Sunday, July 25, 2021

Bukan mental Pemenang.

 



Tadi diskusi dengan teman aktifis Islam lewat telp. “ Islam sebagai kekuatan dikalahkan oleh kekuatan Sekular. Itu karena bantuan Barat. Kalaulah islam kuat secara politik tentu tidak mungkin kita dikendalikan Barat yang kapitalis.”Kata teman. 


“ Kalau kamu mau jadi aktifis maka kamu harus kuasai data dan peta politik real. Jangan hanya mengandalkan kata pengamat politik yang anti pemerintah. Masalah politik itu sederhana saja. Engga sulit kita pahami. Apalagi di era informasi dan demokrasi sekarang ini. Bahwa kekuatan islam dikalahkan oleh kekuatan sekular itu salah besar.”


“  Mengapa? Dia mendesak ingin tahu.


“ Loh, faktanya, kekuatan partai berbasis masa islam yaitu PKB, PAN, PKS, PPP total kursi di DPR ada 171. Itu mengalahkan PDIP yang 128 kursi. Mengalahkan Gerindra yang 78 kursi atau kurang separuh dari kekuatan Partai islam. Mengalahkan Golkar yang 85 kursi atau separuh dari kekuatan partai islam. Apalagi dengan partai lain yang sekular.  Jadi siapa bilang kekuatan politik islam lemah? Bahkan dengan kekuatan yang ada sekarang, itu sama dengan 1/3 anggota MPR. Syarat mengubah UUD 45 bisa terpenuhi.  Sebenarnya Tuhan itu sudah membuktikan keberpihakannya kepada umat islam untuk mengontrol politik. “ kata saya.


“ Tetapi kalau sendiri sendiri tetap aja lemah.? Katanya. 


“ Siapa suruh sendiri sendiri.? Ajaran islam kita disuruh sholat berjamaah. Kenapa terpecah barisan? Intropeksi dirilah, baca QS. Ali Imran: 103”


“ Ya memang sulit itu bisa bersatu.”


“ Nah jelas ya. Kesalahan itu ada pada diri kita sendiri yang memang tidak bisa bersatu.”


“ Apa penyebabnya?


“ Ya pertama karena kebodohan. Lebih mengandalkan perasaan daripada  akal, dan cenderung menolak dialektika. Terpasung dengan dogma. Kedua, mudah berprasangka buruk sebelum dianalisa secara menyeluruh. Ya gimana mau berprasangka baik, mindset kebodohan memang hanya ada prasangka buruk. Ketiga, sesama muslim suka berkata kasar. Apalagi berbeda pandangan atau sikap.  Keempat, mudah jadi penghasut dengan membesar besarkan perbedaan. Kelima, suka menghakimi orang secara personal.  Keenam. Kemaruk harta. Cobalah lihat kehidupan pribadi elite partai islam dan tokoh islam? terkesan hedonisme. Jauh dari rendah hati.” kata saya.


“ Tapi sekular lebih buruk.”


“ Itu kata kamu. Faktanya walau kalah suara dengan kelompok partai islam, PDIP berhasil menempatkan Jokowi sebagai presiden.  Jokowi sebagai pemenang. “


“ Walau menang, belum tentu Allah ridhoi” katanya ketus.

“ Bacalah, surat Ali Imran ayat ke-26. Itu jelas bahwa kekuasaan itu dari Allah. Bukan dari setan atau lainnya. Itu artinya Jokowi menang karena Allah. Apapun dari Allah itu baik dan tentu juga cobaan bagi Jokowi dan kita semua.  Jadi kembali kepada pertanyaan kamu, islam lemah itu kesan dari umat islam sendiri yang inferior complex. Engga pandai bersyukur. Makanya lemah. Kalaulah kita pandai bersyukur dan tidak kufur nikmat, tentu tidak sulit diantara kita bersatu sebagai sebuah kekuatan politik. Tidak sulit menjaga akhlak. Tidak sulit hidup sederhana. Faktanya itu memang sulit dan sulitpula kita jadi pemenang. Udah ya..lain waktu disambung 


Tuesday, July 20, 2021

Mati sebelum wafat.

 




Minggu lalu saya membesuk teman yang sakit. Menurut keluarganya dia terkena stroke ringan akibat gulanya tinggi. Tapi keadaanya sudah membaik dan diharuskan banyak istirahat. Dia juga kena pengapuran tulang leher. Jadi sulit bergerak. Setelah operasi di Taiwan, tetap tidak sempurna walau sudah membaik. Tulang punggungnya juga bermasalah dan sekarang pakai pen setelah operasi. Kebayang bagaimana  menderitanya dia diusia bertaut tak lebih 3 tahun dari saya.  Dia kaya raya. Perusahaannya banyak tersebar di dalam dan luar negeri. Waktu membesuknya, dia sempat berbisik kepada saya “ Menjadi pengusaha adalah menciptakan ladang bunuh diri atau di bunuh secara brutal oleh orang sekitar kita”. Saya mengenggam jemarinya dan termenung.


