Ada dua teman dari Luar negeri yang kirim email ke saya. Satu dari Amerika dan satu lagi dari Hong Kong. Isi emailnya bernada prihatin karena Indonesia sebagai negara demokrasi yang paling hebat mengelola pluralisme tapi akhirnya gagal mengendalika islam radikal. Hal ini sebagai kesimpulan sikap mereka atas di jatuhkannya hukuman 2 tahun penjara bagi Ahok. Saya menjawab dengan clear. Bahwa di Indonesia tidak ada islam radikal. Kalaupun ada mereka akan dianggap sebagai kriminal. itupun kalau terbukti mereka melakukan kesalahan atau tidak kekerasan. Ya benar bahwa di Indonesia banyak yang punya paham fundametalisme. Tapi apakah itu salah ? Orang ingin mekaksanakan ajarannya agamanya secara murni, itu bukanlah kejahatan. Dan kalau mereka protes atas sikap Ahok, itupun protes damai. Tapi persepsi buruk terhadap demokrasi di Indonesia tidak bisa diubah dengan cepat. Suka tidak suka, dihadapan Asing, masalah Ahok telah mencoreng kredibilitan pemerintah Jokowi dalam mengelola demokrasi di Indonesia.
Bagaimana dampaknya terhadap perkembangan pasar uang Indonesia ? Vonis 2 tahun penjara kepada Ahok memberikan sentimen negatif di pasar keuangan. Hal tersebut dapat tercermin dari pergerakan market. Dana asing tetap mengalir ke pasar modal, namun market merah. Ini berarti para investor lokal yang banyak melakukan aksi jual. Meskipun IHSG dibuka mneguat tadi Rabu pagi, namun penguatanya hanya sebentar. Tak lama setelah pembukaan, IHSG berangsur turun. Hingga pukul 11.27 waktu JATS, IHSG melemah 4,959 poin (0,09 persen ) ke 5.693,475. Sementara dana asing masuk ke pasar reguler tercatat Rp 376,608 miliar. Padahal aliran dana asing yang masuk cukup bagus, data komoditas juga membaik, namun IHSG memerah. Sentimen negatif memang berasal dari dalam negeri. Data Reuters, dolar AS selasa sore bergerak menguat ke Rp 13.356 dibandingkan posisi pembukaan pagi tadi di Rp 13.307. Sepanjang hari ini, dolar AS sudah naik 49 poin atau 0,37 persen. Artinya, rupiah tertekan sebesar 0,37 persen.
Adanya ketidak pastian pasar global dan politik dalam negeri selama persidangan Ahok telah memicu kenaikan Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor 5-tahun pada minggu kedua april +6,32bps wow . Padahal Loran kwartal 1 atau akhir maret 2017, CDS indonesia masih rendah atau tingkat resikonya masih rendah yaitu sebesar +3,90bps wow. Diperkirakan laporan pertengahan Mey ini CDS indonesia akan semakin meningkat karena situasi dalam negeri yang di nilai negatif oleh pihak investor. Dan anehnya tidak ada satupun pejabat RI yang berusaha menenangkan situasi ini, khususnya kepada media asing. Saya berharap Pejabat kita bicara di CNN atau media asing, menjelaskan keadaan politik dalam negeri secara proporsional dan sekaligus memberikan jaminan bahwa pemerintah masih mengendalikan penuh keadaan, dan demokrasi masih on track. Proses peradilan terhadap Ahok belum selesai. Pemerintah akan menjaga proses peradilan dilakukan dengan seadil adilnya dan transfarance. Tapi, kata teman saya orang asing di Singapore mengatakan bahwa seluruh daerah, seperti Manado, Papua, NTT, dll yang penduduknya mayoritas Kristen melakukan gerakan solidaritas terhadap Ahok. Jadi ini bukan lagi soal politik yang sederhana tapi sudah masuk kepada sentimen agama; Islam-Kristen. Gaungnya bukan hanya di Indonesia tapi sampai keluar negeri. Tidak mudah mengubah persepsi orang asing terhadap Indonesia..
Apabila tidak segera di kendalikan maka ancaman separatis terhadap daerah yang mayoritas non muslim itu pasti terjadi. Karena mereka akan mendapatkan dukungan dari asing. Dan alasannya demi HAM. Karena HAM terhadap agama adalah satu satunya yang di ratifikasi oleh seluruh negara dibawah PBB. Kalau benar kasus Ahok sebagai cara smart lawan politik Jokowi untuk merusak cintra Jokowi dan menyulitkan ekonomi yang sedang dibangun maka sampai saat ini mereka berhasil dan bisa tertawa. Tapi tahukah mereka resikonya? Mahal sekali terhadap proses recovery economy dan politik kalau sampai chaos ekonomy terjadi. Peningkatan CDS akan membuat rupiah terjun bebas dan habislah semua yang dibangun dengan semangat dan harapan tinggi. Yang petama korban adalah rakyat kecil. Mereka yang kaya tentu dapat dengan mudah pindah keluar negeri dan akan kembali lagi kalau situasi aman. Kita menanti cara smart Jokowi menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Semoga semua akan baik baik saja..