Thursday, January 18, 2024

Kekayaan itu bukan berharta.

 


.


Ada orang katakanlah bernama “ Dodol”. Dari usia muda dia bekerja keras sebagai pedagang tradisional. Dari laba yang ditabung. Dia beli ruko di kawasan elite yang sedang berkembang.  Buka usaha restoran. Usahanya tumbuh pesat. Dia semakin tajir. Beli rumah dan kendaraan mewah sebagai pelengkap status orang kaya. P Hidupnya berjalan happy. Satu saat datang temannya membawa peluang. Temanya ini tidak cerita panjang lebar. Dia memperlihatkan rekening trading valas. Dodol terpesona


“ Dan ini saya dapat tanpa kerja banyak. Hanya duduk di rumah uang mengalir. “ kata temannya. Dodol orang biasa. Ordinary man. Dia tidak punya cukup literasi memahami itu semua. Dodol melihat fakta dan dia percaya. Apalagi temanya cerita.” ada software trading yang bekerja seperti robot yang memastikan untung.” Sebelum Dodol mikir, temannya berbisik “ Jangan bilang siapa siapa. Ini peluang terbatas. Siapa cepat siapa dapat” Kata temannya lagi. Dodol terjebak.


Dodol memulai investasi hanya 1% dari uang cashnya. Proses yang sangat mudah meraih laba.Tidak seperti usaha yang dia kelola selama ini. Walau berkali kali uang nya raib namun dia pernah merasakan untung. Itu membuat dia terpancing secara emosi. Terus keluar uang. Temannya datang lagi menawarkan produk investasi yang berbunga tinggi. Daripada tabung dibank, kan lebih baik invest di product linked Asuransi. Lebih baik beli reksadana. Lebih baik produk investasi berbasis emas. Semua cerita tetang keamanan dan bunga tinggi. Dodol terpengaruh.  


Waktu berlalu dan Dodol bukannya bertambah tajir malah semakin terjebak utang. Karena setelah uang cash habis, dia berhutang  dengan menggadaikan rumah dan restorannya untuk program investasi macam macam yang menawarkan selalu too good to be true. Sampai akhirnya rumah dan restorannya disita. Karena harapan bertambah kaya dengan mudah, ternyata mudah membuat dia lupa diri dan terjebak utang tak terbayar seiring harapan laba sirna ditelan oleh kerakusan skema ponzy.


Data OJK, investasi bodong ditaksir nyaris mencapai Rp 139 triliun. Angka tersebut setara dengan membangun 12.600 sekolah atau 504 rumah sakit atau 1.260 km jalan tol atau 3.200 km rel kereta api. Korbannya adalah kelas menengah seperti “Dodol” itu. Kemudian ponzy meredub, karena engga adalagi orang bego yang kaya. Kini yang jadi sasaran adalah orang dengan income dibawah Rp 10 juta sebulan yang gede keinginan.  Mereka kena jebak Pinjol dan Judi online. Tnggal tunggu waktu aja, nasip mereka akan sama dengan Dodol.


Orang yang miskin literasi selalu melihat kekayaan itu identik dengan harta. Otak nya tidak memberikan informasi utuh kecuali memberikan informasi yang ada dalam ilusinya., kesenangan hidup. Punya mobil dan rumah mewah, selir cantik jelita, hidup glamour ditempat berkelas. Piknik ke manca negara. Nah orang yang miskin literasi itu mudah terpancing jadi target untuk dikorbankan bisnis ponzy. Mengapa ? Mayoritas penduduk planet bumi ini miskin literasi. Persepsi mereka bahwa kekayaan (Wealth )  itu sama dengan harta ( asset). Padahal beda sekali. 