Kata katanya itu menyadarkan saya. Waktu usaha kecil kita hanya berpikir bisa  makan saja. Tidak banyak yang kita pikirkan selebihnya kita merasa terus hidup. Karena itu usaha terus berkembang. Saat itu tanpa disadari banyak yang kita pikirkan dan tak peduli kesehatan kalau harus kerja 18 jam sehari. Kemudian terus berkembang sampai uang ikut  kemana langkah diayunkan. Tidak ada lagi waktu tersisa untuk mikirkan lain kecuali keinginan tak terpuaskan. Semua pihak dari keluarga, teman, sahabat, karyawan, semua mulai bergantung kepada kita. Ingin terus berada dalam lingkaran kita. Mereka menciptakan intrik diantara mereka yang membuat kita repot. Mengapa ? Dari mereka kita merasa terhormat dan karenanya kita berusaha ingin memuaskan semua orang, dengan uang kita. Saat itulah proses bunuh diri berlangsung.


Tapi saya tidak mau menyimpulkan bahwa pembunuhan itu datang karena faktor kesengajaan. Tapi memang by design penyebabnya sudah ada dan itu datang dari keinginan besar untuk mendapatkan kehormatan atas dasar kesuksesan, ketenaran dan uang berlimpah. Semua itu faktor di luar diri kita   yang terus menciptakan banyak fantasi. Setiap kali kita  bertemu, mereka membanggakan kesuksesan kita dan bersorak seraya mengaku sebagai bagian darinya. Berbagai jabatan organisasi sosial bergengsi menempatkan  kita sebagai orang terhormat. Ketika kita berubah sikap, mereka akan menjadi pembenci yang sangat membenci. Dan kita takut itu terjadi. Terus merasa  kawatir  reputasi akan jatuh. Jiwa kita mulai rapuh. Penyakit ringan dan berat mulai berdatangan.


Apa yang terjadi ? Semua orang adalah kritikus dan siap untuk menyoroti kesalahan kita, karenanya kita juga tidak berhak melakukan kesalahan. Kritikus bisa menjadi orang terdekat kita. Mengapa ? Semua orang adalah pemuja  kita karenanya mereka berhak memiliki kita dan mendapatkan kita. Lantas bagaimana seharusnya bersikap sebagai pengusaha ? Apapun faktor di luar diri kita tidak seharusnya mempengaruhi hidup kita, menentukan bahagia atau menderita.


Saya teringat tahun 2008 saya pernah kena asam lambung. Pada waktu itu saya sedang di Guangzou. Dokter menasehati saya agar saya mengubah gaya hidup saya.  Namun yang tak pernah lupa nasehatnya adalah “ sebagai pengusaha kamu boleh gagal dan boleh direndahkan orang, boleh dihina orang denga kritik pedas dan boleh diabaikan orang. Mengapa ? Karena kamu bukan malaikat, bukan superhero atau superman. Kamu hanya manusia biasa, yang sebegitu besar harapan kamu untuk terhormat, namun jangan lupa kamu juga bisa terhina kapan saja. Jadi perbaiki gaya hidup agar sikap hidup kamu berubah. Kalau tidak, orang di luar sana yang akan membunuh jiwa dan raga kamu.” 


Ya, saya adalah seorang Pengusaha bukan Superhero maupun Superstar yang memiliki solusi untuk semua masalah. Saya memiliki takdir untuk gagal dan juga sukses tentunya. Dan itu adalah bagian dari perjalanan saya. Perjalanan seorang diri. Apapun faktor diluar saya, itu adalah antara saya dengan Tuhan. Tidak akan membuat saya berlebihan menyikapi susah mapun senang. Dipuji dan dibenci, biasa saja. Alhamdulilah , karena itu di usia diatas 50 tahun ini, tidak ada penyakit serius yang  saya rasakan. Saya menua dalam kesederhanaan dan saya baik baik saja.  


Sunday, July 18, 2021

Perbedaan pendapat soal Pandemi.

