Monday, June 18, 2018

Rendah hati


Kadang sebagian kita beranggapan bahwa pihak yang berseberangan adalah musuh Jokowi dan berharap Jokowi menghadapinya dengan kebencian dan permusuhan. Itu tidak tepat. Masalah HRS itu murni masalah hukum. Kebenaran yudicial adalah kebenaran hukum yang belum tentu sama dengan kebenaran filosopi dan dogmatis. Belum tentu sama dengan kebenaran sosiologi atau kebenaran kultural. Kalau sampai HRS tersangkut hukum, itu hanya masalah hukum. Dan kalaupun akhirnya dia dinyatakan bebas dengan keluarnya SP3 dari Polisi , itupun bebas karena hukum. Soal lainya itu antara HRS dan Tuhan. Itu antara HRS dengan masyakarat. Negara tidak punya ruang mengadili soal persepsi masyarakat dan keadilan Tuhan.

Seorang teman pernah bertemu Jokowi ketika masih Gubernur DKI. Dalam pertemuan itu , teman saya sempat bertanya kepada Jokowi. “ bagaimana sikapnya terhadap musuhnya ? Dengan santai Jokowi mengatakan bahwa dia tidak pernah punya musuh. Yang ada hanya perbedaan pendapat. “ Saya menyimpulkan bahwa orang yang tidak menganggap orang lain musuh maka pasti dia tidak punya sifat benci. Tidak ada dendam. Pasti baginya terbuka dialogh untuk mencoba saling mengerti. Tanpa sikap rendah hati, tidak mungkin orang bisa bersikap seperti itu.Mengapa ? yang menghalangi orang berdamai karena merasa dia lebih baik dari orang lain dan orang lain lebih rendah darinya. Padahal hidup ini bukan mengekalkan perbedaan tetapi mengeliminasi perbedaan. Bukan mengekalkan permusuhan tetapi menciptakan perdamaian.

Jokowi tidak menganggap lawan politiknya adalah musuh yang harus dihadapi dengan taktik muslihat. Tidak. Dia menghadapinya dengan cinta. Dia bisa memisahkan mana ranah pribadinya , mana ranahnya sebagai presiden. Sebagai pribadi, Jokowi pasti pemaaf. Sebagai Presiden maka hukum dan UU adalah dasarnya bersikap. Makanya kalau Jokowi tidak mau intervensi hukum itu bukanlah karena sikap politik tetapi lebih kepada sikap pribadinya. Secara pribadi dia tidak punya dendam yang sehingga menggunakan kekuasaanya untuk “menghabisi” orang lain. Kalaupun orang itu akhirnya jadi pesakitan maka itu karena ulahnya orang itu sendiri. Semua harus menanggung akibat perbuatannya sendiri sendiri. Didunia maupun diakhirat.

Nelson Mandela sukses menumbangkan Rezim Apartheid dan akhirnya melakukan perubahan system kekuasaan yang lebih demokratis karena kerendahan hatinya dan menolak kekerasan dengan memaafkan orang yang menzoliminya terlebih dahulu. Mahatma Ghandi di India mampu merebut kemerdekaan India dengan menawarkan kesederhanaan dan Anti kekerasan. Tak ubahnya dengan tokoh dunia lainnya seperti ibu Teresa, Martin Luther King dan lain lain. Tapi dari 100 tokoh dunia yang paling berpengaruh sepanjang masa , Nabi Muhammad ditempatkan nomor 1 karena sifat pribadinya yang sangat Agung. Para pendiri negara kita adalah orang hebat  yang mengutamakan perdamaian atas dasar kebinekaan.Tidak mungkin persatuan Indonesia dapat terjelma bila satu sama lain yang berbeda saling membenci dan memusuhi.

