Saturday, May 29, 2021

Philosopi 5 jari

 


Ketika oma sedang setir kendaraan. Jemari kirinya saya genggam.” Ada apa sih pah. Aneh? Kata oma.


“ Telapak tangan ini waktu awal menikah, sangat halus. Tetapi kini terasa kasar. Kasarnya telapak tangan itu adalah bukti bahwa perjalanan hidup mama sangat berat mendampingi papa. Kalaulah mama tidak keras hati menjaga papa, entah jadi apa papa ini. Kini kita menua bersama” Kata saya terus meremas jemari oma.


“ Tapi tahu engga philosopi lima jari ini ? Kata saya.


“ Apa?


“ Jempol. Itu artinya kita harus terus berbuat baik. Tidak penting berbalas tidak baik. Tidak penting tidak ada terimakasih. Tidak penting orang suka atau tidak suka. Berbuat baik karena Tuhan saja. Jari telunjuk. Itu artinya kita harus punya kebiasaan memberikan petunjuk kepada orang lain tanpa ada kesan menggurui. Orang terima atau tidak, engga penting amat. Dibayar atau tidak, engga penting. 


Jari tengah? adalah bersikap adilah selalu. Baik dalam pikiran maupun dalam perbuatan. Soal orang suka tidak suka. Tidak penting. Kita tidak mungkin memuaskan semua orang. Jari manis, adalah bersikap manislah kepada orang lain. Luka karena pukulan bisa sembuh cepat. Tapi luka hati karena kata kata itu dibawa mati. Bersikap manis adalah juga menjaga ucapan. Walau kebenaran sekalipun, tetaplah bijak menyapaikannya. Terkakhir adalah jari kelingking, itu mengharuskan kita rendah hati. Kita bukan siapa siapa tanpa pertolongan Tuhan. “ Kata saya.


“ Ah papa,  tahu engga apa yang mama paling senang perubahan papa sekarang? 


“ Apa ?


“ Gua engga capek lagi beresin papa pulang malam hari dalam keadaan mabok. Itu aja. Selainnya ya biasa saja. Yang lima jari itu sudah nature papa. Orang tampang pas pasan memang begitu.” kata oma tersenyum.


Bangkrut spiritual


Hari ini saya sebelum meeting di Hotel yang ada di selatan Jakarta, saya bertemu dengan relasi saya di Pulman Hotel central Park. Oma setelah antar saya dia terus ke Citraland.  Relasi saya sempat marah besar kepada pemerintah. Kekecewaannya ditumpahkan kepada Jokowi karena bisnisnya semakin terpuruk. Dia merasa apa yang sudah dibangun berpuluh tahun akan hilang begitu saja. Rasanya dia tidak bisa bernapas lagi. Takut bangun pagi, membayangkan masa depan yang buruk.  Saya senyum saja.  Benarlah. Saya menolak proposal dia. Karena engga masuk akal.


Demikian cerita ringkas tentang relasi saya ini. Kalau saya simpulkan cerita itu hanya ada 5 saja. Pertama, hawa nafsu berlebihan.  Kedua, sifat amarah. Ketiga, terlalu cinta dunia. Keempat, Tamak. Kelima, pride atau ego. Saya tidak akan uraikan lebih jauh tentang apa yang sedang dialami relasi saya itu. Saya akan uraikan nilai spiritual terhadap lima hal itu.


Pertama. Yang mendorong kita mau bekerja keras mengarungi samudera luas dan tingginya gunung. Karena ada unsur nafsu yang memaksa kita berani dan tanpa lelah. Tetapi nafsu berlebihan itu akan membuat kita lupa akan diri kita. Lama lama jiwa kita dikendalikan hawa nafsu. Saat itu kita menuju kebangkrutan stadium awal. 


Kedua. Apabila kebangkrutan awal terjadi. Sifat amarah datang. Mudah mengeluhkan siapa saja itu. Sedikit sedikit kita marah. Sedikit saja orang salah ngomong, kita tersinggung. Kita ingin dunia seperti kita mau. Kita inginkan orang berbuat seperti kita mau. Itu artinya kita masuk ke bangkrutan stadium kedua.


Ketiga, Apabila kebangkuratan kedua terjadi. Maka akan muncul sifat ketiga. Apa itu?. Kita merasa apapun itu milik kita, yang sangat kita cintai. Apapun akan kita lakukan untuk bisa pertahankan milik itu. Kita faktanya tidak ada manusia yang bisa pertahankan miliknya. Bahkan nyawa saja bisa hilang kapan saja. Itu artinya kita masuk kebangkrutan tahap stadium ketiga.


