Tan Malaka pernah berkata “ ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang Muslim, tapi ketika saya berdiri di depan banyak orang saya bukan seorang Muslim, karena Tuhan mengatakan bahwa banyak iblis di antara banyak manusia!” Tan Malaka berusaha mencerahkan bahwa hubungan antara kita sebagai personal dengan Tuhan, itu bersifat ghaib yang harus diimanin hitam putih tanpa perlu dialektika, namun antara kita dengan dunia, yang berlaku adalah hukum kausalitas atau sunnattullah. Makanya Tuhan ciptakan akal pada manusia. Untuk melihat setiap persoalan selain Tuhan bukan kebenaran absolut.
Bagi orang yang berakal dia tidak pernah melihat dunia ini sesuatu yang hitam putih seperti kisah kerajaan Utopia. Dunia ini selalu grey. Kalau anda tidak percaya, anda akan disebut orang naif. Mudah percaya dengan segala sesuatu benar adanya. Padahal di dunia ini kebenaran itu bukan fakta. Semua hanyalah persepsi. Persepsi itulah yang dianggap realitas. Dalam dunia realitas itu antara logika dan dialektika beradu. Dari itu proses berkembangnya pengetahuan terjadi terus menerus. Makanya penting sekali akal untuk menilai secara mandiri. Terlalu percaya dengan dogma anda akan ditelan oleh realitas hidup yang tidak ramah.
Dalam dunia bisnis ataupun dunia politik, anda tidak bisa melihat dari sisi aturan standar kepatuhan berdasarkan hukum positif dan norma. Karena bagaimanapun hukum dan norma itu adalah hasil konsesus segelintir orang, yang bisa saja mereka salah atau punya niat buruk. Maklum, setiap konsesus pasti terjadi transaksional. Makanya sebagai pemimpin anda tidak bisa hanya berpatokan kepada aturan itu. Namun anda juga tidak boleh seenaknya langgar aturan itu. Jadi gimana? disinilah kehebatan seorang terlahir sebagai pemimpin. Dia bisa mengelola grey itu. How to create solutions without breaking the rules. Dan ingat. Break the rules only if you are proven.
Putin, presiden Rusia, yang terpilih lewat Pemilu langsung. Punya team formal yaitu anggota Kabinet dan ketua lembaga tinggi negara, termasuk badan inteligent dan informal, shadow team. Team yang formal focus melewati standar kepatuhan UU. Sementara yang informal, melewati realitas. Maklum dunia politk bersinggungan dengan aspek Sosekbud yang terstruktur dengan rumit. Kalau polos polos aja mengikuti standar aturan formal, dia pasti akan ditelan oleh realitas politik yang penuh intrik dan hipokrit. Dia harus jadi dirigen orchestra diatas panggung politik agar simfoni terasa indah. Itu juga dilakukan oleh Presiden China, Xi Jinping.
Tapi baik Xi Jinping maupun Putin tidak menjadikan kekuasaan itu sesuatu yang personal bagi diri dan keluarganya. Xi Jinping menjauhkan Xi Mingze, putri tunggalnya dari panggung politik, bahkan dari publik. Putin, kedua putrinya Masha dan Katya lebih diarahkan sebagai pendidik dan periset, yang jauh dari kebisingan dunia politik. Bahkan dipuncak kekuasaanya Putin memilih berpisah dengan istrinya, Lyudmila Putina, secara baik baik. Sebagian orang percaya itu perceraian politik. Karena ensensinya mereka tetap bersama. Namun begitu cara Putin menutupi kekurangannya. Semua tahu kelemahan pemimpin ada pada istrinya. Karena umumnya sukses mereka menuju puncak kekuasaannya berkat peran istri.
Mengapa ? karena baik Putin maupun Xi Jinping sangat sadar bahwa PBB bersama perangkatnya tidak hitam putih. Memimpin negara diatas kompetisi geopolitik dan geostrategis secara global, harus paham apa yang disebut dengan perang asimentris. Peperangan tidak selalu dengan kekerasan tetapi bisa juga lewat proxy yang justru mereka adalah anak bangsa sendiri yang menjual negaranya ke pihak asing. Demi kepentingan nasional, mereka “bermain “ lewat team shadow nya yang terstruktur secara informal. Namun dengan kompetensi yang tinggi diatas rata rata. Mereka inilah jadi sumber dayanya menghadapi fenomena sosekpol dalam negeri maupun international
Dalam bisnis investment holding juga sama. Pemegang saham pengedali adalah Top leader. Dia tidak bisa hanya mengandalkan jajaran CEO dan direksi. Struktur formal organisasi korporat memang harus mengikuti standar kepatuhan hukum dan norma. Namun dunia bisnis bukanlah sekedar aturan dan hukum. Bisnis dipengaruhi oleh faktor kompetisi yang bisa saja diluar sana yang dihadapi adalah srigala berbulu domba. Makanya setiap leader punya shadow team yang tidak formal namun dengan tingkat kompetensi yang tinggi. Mereka ini menjadi sumber daya untuk mengawal para CEO dan direksi dan menjadi Srigala petarung menghadapi predator.
Namun semua itu bukan untuk kepentingan personal pemimpin tetapi lebih untuk kepentingan stakeholder atau enterpreneur vision. SOP perusahaan terjaga dari kolusi dan korupsi, bahkan proses recruitment jauh dari nepotisme. Keluarga saya tidak saya beri akses ke perusahaan. Apa artinya? begitulah realitas dunia yang harus dihadapi. Antara dunia terang dan gelap. Antara hitam dan putih. Pemimpin harus “lead dalam permainan” itu. Di dunia gelap dia harus bertarung dengan otak reptil nya dan kepada CEO dan direksi dia pastikan mereka tetap di dunia yang terang untuk sebuah humanitarian capitalism yang mengutamakan cinta bagi semua.
No comments:
Post a Comment