Jokowi unggul di Jakarta untuk jadi gubernur dan kemudian jadi RI-1 karena sifat kesederhanaan nya yang membumi, bukan hanya terhadap dirinya tapi juga terhadap keluarganya sendiri. Padahal Prabowo yang telah beriklan sepanjang tahun tentang dirinya yang gagah dengan duduk diatas pelana kudanya, yang di back up oleh barisan ulama flamboyan dapat di kalahkan walau kemenangan tipis. Itulah kedahsyatan orang yang rendah hati. Sikap rendah hati adalah sikap yang telah selesai dengan dirinya sendiri. Perjuangan mereka tidak lagi dilandaskan kepada kepentingan dunia tapi kepentingan dari langit. Ajaran agama bagaikan elang yang terbang setinggi langit namun membumi bagaikan induk ayam yang tak lain kecuali memberi cinta tanpa batas dan kelas.Mereka dicatat sejarah karena pribadi yang agung. Pribadi Cinta…

Kadang kita ingin mengubah dunia menjadi lebih baik. Tetapi kita lupa mengubah diri kita sendiri menjadi pribadi yang baik. Kalau masih ada sifat benci dan bermusuhan, maka jangan harapkan ada perdamaian. Yakinlah. Leo Tolstoy pernah berkata ‘Everyone thinks of changing the world, but no one thinks of changing himself. Dari sosok Jokowi dari tahun ketahun kita melihat fakta dimana perubahan terjadi bukan karena acaman bedil seperti era Soeharto tetapi karena lebih mengutamakan pendekatan persuasif atas dasar cinta. Kalaupun akhirnya masuk ranah hukum maka itu adalah pilihan terakhir namun tetap saja berdimensi moral tanpa ada kesan kebencian karena alasan apapun.

Sunday, June 17, 2018

KH Yahya Cholil Staquf

Dalam sejarah, Nabi Musa dan saudaranya Harun di perintahkan Allah untuk mendatangi Firaun. Allah menyarankan agar Musa berkata dengan lemah lembut kepada Firaun. Walau semua kita tahu bahwa Firaun meng claim dirinya sebagai Tuhan. Sejahat jahatnya Iblis tidak pernah menduakan Tuhan. Tetapi manusia seperti Firaun menyatakan dirinya Tuhan. Namun sebegitu kelakuan Firaun terhadap Allah, namun Allah tidak menyuruh rasulnya bersikap kasar kepada Firaun. Mengapa ? agama Allah itu adalah agama Cinta. Tidak bisa menyampaikan pesan cinta itu dengan permusuhan dan kebencian. Itu Sunnatullah. Apakah karana itu Firaun akan berubah, itu urusan Allah. Tugas manusia hanyalah menyampaikan pesan cinta itu dengan lemah lembut.

Negara Israel didirikan karena paham Zeonisme. Itu adalah politik, yang tidak ada kaitannya dengan pribadi orang Yahudi sebagai warga negara Israel. Konplik Israel-Arab adalah produk politik. Setiap negara boleh saja bersikap menentang Israel atas pendudukan Palestina atau bisa saja mendukung. Namun hubungan pribadi manusia didalamnya tidak bisa harus mengikuti arus politik. Pribadi manusia adalah produk Tuhan. Pada setiap manusia ada cinta. Karena cinta lah manusia bisa berbicara menyelesaikan masalah politik menjadi sebuah konsesus yang mendamaikan. Setidaknya dengan cinta manusia bisa tidak kehilangan harapan untuk lahirnya perdamaian. Semua orang yang membumikan agama dalam sikap dan perbuatannya maka cinta itu akan dikedepankan dalam menyelesaikan perbedaan.

Ulama sekaliber Yahya Cholil Staquf yang datang dalam Forum AJC sangat menginspirasi. Dia tak takut dengan jabatannya sebagai Sekjen NU yang jelas menentang Israel, tak takut dengan jabatannya sebagai dewan pertimbangan presiden dimana secara politik Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Dia datang ke forum AJC atas dasar cinta. Dia ingin menyampaikan pesan cinta ( rahmah) itu kepada publik international pada umumnya dan elite politik Zeonisme pada khususnya. Bahwa masalah Arab Israel adalah masalah yang bisa diselesaikan asalkan umat beragama bisa duduk setara untuk lahirnya perdamaian. Dengan cinta maka perdamaian dan keadilan itu bukan mustahil bisa dicapai.