Kempat, Apabila kebangkrutan udah masuk stadium tiga. Maka stadium empat akan mudah sekali. Apa itu? Tamak. Apapun kita lakukan untuk keluar dari masalah, termasuk menipu atau korup. Kita lupa melihat realita dan lupa berdamai untuk belajar dari masalah, berubah lebih baik karena waktu. Itu artinya kita sudah masuk kabangkrutan stadium empat. 


Kelima, apabila kebangkrutan sudah sampai stadium empat, maka yang muncul adalah kebangkrutan stadium lima. Apa itu?. Pride atau ego.  Sifat sombong datang. Sombong yang paling telak terhadap kebangkrutan adalah sifat menolak kebenaran yang datang. Nah kalau kebangkrutan sudah masuk stadium lima, maka itu artinya sudah total bangkrut. Engga akan bisa bangkit lagi. Mengapa ? karena yang bangkrut itu adalah spiritual. Kehadiran Tuhan sudah terhalau dari hati. 


Jadi sumber masalah atau induk kebangkrutan itu adalah hawa nafsu berlebihan. Apabila kita tidak bisa kendalikan dengan baik maka proses kebangkrutan total itu akan datang dengan sendirinya. Kapan? itu hanya masalah waktu saja. Tetapi kalau anda bisa kendalikan hawa nafsu maka walau bangkrut sekalipun anda bisa bangkit lagi. Karena sifat marah atau mengeluh, cinta dunia, tamak dan ego tidak ada pada diri anda. Akan selalu ada jaring pengaman untuk anda bisa bangkit lagi. Hidup di maknai sebagai jalan menuju Tuhan saja Apapun yang terjadi,anda akan baik baik saja.


Sambil menanti taksi saya duduk di loby.  Ada wanita belia cantik mendekat. Baju tanktop. Dari leher kiri sampai dibelahan dada  membusung dihiasi tato bunga. Tanpa ba  bi bu..dia langsung peluk saya. Duh ada apalagi ini. “ Maaf saya terlambat pak.” katanya seraya perlihatkan WA ke saya. Tetapi belum sempat saya baca, ada telp masuk kedia. Dia menoleh ke belakang. Ada pria melambaikan tangan kepada dia. Pria itu adalah relasi saya tadi “ maaf pak. Salah orang. Baju hampir sama. “ Katanya cuek melangkah kepada relasi saya. Mereka keluar dengan kendaraan  Alphard dan saya naik taksi. 


Friday, May 28, 2021

Sombong dan tamak.

 




Kemarin malam saya bicara via facetime dengan teman. Dia menaging Director salah satu konglomerat bisnis di Indonesia. Dia juga staf ahli pemerintah. Pendidikanya? S3 dari Amerika. Saya kenal dia sudah lama. Namun tidak begitu inten ketemu. Sebetulnya hal sederhana yang dia diskusikan kepada saya. Yaitu masalah penyelesaian hutang korporat yang akan dialihkan ke entity di luar negeri. Namun cara yang akan ditempuhnya jelas melanggar hukum. Karena sistem perbankan kita tidak mengenal SWAP settlement berkaitan dengan hutang. 


Artinya kalau ingin selesaikan hutang, ya bayar dulu. Soal nanti mau gadaikan lagi neraca perusahaan dalam bentuk senior bond, itu urusan lain. Tapi yang membuat saya sempat terkejut adalah dia bilang ” Ah mana ada di Indonesia yang tidak bisa diatur. “ Kalau  dia sebagai orang yang well educated, managing director holding big company dan juga staf ahli pemerintah punya mental seperti ni, entah apa jadinya negeri ini.


Ada direksi konglomerat yang cerita kesaya, bagaimana  smart nya dia menyelesaikan hutang kepada BUMN. Caranya? dia buat preskom BUMN lebih loyal kedia. Sehingga mempersulit tagihan piutang BUMN kepada konglomerat. Direksi BUMN tidak berani keras kepada konglomerat itu. Memang tidak menghilangkan tagihan itu, namun mempersulit cash flow BUMN karena tagihan yang tak kunjung dibayar. Bagi direksi konglomerat yang well educated, itu adalah solusi smart. Kalau sekolah tinggi hanya bisanya itu sebagai solusi, apa bedanya degan preman jalanan.


Sama juga ada cerita direksi developer besar. Yang dengan bangganya cerita kalau hutang Fasum kepada Pemrof berhasil dia tunda, bahkan seakan tidak pernah ada tagihan sama sekali. Itu karena pejabat Pemrof lebih segan kepada dia daripada  kepada pemerintah. Maklum ring satu Gubernur lebih loyal kedia daripada kepada pemerintah. Dampaknya yang saya tahu, pemrof itu mengalami defisit APBD. Terpaksa berhutang untuk menutupi anggaran yang tekor. Dampaknya lagi adalah semakin lemahnya ekspansi sosial Pemrof kepada rakyat.