Kekayaan itu berkaitan dengan intelektual dan spiritual. Kekayaan itu didapatkannya lewat proses yang keras dan rumit. Tanpa  kekuatan intelektual dan spiritual tidak mungkin mereka bisa lewati proses itu. Jadi ada keseimbangan antara intelektual dan spiritual. Persepsi mereka kekayaan itu secara personal adalah liabilities, bukan asset. Makanya orang kaya tidak akan pernah percaya too good to be true atau skema ponzy atau investasi bodong. Apalagi pamer harta. Mereka focus kepada process, yang didalamnya ada pengetahuan  tentang berusaha, bersabar, bersukur dan mencintai. Mereka punya tanggung jawab sosial dan moral menjaganya sepanjang usia

Monday, January 08, 2024

Mimpi Jadi Presiden

 





Mari perhatikan masing masing paslon melihat kondisi utang negara kita. 


Paslon 1. Mengelola utang negara secara bertanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan fiskal dan menjaga rasio utang terhadap PDB kurang dari 30,0% pada 2029.


Paslon 2. Memperbaiki tata kelola utang pemerintah dengan menggunakannya hanya untuk sektor-sektor produktif.


Paslon 3. Berhati-hati dalam berutang terutama pembangunan infrastruktur yang berisiko tinggi.


Mari kita bahas masing masing paslon. 

Paslon 1. Apa yang akan dilakukan oleh Paslon 1 sama dengan apa yang sudah dilakukan SBY selama 10 tahun. Pertumbuhan utang rendah memang. Tetapi hasilnya biasa biasa saja. Terkesan auto pilot. 


Paslon 2. Apa yang akan dilakukan oleh paslon 2, itu juga sama dengan program Jokowi selama dua periode. Selalu bilangnya utang untuk sektor produktif. Nyatanya utang semakin membesar, bahkan terbesar sepanjang sejarah republik. Tadinya utang ke IMF udah dilunasi oleh SBY, era Jokowi kita terpaksa utang lagi dalam bentuk SDR ke IMF. Hasilnya makin terpuruk. Apalagi ruang fiskal yang diwariskan Jokowi hanya 2% dari PDB.


Paslon 3. Era Jokowi sebagian besa infrastruktur dibiayai lewat skema KPBU. Justru belanja modal APBN era Jokowi hanya 1,33% dari PDB. jauh lebih kecil dari era SBY yang mencapai diatas 2%. Jadi kalau sikap hati hati terhadap utang infrastruktur, itu akan justru mengurangi ekspansi APBN terhadap proyek infrastruktur. Akan lebih kecil dari jokowi. Ya engga jalan pembangunan. Bisa saja negara aman, tetapi utang publik akan meningkat akibat proyek dibiayai swasta lewat perbankan.  Ini bisa lebih bahaya karena tanpa kendali.


Nah setelah tahu agenda mereka. Sekarang kita lihat data makro negara kita. Tahun 2022 saja hampir 1/3 APBN atau dari Rp. 3096.26 T. Cash out untuk cicilan dan bunga mencapai Rp. 906.34 T. Atau kalau diprosentasekan mencapai 29%. Rata rata dalam rentang 2017 hingga 2022 tercatat sekitar 31,33% APBN digunakan hanya untuk membayar utang dan bunganya. Siapapun yang berkuasa, itu harus dihadapi. 


Nah mari kita realistis melihat situasi negara kita. Saya minta anda bayangkan diri sendiri. Andai 1/3 pendapatan anda habis untuk bayar cicilan utang dan bunga. Saya yakin siapapun pasti sesak napas. Orang miskin akan semaput. Orang kaya walau pendapatan besar,  pengeluaran juga besar. Semaput juga.  Yang pasti yang akan terjadi pada siapapun paslon yang menang  Pilpres, mereka akan menghdapi defisit anggaran akibat beban utang itu. Untuk tutupi angaran yang bolong, mau engga mau utang lagi. Maka jadilah gali lobang tutup lobang. Itu sudah terjadi pada era Soeharto sampai Jokowi. Tidak ada new paradigma mengelola utang. Jadi semua paslon itu tidak punya apapun sumber daya keuangan untuk melaksanakan program gratis atau apalah. Semua omong kosong. Benar benar wastiing time.


Setelah kita paham situasi realisitis dan janji paslon, lantas apa yang bisa kita sarankan kepada Paslon agar kita bisa lepas dari jeratan utang dan pada waktu bersamaan APBN bisa ekspansi lewat surplus APBN. Caranya sederhana saja. Ya cara gila lah..