Dunia terkesima dengan bahasa KH Yahya. Di forum itu ada putra Indonesia berbicara dihadapan orang orang hebat dengan bahasa cinta begitu sejuk dan rasionalnya. Semua hadirin dalam forum itu memberikan aplaus. Mungkin apa yang disampaikan oleh KH Yahya tidak ototomatis mengubah kebijakan politik Israel tetapi setidaknya KH Yahya telah menyiram benih cinta kedalam sanubari para elite politik international. Tugasnya sebagai ulama hanya sebatas itu. Selanjutnya itu urusan Allah. Kalau karena itu dia dihujat oleh elite politik Indonesia yang merasa paling Hebat membela Palestina, dia terima dengan ikhlas. Karena dakwah bagi ulama adalah menyampaikan pesan cinta dari Allah. Kepada siapapun, dimanapun. Cukuplah Allah sebaik baiknya penilai

***

“Kunjungan Wantimpres Yahya Staquf ke Israel, selain mencederai reputasi politik luar Indonesia di mata internasional, juga melukai rakyat Palestina. Selain itu, bisa melanggar konstitusi dan UU No 37/1999 tentang Hubungan Luar Negeri. Dalam konstitusi kita tertulis tegas penentangan segala bentuk penjajahan” Demikian pernyataan tertulis Fadli yang dikutip oleh Detik.News, Rabu (13/6/2018). Kemudian FZ mulai mengaitkan tetang sikap represif Israel terhadap Rakyat Palestina. Kita semua mudah menebak bahwa targetnya FZ adalah Jokowi. Karena posisi Yahya adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Namun satu hal yang dilupakan oleh FZ bahwa Kh Yahya diundang oleh Forum Global AJC dan datang atas nama pribadinya, Tanpa membawa embel embel posisinya sebagai anggota Wantimpres dan tokoh ormas NU.

FZ tidak pernah bisa memahami pribadi Ulama NU. FZ hanya melihat ulama NU pakai sarung dan puritan. Dia lupa bahwa yang duduk di Ormas NU itu adalah putra terbaik NU dan punya reputasi tinggi dikalangan santri. Pendidikan mereka juga bukan rendahan. Kemampuan mereka berorasi di forum dunia juga bisa di banggakan. Hanya saja karena mereka rendah hati, keliatannya puritan dalam berpolitik. Tidak seperti itu. Lihatlah walau PKB lahir dari NU namun tidak otomatis kebijakan Politik PKB sejalan dengan NU. Para kiyai itu bukan orang bodoh yang gampang ngekor apa kata Politisi. NU bisa memisahkan mana politik dan mana Agama. Tidak usah beronani politik akan berhasil efektif merusak seorang ulama NU karena issue murahan.

FZ seakan sejalan dengan Politik Gerindra bahwa siapapun dan apapun dapat dibunuh karakternya atas dasar emosi agama. Termasuk KH Yahya Staquf yang sangat disegani oleh warga NU. FZ berharap dengan issue kunjungan KH Yahya itu dapat menjatuhkan reputasi Jokowi yang pro palestina dan sekaligus merusak reputasi ulama NU yang juga pendukung Jokowi. Sehingga berharap akar rumput NU akan berkiblat kepada Gerindra bersama koalisinya untuk tujuan meraih kekuasaan. Ini jelas politik kotor. Mengapa ? Bung FZ masih kah ingat bagaimana swing voter dari warga NU yang tadinya mendukung Ahok segera berubah haluan ke Anies hanya karena Ahok mempermalukan Ma’ruf Amin di persidangan. Anda telah melukai perasaan kaum nahdliyin dimana mereka sangat menghormatinya Kiyainya.

Jangan kaget bila Mohammad Nuruzzaman, kader Partai Gerindra,tersinggung karena tweetan FZ “ Cuma ngomong begitu doang ke Israel. Ini memalukan bangsa Indonesia. Tak ada sensitivitas pd perjuangan Palestina. Cuma 2019GantiPresiden. Semua tahu bahwa Nuruzzaman adalah Ketua Densus 99 GP Ansor. Kader NU. Ia tokoh memiliki banyak pengikut setia dan lagi Sebagai santri NU, Nuruzzaman adalah murid KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Selanjutnya Nuruzaaman akan bertarung digaris depan melawan Gerindra. Saran saya kepada Gerindra, sebaiknya elite politik Gerindra belajar tentang agama dengan benar dan pahami maksud dan tujuan kader NU bila masuk ke politik. Yang jelas tujuan mereka beda dengan politisi pada umumnya. Kalau sekarang NU memilih mendukung Jokowi, itu bukan karena Politik tetapi karena Islam yang mengajarkan Cinta.