 





Pendapat Lois berkaitan dengan CORONA, terkesan melecehkan profesi dokter. Kalau boleh saya kelompokan ada tiga. Pertama, dia menentang adanya Pandemi. Kedua, dia percaya adanya COVID-19. Ketiga, dia menentang otoritas dokter menerapkan SOP penanganan pasien COVID-19. Dari tiga hal itu yang membuat saya ragu dengan Lois adalah dia melecehkan otoritas dokter atau yang ketiga. Saya tidak segera menerima atau menolak pendapatnya. Saya lakukan desk riset terhadap semua pendapatnya itu. Google menuntun saya. Tidak sulit untuk mengetahui referensi pendapat Lois. 


Ternyata 100% pendapat dia itu bukanlah pendapat pribadi dia, tetapi itu pendapat pegiat anti pandemi COVID, termasuk anti Vaksin. Mereka ini kalau saya perhatikan adalah pegiat yang ada dibalik teori konspirasi. Terkesan cocoklogi. Artinya , memang pendapatnya berdasarkan referensi sains dan fakta namun disimpulkan dengan salah atau semaunya saja. Akibatnya jadi menyesatkan. Saya bisa katakan itu, karena saya juga lakukan desk riset melalui jurnal ilmiah khusus tentang Pandemi dan COVID. 


Makanya saya sarankan kepada dokter dan ahli virus untuk tampil debat di depan publik dengan Lois. Tujuannya untuk mendidik masyarakat agar tidak terjebak dengan HOAX. Karena pegiat anti COVID ini memanfaatkan sosial media dan internet untuk menebarkan informasi. Kegiatan mereka di sosial media selama Pandemi massive sekali. Telah meningkatkan traffit acitve pengguna sosmed dan memberikan peningkatan iklan bagi facebook sebesar 32%  atau total revenue tahun lalu saja mencapai lebih dari Rp. 300 triliun. 


Mau tahu pengaruh mereka? Terbukti hasil survey, sebagian besar orang terdidik justru tidak percaya vaksin. Jadi adalah tugas dokter kaum terpelajar untuk melawan perang hoax ini. Tentu dengan cara terpelajar. Artinya jangan serang pribadi mereka yang berbeda tetapi lawan dangan sains juga. Sampaikan dengan bahasa sederhana agar orang awan paham. Itu akan lebih efektif.  Ingat, dalam pandemi ini virus yang jauh lebih berbahaya adalah virus HOAX yang ditebarkan lewat sosial media dan media massa.


Namun dokter dan para ahli juga harus jujur bahwa COVID-19 ini belum ada obatnya.  Vaksin bukan obat tetapi hanya meningkatkan kemampuan response antibodi kita terhadap COVID-19. Dengan demikian kalau ada pendapat pengobatan alternatif berupa herbal dan tradisional jangan pula cepat sekali bilang itu hoax. Hanya obat pharmasi yang benar. Padahal obat Virus ( apapun itu) belum ada. Yang ada adalah obat untuk mengobati gejala yang timbul terhadap organ tubuh, itupun sifatnya trial and error. 


Masyarakat juga harus dididik untuk paham arti RS. Tidak harus apapun gejala COVID harus ke RS. Anda harus percaya bahwa resiko fatal virus COVID itu hanya 3% saja. 97% aman. Tidak mematikan. Apalagi kalau sudah vaksin, praktis sudah sama saja itu seperti influenza. Jadi kalau positif ya tenang. Jangan panik. Anda perlu RS kalau ada komorbit. Apa itu? hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, dan penyakit paru obstruksi kronis. Kalau tidak ada komorbit. tidak perlu ke RS. Tahan saja dengan isolasi mandiri dan istirahat cukup dengan makan vitamin. Itu akan sembuh sendiri. Paling lama 14 hari selesai.


Juga harus diakui bahwa dengan adanya pandemi ini menguntungkan big pharma yang mengontrol produksi obat obatan dan harga, termasuk RS dengan sederet SOP yang berpihak kepada big Pharma. Jadi tradisi lokal yang mandiri mengobati sendiri penyakit lewat herbal dan lainya, itu juga harus dihormati oleh dokter dan sains. Karena selama ini baik baik saja. Dan lagi toh VIRUS belum ada obatnya. Jangan pula marah kalau anda menentang pengobatan alternatif lantas orang tuduh anda sebagai agent promosi produksi Big Pharma. Itu wajar saja. Jadi mari semua kita berusaha bijak di tengah pandemi ini. Tetap jaga prokes dan gembirakan hati selalu. Semoga semua baik baik saja.


Thursday, July 15, 2021

COVID bukan kutukan...

 




“ Pah, virus itu kan bahaya. Kenapa Tuhan ciptakan juga. “ tanya oma. 


