuk putri.” Kata ibu saya.

“ Amak engga muda lagi. Istirahat ajalah. “ Kata saya. Itu diaminkan oleh semua adik adik saya. 

“ Amak udah sewa rumah untuk panti. Nanti kalau berkembang barulah cari tanah untuk bangun sendiri.”

“ Darimana amak dapatkan uang” Kata saya. Itu sekedar alasan agar menahan rencannya dan kami tidak akan mendukung secara financial.

“ Dari Tuhan. “ Katanya tegas. Saya tidak bisa lagi berdebat. 


Setahunn setelah itu saya datang lagi ke lampung untuk berlebaran. Ibu saya ajak saya pergi ke suatu tempat “ Apa ini mak?Kata saya ketika sampai di lokasi.

“Amak dapat kepercayaan dari aisyiah untuk gunakan tanah wakaf dibelakang TK. Inilah yang akan dijadikan lahan untuk panti” Kata ibu saya bersemangat. “ Kalau bangun ini selesai, anak panti engga lagi sewa rumah.”

“ Sewa?

“ Ya. Amak sewa rumah untuk mereka.”


Kemudian ibu saya ajak saya ke rumah  yang disewanya untuk panti. Saya terharu. Setahun beroperasi, ibu saya bisa menghidupi anak panti tanpa sepeserpun bantuan dari saya. Yang lebih terharu, ternyata tidak nampak kelelahan dari ibu saya yang sudah menua. Semangatnya tidak berkurang.


“ Berapa anggaran biaya panti ini? Kata saya.


Ibu saya memberikan proposal. Lengkap dengan gambar design panti. Profesional sekali.


“ Aku tanggung semua biayanya. Bangunlah.” Kata saya spontan.


“ Anakku, membangun panti itu bukan sekedar mambangun phisik. Tetapi yang lebih utama adalah membangun gerakan cinta. Bukan berapa banyak orang sumbang. Tetapi seberapa banyak orang mendukung. Semakin banyak orang terlibat, semakin besar nilai moral dan sosialnya. Kalau engga ada uang, ya tenaga, Engga ada uang dan tenaga, ya pikiran. Engga ada pikiran, ya empati. Itulah hakikat dari gerakan sosial untuk membela anak yatim dan miskin.


“ Mengapa ?


“ Kalau gerakan cinta itu berkembang, maka tidak perlu lagi rumah panti. Orang akan senang hati menampung anak yatim di rumahnya untuk mereka rawat dan jaga dengan cinta.”


Saya terhenyak. “ Ya udah mak. Aku paham. Gini aja mak.” Kata saya negosiasi.” Aku sediakan dana stimulus aja. Dengan dana stimulus itu akan menggugah orang untuk ikut nyumbang. Dana itu bisa dipakai untuk bangun fondasi dulu. Nah kalau orang udah lihat ada pembangun, mereka juga percaya dan tergugah untuk sumbang. Gimana?


“ Itu baru anak amak. Jadi jeli mau bantu?”


“ Ya. tetapi dengan syarat. Engga boleh stress mikirkan anggaran. Nanti kalau melemah lagi aliran sumbangan, aku keluarkan lagi dana stimulus. Begitu saja sampai selesai.” Kata saya. Ibu saya rangkul saya. 


Setahun setelah itu bangunan panti sudah selesai. Kini sudah ada dua panti yang selesai dibangun. Saya hanya memberikan stimulus. Kalau yang pertama saya keluarkan anggaran stimulus 80%. Namun yang kedua justru dana stimulus saya keluar hanya 5%. 95% dari donasi masyarakat. Jadi pesan sosial menggalang  cinta untuk kemanusiaan bagi anak yatim tercapai.  Sebagaimana sholat memang tidak dilarang sendirian tapi alangkah lebih baiknya dilakukan secara berjamaah, kata teman saya. Begitupula dalam gerakan spiritual social, bagi yang kaya raya tentu tidak salah bila mereka membangun project social atas nama dirinya atau lembaganya,  tetapi alangkah lebih baiknya bila pembangunan itu dilakukan secara berjamaah. Karena ketika berjamaah, semua yang beriman mendapatkan kesempatan untuk terhindar dari golongan pendusta agama ( QS AL Ma’un ). 


