Tuesday, September 19, 2023

Memilih jalan hidup.

 





Saya pernah jadi salesman pada perusahaan Jepang. Tujuan saya adalah mendapatkan pengetahuan lewat training dan pengalaman kerja. Saya sungguh sungguh sejak melalui training. Sehingga saya bisa lolos sebagai salesman untuk pabrikan. Itu hanya 10% dari peserta training yang lolos sebagai salesman pabrikan. Yang lain sebagai salesman umum termasuk menjadi supporter team. Hanya saya saja yang lulusan SMA dalam team Salesman itu. 


Saya kerja keras untuk mendapatkan deal. Itu tidak mudah karena pesaing saya adalah para supplier pabrik yang sudah punya kaki di pabrik. Saya bisa lewati tantangan sehingga saya termasuk top sales. Kalau sedang dikantor, banyak hal yang sepele ditugaskan kepada saya. Seperti, Manager kedatangan tamu. Dia seenaknya suruh saya buatkan minuman untuk tamunya. Kalau mau meeting, teman selalu dapat prioritas pakai kendaraan kantor. Belum lagi, super visor saya kalau sedang marah, selalu bully saya. Hanya setahun kerja. Saya memilih berhenti. 


Saya terjun dalam bisnis. Berkali kali saya bangkrut. Praktis selama rentang waktu 15 tahun saya tida pernah sukses dalam arti sesungguhnya. Bukan karena saya gagal. Tapi mitra saya singkirkan saya. Saya tidak menyalahkan mereka.  By proses Tuhan berdialogh dengan saya tentang bagaimana bersikap. Ya saya memang seharusnya keluar dari situasi dimana saya tidak diterima, itu hikmahnya. Akhirnya mengantar saya hijrah ke China.


Teman saya PNS mengeluh terus karena boss nya di kantor paksa dia dapatkan cuan dari jabatan dia. Batinnya berontak tetapi dia kerjakan juga. Saya sarankan agar di resign saja. Tetapi dia lebih utamakan pride dihadapan keluarga daripada kebahagiaan dirinya sendiri. Sampai pensiun dia masih terus mengeluh. Makanya saya engga kaget bila dia kena sakit jantung dan diabetes. 


Dalam hidup ini kita diwajibkan memilih apa yang membuat kita nyaman. Nyaman dalam arti secara batin kita mendapatkan kebahagiaan atas apa yang kita kerjakan. Tidak merasa terintimidasi secara batin. Hidup hanya sekali setelah itu selesai. Mengapa kita membuang umur untuk pride dan harta, kalau karena itu kita tidak bahagia.  Kebahagian itu bukan pemberian tapi kita ciptakan sendiri dengan cara kebebasan memilih dan berani melewatinya.

Monday, September 18, 2023

Hukum lumpuh.

 




Pablo Escobar, putra seorang petani dan guru sekolah, memulai kehidupan kriminalnya saat masih remaja. Menurut beberapa laporan, skema ilegal pertamanya adalah menjual ijazah palsu. Dia kemudian melakukan pemalsuan rapor sebelum menyelundupkan peralatan stereo dan mencuri batu nisan untuk dijual kembali. Escobar juga mencuri mobil, dan karena kasus inilah yang dia dipenjara pertamanya, pada tahun 1974. Tak lama kemudian, ia menjadi penyelundup narkoba yang mapan, dan pada pertengahan tahun 1970-an ia membantu mendirikan organisasi kejahatan yang kemudian berkembang menjadi kartel Medellín .


Seorang Escobar,  akhirnya menjadi orang terkaya di dunia dari bisnis narkoba. Diperkirakan net asset nya mencapai USD 25 miliar saat itu. Marketnya hanya 1% dalam negeri. Sisanya dia ekspor ke Manca negara dan terbesar ke Eropa dan AS. Setiap minggu nilai ekspornya mencapai USD 440 juta. Dengan laba 400%. Itu lebih besar dari ekspor Migas kita. Fenomena seorang Escobar, tidak bisa dilepaskan oleh sistem politik dan kekuasaan Kolumbia yang hampir semua level bisa disuap. Semua lembaga demokrasi lumpuh dan hipokrit. Begitu sibuknya para elite berbagi dan bertransaksi kue kekuasaan, sehingga mereka lupa tugasnya mensejahterahkan rakyat.  


Saat itulah Escobar tampil di panggung politik seperti Robinhood. Dia membangun rumah sakit, stadion, dan perumahan bagi masyarakat miskin. Dia bahkan mensponsori tim sepak bola lokal. Popularitasnya di mata banyak orang Kolombia ditunjukkan ketika ia terpilih menjadi anggota Kongres negara itu pada tahun 1982. Sayangnya, anggota kartel dia sendiri tidak happy dengan karir politiknya. Sampai mereka membayar Menteri kehakiman melakukan investigasi.. Karena itu Escobar mengundurkan diri. Hanya dua tahun anggota kongres. Tapi setelah itu Menteri Kehakiman dibunuhnya.