Menjawab tentang Jokowi...

Bung bertanya “ apa kabar revolusi mental? Saya sebagai rakyat kecil yang tidak cari makan di negeri ini ingin menjawab dengan fakta. Jokowi tidak terlatih berbicara populis dengan retorika tetapi dengan perbuatan. Tidak menulis buku seperti ahli tafsir yang melahirkan revolusi sosial kaum wahabi atau tidak menulis buku merah seperti Mao tentang manifesto kebudayaan sebagai anti tesis komunisme Marx. Tidak. Jokowi seorang insinyur yang terlatih bekerja dan juga pengusaha yang terbiasa berpikir praktis. Jadi sebelum saya jawab lebih jauh pertanyaan anda sebaiknya ini dimaklumi dulu, ya sayang.

Bung AHY yang cerdas dan pintar. Masih ingatkah Perta? Itu loh trading arm Pertamina yang mengendalikan impor minyak yang disetir oleh mafia migas. Karena skema impor BBM itulah membuat Indonesia tidak pernah mandiri sebagai produsen BBM. Karena skema itu mendatangkan uang rente tak terbilang. Karena skema itulah negara rugi ratusan triliun selama 10 tahun sby berkuasa. Ingatkan? Nah itu sudah di removed dari tata niaga migas. Kini semua jadi transfarance dan negara hemat jutaan dollar setiap hari. Tiga kilang minyak raksasa sedang dibangun agar kita mandiri. Itulah buah dari revolusi mental ala Jokowi.

Bukan itu saja Bung, mafia pangan, mafia pupuk , mafia pajak , mafia ikan di libas nya tanpa ragu. Itu engga mudah Bung. Kalaulah mudah tentu sby sudah lakukan selama 10 tahun dia berkuasa. Tetapi jokowi tidak penduli akan semua hambatan. Yang kusut dia urai. Yang keruh dia jernihkan. Yang sulit dibuat mudah. Semua demi negeri yang dia cintai. Demi rakyat yang butuh hope dia dobrak status quo, dia gebrak orang yang tidur mimpi populis, dia hentakan orang yang berada di comfort zone. Tentu karena itu Jokowi menciptakan banyak musuh. Bacalah sosmed setiap hari menghujatnya. Dengarlah talk show TV oon yang terus menggiring opini membencinya. Itulah proses revolusi mental yang sedang berlangsung.

Bung AHY, begitu banyak rencana dibuat oleh sby. Apa hasilnya ? Hanya tumpukan kertas studi. Kalaupun diimplementasikan, kebanyakan mangkrak. Kini di era Jokowi itu diselesaikan tanpa gaduh. Diselesaikan ditengah warisan APBN yang defisit. Tanpa ada sedikit pun Jokowi mengeluh dan menyalahkan rezim sby. Justru atas dasar hormat kepada sby, Jokowi laksanakan semua rencana itu dengan sempurna. Walau karena itu Jokowi harus berhutang namun bukan hutang untuk belanja pegawai tetapi untuk investasi yang punya nilai tambah tinggi dimasa depan. Hasilnya kini Indonesia masuk investment grade dimata investor, masuk komunitas negara USD 1 triliun.

Bung AHY, orang Minang punya falsafah, alam terbentang jadi guru. Tuhan mendesign kehidupan ini dengan banyak peristiwa. Baik dan buruk adalah pembelajaran bagi orang berakal. Jokowi tidak menggurui kita dengan buku untuk paham revolusi mental. Tetapi Jokowi meminta kita belajar dari apa yang diperbuat. Orang Banyak berkata tentang apa yang seharusnya baik dikerjakan, tetapi Jokowi menunjukkan kepada kita bagaimana sebaiknya dikerjakan. Sebagaimana dia mendidik putranya mandiri jauh dari bayang bayang kekuasaannya. Itulah jokowi. Itulah revolusi mental. Untuk dipahami oleh rakyat yang mau berpikir. Pahamkan sayang ?