***

Saya bermimpi. Mimpi loh. Jadi jangan baper. Yang namanya mimpi kan bebas. Andaikan saya jadi presiden. Saya bisa selesaikan masalah bangsa ini dalam lima tahun. Apa program saya.


Pertama. Saya akan sekuritisasi kandungan algae yang ada di laut. Value nya adalah green energy berupa biofuel, downstream  untuk pharmasi dan bioplastik.  Berdasarkan data potensi sumber daya Algae sebesar USD 600 miliar setahun atau Rp. 9000 triliun. Itu bisa disekuritisasi lewat pasar uang atau SWAP bagi pemegang SBN domestik atau global bond. Pembayaran bunga (coupon ) lewat credti carbon green energy itu. Masalah utang selesai. Bisa hemat APBN untuk bayar bunga dan cicilan  sebesar Rp. 500 triliun setahun. Dana itu saya gunakan untuk Riset agar industri bisa tubuh  dan mandiri.


Kedua. Saya akan turunkan pajak penghasilan sampai 10% untuk PMDN namun untuk PMA 30%. Karena adanya perlindungan dan insentif kepada pemain domestik. Ini akan mendorong terjadinya kemitraan dalam negeri dengan investor asing yang bisa menjamin transfer tekhnololgi. Namun pada waktu bersamaan saya akan terapkan pajak kekayaan pribadi sebesar 10% dari jumlah kekayaan tidak Produktif. Passive income bunga dari bank tetap dianggap harta tidak proudktif. Batas tidak kena pajak kekayaan adalah Rp. 1 miliar.  Tetapi nol % kalau harta itu bersifat produktif. Ini akan mendorong meluas nya inklusif keuangan non bank. Cost of money jadi murah. Tentu sektor real akan melesat tinggi. 


Ketiga.  Saya akan restruktur hubungan keuangan pusat dan daerah. Penerimaan pajak kekayaan menjadi hak/ milik Daerah. Tapi PPH tetap milik pusat. Untuk menampung kelebihan dana penerimaan pajak kekayaan oleh daerah, saya akan perintahkan Soverign Wealth fund atau Indonesia Investment Authority (INA) terbitkan surat utang untuk menyerap nya dan disalurkan kepada daerah lewat pembelian local government financing vehicle (LGFV). Jadi walau fiskal daerah longgar namun standar nya bisnis dan invesment. Kalau engga layak ya engga bisa pakai uang pajak kekayaan itu. Nikmati saja bunga dari INA. ini akan mendorong hanya kepala daerah yang kompeten bisa memimpin.


Keempat. BLT dan Subsidi saya hapus. Tapi Janda telantar dan anak terlantar saya lindungi lewat lembaga independent. Dananya dari bunga LGFV yang diterima oleh INA. Anak terlantar ditempatkan dalam asrama, dengan dilengkapi fasiitas pendidikan. Mereka kelak akan jadi aparatur negara, yang pasti loyal. Para janda terlantar akan dididik jadi pedagang agar mereka tidak dibegoin sama buaya darat. Negara mempindana anak yang telantarkan orang tua uzur. PNS saya rasionalisasi lewat IT system dan test kompetensi. Bisa hemat 40%  anggaran belanja pegawai. Hasil penghematan itu dipakai untuk restruktur tataniaga berbasis Warehousing  Ecommerce market place. Sehingga terjadi panetrasi peluang usaha bagi semua. 


Nah cukup 4 itu saja. Soal lainnya saya dukung kuat secara politik lembaga independent seperti BPK, OJK, BI, PPATK, MK, MA, MY, Kompolnas, KPK,  SMAC, KOMNAS HAM. Saya pastikan tidak ada intervensi dari partai atau elite politik. Caranya? saya cabut UU ITE khusus berkaitan dengan pejabat negara. Buka kebebasan berpendapat seluas luasnya. Sehingga walau saya tidak punya teman di elite tetapi rakyat sahabat saya untuk jadi mata dan telinga saya. Gimana ? keren engga pedagang sempak? Tapi itu cuman mimpi, bro..