“ Ketika Tuhan menciptakan makhluk maka itu juga bagian dari cara Tuhan menciptakan hukum yang saling mengikat. Tujuannya apa? agar ekosistem tercipta. Singkatnya tida ada satupun makhluk atau benda yang ada di semesta ini tidak berguna. Selalu ada gunannya. Kalaupun kita tidak tahu sekarang, itu hanya terbatasnya pengetahuan kita. Kelak karena pengetahuan yang terus berkembang, kita akan tahu juga manfaatnya. “ 


“ Ya tapi kan bagaimanapun Corona itu berbahaya. Membuat tubuh kita sangat rentan. Kenapa? 


“ Tubuh manusia itu tidak rentan. Kalau rentan mengapa Tuhan tunjuk Adam atau manusia sebagai pemimpin di bumi. Dan minta semua makhluk sujud.? Kalau menurut sufi , manusia itu replika Tuhan “ 


“ Ya juga. Terus apa kekuatan manusia melindungi dirinya?


“ Pada diri manusia itu ada Sel B. Nah sel B itu berfungsi untuk memproduksi antibodi. Tugas antibodi melawan antigen atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.”


“ Gimana sel B itu produksi antibodi?


“ Ya Ketika antigen masuk ke dalam tubuh, maka sel B  langsung terdiferensiasi menjadi sel plasma untuk memproduksi molekul antibodi. Proses produksi itu bisa cepat sekali kalau antigen itu sudah ada database nya di sel T. Kalau file antigen atau virus semacam corona itu tidak ada di database nya ya proses produksi antibodi jadi lambat. Ya butuh 7 hari dech.”


“Kenapa ?


“Karena antibodi itu melawan antigen melalui cara mengikatkan diri. Ya sama seperti anak kunci dengan lubang. Kalau engga pas ya engga bisa. Dia harus tahu percis antigen itu agar bisa mereplika diri mirip dengan antigen. Jadi bisa masuk tuh barang.”


“ Sesederhana itu ya.” 


“ Ya keliatan sederhana. Tetapi proses tempur antara antibodi dengan antigen itu rumit. Sel B harus membentuk pasukan berani mati atau imunoglobulin yang terdiri dari 6 grup. Grup G, M, A,E dan D”


“Wa hebat. Contohnya gimana ?


“ Katakanlah, pada tahap pertama virus masuk ke dalam diri kita lewat darah. Segera tubuh kita bereaksi dengan mengeluarkan pasukan group M. Nah M ini akan merangsang terjadinya pembantaian antigen. ”


“ Gimana kalau virus itu masuk lewat hidung, mata, paru-paru dan usus”


“ OH engga usah kawatir sayang. Itu tugas grup A. Pasukan ini standby bukan hanya di dalam darah tapi juga di cairan tubuh lainnya, seperti air mata, air liur, ASI, getah lambung dan sekresi usus. Dia ada bersama lendir hidung, mata, paru-paru dan usus. Pasukan A ini pasukan berani mati. Kalau mereka tidak bisa hadapi mereka bisa suruh sel pada organ kita yang terinpeksi melakukan aksi bunuh diri agar virus juga mati. Kemudian merangsang terjadi reproduksi sel. Tubuh sehat kembali”


“ Terus apakah antibodi itu hanya bereaksi kalau diserang saja?


“Engga juga. Ada pasukan group E yang selalu patroli di dalam darah. Kalau ada benda asing masuk apapun itu, nyerang atau engga, dia akan bereaksi cepat sekali. Dia akan infokan kepada grup G. Kalau data intelijent tentang antigen itu ada  di file group G ya dia bersama sama dengan grup G akan hajar antigen  itu.”


“ Kalau data file virus itu tidak ada di group G gimana?


“ Grup G engga bisa bantu. Pasukan Group E jadi bego sendiri. Dia terus aja produksi antibodi. Kalau berlebihan bisa berdampak pada badai sitokin. Kematian bukan karena virus tetapi karena badai sitokin itu atau autoimun. Ya kerena dia menghantam penyakit  bawaan atau yang sudah ada pada diri kita seperti TBC, asma, diabetes, dll. Itu bisa fatal.”


“Oh badai sitokin itu bisa jadi karena kita terlalu paranoid sehingga secara psikis memaksa tubuh kita terus berproduksi antibodi sehingga melimpah. Makanya penting sekali kita harus berpikir positip dan tenang kalau penyakit datang. Jangan dengerin berita tv dan media massa yang provokasi kita jadi paranoid dengan covid”


“ Kok kamu simpulkan begitu? Kata saya tersenyum.


