Friday, October 14, 2022

Korup berpikir..

 




Jalan menuju rumah saya, ada pelintasan kereta api. Saya tahu pasti itu pejaga kereta adalah suka relawan. Karena dipintu kereta itu adalah kaleng sumbangan warga. Orang yang lewat diharapkan memberikan bantuan serelanya. Pekerjaanya terliat sederhana. Tapi kalau meliat prilaku pengedara yang serba ingin terburu buru, tanpa ada penjaga pintu kereta, itu sangat beresiko. Belakangan saya tahu penjaga pintu kereta itu tidak lagi menempatkan kotak sumbangan. Mungkin dia sudah dapat UMR dari PT. KAI.


Penjaga pintu kereta, namanya Samad. Dia sebenarnya menjaga hukum besi. Orang yang melanggar aturan sinyal kereta akan lewat, pasti kena kiss Kereta api dan mati. Tugasnya memastikan orang tidak kena kiss kereta. Kalau penyebab kecelakaan, anda menyalahkan pengendara yang tidak patuh sinyal, maka anda sedang hidup di negeri utopia. Semua serba patuh dan tertip. Engga begitu. Aturan Tuhan aja dilanggar apalagi aturan manusia. Makanya negara perlu ada aparatur, agar aturan bisa dipastikan dipatuhi dan kehidupan jadi tertip.


Kendaraan penuh sesak. Kendaraan sudah tua. Itu sudah melanggar hukum dan aturan. Polisi harus berhentikan kendaraan. Dinas LLJ harus cabut trayek karena kir sudah expired. Penerapan hukum harus dilakukan. Begitu sistem bernegara. Tapi Polisi disuap saat di jalan. LLJ disuap saat di tempat penimbangan dan pemeriksaan kir. Kemudian kendaraan itu terjatuh kejurang karena rem blong. Apakah saya harus salahkan supir yang tidak hati hati. Salahkan supir yang bawa kendaraan diatas ketentuan. Tidak. Saya akan salahkan sistem yang gagal merekrut aparat yang bersih. Sehingga membahayakan publik.


Anda bisa saja berargumen akal sehat. “ Ah itu kan hanya segelintir dibandingkan dengan 500.000 aparat polisi.” Di negeri ini tidak lebih 1000 elite. Kalau mereka korupsi apakah kita bisa berkata “ ah itu hanya 1000, kan ada jutaaan aparat dan ASN  yang baik, engga korupsi. Dan lagi kan aparat tidak mungkin menjaga semua rakyat. Berapa sih jumlah aparat. Itu argumen sama saja kita membayar mesin yang kerja berdasarkan output. Padahal kita membayar manusia yang punya akal dan kercerdasan melakukan sistem operasi untuk menjangkau semua. Karena itu mereka dididik dengan berat dan dilatih secara terprogram, pasti ongkosnya mahal. Untuk apa itu semua?. Kalau akhirnya rakyat harus maklumi disalahkan.


Mengapa? tugas aparat itu adalah menegakan aturan dan hukum. Mereka kerja itu engga gratis dan tidak dipaksa alias suka rela. Apapun motifnya, yang pasti mereka dapat bayaran. Mereka sadari bahwa mereka diadakan karena rakyat itu tidak patuh secara sendiri dan kelompok. Sudah kodrat manusia akan freewill. Artinya aparat diperlukan untuk terjadinya ketertiban hukum, agar tidak ada kekacauan dan tidak ada korban sia sia. Nah kalau apapun yang terjadi, disalahkan rakyat. Lantas untuk apa kalian aparat dibayar. Untuk apa kalian ada?


Sehebat apapun hukum dan UU tanpa law enforcement, itu sama dengan omong kosong. Apalagi kalau aparat bintang 2 seenaknya membunuh ajudan hanya karena emosi. Menghambat proses projustia. Sudah jelas data intelijent akan terjadi potensi keributan di Kanjuruhan. Tetapi tetap saja izin diberikan pertandingan Liga. Di tengah kerumunan di tempat tertutup gas air mata ditembakan kearah massa. Bintang 2 terindikasi pengedar narkoba. Kita semua tidak aman. Kalau aparat tidak dibersihkan, hanya masalah waktu anda dan saya akan kena jadi korban oleh aparat yang kita bayar dari pajak kita sendiri. Kita semua sedang tidak baik baik saja.


Yakinlah, jika sistem itu tak bisa diperiksa kebenarannya, tidak bisa dikritik, maka kita semua sedang dihabisi secara lambat namun pasti. Itu karena kita gagal mencerdaskan diri sendiri. Apalagi kalau semua  korban anda berusaha maklumi, maka itu artinya anda sedang berpolitik. Apapun dihalalkan demi aparat yang korup. Anda puas demi citra pemerintah yang hebat. Hanya kepuasan pribadi. Kalau begitu sikap anda. Maka anda gagal melaksanakan fungsi nilai demokrasi. Sistem yang korup karena rakyat juga korup, setidaknya korup dalam berpikir. Saya bersukur presiden yang saya pilih tidak terprovokasi dengan cara berpikir korup rakyat yang memaklumi Polisi salah dan menyalahkan rakyat. Kini baik kasus FS dan Kanjuruhan sedang beproses untuk dapat keadilan bagi rakyat.


