Sunday, March 19, 2017

Kerjasama China dan Saudi Arab.


Kedatangan Raja Salman ke China dalah rangka kerjasama ekonomi dan kebudayaan. Di bidang ekonomi ditandai dengan MOU antara Saudi Aramco dan NORINCO ( China North Industries Corporation) dalam rangka pembangunan Industri Petrokimia. Dalam MOU tersebut, Saudi Aramco akan menjadi off take supply atas kebutuhan bahan baku berupa minyak fosil dan sekaligus membangun industri tersebut. Konpensasinya China akan menjadi market off taker dari Saudi Aramco dan juga investor atas Hybrid Fund yang akan diterbitkan oleh Pemerintah Arab apabila IPO Saudi Aramco berhasil. Artinya Arab mengharapkan sumber keuangan dari China dan juga sebagai pasar utama produk minyak nya. Dan tentu sumber mendapatkan tekhnologi maju untuk rencana diversifikasi industrinya agar semakin kecil ketergantungannya dengan SDA berupa minyak. Apalagi Arab sekarang sedang menghadapi tekanan ekonomi akibat krisis harga minyak yang jatuh di pasaran. APBN mereka difisit dan hutang semakin untuk menutupi difisit itu. Ancamannya sangat besar apabila tidak segera di atasi. Nasip saudi akan sama dengan Venezuela , negara kaya namun bangkrut karena gagal mengolala SDA akibat mendidik rakyat malas dengan program subsidi tak terbilang menguras APBN.
Jadi MOU yang bernilai USD 65 miliar ini atas dasar apabila Saudi Aramco sukses dalam IPO. Sama halnya kesepakatan dengan Indonesia untuk tujuan beauty contest Saudi Aramco menuju IPO. Di bidang kebudayaan, Saudi Aramco akan berpartisipasi dari proyek ruang angkasa China , riset pengembangan industri Drone untuk tujuan keamanan dan pemetaan wilayah, riset energy terbarukan. Disamping itu ada 22 perusahaan di China yang qualified mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan manfaat dari MOU ini. Di samping itu industri hilir china yang jumlahnya jutaan unit sangat rakus akan bahan baku yang di hasilkan oleh industri petrokimia. Ini indikasi positip kebutuhan akan minyak fosil masih akan tinggi sampai dengan satu dekade kedepan. Diversifikasi industri Saudi paska IPO Saudi Aramco akan punya pijakan kuat karena didukung pasar yang besar di China.
Yang menarik dari pertemuan antara Raja Salman dan Xi, adalah pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri China Zhang Ming “ bahwa antara Raja Salman dan Presiden Xi Jinping adalah teman lama. “ Ini mengundang spekulasi bahwa sampai ada MOU ini ditanda tangani sudah ada pembicaraan sebelumnya yang intens antara kedua kepala negara. Bagaimana politisi China mampu bermain cantik dalam posisinya sebagai bagian kompok Iran, Rusia dalam konteks geostrategis Timur tengah untuk menarik Arab dalam kemitraan permanen. Sementara Arab Saudi yang berada dibawah kendali group Amerika Serikat dapat bermain cantik untuk mengalihkan perahunya berlabuh ke Beijing. 
Bagi Arab , China lebih bisa di harapkan untuk kemitraan lebih luas karena tidak punya catatan sejarah yang buruk dengan Arab. Arab bisa melajar dengan China sebagaimana sabda agar carilah ilmu sampai ke negeri China. Arab akan belajar bagaimana mengelola ekonomi atas dasar partisipasi aktif rakyat dalam kerja keras, kerja cerdas menggunakan IPTEK untuk membangun peradaban. Arab akan belajar bagaimana membangun komunitas atas dasar sunnatullah. Bahwa memberi subsidi kepada rakyat terus menerus justru akan menciptakan generasi muda yang lemah dan tak mampu bersaing ditengah sumber daya yang semakin berkurang. Bagaimana dengan politik luar negeri China ? Walau CHina mendukung rezim Bashar di Suriah namun Arab menilai sikap China sesuai dengan kuridor international dan sesuai dengan UUD China yang melarang China menjatuhkan rezim yang sedang berkuasa. Apalagi di pilih secara demokratis. Kedua belah pihak sepakat menyerahkan penyelesaian Suriah melalui meja perundingan yang di awasi badan dunia. 