Thursday, January 04, 2024

Besyukur dan mencintai.

 



Saya hanya tamatan SMA. Sejak remaja saya sudah gemar membaca. Mentor saya membaca adalah ibu saya sendiri. Saya termasuk anak yang lemah otak. Berkat kesabaran ibu saya, saya bisa mengerti pentingnya membaca dan yang lebih penting lagi, ibu saya bisa memotivasi saya untuk gemar membaca. Bahwa saya harus punya pengetahuan dasar atas apapun. Belajar adalah proses seumur hidup. “ Jangan ragu bertanya kalau tak paham. Hormati orang berilmu dan kaya, Dari dia kamu tahu jalan ke mata air. Sayangi orang miskin, dari dia kamu tahu arti mencintai.”


Pertama kerja saya sebagai salesman. Saya di training dasar dasar pengetahuan menjual. Diajarkan soal prilaku konsumen dan potensi market. Saya juga diajarkan tentang product knowledge. Akibatnya mendorong saya membaca buku apa saja yang berkaitan tentang merketing dan produck knowledge.


Setahun sebagai salesman, saya mulai berwirausaha. Saat memulai usaha, saya kursus Management Usaha Baru di LPPM. Dari kursus selama 3 bulan itu, membuat saya paham pentingnya management, akuntansi dan metode riset usaha. Karena itu memotivasi saya membaca buku yang berkaitan dengan management, akuntansi dan metode riset. Setiap bulan sedikitnya 3 buku tamat saya baca. Kalau ada seminar berkaitan dengan hal tersebut, saya pasti hadiri. Berapapun saya bayar.


Setiap membuka usaha baru, saya pasti pelajari dengan detil tentang product knowledge. Waktu muda, saya pernah punya usaha trading hasil bumi. Saya pelajari setiap produk pertanian itu. Saya ketahui lama tanam, resiko tanam dan dilahan apa yang cocok di tanam. Pernah punya pabrik karton. Saya pelajari dari bahan apa karton dibuat, bagaimana prosesnya dair bahan baku sampai jadi karton, siapa produsen bahan bakunya. Kemana jualnya, dan mengapa orang mau beli. Begitu seterusnya. Apapun bisnis yang saya jalankan, sambil jalan saya terus belajar.


Sampai usia 40 tahun. Saya mengalami kegagalan bisnis 4 kali. Walau tidak pernah membuat saya sukses dalam arti materi, namun saya sudah berada dijalur yang benar. Apa itu? Bertambah usia, saya kaya pengalaman lewat proses learning by doing. Yang lebih bersukur, sejak usia 30 tahun saya sudah menjadikan membaca itu sebagai kebutuhan. Saya tidak lagi focus belajar dengan dunia yang saya hadapi sehari hari, tetapi juga diluar dunia saya. Buku apapun saya baca. Menjadi kepuasan batin saat menyelesaikan buku itu. Tanpa disadari usia 40 saya sudah kaya literasi walau miskin harta.


Masuk usia 40 saya tahu mengapa saya harus hijrah. Itu karena literasi. Di Hong Kong saya hanya perlu waktu 5 tahun untuk established. 5 tahun pendapatan itu mengalahkan 1000 kali pendapatan saya selama 20 tahun saya berbisnis di Indonesia. Dan selanjutnya karena literasi juga saya tahu pentingnya membangun organisasi, Saya tidak ragu berinvestasi pada R&D, BDG, HRD. Usaha berkembang karena 30% laba saya investasikan di R&D, BDG, dan HRD. Dan selanjutnya by design dan system berlalunya wkatu usaha berkembang dengan sendirinya. Usia 50 saya bisa pensiun dari operasional dan menjadi mentor terhadap SIDC dan Yuan.


Kini saya menua, walau tidak konglomerat tapi berkat literasi saya tahu arti kebahagiaan. Bukan pada harta dan kekuasaan, tetapi kebebasan waktu dan financial. Itulah kekayaan sesungguhnya, membuat kita tahu bersyukur dan tahu arti mencintai…


HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...