Banyak sekali masalah financial negara yang sebetulnya tidak ada masalah kalau itu diselesaikan sesuai aturan dan amanah. Tetapi karena masalah itu  digantung oleh pejabat kunci maka masalah tidak pernah selesai dan menjadi bomb waktu dikemudian  hari. 


“ Anda tahu, masalah hutang bisa dialihkan lewat aksi korporat seperti merger atau IPO yang kelak exit investor nya adalah dana pensiun milik negara.” Kata teman itu. Ya mereka berhutang kepada negara dan akhirnya Dapen yang bailout lewat skema merger atau IPO. Kelak itu akan jadi bomb waktu yang meledak seperti kasus Jiwasraya dan Asabri, dimana negara harus bail out atau bail-in.


Memang korupsi mencuri uang APBN/D itu sudah jadul. Tetapi korupsi lewat kerah putih itu semakin mewabah dan terjadi secara sistematis. Yang paling bahaya adalah itu berkaitan dengan uang negara yang ada pada swasta, dalam berbagai transaksi. Baik karena hutang uang, skema B2B yang merugikan BUMN, skema akuisisi BUMD lewat IPO yang menjadikan negara ( dapen) sebagai korban, dan semua itu tersembunyi dibalik penampilan mereka para orang well educated yang hidup plamboyan. Sementara rakyat bingung. Karena biaya sosial semakin mahal dan akses ekonomi semakin sulit.


Mungkin kita baru sadari seperti kata Bernanke boss the Fed.“ Kita sebetulnya sudah lama punya masalah besar, tapi kita terlalu banyak orang pintar di swasta yang membeli jiwa pemimpin pada setiap level. Mereka ahli menunda masalah, bukan menyelesaikan masalah. “ Itu katanya menyikapi krisis wallstreet, yang sampai kini menempatkan AS negara super power jadi pecundang.


Pada musim dingin saya bertemu dengan pejabat militer China di Changsa Hunan. Dia ajak saya makan tau yang diasami. Rasanya mau muntah. Aroma seperti air comberan. Saya tak sanggup makan tau itu walau di restoran mewah sekalipun.


“ Menu tau yang rasanya tidak enak dan baunya menyengat adalah menu rakyat miskin ketika musim dingin. Mereka harus bertahan selam 4 bulan untuk hidup dengan menu seperti itu. Kalau ada pemimpin yang suka menunda masalah, maka sehari saja mereka tunda masalah, jumlah kemiskinan akan bertambah karena kelahiran tidak bisa dihentikan. Bayangkan bagaimana kalau masalah sengaja ditunda bertahun tahun. Itu masa depan yang pasti buruk.” Katanya. 


Masalahnya, pemimpin kita dan kaum terpelajar, jangankan merasakan menu orang miskin, gaya hidup mereka sangat berjarak dengan orang miskin. Sikap rendah hati sangat jauh dan sejarah membuktikan hancurnya peradaban karena kesombongan, yang selalu bekulindan dengan tamak


Agama jadi berhala.

 




Di sebuah distrik saya sedang berjalan bersama anggota dewan kota China. Kami menuju restoran untuk makan siang. Dari dalam kendaraan kami melihat wanita menggendong Balita sedang berusaha mendorong kereta  barang rongsokan. Nampak kesulitan. Jalan mendaki. Kalau di Indonesai, itu adalah pemulung. Dia hentikan kendaraan. Dia tersenyum kepada wanita itu. Bicara sebentar.  Dia ikut membantu wanita itu mendorong kereta. Setelah itu dia kembali kedalam kendaraan. “ Itu masalah sudah terjadi sejak tahun lalu. Sejak ada pembangunan kota. Terjadi urbanisasi yang tidak terkontrol. “ Katanya. Dia seperti sedang berpikir. Entah apa yang dia pikirkan.


Tiga tahun kemudian saya datang lagi ke distrik itu untuk urusan bisnis. Sahabat saya yang anggota dewan kota itu saya undang makan malam. Dia senang sekali. “ Saya tidak melihat lagi ada pemulung di jalanan. Kemana mereka ? Tanya saya disela sela makan malam itu. Dia bilang bahwa Pemda membangun pembangkit listrik dari sampah.  Kemudian sosial engineering dilakukan agar rakyat disiplin membuang sampah ditempatnya. Kini kota jadi bersih dan listrik jadi murah. Pemda juga dapat bisnis daur ulang plastik dan kompos. 


“ Lantas bagaimana dengan nasip pemulung itu? Tanya saya. Menurutnya para pemulung itu didata dan kemudian ditingkatkan skill nya. Mereka menjadi pemilik dan sekaligus pekerja pada indusri pengolahan daur ulang sampah. Saya terpesona. Begitu sederhananya China menyelesaikan masalah.  