***
Kritik AHY terhadap kinerja Jokowi tak ubahnya dengan kelompok oposisi yang tak didukung data yang akurat. Hanya bedanya, AHYmenyampaikan dengan bahasa santu seperti SBY. Lima isu yang disasar AHY, yakni menurunnya daya beli masyarakat, naiknya tarif dasar listrik, kurangnya pembukaan lapangan pekerjaan, derasnya aliran tenaga kerja asing dan revolusi mental yang dinilai tidak berjalan.

Banyak orang tidak paham makna GNP USD 1 triliun untuk Indonesia. Dengan kondisi GNP sebesar itu tidak datang begitu saja. Itu melewati proses yang tidak sebentar. Bung AHY, dalam sepuluh tahun terakhir pendapatan per kapita secara riil mengalami kenaikan dua kali lipat. Sementara itu inflasi dua tahun terakhir juga mencatat rekor sangat rendah dan stabil, yaitu di bawah 4 persen. Bung AHY, data memang menunjukkan bahwa pendapatan riil masayarakat tidak terjadi penurunan. Kalau dirasa konsumsi menurun maka itu terjadi karena fenomena kelas menengah yang tumbuh akibat meningkatnya pendapatan.

Bertambahnya kelas menengah dapat menyebabkan bergesernya jenis konsumsi masyarakat dari kebutuhan primer (makanan dan sandang) menjadi kebutuhan sekunder bahkan tersier (mewah). Jumlah nominal yang dikonsumsipun akan berubah seiring dengan kesadaran masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi. Hal ini sejalan dengan data dari Bank Indonesia bahwa dana pihak ketiga tahun ini meningkat 10 persen di kuartal kedua bila dibandingkan tahun lalu.

Jadi bung AHY, secara prinsip ekonomi, tidak terjadi hal yang dapat menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat. Dari kompilasi terhadap data Susenas menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi kelompok menengah dari Maret 2016 ke Maret 2017 masih di atas 6 persen, memang lebih rendah dibandingkan setahun sebelumnya yang pernah di kisaran 8 persen. Namun kelompok masyarakat 30 persen berpenghasilan terendah, konsumsinya tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yang menunjukkan keberhasilan dari kebijakan transfer pemerintah. Engga percaya ?

Mari lihat fakta berikut …

Secara umum, daya beli masyarakat dapat diasosiasikan dengan penerimaan PPN Dalam Negeri yang merupakan pajak atas konsumsi barang/jasa. Pada tahun 2017 penerimaan PPN Dalam Negeri tumbuh 15,32 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2016 yang mencapai -2,15 persen. Beberapa sektor utama pada jenis pajak PPN Dalam Negeri tumbuh positif seperti sektor Industri Pengolahan (tumbuh 19,47 persen), Perdagangan Besar & Eceran (tumbuh 17,99 persen), dan Transportasi & Pergudangan (18,30 persen).
Belum juga yakin? Mari kita lihat data sebagai berikut ..

Dari sisi kinerja penerimaan pajak sektoral, 2 (dua) sektor utama yang dapat diasosiasikan dengan daya beli masyarakat: Industri Pengolahandan Perdagangan Besar & Eceran, pada tahun 2017 menunjukan tren yang positif: Dari sisi produksi, penerimaan pajak (seluruh jenis pajak) dari sektor Industri Pengolahan secara umum tumbuh 17,53 persen dengan pertumbuhan positif pada beberapa sub-sektor utama seperti Industri Pengolahan Tembakau (tumbuh 36,30 persen), Makanan (tumbuh10,45 persen), Minuman (27,54 persen), Kendaraan Bermotor (51,31 persen), Pakaian Jadi (19,96 persen), Komputer & Elektronik (14,49 persen).