“ Ya kita harus makan bernutrisi dan berpikir positip agar sistem kekebalan tubuh kita bisa efektif menghadapi antigen, termasuk corona. Toh udah ada pasukan hebat lain yang bekerja seperti Grup M, A, dan D. Sabar aja. Toh 10 atau 14 hari virus akan inactive sendiri. Selanjutnya kita sudah kebal secara alami. Selesailah badai corona pada tubuh kita.”


“ Ya benar. Satu satunya cara agar kita kebal terhadap Corona ya kita harus kena dulu. Kalau engga ya data virus itu tidak terekam dalam memori pasukan Grup G. Atau kalau takut kena ya melalui Vaksin. Itu cara smart terhindar dari wabah corona” Kata saya.


Ya begitulah celoteh kakek nenek seusai sholat subuh. Hidup berdua saja kadang kesepian. Itu bisa diisi dengan diskusi ringan. Walau kadang terkesan sotoy. Salam sehat dan jngan lupa bahagia.


Pandemi dan pengorbanan Pemerintah

 



Fakta selama Pandemi.


Corona itu ada. Tetapi bukan Virus penyebab kematian tetapi badai sitokin. Itu fakta. Vaksin adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk daya tahan tubuh. Vaksin dapat merangsang tubuh agar menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus. Fakta, Vaksin bukan obat anti virus tetapi zat untuk membentuk daya tahan tubuh. Fakta kalaupun kita sudah divaksin, tubuh kita tidak sehat, daya tahan tubuh turun, bisa juga kena COVID lagi. Tetapi fakta juga dampak setelah divaksin tidak seburuk yang belum divaksin. Kalaupun ada yang fatal itu bukan kasus umum. 


Selama pandemi fakta ekonomi kita terpuruk. Data GNI kita drop sehingga world bank turunkan status kita dari kategori negara berpenghasilan menengah ke atas (upper-middle income) menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah (lower-middle income). Jumlah orang miskin selama Pandemi tahun 2020 berdasarkan data BPS bertambah 2,76 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Data dari Credit Suisse report tahun 2020 jumlah orang kaya selama pandemi ini juga meningkat 61,69% dibandingkan tahun sebelumnya. Jadi yang miskin nambah, ya kaya juga nambah. 


Di tengah anggaran Jumbo mengatasi Pandemi, fakta juga bisnis pharmasi khusus COVID-19 meningkat drastis. Badan Pusat Statistik (BPS) mendata kuartal III/2020 meningkat 14,96 persen secara tahunan. Kebutuhan bahan baku obat (BBO) naik 30-300 persen dan itu 90% impor. Itu fakta. Artinya belanja obat  khusus COVID-19 menguntungkan asing atau big pharma.


Fakta juga kebijakan penanganan wabah tidak konsisten sehingga angka kematian terus bertambah.  Kalau tadinya kebijakan PSBB diserahkan kepada Daerah , sekarang di tangani langsung langsung oleh pusat lewat PPKM. Apakah akan berhasil? kita tidak tahu. Kalaupun nanti berubah lagi, itu juga tidak perlu terkejut. Ya namanya wabah dan darurat atas hal yang baru, tentu kebijakan trial and error. Itu fakta.


Tingkat kepatuhan 20 propinsi terhadap prokes rendah atau dibawah standar. Itu fakta. Lima provinsi dengan penambahan terbesar kasus harian Covid-19 tertinggi adalah DKI, Jawa Barat, jawa Tengah, Jawa timur, Yogyakarta namun yang tertinggi adalah DKI. Secara nasional DKI mencatat rekor tertinggi kasus COVID-19. Kapan Pandemi ini akan berakhir? tidak ada yang tahu. Itu fakta.  Dah gitu aja.


***


Setiap ada kebijakan yang berkaitan dengan produksi walau itu merugikan pengusaha namun  selalu ada trade off nya dari pemerintah. Misal kalau ada pengurangan jam kerja karena kebijakan PPKM, pasti pemerintah sediakan subsidi upah buruh. Sehingga pengusaha tidak perlu bayar 100%. Sebagian ditanggung oleh pemerintah. Itu sudah dilakukan tahun lalu. Prosesnya nya gampang. Online kok.  Bahkan kalau tidak mengajukan permintaan subsidi malah ditegor. Kawatir upah buruh dikurangi pengusaha. Padahal pemerintah mau talangi. Tetapi kalau pengusaha tidak minta subsidi dan upah tetap bayar utuh, ya tidak ada masalah.


