Sunday, September 04, 2016

Indonesia akan baik baik saja..


Kemarin  saya membesuk adik bungsu saya di rumah sakit THT yang usai operasi. Ketika di rumah sakit, saya dapat  telp dari sahabat saya untuk bertemu. Dia datang ke Jakarta  sejak hari jumat dan ingin mengundang saya minum teh di hotelnya. Nampak dia senang sekali karena saya menemuinya bersama istri. Sahabat ini bekerja di otoritas Keuangan di Hong kong. Selama pertemuan kami bicara ringan saja. Yang menarik ketika dia memberikan pendapatnya tentang Tax Amnesty yang sedang di gelar di Indonesia. Menurutnya  ini sangat beresiko bagi Indonesia. Mungkin resiko terendah adalah bila tidak semua uang yang parkir di luar negeri masuk ke Indonesia. Lebih banyak declare daripada repatriasi. Benarkah ? Kamu ingat kan dampak kebijakan QE (Quantitative Easing)  dari AS yang mengakibatkan uang mengalir deras ke Negara emerging market. Biaya operasi moneter yang digelontorkan Bank central meningkat tajam hingga menyebabkan defisit. Di samping itu juga berdampak mata uang mulai menguat sehingga membuat barang impor jadi murah. Keadaan ini mendorong swasta berlomba lomba impor dan memanfaatkan dana melimpah itu dengan  menarik pinjaman yang sebagin besar tanpa di hedging.  Paradox. 

Pemerintah Jokowi ingin menjadikan TA sebagai strategi memperkuat likuiditas perbankan agar suku bunga turun dan memberikan peluang BUMN punya akses keuangan luas di pasar modal dan uang. Maklum BUMN di nilai Jokowi yang paling siap melakukan investasi berkala raksasa dan sebagai tulang punggung untuk men drive pembangunan insfrastruktur yang ambisius itu. Demikian kata saya untuk menegaskan niat strategis di balik TA itu. Ya itu  bagus sekali, katanya. Tapi keliatannya belum ada upaya serius dari pemerintah menyiapkan instrument pasar obligasi khususnya dari BUMN. Mungkin saja karena Debt to Equity Ratio yang sudah tinggi sehingga tidak qualified menerbitkan obligasi sebanyak target repatriasi asset. Pihak perbankan seharusnya bisa menyerap dana repatriasi asset melalui instrument NCD agar bisa menekan suku bunga. Tapi keliatannya ini tidak mudah. Mengapa ? CAR tinggi sebagai indikasi kesiapan perbankan menyerap dana,   itu hanya ada di akuntasi. Fundamental perbankan Indonesia tidak sekuat neraca yang di publikasikan. Ada borok yang sengaja di sembunyikan sejak 10 tahun lalu dan tak tuntas di benahi sampai sekarang. Demikian analisanya. Sahabat saya terdiam sebentar seakan berpikir untuk mengatakan sesuatu yang sulit dia ungkapkan.

Dengan situasi ini , lanjut teman saya, maka dana TA dari luar yang masuk  akan mengalir ke BI melalui instrumen operasi moneter seperti SBI, reverse repo SBN maupun Term Deposit, yang akan menimbulkan dampak buruk bagi sector moneter dan bisa menguras cadangan devisa. Dan ketika BI surrender dengan menurunkan suku bunga , yang terjadi adalah uang  akan mengalirkan lagi keluar sebagai akibat sudden capital reversal  (rentan terhadap pembalikan ) khususnya di pasar keuangan, dan mata uang akan melemah dan harga kebutuhan pokok akan melambung tinggi. Resikonya sengat mahal. Rakyat yang tidak tahu apa apa harus jadi korban karena Negara memberikan yield bagi wajib pajak yang mendapatkan ampunan. Tapi menurut saya di sinilah dunia melihat seorang Jokowi yang fenomenal. Kini Jokowi telah berhasil mengendalikan politik dalam negeri yang pada awalnya di kuasai kekuatan koalisi dari oposisi di parlemen. Ini hampir tidak mungkin di laksanakan dengan keadaan yang dia menang tipis dari lawannya, dan tidak seratus persen di dukung oleh partai pengusungnya. Jokowi tentu belajar dari pengalaman masa lalu. Dengan kekuatan politik di tangannya, dia akan memperkuat DER dari BUMN ( termasuk bank plat merah ) melalui Penyertaan Modal Negara dan divestasi melalui Right Issue sehingga qualified menyerap dana dari pasar uang maupun pasar modal.

Dengan demikian investor mendapat saluran diversifikasi investasi di pasar obligas dan pasar modal. Jokowi akan lebih focus soal ini agar tidak semua dana repatriasi masuk ke sector pebankan yang bisa mengancam stabilitas moneter. BIla pasar obligasi dan pasar modal likuid maka skema financial engineering dapat di akses untuk mendorong tumbuhnya sector real. Peluang investasi insfrastruktur akan dibuka seluas mungkin bagi siapa saja termasuk asing. Jadi tidak hanya berkutat kepada BUMN dan pengusaha itu itu saja. Kemudahan akses investasi akan mengabaikan eklusifitas dan memberikan kesempatan siapa saja, termasuk bagi pendatang baru. Kata saya. Benar, teman saya menimpali bahwa jangan sampai seperti lima tahun dulu ketika uang melimpah,  arus investasi masuk tidak menodorong dunia usaha melakukan langkah  strategis  karena memang pemerintah tidak mengansipasinya dengan  baik sehingga berdampak current account deficit. Paradox ! Upaya meningkatkan kredibiltias pemerintah melalui rasionalisasi dan reorientasi APBN adalah kata kunci agar pasar percaya bahwa pemerintah serius menjadikan sector real segala galanya untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan, kata saya.

Teman saya tersenyum sambil berkata Indonesia terlalu lama kehilangan nilai nilai lama yaitu gotong royong dan Jokowi berhasil membangkitkan kembali nilai lama itu melalui kebijakan TA. INi benar benar revolusi mental ,  yang berani dan beresiko. Kelebihan Indonesia di bandingkan bangsa lain adalah rakyat selalu percaya kepada penguasa, bahkan di tengah banyak kegagalan dan keterpurukan, rakyat selalu punya kesabaran tinggi memberikan kesempatan pemerintah berbuat. Rakyat percaya kepada Jokowi karena dia bekerja keras dan mempertaruhkan resiko politik di hadapan lawan politiknya, semua karena ketulusannya untuk rakyat dan cintanya kepada Tuhan. Ketika niat baiknya di laksanakan, selanjutnya Tuhan yang akan menjaga. Uang masuk deras atau tidak , Indonesia akan baik baik saja di tangan orang baik. Ya kan..demikian kata teman saya. Kami berpisah. Saya dan istri pergi sholat maghrib. Saya berdoa khusu..Tuhan , sekarang kami masih sibuk  meraih kemakmuran dengan pengorbanan dan kerja keras agar besok cucu kami punya waktu lebih banyak memeriahkan bumi dengan cinta dalam kedamaian memuliakan nama Mu, tanpa harus di hantui rasa kawatir akibat penghasilan tidak cukup untuk belanja. Karena mencari rezeki mudah , keluaga sejahtera, punya sahabat setia dan agama di amalkan untuk cinta dan kasih sayang..Amin Ya Allah..



Cerdas berlogika dan bersikap.

Mengapa kegiatan ekonomi itu terbelah.Ada yang formal dan ada yang informal. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ada yang melimpah sumber day...