Bagaimana dengan yang lain…

Coba liat ini dari sisi distribusi/penjualan, penerimaan pajak (seluruh jenis pajak)sektor Perdagangan Besar & Eceran secara umum tumbuh 26,08 persen dengan pertumbuhan positif pada beberapa sub-sektor utama seperti Perdagangan Besar & Eceran Non Kendaraan Bermotor (25,67 persen) dan Perdagangan Besar Perlengkapan Rumah Tangga (23,43 persen). Pertumbuhan positif PPN Dalam Negeri, penerimaan pajak sektor Perdagangan, dan penerimaan pajak sektor Industri Pengolahan memberikan indikasi masih kuatnya daya beli masyarakat, dari sisi produsen dan distributor.

Untuk data tahun 2018, realisasi penerimaan perpajakan periode Januari – Februari 2018 adalah sebesar Rp 160,75 triliun (9,93 persen dari APBN 2018) atau tumbuh 13,60 persen secara year-on-year. Pertumbuhan ini ditopang oleh pertumbuhan PPh Non Migas yang mencapai 12,26 persen, PPN yang tumbuh 18,00 persen, Cukai tumbuh 15,16 persen, serta Bea Keluar yang tumbuh 74,60 persen. Kinerja positif penerimaan pajak juga tercermin dari penerimaan sektor usaha utama seperti Industri Pengolahan dan Perdagangan yang tumbuh signifikan, masing-masing tumbuh 13,25 persen dan 33,56 persen.

Masih kurang yakin…Ini data berikut..

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, banyak hal yang sebelumnya tidak mungkin dalam sektor perdagangan dan jasa berubah menjadi suatu fakta yang tidak disangka sebelumnya. Porsi belanja orang miskin untuk telp selular sebesar 25% dari pendapatannya. Hebat kan. Mereka tidak keberatan listrik naik. Loh, belanja selular lebih besar dari anggaran listrik rumah mereka. Jumlah orang miskin turun loh Bung. Daya serap angkatan kerja terselubung terserap lewat penyediaan lapangan kerja pembangun infrastruktur. Kan engga mungkin bangun jalan, irigasi, pelabuhan, bandara pakai robot. Ya kan sayang..

Berdasarkan data jumlah pemudik yang menggunakan motor turun sampai 55%. Fakta ini menunjukkan bahwa orang lebih memilih menggunakan angkutan umum karena hampir sebagian besar jalan menghubungkan kota sudah bagus dan bahkan di Jawa sebagian sudah menggunakan jalan tol. Jadi waktu tempuh semakin cepat. Dulu orang naik motor karena menggunakan kendaraan umum bisa terjebak macet luar biasa akibat jalan yang buruk. Dengan orang memilih mudik menggunakan angkutan umum maka fakta tak terbantahkan bahwa sebagian besar orang Indonesia adalah konsumen jasa yang mampu membayar untuk mendapatkan layanan terbaik bagi dirinya.

Selama Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, menurut Bank Indonesia (BI) pertumbuhan jumlah uang beredar naik 14% atau Rp 167 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 147 trilun. Selama 10 tahun terakhir , tahun ini uang yang diedarkan BI mencapai puncak tertinggi yaitu sebesar Rp 691 triliun. Ini suatu fakta bahwa tingkat pendapatan dan kemakmuran dalam bentuk purchasing power memang bukan retorika.

Jadi kalau ada orang bilang Jokowi membangun demi pencitraan dan retorika maka sebetulnya mereka berkaca kepada diri mereka sendiri yang menganggap kekuasaan itu adalah berkah untuk hidup senang diatas retorika atas nama agama dan idiologi. Makanya memang program hanya retorika. Namun Jokowi tidak bicara kecuali menyampai fakta lewat kerja keras agar orang bisa merasakan dan menikmatinya. Jadi pelajari fenomena ekonomi dan lihat secara cerdas agar tidak terperangkap pemikiran ekonomi terbelakang. Bagaimanapun sikap kritis Bung AHY patut di hormati…

Renungan fitri


Seusai bersibuk dengan aktifitas keseharian ,saya pulang mendekati dini hari. Walau malam telah menjemput namun Jakarta masih ramai. Masih ada beberapa tempat yang terhalang macet. Entah apa sebabnya. Ketika lampu merah , mata saya tertuju kepada wanita yang duduk di pinggir jalan. Di sampingnya ada baskom tempat dia menjual sesuatu. Di sampingnya nampak juga anak balita yang tertidur beralaskan kain. Wanita itu menatap saya dan mendekati kendaraan saya. Saya bukan kaca jendela kendaraan. Dengan tersenyum, dia menawarkan dagangannya. Saya membalas senyumnya seraya menanyakan namanya.

