Pada tahun 2015 saya berkunjung Afganistan. Tujuan saya adalah provinsi Logar. Saya didampingi oleh Team dari Kantor perwakilan Holding di Urumqi, Xinjiang. Sampai di Kabul teman saya dari China metallurgy menjemput saya. Dengan kendaraan Pajero , dari Kabul kami melewati jalan beraspal dan melewati pom bensin yang sepi. Nampak di pinggir jalan pria berbaju salwar kameez dan beanies, dan banyak wanita bercadar.
Lebih dekat ke Davo, sebuah desa dekat Aynak, nampak ladang hijau yang luas, rumah lumpur, dan cakrawala kabur karena panas. Di lapangan di Provinsi Logar, tesirat wajah penduduk sipil marah, frustrasi, dan takut. Teman mengatakan kepada saya bahwa “ Karena adanya operasi tambang, kehidupan tidak lagi normal di sini. Ada terlalu banyak kesulitan. Insinyur hanya kebagian kerja kasar.” Program pembangunan tambang tidak seindah cerita politisi.
Pada tahun 1995, Taliban menguasai Logar, kehidupan damai. Namun pendatang dengan pakaian sama dengan Taliban membentuk komunitas baru. Jama'at al-Tawhid, itu semancam majelis taklim, kemudian tahun 1999 berubah menjadi Jama'at al-Tawhid wal-Jihad, 2015 jadi Negara Islam-Provinsi Khorasan (ISKP) afiliasi ISIS. Rakyat miskin mudah terpengaruh bergabung. Walau sedikit mereka sangat militan. Belakangan ISKP mendapat pasokan dari kelompok Mujahidin dari Al Qaeda yang ada di Pakistan. Belakangan kekuatan Mujahidin dengan 7 faksinya bersama sama dengan AS menggulingkan Taliban tahun 2001.
Setelah tahun 2001, Taliban menjadi milisi pemberontak terhadap pemerintahan yang sah. Bagi rakyat, pemerintah yang korup adalah mimpi buruk namun aksi serangan Taliban kepada tentara dan polsi pemerintah jauh menakutkan. Ledakam bom tidak memilih rakyat sipil atau tentara. Belum lagi serangan roket yang tiba datang, entah dari mana. Banyak rakyat mengungsi dari desa. Karena terjepit antara milisi Taliban dan Mujahidin bersama ISIS dan AL Qaeda. Rakyat yang tidak membantu Taliban, pasti terbunuh. Sebaliknya yang membantu akan terbunuh oleh Mujahidinn atau tentara pemerintah. Antara Taliban dan kelompok ISKP saling bertempur dalam setiap kesempatan. Rakyat jadi korban.
Tahun 2007 China mendapat konsesi (KK) Tambang mineral selama 30 tahun dari Pemerintah afganistan di Mes Aynak, Logar. Merupakan salah satu deposit tembaga terbesar di dunia. Yang dapat konsesi adalah China Metallurgical Group Corp (MCC). Operasi belum dimulai. Walau deposit besar namun tekhnlogi untuk mengeksploitasi sangat mahal. Misal logam tanah jarang untuk lithium. Mineralnya terperangkap dalam batuan. Yang untuk memisahkannya butuh ongkos mahal. Kadar nikel juga sangat rendah. Tidak layak secara ekonomi ditambang.
Karena itu China minta agar royali dikurangi dari 19,5% jadi 10%. Bandingkan kita sama Freeport berpuluh tahun hanya dapat royalti sebesar 4 % happy aja kok. Baru diubah setelah era Jokowi. Apa alasan China kurangi Royalti ? Alasan faktor resiko lapangan dan tekhnologi yang mahal. Ghani datang ke Beijing oktober 2014 dia menolak dengan tegas permintaan China. Proyek terhenti begitu saja. MCC berusaha menjual KK itu kepada pihak lain. Tetapi tidak ada yang mau. Padahal infrastruktur jalan sudah dibangun MCC.
Tapi Pakistan bisa menjual mineral logam yang bisa diolah untuk emas, nikel dan logam tanah jarang. Mengapa ? Pakistan jadi penampung tambang ilegal rakyat Afganistan. Mereka dapat aman kerja karena dilindungi oleh milisi Taliban. Setiap tahun sedikitnya USD 300 juta nilai produksi tambang ilegal itu masuk ke Pakistan. Smelter di Utara Pakistan dapat terus produksi dengan ongkos murah. Itu lebih baik daripada Mujahidin memaksa rakyat menanam opium. Membuat petinggi 7 faksi mujahidn yang mendukung pemerintah hidup kaya raya. Tentu tampa bantuan CIA tidak akan bisa terjadi.
AS selama mendukung rezim penguasa, hanya dimanfaatkan oleh elite AS dan Afganistan merampok miiaran dollar dana bantuan. 60% Anggaran nasional berasal dari donasi AS. Itu tidak ada yang mengalir ke rakyat. Hanya memperindah kota Kabul dengan deretan gedung mewah dan rumah para elite. Kalau AS menclaim bantuan sebesar USD 100 miliar setahun, maka 80% kembali ke AS lewat kontraktor AS dan tentu juga para elite AS. Sepertinya kekayaan SDA Aftganistan dijadikan alasan agar kongres terus menyetujui bantuan untuk Afganistan. Padahal tujuannya adalah merampok. Korup.
Saya tiba di kompleks tambang yang kosong. Ketika itu helikopter Amerika terbang di atas. Sepuluh pria dengan janggut panjang, sorban putih, salwar kameez , dan rompi cokelat menemui kami. Mereka mengatakan kehadiran kami dapat mengakibatkan Taliban mengintimidasi mereka setelah kami pergi. Sambil minum teh panas dan biskuit, mereka mengatakan kepada saya bahwa “ orang Cina tidak bisa pergi begitu saja. Bukankah kita bertetangga. “.Afganistan memang kaya SDA, namun untuk mengolahnya secara mandiri butuh waktu sedikitnya 30 tahun. Mereka lost opportunity 30 tahun akibat perang…