Tuesday, October 04, 2022

Orientasi hidup


 

Tadi saya sengaja duduk di cafe sendirian. Cafe itu dekat dengan kantor teman. Saya ada janjian ketemu. Tetapi sejam lagi. Jadi saya santai saja. Sedang asyik dengan hape, terdengar ada yang menegur saya “ Babo ya.” Katanya.


Saya lirik, ternyata wanita mature. Ini pasti teman dumay saya.  “ Ya benar. “ Kata saya tersenyum.


“ Boleh bicara sebentar Babo.” Katanya. Dia duduk ditable tidak jauh dari saya. Dekat pintu masuk.


“ ya ya. Boleh.” Kata saya persilahkan dia duduk di table saya.


“ Kenapa babo tidak terpancing perang narasi dengan orang lain? Saya liat itu dalan tulisan babo. Babo hanya focus membahas yang substansi saja. Itupun berkaitan dengan kehidupan bernegara dan bangsa, dan tentu ada juga membahas masalah humanis yang universal” Tanyanya.


“ Satu satunya yang tidak bisa saya lakukan adalah membenci orang karena perbedaan sikap. Mengapa ? saya tahu diri. Saya bukan terpelajar seperti orang lain yang S nya berderet. Saya hanya tamatan SMA. Jadi apapun yang pendapat orang, yang pertama saya lakukan adalah berusaha mendengar. Kalau ternyata berbeda dengan apa yang saya tahu, itu akan memacu saya untuk mencari tahu. Tanpa disadari saya bisa berkembang justru karena saya tidak terpelajar dan terus merasa bodoh.


“ Saya percaya dengan nature babo. Tapi bisa engga dijelaskan dengan dasar pengetahuan eksakta. Setidaknya hukum alam lah.” Tanyanya lagi.


“ Kamu tahu garam dapur.? tanya saya.


“ Tahulah. Namanya perempuan pasti tahu garam dapur. Ada apa?


“ Garam itu terdiri dari dua senyawa yang berbeda, yaitu NaCl atau unsur natrium dan clorida. Perhatikan cara mereka kawin. Logam natrium bertindak sebagai kation atau ion bermuatan positif, yang menyumbangkan satu buah elekronvalensi. Adapun gas klorin bertindak sebagai anion atau ion bermuatan negatif yang menerima satu buah elektron valensi dari natrium.


Dengan memberi dan menerima, mereka jadi seimbang. Dari keseimbangan itu terbentuklah senyawa baru. Tentu bukan natrium dan tentu pula bukan Clorida. Tetapi ya didalamnya ada natrium dan ada clorida, maka disebut Natrium clorida. Kalau mereka dipisahkan, masing masing beresiko terhadap tubuh manusia. Tapi dengan mereka bersatu, engga enak masakan tanpa garam.


Kehidupan juga begitu. Kalau kita sendiri sendiri atau exclusive, kata Flato, itu sama dengan nol. Tapi kalau kita berdua atau lebih atau fluralis, maka itu sama dengan satu. Apa artinya? kalau kita mempertentangkan perbedaan, maka kita sama dengan nol. Alias nothing. Tapi kalau kita berusaha menyatu dalam perbedaan, maka kita sama dengan satu. Pasti bermanfaat bagi kehidupan sosial budaya maupun politik. Itu hukum alamnya “ Kata saya.


“ Pantas dalam tulisan  di Fanpage dan Blog, Babo tidak pernah merasa risih bicara dalam dimensi sekular tentang kapitalis, sosialis, komunis. Pada waktu bersamaan babo juga tidak merasa risih bicara tetang kitab mulia, syariat agama, tauhid. Babo juga tidak terperangkap dengan perang narasi antara kandrun dan cebong. Antara sekuar dan agamais. Pertanyaan terakhir. Apa sih orientasi politik babo, maaf kalau lancang.” Tanyanya lagi.


“ Karena babo bukan orang politik dan sebagai rakyat harus ambil bagian dalam proses politik. Ya soal orientasi politik, Babo lebih focus kepada keyakinan akan kebenaran aja. Tentu kebenaran yang subjectif berdasarkan data dan informasi. Namun karena politik itu grey area, bukan hitam putih, ya itu juga dinamis. Kalau kita rasa ada penyimpangan dari kebenaran ya kita kritik. Itu juga hak demokrasi. Begitu juga orang lain, bisa saja tidak suka dengan kritik babo. Ya biarin saja.


Yang penting jangan karena politik membuat kita membenci orang yang berbeda orientasinya dengan kita. Pertentangan diantara kita sesama rakyat, tidak akan mengubah apapun. Karena kita hanya penonton. Sesama politisi perbedaan itu hanya drama, dalam kehidupan nyata mereka berbagi dan saling berangkulan. Jadi focus sajalah kepada diri sendiri. Kalau ada berlebih ya berbagi, kalau kurang, ya bersabar. Gitu aja” Kata saya.


“ Terimakasih babo.”


“ Ya. “ Kata saya dan dia kembali ke tableny


Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...