Sunday, September 16, 2012

Innocence of Muslims...


Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai baginda  wafat. Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat  Rasulullah SAW yakni Abu Bakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu," wahai Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan? "

Aisyah RA menjawab,"Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja" "Apakah Itu?", tanya Abu Bakar RA. "Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke hujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana", kata Aisyah RA. Maka keesokan harinya Abu Bakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar RA pun  mendatangi pengemis itu, lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abu Bakar RA mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu?" Abu Bakar RA menjawab, "Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).""Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku," bantah si pengemis buta itu. "Apabila ia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abu Bakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW" . Air mata Abu Bakar tidak lagi  dapat di tahan-tahan dari bercucuran. Seketika itu juga pengemis  pun menangis mendengar penjelasan Abu Bakar  RA, dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia...." Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Bahkan ada seorang wanita tua yang berani mencerca Nabi. Setiap kali Nabi melintas depan rumahnya, kala itu pula si wanita meludahkan air liurnya. Peristiwa itu berulangkali terjadi, bahkan hampir setiap hari.Suatu kali, ketika Nabi lewat di depan rumahnya, si wanita tadi tak lagi meludahinya. Bahkan, batang hidungnya saja tak kelihatan pula. Nabi lantas bertanya kepada seseorang, “Wahai Fulan, tahukah engkau, dimanakah wanita pemilik rumah ini, yang setiap kali aku lewat selalu meludahiku?”Orang yang ditanya menjadi heran, kenapa Nabi justru menanyakan, penasaran, dan tak sebaliknya merasa kegirangan. Namun, si Fulan tak ambil peduli, oleh karenanya ia segera menjawab pertanyaan Nabi, “Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa si wanita yang biasa melidahimu sudah beberapa hari terbaring sakit?” Nabi mampir menjenguk wanita peludah itu. Ketika tahu, bahwa Nabi, orang yang tiap hari dia ludahi, justru menjenguknya, si wanita menangis dalam hati. “Duhai betapa luhur budi manusia ini. Kendati tiap hari aku ludahi, justru dialah orang pertama yang menjenguk kemari.” Dengan menitikan air mata haru bahagia, si wanita bertanya, “Wahai Muhammad, kenapa engkau menjengukku, padahal tiap hari aku meludahimu?”Nabi menjawab, “Aku yakin, engkau meludahiku karena engkau belum tahu tentang kebenaranku. Jika engkau mengetahuinya, aku yakin engkau tak akan lagi melakukannya.”

KIsah tersebut memberikan makna terdalam bagi kita orang beriman. Kebencian orang kepada kita karena dasar ketidak tahuannya siapa sebenarnya kita, tidak bisa kita hadapi dengan kekerasan. Orang buta ilmu dan pengetahuan tentu pula buta kebenaran , maka tidak bisa diharapkan banyak dia akan bersikap bijak terhadap kebenaran yang kita berikan itu. Bila kita hadapi dengan kekerasan pula maka kebenaran yang kita perjuangkan akan menjadi tak lagi bernilai. Karena orang “buta” saja tahu dan merasakan bahwa kita memang tidak pantas dihormati. Tapi bila kebencian, penghinaan  orang yang buta (ilmu dan kebenaran) itu kita hadapi dengan kesabaran, bijaksana, penuh cinta kasih maka dia akan disadarkan tentang value kebenaran itu sendiri. Tidak melalui apa yang kita katakan tapi keteladanan akhlak mulia membuat orang hatinya melembut dan tercerahkan jiwanya untuk mau membuka matanya tentang kebenaran.  Inilah yang menjadi prinsip perjuangan rasul ketika menyampaikan kebenaran kepada umatnya. Akhlak agung itulah yang membuat tabiat kasar orang arab menjadi melembut dan akhirnya menjadi komunitas pertama islam yang berakhlak Al Quran.

Yahudi memang sudah tabiatnya tidak mengingingkan kebenaran yang dibawa oleh Rasul. Ini sudah diperingatkan Allah di dalam Al Quran. Mengapa ? tidak perlu dibahas. Allah lebih tahu mengapa Yahudi diciptakan dan juga iblis diciptakan. Yang pasti keberadaan ras Yahudi yang membenci Islam adalah cobaan bagi kita orang beriman untuk mengingatkan kita agar senantiasi waspada dalam beragama dengan memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Itulah sebabnya film "Innocence of Muslims" buah karya dari Sam Bacile, warga Amerika keturunan Israel, cukup kita anggap sebagai orang buta yang berada di sudut pasar Madinah yang senantiasa menghina Nabi namun dibalas oleh  Nabi dengan cnta dan kasih sayang. Kita hanya diberi hak untuk menyabung nyawa ( berperang ) bila kita diserang oleh orang lain atau kita dipaksa untuk pindah agama dengan cara cara kekerasan. Selain itu  kita harus meneladani Rasul terhadap orang orang yang menbencinya dan menghinanya, yaitu melalui akhlak cinta dan kasih sayang.