“ Itu hanya soal kemauan dan niat baik. Kami punya banyak orang pintar di kampus. Punya lembaga riset. Setiap masalah, mereka selalu ada solusi. Dan kami, pejabat pemerintah dan swasta berkolaborasi menjadikan solusi itu sebagai sumber ekonomi. Karena setiap solusi berujung kepada bisnis,  itu pasti sustainable. Rakyat engga merasa tangan dibawah dan peradaban tumbuh atas dasar hormat. Bukankah pembangunan phisik juga adalah pembangunan martabat manusia” Katanya.


Saya termenung. Di negeri saya pembangkit listri dari sampah hanya ada di surabaya. Kota lain, hanya wacana saja. Itu karena aparat pemda hidup manja dari anggaran sampah yang sulit diaudit. Sesuatu yang mudah menjadi sulit karena mental korup. Jadi apa inti masalahnya ? Ya ini soal mental. Agama tidak dijadikan inspirasi untuk berbuat baik bagi semua tetapi bagaimana mendapatkan kekuasaan dan harta. Kejahatan laten itu adalah agama dituhankan dalam politik dan kemudian menjadikan kekuasaan sebagai tuhan.


Cerdaslah hidup.

 





Waktu saya kecil. Setiap habis sholat maghrib, guru mengaji saya berdongeng tentang kehidupan para Nabi. Itu caranya memberikan pelajaran keteladanan tentang akhlak. Tetapi yang jadi masalah, setelah sholat isya. Dia akan izinkan pulang kalau kami para muridnya  bisa menjawab pertanyaan atas cerita kemarin. Nah saya selalu pulang paling belakang. Itupun setelah saya telapak tangan saya dipecut pakai rotan. Apa pasal? Karena saya gagal menjawab pertanyaannya. Saya pahami hakikat cerita. Tetapi menghapal detail cerita, jelas saya engga bisa. Saya ada penyakit disleksi.


Saya tidak mau terus dihukum. Lantas bagaimana caranya agar saya tidak terus kena hukuman.? Satu satunya cara adalah diam diam saya ambil buku sejarah islam yang ada dilemari masjid. Buku itu saya sembunyikan di lipatan sarung saya. Setelah itu saya baca di rumah dan saya hapalkan. Dari itu saya bisa lolos setiap ada pertanyaan dari guru mengaji. Tapi lambat laun. Guru mengaji saya heran. 


“ Mengapa kamu bisa terus jawab pertanyaa saya.” Tanya guru saya.


“ Saya baca dari buku sejarah yang tuan Guru punya. “


“ Jadi kamu mencuri buku. Mengambil tampil izin dari saya? Bentaknya.


“Ya tuan Guru.Tapi saya kembalikan setelah usai membaca.” Kata saya dengan takut. Setelah itu saya kaki saya dipecut berkali kali oleh guru mengaji saya. 


Saya ceritakan kepada ibu saya. “ Mencuri itu salah. Lain kali jangan lakukan ya” Kata ibu saya seraya memeluk saya. Tapi papa saya  berkata kepada saya. “ Bagus itu tandanya kamu hidup berakal mati beriman.” kata papa saya tersenyum.


“Anak kita itu tidak sepintar orang lain. Tetapi dengan kelemahannya dia bisa gunakan akalnya untuk bertahan. Biasa saja. Yang penting, buku itu da kembalikan setelah tujuan dia tercapai. Soal dia dihukum gurunya, itu soal resiko. Itu soal pilihan.   Pria memang begitu. “ lanjut papa saya.


Peristiwa itu menjadi inspirasi saya dalam mengarungi bahtera kehidupan sebagai orang dewasa. Hidup ini tidak bisa polos polos amat. Bahkan orang yang kita anggap suci saja, tidak akan bisa mengerti kita.  Mungkin dia juga tidak pahami siapa dia. Dia berkata jadikanlah Rasul sebagai teladan. Keteladanan itu hanya bernuasa apokalipso saja. 


Tetapi apakah ada kita dapatkan hikmah dari Guru  tentang rasul Muhammad SWA dari sisi human being nya. Nabi harus jadi pegawai perempuan STW demi berniaga dapatkan rezeki. Dan akhirnya rasul yang berusia 25 tahun menikahi boss nya yang berusia 40.  Sikap rasul adalah sikap berakal. Sebagai pria miskin menikahi perempuan STW yang berbudi baik, lebih masuk akal daripada menikahi perawan yang cantik tapi kere. Itu manusiawi, ripliksi dari Cinta.  Karena Nabi beristri kaya, tugas kenabian lebih mudah. 