Tak penting berapa yang bisa mereka berikan untuk kegiatan amal , yang penting adalah nilai kebersamaan, nilai berjamaah berbuat karena Allah , ikhlas karena Allah. Itulah yang penting. Dari kebersamaan ini akan lahir masyarakat yang berempati untuk menegakkan keadilan kepada mereka yang lemah. Sama seperti yayasan  Tzu Chi yang berkembang bukan karena donatur segelintir orang tetapi oleh banyaknya orang yang terlibat sebagai donasi. Donasi dalam  bentuk apa saja. Bukan hanya uang, bisa pikiran, tenaga, dan empati. Memang membujuk orang menggalang kebersamaan itu tidak mudah. Berat sekali. Lebih mudah gelontorkan dana, selesai. Tetapi value spritual tidak ada. Yang ada adalah rasa sombong seperti kaum filantropis. Ya value kapitalis..


Thursday, October 21, 2021

Propaganda lewat Film.

 




Selama lebih dari 10 tahun di China, Saya suka nonton drama TV. Padahal di Indonesia hal yang jarang sekali saya tonton adalah Drama TV. Mungkin sudah lebih 20 tahun saya tidak nonton Drama TV.  Jadi apa yang menyebabkan saya tertarik. ? Tentu beralasan. Saya pernah berbisnis dibidang film dan rumah produksi (PH). Jadi saya tahu bagaimana tekhnis sinema dan proses produksi, yang melibatkan ahli pembuat skenario, pengatur lampu, peran, musik dan sutradara. Karena itu saya kagum dengan tampilan drama TV di China. 


Teman saya seorang wanita penulis skenario di Wuhan cerita kepada saya. Dia sedang menggarap cerita dengan tema cinta kepada keluarga. Selama 1 tahun dia riset secara langsung. Tinggal bersama mereka dari kelas bawah maupun atas, menyelami fenomena yang sedang terjadi pada keluarga akibat adanya perubahan zaman. Memahami mindset yang berkembang di masyarakat. Setelah itu dia harus belajar tentang kebudayaan dalam keluarga di China, AS dan Eropa. Dari sana lahirlah film drama hebat, yang kaya hikmah dalam setiap dialogh. Engga asal adegan atau sekedar follow trend apa yang suka ditonton orang.


Sahabat saya di Changsa yang pengusaha industri kimia tidak merasa rendah dan kawatir ketika melihat putranya belajar mandiri berbisnis. Diawali membuka restoran kecil dengan karyawan 1 orang.  Padahal dia punya uang banyak untuk memanjakan putra satu satunya itu. Mengapa ? 


“ Istri saya mendidik dia jadi petarung yang tabah dan punya semangat. “ Katanya. 


“ Bagaimana istri kamu mampu memotivasinya?tanya saya.


“ Itu berkat drama TV, yang mengajarkan semangat dan karakter wirausaha.” Katanya.


“ Mengapa ?


“ Dalam ilmu psikologi ada yang disebut dengan konsep Neoro Linguistic Programming ( penyusunan bahasa syaraf ) yang menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai susunan syaraf yang sama. Artinya segala sesuatu yang orang lain dapat lakukan , kita juga bisa melakukannya. Film drama TV menggunakan konsep itu. Mendidik orang meniru yang baik.


Saya sadar bahwa drama TV di China itu tidak lebih bagian dari propanda politik. Itu sebabnya semua perusahaan TV dimiliki oleh Negara.  Partai menggunakan media TV untuk mendidik rakyat bela negara, semangat wirausaha, perang terhadap korupsi, cinta kepada orang tua, setia kawan, peduli dalam semangat berkorban, keutamaan keluarga, dan cinta. 