Dia menyebut dirinya Markiah. Singkat saja nama itu. Ya, Markiah seperti wanita lainnya yang terseret arus kota yang sulit ramah kepada seorang janda miskin. Kemana suaminya? entahlah. Ketika saya beli susu kedelai yang dia tawarkan, dia tampak lelah namun tegar. Tentu. Ketika saya beri uang tanpa membeli daganganya, dia menolak dengan halus. Saya merasa terjatuh berkeping keping. Ya Tuhan maafkan aku. Aku salah menilai wanita ini sehingga aku menduga dia pengemis.

Tuhan, engkau tunjukan kepadaku wanita perkasa melewati nasip. Dia tidak menadahkan tangan. Tidak menjual diri. Ketika saya rasakan susu kedelai memang enak. Dengan harga 5.000 satu kantong plastik saya merasakan susu kedelai terbaik. Dia tidak hanya menjual untuk uang tapi memang menjual karena cinta, tahu berterimakasih kepada konsumen yang telah membeli produknya.

Hidup memang tidak sempurna. Sekeras apapun kamu berpikir utopis dan berharap datang namun yang terjadi terjadilah. Seorang pengusaha sukses nan filantropi akhirnya hancur karena badai krisis moneter yang tak pernah dia bayangkan akan terjadi. Wanita soleha tak pernah meminta uang belanja kepada suaminya namun dia harus bertanya mengapa dia harus di madu? Seorang jenderal yang tak henti beriklan bertahun tahun dan di dukung sederet ulama hebat akhirnya hanya dapat sujud syukur palsu terpilih sebagai presiden. Nyatanya dia dikalahkan oleh tukang kayu yang bukan jenderal dan bukan pula pimpinan partai.

Ya inilah permainan Tuhan. Kalau hidup tanpa surprise, semua sempurna? Padahal ketidak sempurnaan adalah fakta yang memaksa kita rendah hati. Saya masih ingat Markiah tadi, kita malu bila masih berkeluh kesah dengan keadaan. Kadang paranoid kepada pemerintah dan siapa saja. Kadang merasa kawatir tentang masa depan. Senantiasa mengutuki keadaan yang tidak seperti kita mau, sehingga bertanya mengapa Tuhan tidak memberi yang aku mau. ? terus berpikir ingin menjadi matahari padahal untuk menjadi lentera pun kita tidak sanggup.

Padahal semua bukan antara kita dengan keadaan tapi antara kita dengan Tuhan. Untuk menguji keimanan kita. Bukankah tidak dikatakan seseorang beriman sebelum di uji, dan ujian itu hanya ada karena kehidupan itu memang tidak sempurna. Kamu berkata bahwa kita bisa copy paste dengan kehidupan Madinah di era Rasul memimpin asalkan Al Quran dan Hadith sebagai pegangan kita. Ya kita harus berpegang kepada kitabullah dan Sunnah namun kita tidak seharusnya hidup dalam utopia masalalu. Kita manusia biasa yang tidak mungkin sekelas Rasul.

Karenanya sadarilah bahwa zaman ideal era kepemimpinan Rasul di Madinah tak akan pernah terjadi lagi. Walau kita berusaha mencapainya kita hanya seperti menggapai surya di pangkal akanan. Kita hanya akan selalu mendapatkan hangat dari cahayanya, dan kita senantiasa berikhtiar ke sana. Tapi mungkinkah mencapai kaki langit itu, menjangkau terang itu, dengan kebencian dan permusuhan? Hidup jadi berarti bukan karena mencapai. Hidup jadi berarti, karena mencari, memberi dan mengasihi. Itulah nilai agama sesungguhnya. Rahasia Allah terlalu luas untuk dipahami kecuali laluilah hidup ini dengan ikhlas. Itu sudah cukup karena kita akan diadili sendiri sendiri dihadapan Tuhan. 