Sunday, September 09, 2012

Menghormati Istri


Almarhum ayah saya pernah menasehati saya bahwa satu satunya penghinaan yang tak pernah bisa dilupakan oleh istri adalah bila kita memukulnya. Luka  dihatinya akan membekas. Dan setelah itu walau hubungan kembali baik namun keadaannya tidak akan sama lagi seperti sebelum kita memukulnya. Mengapa sampai begitu ? bahwa ketika suami memukul istrinya sebetulnya dia sedang mempertontonkan kelemahan dan kerendahan moralnya sebagai pria.Tidak ada istri yang bisa hidup nyaman dengan suami yang lemah dan berakhlak rendah. Tidak ada. Setiap istri ketika menikah, yang sesungguhnya yang diinginkannya adalah perlindungan dari keperkasaan suami baik secara phisik maupun moral. Dari itulah istri bisa melewati gencangan hidup rumah tangga dan mau mengikuti nasehat suami sebagai kepala rumah tangga. Itulah sebabnya lebih dari seperempat abad saya menikah dengan istri, tidak pernah sakalipun saya memukulnya. Nasehat ayah ini selalu saya ingat. Memang dalam islam dibenarkan untuk memukul istri namun syarat untuk bisa memukul itu sangat ketat. Tidak bisa dengan begitu saja dapat diterapkan, apalagi hanya karena masalah yang tidak prinsip.

Lantas apa soal prinsip yang sehingga suami pantas dibenarkan untuk memukul istri?. Apabila ada tanda nusyuz pada istri. Apa itu Nusyuz ? adalah isteri yang tidak lagi menghormati, mencintai, menjaga dan memuliakan suaminya. Isteri yang tidak lagi komitmen pada ikatan suci pernikahan. Singkat kata bahwa istri diketahui sudah melakukan selingkuh secara langsung atau tidak langsung dengan pria lain. Jika seorang suami melihat ada gejala nusyuz pada istri, maka Al-Qur’an memberikan tuntunan bagaimana seorang suami harus bersikap untuk mengembalikan isterinya ke jalan yang benar, demi menyelamatkan keutuhan rumah tangganya. Tuntunan itu ada dalam surat An-Nisaa ayat 34. Di situ Al-Qur’an memberikan tuntunan melalui tiga tahapan. Pertama, menasihati isteri dengan baik-baik, dengan kata-kata yang bijaksana, kata-kata yang menyentuh hatinya sehingga dia bisa segera kembali ke jalan yang lurus. Sama sekali tidak diperkenankan mencela isteri dengan kata-kata kasar. Baginda Rasulullah melarang hal itu. Kata-kata kasar lebih menyakitkan daripada tusukan pedang.

Jika dengan nasihat , istri tidak berubah , Al-Qur’an memberikan jalan kedua, yaitu pisah ranjang dengan isteri. Secara psikis ini sangat berat bagi seorang istri  namun efektif untuk membuat dia intropeksi diri. Dalam kesendirian itu diharapkan istri akan sadar dan cinta yang mulai mengabur kepada suami akan kembali menguat. BIla cintanya kepada suami semakin menguat akan membuat dia kembali kepada suami dengan kesalehannya. Namun jika dengan pisah ranjang tidak efektif karena hatinya telah dikuasai oleh hawa nafsunya maka suami dibenarkan menggunakan cara ketiga , yaitu memukul. Jadi syarat yang ditetapkan Allah untuk suami dibenarkan memukul istri tidaklah mudah. Syarat pertama dan kedua harus dijalankan terlebi dahulu. Tidak dibenarkan langsung main pukul. Apalagi hanya karena sifat istri yang mudah marah karena tidak sabar, mudah tersinggung, lamban dan kurang cerdas, bukanlah sifat yang dikatagorikan bahwa istri Nusyuz hingga pantas dipukuli. Kalau hanya karena sifat  seperti itu istri boleh di pukul, saya yakin tidak ada wanita yang inginkan suami. Dan Islam tidak mendidik suami seperti itu.

Kalaupun syarat yang ditetapkan Al Quran terpenuhi untuk seorang suami memukul istrinya maka  pukulan itu tidak boleh mengenai muka atau kepala atau badan. Cukup tangan atau kaki.  Karena muka bagi seorang manusia adalah kehormatannya. Bila mukanya dipukul atau ditampar maka kehormatannya hancur.  Rasul mengingatkan akan hal itu bahwa jangan memukul muka. Disamping itu pukulan tidak boleh menimbulkan efek menyakitkan bagi wanita apalagi sampai menimbulkan bekas (  lebam, merah, dll). Begitu indahnya Islam memberikan tuntunan kepada seorang suami bagaimana memperlakukan istrinya. Rasulullah Saw bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah dalam masalah perempuan (isteri). Mereka adalah orang-orang yang membantu kalian. Kalian punya hak pada mereka, yaitu mereka tidak boleh menyentuhkan pada tempat tidur kalian lelaki yang kalian benci. Jika mereka melakukan hal itu maka kalian boleh memukul mereka dengan pukulan yang tidak menyakitkan (ghairu mubrah). Dan kalian punya kewajiban pada mereka yaitu memberi rizki dan memberi pakaian yang baik.’