Walau sifatnya propaganda, namun ditampilkan dengan tekhnis sinema yang luar biasa cerdasnya. Orang tidak merasa sedang masuk perangkap brainwashing. Karena cerita drama memang menggiring emosi  dan psikis penonton untuk belajar memahami makna dibalik adegan. Ya menghibur dan mendidik. Sehingga proses perubahan mental dan transformasi budaya terjadi terus menerus kearah yang positif.


Di Indonesia, media TV memang orientasinya bisnis. Tidak penting apakah itu mendidik atau tidak. Yang penting orang terhibur dan rating naik. Dari sana pendapatan iklan meningkat. Walau karena itu acara TV lebih banyak mengarahkan orang jadi bigot, mengggap dunia itu  too good to be true. Realitas yang menyesatkan dan karenanya penonton terjebak kepada kehidupan hedonis, individualisme, tidak open minded. Makanya jangan kaget,  kemajuan sains yang berhasil membawa manusia ke platnet lain tetapi kita masih doyan membahas omong kosong.



Wednesday, October 20, 2021

Meyakinkan Investor


 


Saya sedang nongkrong di Starbuck Plaza Indonesia. Sedang asyik ada yang tegur saya dari luar. Ternyata teman saya.  Kami ngobrol sebentar. Saya tawarin minum kopi dia engga bisa. Karena ada janji ketemu relasi di Grand Hyatt. Setelah teman saya pergi. Datang dua anak muda, Pria dan wanita mendekati saya. “ Maaf pak. Saya kenal dengan teman bapak tadi. Dia kan boss distributor besar di Indonesia dan punya jaringan retail juga. “ Katanya. Saya senyum saja. 


“ Pak, serunya. “ Boleh saya bertanya soal bisnis. ?

 

“ Kenapa ?


“ Pasti bapak pengusaha. Saya boleh tanya?


“ Tanya aja”


“ Saya sudah dua kali buat proposal bisnis.  Udah banyak investor saya temui. Tetapi selalu gagal.  Bagaimana meyakinkan investor agar mereka mau keluar uang? 


Saya tersenyum. Saya pandang lama dia. “ OK.” kata saya menarik napas. “  Ini cangkir starbuck. Benar ?“ Kata saya menunjukan cangkir ke depan dia. 


“ Benar. “


“ Kamu tahu terbuat daripada apa cangkir starbuck ini ?


“ Engga tahu. “


“ Ini terbuat dari Iimbah singkong dari industri tapioka dan limbah jagung  dari industri ethanol.” 


“ Oh..”


“ Pada awalnya perancang bisnis ini melihat peluang lain. Dia berkata kepada investor, saya akan buat kemasan dari limbah pabrik tapioka dan etanol. Yang ada di kepala investor ketika mendengar kalimat singkat itu adalah pertama, bahan baku yang mudah dan murah. Itu bisa menjamin kelangsungan produksi. Kedua, produk yang punya hubungan kuat dengan stakeholder  yaitu pemerintah dan industri yang menghasilkan limbah. Ini pasti sustainable. Cukup dua itu saja, investor akan bertanya lebih jauh. Proposal bisnispun dia baca.  Proces deal terjadi. Investor pun akan rogoh kantong nya untuk mendukung.”


“ Terus gimana dengan marketing. ?


“ Dia datangi starbuck dengan kalimat singkat. -Kami menyediakan produk kemasan yang akrab lingkungan. Dengan anda menjadikan kemasan dari bahan baku limbah maka anda sudah berperan dalam menjaga bumi. Juga berperan mengurangi limbah plastik. - “ Kata saya.


“ Mengapa akhirnya mereka mau dan bersedia jadikan produk kemasan dari limbah itu?


“ Semua banker dan lembaga keuangan punya misi mendukung produk ramah lingkungan.  Dan starbuck kan berkembang berkat ekosistem keuangan yang melibatkan perbankan dan pasar modal.”


“ Oh begitu..” katanya bengong seakan berpikir. 