Setelah Khadijah istri pertama Nabi meninggal. Nabi pernah berhutang secara personal kepada pria Yahudi. Itu lebih masuk akal daripada berhutang kepada teman seperjuanganya, Usman bin Afan yang terkenal kaya raya. Mengapa? itu bisa saja menimbulkan fitnah. Hutang piutang dengan Yahudi hanya soal bayar. Dibayar ya selesai. Dijamin tidak akan cerita kemana mana.


Proses penyampaian pesan Tuhan melalui tugas kenabian, apapun itu tidak mengabaikan nilai nilai human being atau manusiawi.  Sama saja dengan Khalifah Murad IV yang mencekik sampai mati  saudaranya Beyazid pada tahun 1635, diikuti oleh eksekusi terhadap 2 saudaranya setahun kemudian. Itu demi mempertahankan kekuasaannya. Ulama pada masa itu menghalalkan. Manusia cenderung kepada rasa aman dan menghindari mental pecundang. Kalau karena itu manusia lebih menggunakan akalnya untuk survival, itulah sunnatullah. 


Yang bego itu akal dikaburkan oleh Agama. Ketika kalah, mengeluh menyalahkan siapa saja. Dan mendoakan agar Tuhan menghukum mereka yang dianggap kafir. Pada waktu bersamaan Tuhan-pun dikeluhkan agar dapat rezeki banyak. Padahal walau Tuhan menjamin rezeki setiap makhluk tetapi Tuhan  tidak pernah kirim makanan ke sangkar burung. Tidak pernah Tuhan kirim uang ke ATM anda. Kerja! smart! itulah sumber rezeki yang tidak ada habisnya. Paham ya sayang.


Niat baik...



Kalau anda tanya kepada orang China. Apakah kalian mencintai Partai ? 10 yang ditanya, 11 pasti tidak mau menjawab” Kata teman saya di China. Itu yang saya pahami bagaimana sikap mereka terhadap partai komunis China. Bagi mereka partai itu hanya elite pekerja. “ Mereka hidup menumpang makan dari rakyat. Dan wajar sajalah mereka bekerja keras. Itu cara mereka berterimakasih. Kalau saya diposisi mereka. Saya akan melakukan hal yang sama. “ Lanjut teman saya. 


Makanya di China, mereka tidak pernah manggil pemimpin dengan sebutan Nama. Tetapi nomor. Misal Presiden Xi, itu mereka sebut nomor 1. Itupun urutan angka hanya sampai 9. Tidak lebih. Mengapa ? apalah arti nama? Jabatan hanyalah urutan angka dalam sistem kekuasaan. Mereka bisa pergi dan datang karena waktu. Kehidupan tidak boleh berhenti karenanya.


Lantas apa makna dari sikap mereka terhadap pemerintah dan pemimpin? tidak ada kultus individu.  Yang hebat  hanya Tuhan. Itulah karya agung dari revolusi kebudayaan. Mereka percaya bahwa nasip mereka tidak ditentukan oleh pemimpin atau orang perorang tapi oleh diri mereka sendiri. Perubahan adalah keniscayaan sebagai proses hidup. Bahwa hidup adalah battlefield. Kehormatan pribadi adalah akumulasi dari effort.  Bukan retorika. Bukan apa yang harus didapatkan tapi apa yang diberikan.


Karena sikap seperti itulah, mereka tidak punya opini tentang pribadi orang, termasuk pemimpin. “ Kita tidak punya waktu menilai orang lain karena hidup kita tidak ada kaitannya dengan orang lain. Kalau dikeluhkan kemiskinan karena ketidak adilan, faktanya banyak orang kaya selain kita.” Apa artinya?  Daripada sibuk dalam keluhan, lebih baik belajar dari mereka yang kaya. Setidaknya kita tahu jalan mendapatkan keadilan bagi diri kita sendiri. Mengeluh adalah kebodohan dan merendahkan orang tua yang melahirkan dan membesarkan kita. Lebih jauh lagi, merendahkan Tuhan yang Maha Adil.


Makanya saya tidak terkejut ketika baca data statistik bulan lalu. Kwartal pertama tahun 2021, Perekonomian China tumbuh 18,3%. Ini adalah lompatan terbesar dalam produk domestik bruto (PDB) sejak China mulai mencatat rekor kuartalan pada tahun 1992. Tapi menurut router sebenarnya angka pertumbuhan sebesar 19%. Padahal tahun 2020 ekonomi China kontraksi 6,8%.  Sementara negara lain sedang suffering akibat Covid 19. 


Direksi saya di China, saya tanya. “ apa yang mendorong pertumbuhan yang begitu besar ? 


“ Bangkitnya sektor pertanian sebagai penyelamat ekonomi. Dan itu melahirkan pasar domestik yang kuat, untuk menyerap produksi dalam negeri di saat pasar eksport melesu. Proses kembali ke desa bagi kaum muda adalah fenomena yang luar biasa bagi kekuatan baru ekonomi China masa depan. Karena itu akan mempercepat pertumbuhan kelas menengah di China “Kata Direksi saya.