Saya yakin tahun ini akan ada lagi subsidi upah diberikan pemerintah kepada pengusaha pabrikan. Jadi sebetulnya tidak ada masalah. Yang jadi masalah upah buruh itu hanya 8% dari total cost produksi. Sisanya yang besar adalah bunga bank. Biaya penyusutan investasi termasuk investasi marketing. Ini kalau kapasitas produksi menurun akan berpengaruh kepada laba rugi.  Tetapi cash flow tetap aman kalau pemerintah memberikan subsidi bunga dan relaksasi angsuran utang bank. Tahun lalu pemerintah memberikan subsidi bungan dan relaksasi angsuran. Bahka pengusaha juga dapat trade off berupa insentif pajak. 


Jadi sebenarnya pengusaha itu aman. Resiko kebijakan ada pada pemerintah. Era jokowi ini pemerintah baik banget sama pengusaha. Bayangin aja. Ada perusahaan yang bertahun tahun untung gede dan cadangan laba besar, tetap aja dapat subsidi program PC PEN. Itu industri otomatif contohnya. Duluan dapat insentif pajak agar omzet tidak menurun. Engga tanggung tanggung jumlah yang diberikan pemerintah triliunan rupiah.


Saya secara pribadi sebenarnya kasihan dengan Jokowi. Dia berjuang selama satu periode membuat APBN kredibel dan kuat, cadangan devisi besar. Tetapi karena pandemi ini, uang itu abis begitu saja. Keluar seperti air bah. Bahkan total anggaran PC PEN lebih besar dari anggaran bangan jal toll dan pelabuhan.  Tahun ini dana PC PEN sebesar Rp. 900 triliun  lebih, sementara untuk PMN BUMN hanya Rp 37 triliun yang bertugas melanjutkan ruas jalan toll yang tertunda. 


Ditengah situasi itu terus aja Jokowi disalahkan, bahkan mau dilengserkan. Kalaulah bukan Jokowi yang presiden, saya yakin tidak akan dapat biaya gratis pasien COVID-19.Mau tahu berapa total biaya pasien COVID ? Untuk ODP/PDP/Konfirmasi Tanpa Penyakit Komplikasi biayanya mencapai Rp. 63,5 juta. Kalau dibarengi dengan Penyakit Komplikasi biaya nambah lagi jadi Rp. 77 juta. Kalau dirawat sampai dua minggu bisa bertambah menjadi  Rp. 231 juta. Nah kalau sebulan bisa mencapai Rp. 495 juta. Hitunglah berapa jumlah pasien yang dirawat di RS. 


Jadi sebenarnya orang yang tidak patuh prokes dan tidak mau vaksin dia sebenarnya bukan saja merugikan dirinya tetapi juga merugikan orang banyak. Mengapa ? biaya perawatan mereka yang tanggung negara. Itu uang pajak. Padahal kalau mereka patuh, uang negara hemat. Tapi mereka engga sadar itu. Saya yakin kalau bukan Jokowi presiden, tidak akan ada BLT khusus. Saya yakin engga akan heboh COVID ini. Mengapa ? kalau engga ada cuan ya mana ada yang mau ributin. Dah gitu aja. Semoga kita baik baik saja. Tetap bersyukur punya Jokowi.


Sunday, July 11, 2021

Otak manusia dan manusiawi.


 


Pah, apa iya manusia terancam punah karena virus corona. Setiap hari dengar berita benar benar menakutkan. Seakan kiamat” Tanya oma. 


“ Tuhan ciptakan tubuh manusia itu sangat sempurna. Pada diri manusia itu ada otak reptil. Posisi otak di bagian bawah dari kepala kita dan menyatu dengan tulang punggung. Bagian otak ini benar benar menyerupai reptil. Punya sensitifitas terhadap lingkungan. Cepat sekali bereaksi kalau ada predator. Pilihan hanya dua. Lari atau melawan. Sebelum  ada peradaban modern otak reptil ini sangat dominan pada manusia. Perluasan wilayah dengan membunuh atau terbunuh. Apapun dimakan. Engga ada urusan halal atau haram. Ketemu daging ya makan. Ketemu sayuran atau biji bijian ya makan.  


Otak reptil ini juga menyatu dengan otak mamalia. Otak ini berada di bagian tengah. Jadi mirip dengan hewan mamalia. Apa yang unik dari otak mamalia ini. Manusia tahu bagaimana membuat dirinya euforia dan survival. Unsur perasaan sangat menentukan daya survival. Mengapa? pola tidur, lapar, haus, tekanan darah, detak jantung, gairah seksual, temperatur tubuh, metabolisme dan sistem kekebalan sangat tergantung pada unsur perasaan atau emosi. Jadi kalau manusia berusaha happy dengan berbagai aktifitasnya, itu juga bagian dari otak mamalianya. Bahkan kemampuan belajar secara alami, itu juga otak hewan untuk survival”


“ Wah berarti kita sama dengan hewan? 