“ Di kuliah mata pelajaran apa itu pak ?


“ Engga tahu. Saya engga pernah kuliah. Tapi dalam dunia bisnis, itu disebut dengan enterpreneur vision. Wawasan wirausaha yang bekerja untuk kepentingan stakeholder, yaitu pemerintah, investor, suplier, konsumen, karyawan.  Nah selagi kamu punya bisnis dengan prinsip entrepreneurship vision, siapapun yang kamu temui akan mendukung kamu. Pemerintah akan permudah izin. Orang punya ilmu dan skill akan mendukung. Suplier akan senang menjadi bagian bisnis proses kamu. Investor happy menanamkan uangnya.” kata saya  


Saya menghabiskan minuman. Mereka berdua saling pandang. Mungkin mau tanya lagi.Tetapi saya sudah berdiri untuk pergi. “ terimakasih pak. “ kata mereka.

“ Investor tidak akan pernah percaya hanya  karena membaca proposal yang kamu buat.  Mereka akan percaya  kalau meeting, kamu bisa yakinkan mereka dalam 5 menit. Tetap semangat ya. Kalian masih muda, Masa depan masih panjang. Teruslah belajar dan bersemangat.Udah ya.“ Kata saya.


Wednesday, October 13, 2021

Persahabatan …?

 




Sejak  minggu lalu, sejak saya membuat keputusan perubahan susunan Komisaris perusahaan, setiap hari email datang dari Yuni dengan nada protes dan marah. Saya diamkan saja surat itu. Saya tahu suasana batinya sedang tidak nyaman.  Apapun alasan saya tidak akan dia bisa terima sebelum keinginanya depak Florence tercapai. Saya percaya dia sahabat saya, yang tentu dia sangat paham sifat saya. Sayapun sebaliknya juga harus memahami suasana hatinya.  Perasaan tidak aman, kadang membuat orang berpikir diluar dirinya. Itu biasa saja. 


Saya sudah membuat keputusan menempatkan Florence sebagai Preskom dan itu jelas pertimbangan profesional, bukan emosional. Saya bisa membedakan di mana Florence berdiri dan dimana  Yuni. Tentu tidak elok saya menentukan mana yang baik dan mana yang tidak. Yang jelas masing masing punya alasan bagi saya untuk bersikap. 


Florence mengenal saya disaat saya sebagai pemula dalam bisnis. Berbeda denga Yuni ketika bertemu saya, saya di puncak usia emas saya. Florence tahu saya pria yang lemah. Mudah kalah dan mengalah.  Tidak bisa bersikap tegas. Kadang terkesan tidak berani berkata tidak. Mudah dimanfaatkan.


Dia selalu hadir disaat saya sangat membutuhkan dukungan moral Di saat saya dalam gelap, dia datang membawa lilin. Ketika saya  limbung, dia menyediakan tubuhnya untuk menopang saya agar tidak jatuh. Ketika orang meragukan saya, dia menguatkan saya. Tidak pernah mengadili saya kecuali mengarahkan cahaya kepada saya.  Walau dia pernah menikah dengan pria bukan saya, dan akhirnya perceraian terjadi, dia tidak pernah menyesali sebagaimana dia tidak menyesali memilih tidak menikah dengan saya. Namun 35 tahun persahabatan kami selalu terjaga.


Saya tidak mengatakan bahwa Florence melakukan itu semua karena dia pecundang di hadapan saya. Justru karena sikap tidak mementingkan diri sendiri dan tampa berhitung apa yang telah dia korbankan , sebenarnya dia membangun rasa hormat,  yang menumbuhkan keyakinan dan kerpecayaan saya kepadanya tanpa syarat.  Dari itu semua, tetap Istri saya di rumah tidak bisa bandingkan dengan Florence. Karena satu hal yang tidak pernah dimiliki oleh Florence? apa ? Dia tidak pernah berani menikah dengan saya. Sementara istri saya, adalah wanita pertama yang berani menikah   karena Tuhan, bukan karena cinta manusia yang selalu bersyarat. 