Sebuah kemajuan peradaban adalah kemajuan kebudayaan. Bukan kemajuan retorika dan narasi agama. Selagi agama jadi berhala , agama akan masuk ranah politik. Maka Tuhan akan jadi tempat keluhan. Rasa sukur atas kehidupan terhalau oleh keluhan yang tak berujung. Pandemi disikapi sebagai kutukan, dan Tuhan pun dianggap tukang kutuk.  Pada akhirnya agama hanya membuat orang jadi pecundang.  Mari ubah sikap mental kita terhadap agama. Jadikanlah agama sebagai sumber inspirasi untuk memperkuat budaya. “ Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah. Hidup bukanlah proses mendapat, tetapi memberi. Paham ya sayang…


***


“ Pah, kenapa China bisa sehebat itu pertaniannya. “ Tanya oma waktu makan siang.


“ Emang mama tahu darimana China hebat pertaniannya?


“ Tadi mama nonton video yang di share orang’


“ Oh itu. “ saya mengangguk.


“ Kenapa ?


“ Karena mereka pernah gagal sebelumnya. Ya mereka belajar dari  kegagalan itu. Makanya mereka sukses sekarang.”


“ Emang kapan China gagal? 


“ Dulu waktu era Mao. Mereka terapkan reformasi pertanian. Landreform. Perluasan kepemilikan lahan per keluarga. Memperbanyak  produksi pupuk. Masinasi panen. Ternyata cara itu, justru mengakibatkan korban kelaparan.”


“ Loh kok kelaparan. Kan lahan semakin luas?


“ Ternyata perluasan lahan dan peningkatan produksi lewat tekhologi pertanian dengan pupuk itu, menimbulkan paradox. Muncul insek baru hama pertanian. Wabah itu cepat sekali menyebar. Merusak 90% lahan pertanian. Orang frustasi. Kelaparan tak bisa dihidari. Karena lapar, orang malah makan insek. Kematian terjadi dimana mana. Orang kehilangan semangat mengubur yang  mati.  Ini menimbulkan wabah penyakit kulit yag meluas.”


“Wah ngeri sekali. “


“ Ya. Itulah harga yang diterima oleh rakyat akibat percaya kepada agenda pemimpin. Itulah harga kegagalan.”


“ Terus… gimana sekarang  mereka bisa hebat.?


“ Era Deng. Mereka mulai membenahi sektor pertanian. Caranya mereka tidak lagi melalui perluasan lahan dan peningkatan produksi dengan pupuk. Tetapi melalui tiga tahap. “


“ Apa saja tiga hal tersebut?


“ Pertama, rekayasa musim. Kedua, rekayasa sel tanaman. Rekayasa industri pertanian. Tapi untuk melakukan itu, tidak bisa sekaligus. Pada awalnya China engga puya teknologi. Bapak Deng kirim anak muda sekolah ke AS. Belajar tekhnologi pertanian. Salah satu mahasiswa yang dikiim ke AS itu adalah Xijinping, sekarang presiden China. Mereka butuh waktu 10 tahun untuk belajar dan menguasai tiga hal itu. Setelah itu barulah reformasi pertanian dilakukan secara luas.” 


“Jadi apa kelebihan dari tiga hal itu ?


“ Dengan rekayasa musim. Mereka bisa atur masa tanam sesuka mereka. Sehingga mereka bisa terhindar dari  permainan harga pasar. Dengan rekayasa sel tanaman, mereka bisa tentukan varietas bibit yang tepat untuk jenis lahan. Bisa menghasilkan produksi maksimal. Tahan beragam hama.  Contoh bibit padi china, bisa menghasilkan produksi 20 ton per hektar. Bisa menghasilkan buah mangga dengan biji sebesar kacang tanah, sehingga mudah diproses dalam industri pengolahan. Ketiga, semua proses pertanian sudah menerapkan konsep indstri.”


“Maksudnya konsep industri itu apa ?


“ Ya betani engga sekedar cari makan, tetapi makmur. Kaya raya. Mental bertani sudah seperti pengusaha. Sudah melibatkan sistem keuangan, marketing, logistik dan well SDM.”


“ Wah hebat ya. Mengapa pemerintah kita tidak tiru China?


“ Masalahnya negara kita itu membangun tampa agenda besar. Hanya agenda pragmatis. Melanjutkan dari yang sudah ada sebelumnya. Kalau kurang ya ditambah. Jadi tidak ada perubahan secara significant. Mental juga tidak berubah. Masih kumpulan masyarakat tradisional, bukan modern. Anggaran riset terhadap PDB aja kalah dengan Singapore negara seupil. “


“Papa kan pernah kerja sebagai konsultan Pemda di China wilayah barat. Mengapa papa engga sarankan kepada pemerintah kita agar tiru China.”