Kerjasama  antara KSA dengan China memasuki babak baru dan tentu ini berdampak besar bagi konstelasi global khususnya hegemoni geostrategis timur tengah, hubungan Arab- Israel,hubungan Arab dan Iran, dan hubungan Arab dengan AS. China akan menggunakan Raja Arab sebagai gerbang untuk menarik negara negara arab di Timur tengah dalam kuridor pembangunan ekonomi dari asia timur jauh sampai ke Asia Tengah guna membangun kembali jalur sutra yang dulu pernah berjaya di era kejayaan islam Turki Ustmani. Mungkin suatu saat matahari akan terbit lagi dari arah timur dan Barat gelap…entahlah. Dunia tidak datar dan ia bundar, dan selalu berputar. Terbit dan tenggelam adalah siklus zaman…

Tuesday, March 14, 2017

Dia tidak menyesal

Juli 1974. Dini hari hujan gerimis mengiringi langkah William Simon menuju bandara Angkatan Udara Andrews. Ia  baru dilantik sebagai Menteri Keuangan AS. Kepergiannya ke Arab Saudi didampingi oleh Wakilnya Gerry Parsky. Didalan pesawat suasana nampak tegang. Betapa tidak. Dia harus sukses dalam misi rahasianya ke Arab. Ini perintah langsung dari Presiden Nixon. Hanya segelintir elite AS yang tahu tugas William Simon. Saat itu krisis minyak telah memukul AS akibat embargo oleh OPEC. Ini sebagai sikap negara Anggota OPEC yang protes atas bantuan AS kepada Israel terhadap perang Arab Israel. Dampaknya memang menyulitkan ekonomi AS.  Inflasi melonjak, pasar saham jatuh, dan amerika masuk dalam spiral krisis.  Kegagalan misi ini akan sangat berdampak buruk terhadap perekonomian AS. Dan sekaligus memberikan peluang bagi Uni Soviet menanamkan pengaruhnya lebih besar di Timur Tengah.

Sebelum diangkat sebagai Menteri Keuangan , Willim Simon berkarir di Salomon Brothers. Ia menyebut dirinya sebagai Genghis Khan karena kehebatannya mempermainkan pasar dan menguasai pasar. Pria yang gemar merokok ini adalah kebanggaan Salomon Brothers. Jadi dia bukan seorang diplomat. Dia terbiasa membujuk, menekan dan melumat lawannya. Itulah yang biasa dia lakukan di wallstreet.  Mungkin itulah dasar mengapa Nixon menunjuknya sebagai menteri keuangan dan melaksanakan misi khusus yang sangat strategis, yaitu bagaimana menggiring Kerajaan Arab Saudi mau mengikuti proposal AS untuk hubungan jangkan panjang. Sebelum menginjakan kaki di Arab untuk kunjungan empat hari, dia sadar bahwa permusuhan negara Arab kepada AS sulit di lupakan akibat kekalahan dalam perang dengan Israel. 

Namun ketika baru saja menginjakan kaki di Arab, dia sudah mengeluarkan jurus yang jitu yaitu mengecam Shah iran dengan menyebut Raja Kacangan. Padahal ketika itu Shah Iran adalah sahabat Amerika Serikat. Secara emosional sikap William ini menimbulkan simpati Raja Arab. Karena mereka tahu AS akan lebih memilih bekerja sama dengan Arab daripada Iran yang shiah. Sehingga ancaman Iran terhadap existensi Arab tidak perlu di kawatirkan lagi. Kemudian dengan lancar Simon menawarkan proposal  too good to be true kepada Arab Saudi. Intinya adalah AS akan jadi sekutu tetap Arab untuk menjaga segala ancaman dari luar, dan agar hubungan jangka panjang dapat permanen maka perlu adanya kerjasama ekonomi. AS akan menjadi tempat berlabuh uang hasil penjualan minyak dan pada waktu bersamaan AS akan memberikan jaminan Tbill. Tbill masuk dalam katagori no risk yang bersipat likuid. 