Kamu tahu Yun, Manusia memang lemah. Persahabatan adalah jembatan yang dibuat oleh manusia. Jembatan selalu lapuk. Janji biasa inkar. Karenanya ongkos persahabatan kadang dibayar dengan airmata dan keluhan yang tak sudah. Tetapi menikah karena Tuhan adalah jembatan persahabatan yang dibuat oleh Tuhan. Jembatan yang sangat kokoh, tak lapuk karena hujan, dan tak lekang karena panas. Dan itu jelas tidak mudah dan tidak sederhana. Butuh kekhlasan dan sabar tak bertepi…


***


Kemarin sehabis temanin Oma dan Nazwa makan di Lippo Karawaci, Oma pergi belanja bersama Nazwa. Saya pergi starbuck ketemu dengan Awi, Florence dan Yuni. Ketika saya datang ke table mereka, Awi langsung berdiri pesan kopi untuk saya.  Florence dan Yuni diam saja. Saya menebak ada masalah. Tak berapa lama, Awi datang membawa kopi “ Capucino  tanpa gula” kata Awi. Saya tersenyum.  Saya liat Awi melirik ke Yuni dan memberi isarat. Yuni berdiri dari tempat duduknya.  


Dia berlutut di hadapan saya “ Maafkan saya, B. Maafkan saya. Saya salah telah berprasangka buruk kepada kamu. Hukumlah saya. Saya siap terima.” Kata Yuni dengan suara tangis tertahan.


Saya pandang Awi. “ Saya ceritakan kepada Yuni persahabatan saya dengan kamu. Saya cerita ketika saya terpuruk, keluar dari penjara. Anak dan istri diusir dari rumah mertua. Kamu bantu saya, dan sewakan rumah untuk keluarga saya. Kamu memang keras dalam bisnis tetapi dalam bersahabat, hanya kamu yang menyabung nyawa melindungi saya dari preman yang berniat membantai saya.  Saya tidak pernah ragukan persahabatan kita, walau kadang dalam bisnis saya kadang kesel dengan sikap kamu. Tetapi ternyata itu semua untuk kepentingan saya juga. Saya bersahabat dengan B sejak tahun 1988. ” Kata Awi seraya melirik kepada Florence.


“ Saya ceritakan ke Yuni. Suami menceraikan saya. Bank akan sita perusahaan saya karena hutang yang macet. B datang disaat saya kehilangan pintu untuk keluar. Dia bailout hutang itu. Padahal saat itu dia baru saja bangkit dari bangkrut. Dan karena itu dia bangkrut juga.  Dia tidak pernah cerita kebangkrutannya kepada saya. Yang saya tahu dia terpaksa hijrah ke China. Bertarung sendiri tanpa teman dan saudara di negeri orang. Dia simpan kegalauannya sendiri demi sahabatnya. Saya bersahabat dengan B lebih 30 tahun “ Kata Florence.  


Yuni masih berlutut. Saya hampiri dia “ Saya tempatkan Florence sebagai preskom kamu karena dia lebih tua dari kamu, dan dia bisa jaga kamu. Florence pasti jaga kamu, sebagaimana dia jaga saya selama ini. Awi sudah menua. Usianya sudah 62 tahun. Dia mau pensiun walau dia sendiri tidak pernah minta pensiun kepada saya. Lima tahun lagi, saya berharap putri kamu, putra Awi dan putra saya bisa gantikan persahabatan kita semua. Mereka bisa lanjutkan apa yang telah kita bangun dengan kerja keras. 


Sekarang berdiri kamu. Saya sudah maafkan sebelum kamu minta maaf. Kamu adalah kesayangan kami. Saya dan AWi sangat sayang kamu, Yun. Kamu termuda diantara kami. Kamu telah melewati banyak kesulitan bersama kami. Udah ya. Senyumlah.” kata saya mengusap airmata Yuni. Florence tersenyum.  Sayapun kembali ke Oma dan Nazwa temanin mereka belanja.  