“ Beda jauh. Otak reptil dan mamalia itu hanya 20% dari seluruh otak kita. 80% lainnya adalah inti dari otak manusia. Itu posisinya ada dibagian atas sampai jidat. Makanya kalau disuruh mikir, kita menunjuk ke jidat. Itulah yang dimaksud sumber kecerdasan manusia, yang tidak dimiliki oleh hewan. Namanya neokorteks. Itulah yang menciptakan perubahan dan peluang berkembang karena waktu.


“Apa fungsinya ?


“ Sistem otak ini mengatur pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan, pendengaran, dan sensasi tubuh manusia, menghasilkan proses pengaturan penalaran, berpikir secara intelektual, pembuatan keputusan, perilaku waras, bahasa, kendali motorik sadar dan ideasi nonverbal. 


Pada bagian otak terbagi dua ruang. Satu bagian kanan dan satu lagi kiri.  Yang kanan bagian kecerdasan emosional dan spiritual. Tugasnya bagaimana mengendalikan otak reptil dan otak mamalia. Makanya pepahaman tentang transenden atau Tuhan penting sekali untuk menyeimbangkan kemampuan otak sebelah kiri yang selalu dasarnya sains dan logika atau IQ. Kalau otak kiri lebih dominan maka otak reptil dan mamalia kita sangat besar menguasai apa saja. Bahkan bisa merusak. Bukan hanya orang lain, diri kita sendiri bisa kita rusak.  Bumipun mampu kita rusak.”


“ Oh gitu “


“ Nah sayang. Dengan memahami fungsi otak pada diri kita maka predator dalam bentuk apapun termasuk virus bukan hal yang menakutkan. Otak reptil kita harus cepat bereaksi dengan adanya virus. Pakai masker, jaga jarak, dan pastikan kita happy terus agar antibodi kita kuat. Waktu Papa berkemah di hutan dalam rangka survey. Papa kelilingi tenda dengan bawang putih. Tidak ada ular bisa mendekat. Karena ular itu penciumanya sangat sensitif. Dia harus menghidari bawang putih. 


Kita dengan kemampuan otak neokorteks sudah tahu virus itu menyebar dari orang perorang. Tapi masih aja engga mau pakai masker. Engga mau jaga jarak. Masih aja mau sholat berjamaah di masjid. Kan lebih bego dari ular. Kita harus euforia agar kekebalan tubuh kita meningkat. Tiru aja sapi. Udah kerja keras, makan kenyang, dia tiduran. Jangan dibalik. 


Ya lihat aja hewan mamalia  selalu bencanda sesama mereka. Kalaupun ribut hanya sebentar. Ya Happy terus…makanya mereka kuat secara kelompok maupun secara individu. Kalau kita baper,  emosian,  negatif thingking terus ya kita lemah secara kelompok dan individu. Kita lebih bego dari mamalia. Paham ya sayang.”


Tuesday, July 06, 2021

Pintu Rezeki.

 





Rezeki itu terbuka lebar dan tersedia luas di bumi ini. Singkatnya ketika anda lahir ke dunia, software mendapatkan rezeki itu sudah disediakan Tuhan dalam diri anda. Anak raja atau anak rakyat sama saja. Semua sama. Tidak ada beda. Itulah keadilan Tuhan. Hanya saja, apa dan dimana rezeki itu,  Tuhan tidak beri tahu kepada anda. Itu menjadi mistri antara anda dan Tuhan. Rezeki itu terbungkus dengan rapi seperti kotak pandora. Nah tugas anda menemukan  kotak pandora itu dan membukanya menjadi rezeki itu. 


***


Dalam usia 21 tahun saya bekerja. Saya kerja keras.  Tapi apa yang saya rasakan?  ketidak nyamanan. Bukan karena kerjaan itu tidak bagus. Tetapi rasa keadilan saya berontak. Saya tidak mau menua dengan ijazah SMU dan mendapatkan gaji karena itu. Setahun bekerja, saya keluar. Kemudian saya masuk dunia bisnis. Ini dunia baru. Dunia tidak pasti. Bagi saya itu lebih baik daripada pasti tapi rezeki ditaker orang. Berat saya lalui. Apalagi dengan modal terbatas. Dalam 4 tahun berkembang baik. Saya belajar banyak tentang international trade. Tetapi akhirnya jatuh bangkrut. Saya tahu kekurangan saya. Dan saya tidak menyesali kegagalan itu. 