Yang jadi masalah proposal ini tidak bisa langsung di buka  didepan umum. Karena kawatir akan menjatuhkan harga obligasi di pasar dan melemahkan mata uang AS. Ini tentuk akan merugikan Arab Saudi yang berharap harga minyak terus tinggi terhadap nilai mata uangnya. Makanya kesepakatan ini di masukan dalam  ruang hukum yang rahasia. TIdak ada yang tahu kecuali anggota terbatas. Pertanyaannya adalah bagaimana menempatkan obligasi dalam pasar terbatas serta terjamin kerahasiaannya. Amerika Serikat di bawah the fed System punya pasar uang rahasia yang di atur dalam 144a SEC Act. Yang memungkinkan perdagangan surat berharga dapat di lakukan secara rahasia tanpa dibuka kepada umum. Karenanya Arab  menggunakan perusahaan offshore untuk masuk dalam keanggotaan pasar 144A SEC Act dan bertindak sebagai pembeli surat utang AS. Dalam waktu bersamaan Pejebat Menteri keuangan memberikan keistimewaan kepada pembeli yang merupakan perusahaan cangkang milik Arab. Sehingga selalu mendapatkan jatah pertama sebelum obligasi di lepas ke publik.

Belakangan modus yang dipakai AS mendapatkan financial resource ini di pakai juga oleh Jepang dan Eropa untuk membiayai anggaran Nasionalnya. Sebagian besar obligasi eropa dan Jepang  di beli oleh Arab secara rahasia melalui pasar 144a SEC Act melalui perusahaan cangkang di Swiss. Dana ini juga mengalir deras ke china di awal awal reformasi ekonomi Deng melalui perusahaan investasi di German yang merupakan sahabat China. Selama empat dekade proses ini berjalan. Membuat AS dan negara maju lainnya mendapatkan segala galanya berkat petrodollar Arab yang melimpah. Semua negara maju melindungi Kerajaan Arab dari segala ancaman. Mereka juga menjejali Arab Saudi dengan miliaran dollar senjata dan mesin perang dengan tekhnologi mutakhir. Karenanya jangan kaget bila timur tengah selalu di buat gonjang ganjing. Tujuannya jelas agar bisa menciptakan rasa takut bangsa Arab dengan menjadikan Israel dan Iran sebagai musuh permanen. Dengan itu mereka terus belanja dan belanja, lupa bagaimana melakukan transformasi ekonomi dari minyak kei Industri.

Namun harga minyak jatuh akibat kebijakan nasional AS dan Eropa juga jepang yang berkomitmen mengurangi ketergantungan minyak fosil. Akibatnya keuangan Kerajaan Saudi mengalami tekanan luar biasa. APBN mengalami defist akibat tanggung jawab sosial kerajaan memberikan jaminan kesehatan , pendidikan, kepada penduduknya dan subsidi bensin yang boleh dikatakan gratis. Untuk menutupi defisit APBN tersebut, Kerajaan Saudi terpaksa menarik hutang dari publik. Sejak tahun 2010 sampai dengan kini jumlah hutang terus meningkat karena APBN selalu defisit. Lantas bagaimana dengan obligasi atau surat berharga yang ada di tangan kerajaan Arab ? Inilah yang menjadi tanda tanya besar. Pernah terdengar kabar , Kerajaan Arab mengancam akan mencairkan Tbill yang dipegangnya sebesar hampir USD 1 trilon namun ancaman itu tidak dianggap serius oleh Pemeritah AS.  Bahkan ancaman itu tidak menghalangi Obama untuk mencabut embargo terhadap Iran karena kebijakan nuklirnya.

William Simon telah meninggal tahun 2000 pada usia 72 tahun. Sementara Gerry Parsky sampai sekarang masih berkarir di wallstreet. Mengatakan bahwa seharusnya rahasia itu di buka tahun lalu tapi entah mengapa Menteri Keuangan tidak mau membukanya. Namun dia tidak menyesal telah ikut dalam sejarah yang paling menentukan menyelamatkan ekonomi AS dengan cara mudah dan juga membuat AS makmur dalam beberapa dekade….Kemana asset milik Saudi  trilion dollar AS itu ? Rahasia! Sebuah konspirasi dari balik kegegelapan yang merampok kemakmuran yang di berikan Tuhan kepada bangsa Arab penjaga makam Ibrahim, dan kini semua harus dibayar oleh Raja Arab dengan tekanan APBN yang defisit dan harus berhutang untuk hidup, dan terakhir terpaksa melepas permata indah di tangan, Saudi Aramco untuk harapan dapat selamat dari krisis anggaran. Apakah pelepasan saham Saudi Aramco akan bernasip sama dengan proposal Willam Somon di tahun 1974, yang bila Arab melakukan kesalahan yang sama di tahun 1974 maka tidak ada lagi yang tersisa untuk hidup. …

Cuan dibalik impor gula..

  Fasilitas bisnis impor gula itu memang sudah dipastikann rente. Apapun alasannya termasuk stabilitas harga, itu omong kosong. Ini bisnis m...