“ Papa ini rakyat bodoh. Dan lagi di Indonesia banyaaak sekali orang pinter. Bayangin aja ada beberapa  Gubernur yang S3. Kita engga kekurangan orang pintar.”


“ Jadi masalahnya apa?


“Niat baik.” Saya terus aja makan.

 

Saturday, May 22, 2021

Sengketa Tanah Palestina




Tadi saya dampingi Yuni meeting dengan relasi di Hotel di bilangan Sudirman. Usai relasi pergi, kami   duduk santai di cafe yang ada di hotel itu. TV menayangkan kericuhan demo bela Palestina. Polisi hendak membubarkan massa. Karena sudah lewat waktu yang ditentukan. Namun demontran berkeras tidak mau dibubarkan. “ Apa benar bela Palestina sama dengan bela Islam? Tanya Yuni.


“ Tepatnya bela kemanusiaan. Karena di Palestina bukan hanya islam, ada juga yang lain seperti Yahudi, Druze, Samarita, Ahmadiyah, Sunni, Syiah, Katolik, Protestan, Koptik, Anglikan, Bahai dan lain lain. “ 


“ Terus kenapa umat islam baper ?


“ Ya itu politik dibungkus agama. Apalagi dikaitkan dengan sejarah kuno. Masing masing merasa paling berhak atas tanah Palestina.”


“ Emang yang berhak itu siapa atas tanah Palestina ?


“ Yang beli tanah. “


“ Yang serius lah uda. Yuni mau tahu. “


“ Loh emang saya becanda.?


“ Gimana ceritanya? 


“ Ketika Palestina itu dikuasai oleh Turki Ottoman belum ada bangsa Palestina. Waktu itu paham kebangsaan belum ada. Waktu itu orang Yahudi datang ke Palestina beli tanah dari rakyat dan bangsawan. “


“ Kenapa mereka jual tanah itu ?


“ Memang wilayah itu sepi dan tidak banyak penduduk. Ekonomi tidak berkembang. Kemakmuran jauh. Ya kalau ada orang datang mau beli, ya jual aja. Itu kalkulasi bisnis. Apalagi waktu itu memang sedang ada upaya dari penguasa Eropa dan Rusia relokasi etnis yahudi ke Palestina.  Kebetulan ada yang mengorganisir relokasi itu. Ya mirip developer kawasan jual kaveling tanah. 


Setelah perang dunia pertama, Ottoman kalah. Inggris pemegang mandat atas wilayah Palestina. Semakin banyak orang Yahudi pindah ke Palestina. Itu berlangsung dari tahun 1920 sampai dengan tahun 1940. Dan semakin besar ketika terjadi  perang dunia kedua. Oang Yahudi dari Jerman ngungsi ke Palestina.  Mereka datang beli tanah. Tidak serobot tanah penduduk lokal. Karena waktu itu belum ada negara israel. “


“ Oh terus kenapa sekarang dituduh orang Yahudi serobot tanah orang palestina ?


“ setelah itu berdirilah negara Israel atas persetujuan Liga Bangsa Bangsa. Orang Arab tidak terima. Perang arab Israel tahun 1948 meletus. Orang Arab ini menolak berdirinya negara israel yang disetujui PBB. Koalisi Arab berhasil merebut sebagian besar wilayah Palestina. Wilayah Gaza jatuh ke Mesir, Tepi Barat, Yarusalem timur jatu ke Yordania. 


Nah saat dikuasai Yordania dan Mesir, itu terjadi penyerobotan tanah orang Yahudi. Penyerobotan itu dilegitimasi oleh Yordania dan Mesir. Padahal kan kakek  buyut atau orang tua Yahudi udah beli tanah itu. Ada bukti pembelian tanah itu. Ya tentu mereka menolak. Tapi mereka tidak berdaya. Mereka pindah ke Yarusalem berat yang dikuasai Israel.” 


“ Terus..”


“ Tahun 1967 perang lagi Arab VS Israel. Perang ini dimenangkan israel. Wilayah yang tadi dikuasai Yordan dan mesir berhasil direbut lagi oleh Israel. Nah saat israel menguasai wilayah Tepi Barat, Gaza, Yarusalem Timur, status tanah dikembalikan kepada pemilik yang sebenarnya, seperti awal sebelum tahun 1948. Giliran orang arab Palestina  protes. Mereka merasa dizolimi dan diusir dari Palestina. Terjadilah pengungsian besar besaran. Sekarang 41 persen populasi yang tinggal di Jalur Gaza dan Tepi Barat adalah pengungsi.”