Memahami sahabat itu tidak mudah. Sahabat itu jangan dibuang. Apapun dia. Sabar sajalah. Semua akan baik baik saja.

Sunday, October 03, 2021

Mental Kaya.

 



Kemiskinan itu bukan karena pendidikan, atau keturunan. Tetapi karena mindset. Atau sikap mental. Ciri orang yang bisa bebas dari kemiskinan adalah sebagai berikut:

Punya rasa hormat. Bekerja atau bisnis bukan sekedar mencari uang tetapi berjuang untuk mendapatkan rasa hormat. Artinya apa yang kita lakukan ada muatan moral dan harga diri. Sehingga kita tidak perlu merasa kecil hati kalau sarjana pada awal bekerja  hanya kebagian kerja yang remeh remah. Tidak perlu merasa rendah kalau harus mengawali bisnis berdagang kaki lima, atau jadi salesman panci. Tidak merasa rendah bila harus merendahkan diri untuk melayani konsumen atau boss..Punya kesabaran dan passion melewati setiap hal, walau kecil sekalipun.

Percaya bahwa semua tidak mudah dan murah. Uang atau harta yang kita dapat adalah reward dari proses yang tidak mudah. Kalau ada yang menawarkan too good to be true, anda mudah sekali menerima, maka itu sudah mental miskin. Tapi kalau anda tidak meresponse nya maka anda sudah menepak jalan mental pemenang. Memang tidak mudah tapi kita belajar mendaki untuk sampai diatas bukit walau harus melewati blukar dan onak. Kadang terjatuh. Kadang terluka. Tetapi dengan melewati proses itu, kita tahu artinya kesuksesan dan tahu arti mencintai.

Kemauan untuk belajar. Belajar bisa darimana saja. Tetapi jangan belajar dengan orang saya setara dengan anda. Jangan belajar dari pengeluh. Jangan belajar dari orang yang pemalas. Belajar dari orang yang kaya effort dan berpikir positif. Kemauan untuk menerima hal yang baru, dan haus akan informasi dari beragam sumber. Diskusi dengang orang yang  memungkinkan anda mendapatkan ilmu baru dan pengetahuan baru. Yang membuka jalan anda menuju mata air. Itu lebih berarti daripada uang. Karena pengetahuan membuat anda lebih bijak bersikap, tahu makna berkompetisi. 

Hidup sederhanaKetika anda berpikir untuk jadi orang kaya, maka saat itu juga anda masuk jebakan dunia kapitalis.  Anda tidak akan pernah kaya. Karena sikap itu membuat anda cepat sekali melihat resiko dan menghindar.  Sikat rakus !Anda tidak akan pernah memulai untuk sesuatu yang bernilai. Kalau ada jalan yang mudah dan murah, anda akan cepat sekali mengejarnya, walau itu hanya sekedar ilusi semacam too good to be true. Hidup sederhana adalah bersikap sederhana, bahwa hidup bukan apa yang kita pikirkan tetapi apa yang bisa kita perbuat. Bukan apa yang kita dapat, tetapi apa yang kita beri. Bukan apa yang kita pelajari tetapi apa yang kita ajarkan. Hidup bukan mengejar jumlah tetapi nilai. Kelengkapan diri.


Dengan sikap mental tersebut, Selama jantungmu berdetak lebih cepat, kenapa tidak bertindak lebih cepat? Daripada hanya berpikir, kenapa tidak sekalian dikerjakan? Ingat! semua orang miskin di dunia ini, karena satu kebiasaan yang sama. Seluruh hidup mereka dihabiskan dengan menunggu untuk hal yang mudah dan murah. Selalu ada waktu menyalahkan di luar dirinya. 


Cerdas berlogika dan bersikap.

Mengapa kegiatan ekonomi itu terbelah.Ada yang formal dan ada yang informal. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang melimpah sumber day...