Pada
awalnya manusia butuh makan. Setelah makan terpenuhi , dia butuh pendidikan dan
pengetahuan. Kemudian butuh pekerjaan yang layak. Bila pekerjaan sudah didapat,
penghasilan mengalir maka rasa keamanan financial tercapai. Pada moment ini
orang ingin berumah tangga. Kebutuhan pendamping hidup dengan orang yang
dicintai datang maka menikah adalah kebutuhan berikutnya. Setelah menikah,
orang inginkan tempat tinggal. Bila
rumah sudah dimiliki maka selesailah proses kebutuhan itu dalam diri manusia.
Maka selanjutnya yang terjadi , inilah yang paling bahaya. Apa itu ? Keinginan.
Keinginan inilah yang menjadi musuh dahsyat dalam diri manusia. Ia merusak
moral dan menelan jiwa, juga berpengaruh kepada kesehatan phisik manusia. Banyak orang sehat tapi sebetulnya jiwanya
sakit. Banyak orang nampak sehat wajah berminyak namun menyimpan penyakit raga
dan terancam serangan jantung setiap saat. Semakin besar keinginan semakin
besar resiko hidup dilaluinya. Inilah yang banyak orang tak menyadari.
Menurut
saya keinginan yang merusak itu adalah
berupa aktualisasi diri. Atau lebih tegasnya menunjukan kepada siapapun bahwa
akulah yang terbaik dan patut dihormati dengan segala apa yang aku dapatkan. Ya
keinginan aktualisasi diri. Keinginan tidak hanya makan untuk kenyang tapi
makan untuk suasana berkelas. Tidak hanya rumah untuk tempat tinggal tapi juga
untuk lambang status. Tidak hanya pakaian bersih dan pantas dilihat tapi
pakaian bermerek yang hanya dijangkau segelintir orang mempunyainya. Tidak
hanya kendaraan yang nyaman untuk mobil tapi kendaraan yang ekslusif yang tak
banyak orang memilikinya. Tidak hanya pekerjaan sebagai ibadah tapi pekerjaan
yang memberikan kekuasaan dan kepuasaan diatas hak orang lain. Tidak hanya nama
untuk dikenal orang tapi nama yang bisa membuat orang hormat. Semuanya bermuara
karena sikap sombong.
Keinginan
itu diawali ketika mata kita melihat dan menyaksikan etalage kepongahan hidup
yang dipertontonkan setiap hari, setiap tempat.
Bukan hanya mata tapi juga telinga kita mendengar tentang segala hal
yang membuat keinginan kita semakin membuncah. Ketika tidur terbawa mimpi dan
ketika bangun meradang melakukan apa saja agar impian menjadi kenyataan. Bila
keinginan terpenuhi maka keinginan baru akan datang dan datang lagi. Benarlah
kata orang bijak bahwa tak akan bisa melawan keinginan bila sudah menguasai
jiwa. Teori kejiwaan , terapi mental dari para ahli psikis tidak akan mampu
melawan dorongan keinginan ini. Sebelum jatuhnya Lehman Brother , era kejayaan
wallstreet, para ahli berhasil merekam otak manusia untuk mengetahui arti
keinginan itu. Tertanyata , ketika orang mengkonsumsi candu ( kokain/morfin ) pengaruh otaknya sama
ketika orang berhasil mendapatkan laba / uang.
Benarlah, bahwa keinginan itu adalah candu. Tak bisa dilawan dengan pengetahuan
manusia yang terbatas.
Lantas
bagaimana caranya menghadapi dan akhirnya mampu mengendalikan dorongan
keinginan ini? Ketika perang Badar usai.
Kaum muslimin berpesta akan kemenangan itu walau korban tidak sedikit
dengan menghadapi jumlah kekuatan kafir juga tidak sedikit. Kemenangan datang
berkat pertolongan Allah. Tapi bagi Rasul, perang Badar bukan perang besar.
Perang besar adalah perang melawan hawa nafsu yang ada dalam diri manusia. Ini
perang akbar yang tak ada habisnya selagi hayat dikandung badan. Karena Nafsu
itulah yang menjadi pemicu akan keinginan yang tak terpuaskan. Nafsu itulah
yang menjadi tunggangan setan untuk merusak kesempurnan iman manusia. Ini sudah
dibuktikan oleh Setan kepada Bapak Adam, yang tergoda memakan buah terlarang walau
telah diberi kebutuhan kemewahan melimpah didalam sorga. Lewat analogi
keinginan itulah setan menggiring akal Adam untuk melawan larangan Allah.
Ketika
kemarin Jumat ,saya ikut sholat di Mesjid Kow Loon, ada pesan dari penceramah
yang membuat saya tercerahkan seketika akan sesuatu yang selama ini tak bisa
saya dapatkan jawaban. Bahwa secara akal dan materi kita tidak akan mampu
melawan Setan. Tidak akan mampu!. Karena secara materi dan pengetahuan , setan
lebih sempurna penciptaannya dibandingkan manusia. Mengapa ? setan bisa
melewati ruang waktu untuk mendapat pengetahun sementara manusia terkungkung
dengan ruang waktu. Setan diberi hak sangat luas oleh Allah untuk mempermainkan
eksistensi manusia. Sementara , Manusia diberi keterbatasan untuk melawan setan
secara langsung. Jadi bagaimana cara menghadapinya ? Satu satunya yang ditakuti
oleh Setan adalah Allah. Maka dekatlah kepada Allah. Karena bila kita dekat
kepada Allah maka Setan akan menjauh dengan sendirinya.. Dengan demikian tentu
kita terlepas dari permainan setan yang menunggangi nafsu kita yang membuat kita kecanduan dunia.
Segala
larangan Allah dan segala perintah Allah yang termuat didalam Al Quran ,
diteladankan oleh Rasul tak lain bentuk kasih sayang Allah kepada manusia agar
manusia mampu menghadapi setan. Semakin bertaqwa seseorang semakin dekat dia
kepada Allah dan tentu semakin menjauh setan dari dirinya (An Nahl : 99, 100]. Maka ketika nikmat
datang berlebih yang dia lakukan adalah berbagi kepada mereka yang kurang.
Ketika keinginannya mendesak dia istighfar zikir siang dan malam. Ketika dia
dalam kekurangan , sabar dan sholat adalah penolongnya. Baik dan buruk
disikapinya dengan ikhlas hanya untuk beribadah kepada Allah. Dan selamatlah manusia itu dalam melewati drama
kehidupannya di dunia ini untuk kembali dalam keadaan sempurna sebagaimana
esensi penciptaannya, sebagai bayang bayang Allah…