Saya berusaha bangkit lagi. Tetapi tidak dengan bidang yang sama. Kalau tadinya saya bergerak bidang jasa kontraktor pengadaan barang pemerintah dan ekpor impor, saya pindah ke dunia manufaktur. Selama merintis itu saya sempatkan kursus menajement pabrik dan pemasaran. Semua hal baru bagi saya. Termasuk relasi dan pengetahuan baru. Saya tidak berkecil hati atau kawatir untuk bisa bangkit. Benarlah. Saya dapat mitra dari Korea. Kami bangun pabrik. Tetapi empat tahun berdiri, tahu ke lima,,  saya disingkirkan oleh mitra saya secara hostile. Saya tidak menyesali keadaan itu. Biarlah. 


Kemudian, saya bangkit lagi. Tidak lagi di dunia jasa manufaktur. Tetapi masuk ke tekhnologi dan industri. Saya belajar keras tentang aplikasi tekhnologi dalam proses industri. Jadi saya paham peluang dapatkan mitra dan pasar. Saya belajar tentang financial engineering. Dunia ini sangat baru. Saya terseok seok melangkah. Lima tahun waktu terbuang tanpa bisa berkembang.  Beberapa mitra datang dan pergi begitu saja. Krismon datang. Usaha saya kandas lagi. Di tengah keadaan ekonomi negara krisis, sumber daya keuangan menyempit, peluang semakin sulit. Saya pilih bekerja dulu sebagai eksekutif pada perusahaan teman. Pengalaman bisnis saya ternyata tidak membuat saya nyaman untuk bekerja walau gaji besar.


Akhirnya setelah tiga tahun, saya mundur dan menerima tawaran sebagai team asistensi pemerintah bidang keuangan. Walau gaji kecil hanya Rp. 3,5 juta sebulan tetapi saya puas. Dua tahun kemudian saya mundur. Dalam keadaan tidak ada penghasilan, peluang semakin sulit bagaimana saya bisa bertahan. Banyak peluang sebenarnya. Saya punya akses ke pemerintah. Saya bisa saja ikut memanfaatkan peluang menjarah aset BPPN tetapi saya tidak mau. Ibu saya menasehati saya “ kegagalan kamu selama ini jadikan pelajaran. Harta yang kamu dapat, walau satu rupiah tidak halal,  itu akan membebani kamu di kemudian hari. “ 


Ketika ada kesempatan ke luar negeri berbisnis, saya putuskan tampa ragu. Ketika itu usia saya masuk 40. Saya harus hijrah. Bukan hanya bisnis yang baru, tetapi juga negara tempat bisnispun baru. Sudah pasti saya tidak mudah mendapatkan jaringan bisnis, apalagi peluang. Berkat pengalaman sebelumnya, saya tidak ragu untuk memulai hal yang serba baru. Toh baik baik saja. Benarlah. Kerja keras siang malam tanpa menyerah, akhirnya dalam setahun saya sudah bisa dapatkan peluang dan jaringan bisnis termasuk sumber daya keuangan. Darisanalah usaha terus berkembang tanpa hambatan. Hal yang sulit di Indonesia, mudah di  luar negeri.


Apa artinya dari cerita saya diatas? Papatah kuno mengatakan “ jangan jatuh di lobang yang sama.” Kalau anda gagal bekerja, ya jangan kerja lagi. Pindah ke bisnis. Kalau anda gagal bisnis A , ya jangan bisnis A lagi. Pindah ke B.  Begitu seterusnya sampai anda benar benar menemukan lahan rezeki pemberian Tuhan itu.  Saya butuh 18 tahun menemukan kotak pandora itu. Kuncinya? Jangan tunda untuk berubah. Kalau harus berubah ya berubah saja. Tak perlu takut dan kawatir soal masa depan. Hak anda hanya ada hari ini. Hari ini itu adalah sikap anda.  Menunda bersikap jangan berharap masa depan aka baik baik saja. Tetapi kalau anda berubah, anda punya hope di masa depan.


Nah sikap mental yang selalu ingin berubah itu dasarnya adalah sikap anda yang berpikir terbuka dan tentu membuat anda mudah bergaul dengan siapa saja. Dari pergaulan inilah membuat anda berkembang. Bukankah lingkaran pertemanan itu adalah pintu rezeki. Makanya bertemanlah kepada mereka yang menuntun anda ke mata air. Jangan berteman karena motive dapatkan uang dan kemudahan dari teman. Kalau motif anda begitu, pasti anda akan kecewa dan pertemanan akan menyempit. Rezeki akan menjauh.

Cerdas berlogika dan bersikap.

Mengapa kegiatan ekonomi itu terbelah.Ada yang formal dan ada yang informal. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang melimpah sumber day...