Aparat keamanan dan peradilan bertekad menghabisi Escobar. Itu bukan karena penegakan hukum. Tetapi AS membayar lebih besar dari apa yang dibayar oleh Escobar kepada Elite Politik Columbia.  Maklum yang paling menderita akibat bisnis narkoba Escobar adalah AS sendiri. Escobar punya segala galanya, tetapi sebagai swasta dia tidak punya akses politik international. Dan politik hanyalah milik elite penguasa. Tapi Escobar percaya bahwa hukum yang rapuh telah membuat rakyat juga muak dengan kekuasaan. Terutama kepada aparat polisi. hakim, jaksa dan tentara yang bergelimang harta dari suap dan transaksi ilegal.


Escobar cerdas. Dia memberikan hadiah bagi rakyat yang bisa membunuh Polisi atau Tentara. Upah satu kepala aparat USD 100- USD 3000. Tergantung tinggi pangkatnya. Apa yang terjadi kemudian? ribuan polisi dan tentara mati ditangan rakyat sendiri.  Kalau akhirnya perang melawan Narkoba atau gank kartel Medellín  bisa dikalahkan, itu bukan karena aparat Kolumbia hebat. Tetapi peran team FDA dan CIA yang dominan dalam operasi pemberantasan. Praktis Aparat polisi hanya jadi penonton saja terhadap aksis team FDA. 


Dari kisah Escobar kita tahu bahwa bila  hukum tidak berpihak lagi kepada keadilan dan aparat bisa disuap atau dibeli, disaat itulah eksistensi negara dengan mesin pemerintahannya lumpuh. Praktis legitimasi negara hanya ada pada simbol istana presiden dan gedung parlement serta gedung pengadilan. Yang menentukan adalah asing  atau pemodal. 



Tuesday, September 05, 2023

Dewasa bersikap

 




Hanya dengan ayah dan ibu anda tidak pernah transksional. Tapi dengan orang lain, bahkan dengan keluarga sedarah pun tidak mungkin anda dapatkan ketulusan seperti dengan  kedua orang tua. Artinya Anda tidak bisa memaksa orang lain mengikuti hubungan relasi dengan standar moral  anda. Mengapa ? Hubungan kemitraan dan pertemanan pastilah transaksional. Take and give yang terus terjadi tanpa jeda. 


Kalau salah satu timpang, hubungan relasi pasti  bubar atau hambar. Jangan pula sakit hati. Biasa saja. Engg usah pula diumbar ke publik. Saat anda mengatakan orang lain salah atau buruk atau kianat, itu semakin mempermalukan anda. Bahwa anda memang tidak qualifed dalam hubungan relasi. Mengapa ? Ya kalau anda hebat kan engga mungkin dilepas orang atau orang walk away dari anda. 


Anies itu bukan capres yang punya hak legitimasi mencalonkan diri sebagai presiden. Yang punya hak mencalonkan adalah partai. Nah dalam hal capres, Anies diusung oleh tiga partai agar cukup presidential threshold. Yang deal itu bukan Anies. Tapi partai. Artinya, sekuat apapun keinginan anies mau jadikan AHY sabagai cawapres, itu useless. Janji apapun dari anies kepada AHY dan SBY, itu tidak penting. Anies itu poweless. Seharusnya PD bisa memaklumi situasi ini untuk bersikap proporsional terhadap Anies.


Selama sekian bulan hubungan koalisi PD, Nasdem, PKS memang sangat rentan.  Nasdem sebagai pengusung Anies sabagai capres siap uang walau tidak cukup. Nasdem berharap bukan hanya elektabilitas tapi juga dana kontribusi PKS dan PD. Nah tentu yang sumbang dana berhak jatah CaWapres. PKS sudah nyerah. Bokek. Tinggal PD yang berharap agar AHY sebagai cawapres. Duit ada engga? Yang pasti ada hanya janji yang belum mampu ditunaikan. Waktu terus berjalan, dan janji itu hanya tinggal janji.  Sehingga terpaksa partai Nasdem menjual anies kepada pihak lain. Kebetulan penyandang dana itu inginkan Cak Imin sabagai cawapres berpasangan dengan anies. Ya politic follow money.


PKS juga tetap bertahan dalam koalisi dengan Nasdem, walau cawapres dari PKB bukan chemistry  PKS. Itu karena memang tidak ada tempat lain untuk berlabuh. Sementara konstituen PKS sudah terlanjur cinta dengan Anies. Karenanya PKS tidak ada urusan dengan Pilpres. PkS hanya jadikan Anies untuk naikan Elektabilitas partai pada pileg. Beda dengan PD yang punya agenda untuk cawapres. Kalau PKS bertahan bukan berati tidak toleran dengan PD tapi ini soal kepentingan hubungan relasi yang harus dikelolanya.  Jadi udahan dech baper soal hubungan relasi. Selagi anda lemah, ya jangan ngeluh dijadikan keset kaki atau dibuang ke tong sampah. Biasa saja. Makanya kuatlah ! kalau engga, dewasalah!


Memilih jalan hidup.

  Saya pernah jadi salesman pada perusahaan Jepang. Tujuan saya adalah mendapatkan pengetahuan lewat training dan pengalaman kerja. Saya sun...