***

Monday, June 11, 2018

Pemimpin.

Abdullah bin Umar dia berkata : Rasulullah bersabda “Kalian semua adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap rakyat yang dipimpinnya. Seorang raja memimpin rakyatnya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya itu. Seorang suami memimpin keluarganya, dan akan ditanya kepemimpinannya itu. Seorang ibu memimpin rumah suaminya dan anak-anaknya, dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya itu. Seorang budak mengelola harta majikannya dan akan ditanya tentang pengelolaanya. Ingatlah bahwa kalian semua memimpin dan akan ditanya pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya itu.” [Al-Bukhari meletakkan hadits ini di kitab 49; Budak. Bab 17; dibencinya perbuatan menyiksa budak.]

Ibu saya pernah menasehati saya “ Kamu adalah pria. Dalam hal apapun takdir kamu terlahir sebagai pemimpin. Begitu agama dan adat kita mendidik kaum pria. Setiap pemimpin dituntut untuk berkorban. Seberapapun besar pengorbanan kamu kepada mereka tetap saja tidak akan memuaskan mereka semua. Akan selalu ada yang tidak suka. Akan ada yang tidak puas. Akan selalu ada yang bergunjing dibelakang kamu. Akan selalu ada yang tidak akan berterima kasih kepadamu. Tetapi kamu tidak boleh mengeluh atas sikap mereka itu. Mengapa? Karena memimpin itu bukan” mendapatkan” tetapi “memberi” dan berkorban untuk itu. Kamu tidak berhak atas keadilan dari mereka tetapi dari Tuhan. Selagi kamu menuntut keadilan kepada mereka atas apa yang telah kamu lakukan maka kamu bukan lagi seorang pemimpin tetapi pengekor”

Nasehat ibu saya itu selalu saya ingat. Dalam memimpin keluarga saya tidak pernah minta dilayani dirumah walau saya bekerja keras untuk memuaskan kebutuhan keluarga. Tidak pernah menepuk dada atas apa yang telah saya berikan. Dan karenanya berhak dihormati berlebihan dan memperlakukan istri semau saya. Mengapa ? Apa yang saya lakukan untuk keluarga itu adalah liabilities yang harus saya tunaikan. Itu tanggung jawab saya dihadapan Tuhan dan cukuplah Tuhan sebagai penilai. Begitu juga dalam kepemimpinan lain entah itu di LSM perusahaan,pemerintahan, pemimpin harus menempatkan dirinya sebagai undertaker yang visioner. Bukan gila hormat dan serba paranoid. Bukan yang gampang buat excuse tetapi smart menemukan solusi. Bukan yang lebih ingin didengar tetapi suka mendengar. Bukan yang merasa paling benar. Mudah meminta maaf dan suka memaafkan. Gemar bekerja dan kaya pengetahuan untuk memberikan inspirasi kepada bawahannya melakukan perubahan yang positip.

Walau begitu, pemimpin yang baik sadar bahwa dia ditempatkan sebagai orang yang paling dinilai oleh orang banyak. Karenanya dia renta sekali di hujat, di fitnah dan digunjingkan dibelakangnya. Artinya selagi orang penduli dan Sadar bahwa pemimpin itu punya nilai maka dia akan selalu dibicarakan kelebihan dan kekurangannya. Kecuali pemimpin itu memang tidak ada nilai maka akan muncul sikap apatis dari orang yang dipimpinnya. Contoh pengusaha yang sukses menghela gerbong organisasi nya pasti banyak karyawan yang membencinya namun banyak juga yang mencintainya. Makanya jadi pemimpin yang baik itu harus berjiwa besar. Engga gampang baperan dan focus kepada agendanya untuk hidup dijalan Tuhan, maka hasilnya pasti maksimal dihadapan Tuhan. Ya tirulah Jokowi ...

Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...