“ Terus..”


“ Udah segitu aja menjawab pertanyaan kamu. Sekarang simpulkan sendiri aja.”


“ Paham Yuni. Sebetulnya yang diributin itu soal tanah. Bukan agama. Orang Arab Palestina dapat tanah dari Yordan. Sementara oang Yahudi dapat tanah dari beli pakai uang. Makanya perlu negara palestina merdeka agar dapat tanah gratis. Gitu? 


“ Engga tahu saya. Itu sudah politik” 


“ Status tanah kepemilikan kan diatur dalam konvesi LBB tahun 1920. Pergantian koloni atau kekuasaan tidak mengubah status kepemilikan tanah orang pribadi.” 


“ Orang Arab engga paham itu.  

Selalu bersama.

 



Dalam perang Candu ( 1839-1842), China ada di pihak yang kalah.  Inggris menjadi pemenang. Tahun 1860 Pulau Hong Kong dan Semenanjung Kowloon di sewa oleh inggris selama 99 tahun. Perang Dunia kedua, China jatuh ke Jepang. Inggris hengkang. Itu berlangsung selama 3 tahun. Setelah Jepang kalah. Tahun 1947 berdiri Republik Rakyat China. Apakah China membatalkan komitmen ke inggris menyewa  Hong Kong dan Kowloon? Tidak. China persilahkan inggris melanjutkan kontrak sewa itu.


“ Apa dasar pemerintah China melanjutkan kotrak sewa itu. Padahal  logikanya dengan masuknya Jepang di China sebagai penakluk, dan kemudian Dinasti China tumbang digantikan denga Republik China,  seharusnya komitment dengan inggris tidak ada lagi. “ Kata saya kepada Wenny. 


“ Kolonialisasi itu salah. Lebih salah lagi adalah ingkar dengan janji. Kata Wenny tersenyum.


“ Tapi bagaimanapun kolonialisasi itu salah. Kenapa berdamai dengan pihak penjajah? Kata saya.


“ Benar, kamu. Kolonialis itu salah. Tetapi kesalahan bukan hanya ada pada Inggris. Kesalahan juga ada pada dinasti China yang menyewakan Hong Kong kepada Inggris. Lebih jauh lagi adalah kesalahan rakyat China, mengapa mendukung dinasti korup. Kalau kita mempersoalkan salah benar, kita terjebak pada masalalu dan pada hari ini kita meradang marah dan dendam. Maka masa depan hanya omong kosong. Jalan terbaik menghadapi masa depan adalah berdamai dengan masa lalu tanpa kehilangan martabat. Menepati janji itu adalah kehormatan, dear “ Kata Wenny dengan bijak.


Saya teringat Perjanjian Konferensi Meja Bundar tahun 1949. Terjadi kesepakatan antara Belanda dan Indonesia, yang dimediasi oleh PBB. Kedaulatan Indonesia diakui. Bapak pendiri bangsa kita tidak menolak ketika Indonesia harus menanggung hutang pemerintah Kolonial Belanda dan membayar ganti rugi atas asset yang kelak akan dinasonalisasi oleh pemerintah Indonesia.  Begitu agungnya sikap mental Bapak pendiri bangsa kita. Karena kemerdekaan yang dimaknai oleh bapak bangsa adalah juga kemerdekaan yang bermartabat.


“ Mengapa? Tanya saya kepada mentor politik saya tahun 1993.   


“ Masalalu tidak terjadi di ruang hampa. Itu juga adalah proses takdir yang membuat orang bijak menyikapinya. Karena itulah sampai kini kita  sebagai negara berdaulat yang bermartabat. Kini kita sebagai negara menjadi mitra global bagi semua negara” Kata Mentor saya.


“ Masalalu berhubungan dengan masa kini dan masa kini menentukan masa depan.” Kata Wenny. “ Bila karena waktu orang tetap bergandengan tangan sebagai sahabat atau suami istri, nampak rukun dan bahagia. Itu bukanlah hubungan di ruangan hampa.  Pasti ada gejolak. Tapi  selalu ada cara untuk tetap bersama. Mengapa?  Karena mereka bisa berdamai dengan kenyataan. Masalalu adalah hikmah, dan masa kini adalah berkah. Masa depan bukan sesuatu yang diresahkan, ya kan dear.” Lanjut Wenny. 


‘ Dulu awal kenal kamu, usia saya kepala tiga. Kini usia saya kepala 5. Tetapi kita tetap bersama. Begitu juga kamu dengan istri kamu. Waktu bertemu masih remaja, kini menua bersama. itu semua karena nilai nilai komitmen. Itulah yang kita perjuangkan sebagai manusia sepanjang usia“ Kata Wenny. Saya tersenyum seraya menggenggam jemarinya.

Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...