Ketika masuk cafe saya lihat Yuni, Esther, Wenny duduk di table yang sama. Saya temui mereka. Bicara sebentar. Saya keluar cafe untuk merokok. Di ruang smoking ada orang Jepang , Korea , China yang sedang merokok.
“ Mengapa kalian tinggalkan wanita di dalam hanya karena ingin merokok.” Kata salah satu wanita yang juga sedang merokok. Dia dari spanyol, cantik dan berkelas.
“ Dia punya hak tidak merokok dan saya punya hak merokok. Makanya ruang dipisahkan. Untuk menghormati privasi masing masing” Kata pria Korea.
“ Apakah anda tidak pernah berpikir bahwa sikap anda itu mementingkan diri sendiri. “Kata wanita itu.
“ Ngomong apa sih kamu.” Kata pria Jepang. “ Ini soal privasi. Tidak ada saling paksa. Saling hormat adalah menghormati perbedaan. Tanpa harus judge sikap masing masing” Lanjutnya ketus.
“ Tetapi kan mereka wanita. Saya bisa rasakan perasaannya. Karena saya wanita.”
“ Itulah masalah wanita. Terlalu banyak meminta kesempurnaan terhadap pria. Kalau tidak terpenuhi mereka merasa dirugikan. Kami pria. Kami tidak punya waktu berpikir terlalu jauh soal perasaan. “ Kata pria China.
“ Sebagai pria yang saya tahu hanya satu yaitu delivery commitment kepada wanita. Saya pacarin, saya nikahi. Saya jaga dia. Itu aja. Selebihnya, dia engga suka dengan saya perokok, pemabok, itu bukan urusan saya. Kalau karena itu dia minta pisah atau tidak suka, saya tidak akan ragu berpisah dan tidak perlu sakit hati. Kalaupun nanti saya berhenti merokok dan dapat pacar yang merokok saya juga tidak akan melarang dia berhenti merokok”
Saya hanya tersenyum mendengar dialogh itu. Wanita itu juga tersenyum. “ Lantas mengapa anda sendiri merokok” Kata saya kepada wanita itu.
“ Tadinya saya benci merokok. Suka dengan pria yang juga tidak merokok. Tetapi setelah kami ML. Kami memutuskan beropisah. “
“ Mengapa ? tanya pria korea.
“ Dia bilang you too wet. Dan saya bilang juga ke dia “ you bad in bed” Kata wanita itu. Kami semua tertawa di ruang smooking itu.
" The most valuable is sex " Kata Pria Jepang.
" Anda money.." kata pria China menimpali.
Kami semakin tergelak.
Mereka engga suka dengan pria perokok. Engga suka dengan pria suka minuman keras. Engga suka dengan pria perut buncit. Mereka suka dengan pria yang bibirnya merah dan ganteng. Andaikan saya bukan boss mereka pasti saya sudah dilupakan mereka. Namun dari sikapnya itu mereka menjomblo. Setelah usia menua barulah mereka sadari sikap mereka itu salah. Tapi semua sudah terlambat. Yang ada hanya sesal. Itu soal pilihan. Mau gimana lagi..
Saya jatuh cinta dengan istri saya. Dia engga suka perokok. Tapi dia bisa menerima saya tanpa pernah judge saya dengan sikapnya yang tidak suka perokok. Saya jatuh cinta dengan istri saya karena awal kenal saya, dia tahu saya engga ganteng, kulit hitam, bibir tidak seksi, miskin, perokok. Tapi karena itu kami bisa bertahan lebih dari 30 tahun
Pesan moral “ selagi anda butuh kesempurnaan, anda tidak akan bisa terpuaskan. Karena selalu ada alasan untuk tidak pernah bersyukur. Orang tidak bersukur pasti menderita.