Bagi kita sebagai suami harus menjadikan AL Quran dan Hadith sebagai cara menjalankan hidup ini. Suami yang baik akan menjadi tempat sandaran terbaik bagi wanita. Pria yang sholeh akan menentramkan wanita untuk belajar sholeh dari suami, dan itu tidak dengan gaya superior tapi kerendahan hati untuk membuka dialogh dalam makna cinta dan kasih sayang.  Istri adalah manusia dan setiap manusia suka dengan kelemah lembutan. Rumah tangga adalah small world bagi kita untuk belajar bijak memahami kehidupan ini, setidaknya melatih kita tidak egoistis dengan mengandalkan superior kita dihadapan istri.  Ingatlah sabda Rasul bahwa sorga dibawah telapak kaki ibu dan istri kita adalah kaum ibu dan kehormatan bagi anak anak kita. Sayanginlah istri dengan baik karena disitulah kehormatan kita sesungguhnya sebagai pria, sebagai suami. Kalau agama menuntun tidak kita dengar maka didunia ada  hukum paksa yang berupa UU KDRT ( Kekerasan Dalam Rumah Tangga), yaitu kurungan penjara bagi suami yang memukul istri hingga meciderainya.

Sunday, September 02, 2012

Sunni -Syiah?


Kemarin waktu ketemu dengan teman  dari Malaysia, dia sempat  bertanya apakah saya Syi’ah? Mungkin karena saya suka pakaian warna hitam ( gelap) dia beranggapan seperti itu. Saya tahu teman ini bertanya soal ini karena dia membaca berita lewat Madia massa tentang  Kejadian di Sampang Madura yang sampai menimbulkan korban manusia dan kerugian materi hanya karena perbedaan pandangan antara  Ahlulsunnah waljamaah dan Syi’ah, sangat menyedihkan. Karena ketika betrokan itu terjadi, nilai nilai islam digunduli secara vulgar. Saya tegaskan saya Islam. Soal keyakinan mahzap apa yang kita jadikan rujukan dalam beragama tak perlulah diungkapkan  kecuali perbuatan kita memang menyejukan orang lain. Benarkah Syiah itu sesat ? Tanya saya. Kalau masalah ini dipersoalkan maka akan menimbulkan pertengkaran yang tak akan pernah habis habisnya. Mengapa ? Baik Syiah maupun sunni punya referensi yang kuat dan diyakini paling benar. Bila karena keyakinan akan kebenaran itu sampai menimbulkan permusuhan satu sama lain maka tak ada lagi nilai kebenaran itu.

Sebagaimana Sunni yang mengenal mahzap, dalam syiah juga banyak aliran mahzab. Menurut  ulama Syam, Prof Dr Wahbah Zuhaily, antara Syiah dan Sunni tidak ada perbedaan yang besar kususnya pada Syiah Imamiyah yang komunitasnya banyak di Iran. Bahkan Mahzap Syiah Imamiyah ini lebih dekat dengan Mahzab Syafii dan hanya memiliki perbedaan dalam 17 perkara fikih. Sementara Syiah Zaidiah, menurut beliau, adalah Syiah yang paling dekat  dengan Sunni. Bahkan penganut  Sunni menggunakan beberapa buku rujukan Zaidiyah seperti buku fikih karangan Imam Shonani, dan Kitab Subulussalam. Pertemuan OKI ( organisasi Konfrensi Islam )  pada tahun 2006 yang dihadiri oleh Ulama Syiah dan Sunni telah mengeluarkan deklarasi Makkah ( 2006) yang intinya bahwa perbedaan Sunni – Syiah merupakan perbedaan alami , sama seperti perbedaan mazhab mazhab dalam fikih islam. Konfrensi International Islam yang diadakan di Qatar juga mengeluarkan pernyataan bersama bahwa pentingnya dialogh antara syiah-sunni dalam bahasa perdamaian dan kasih sayang. Saya juga bisa mengerti karena begitulah sikap MUI yang mengatakan hal senada.  

Stop pertikaian Syiah –Sunni yang saling menghujat atau meng claim paling benar diatara yang lain. Menurut teman saya bahwa  persatuan dan kesatuan umat islam inilah yang akan menjadi syiar ampuh terhadap agama lain dan sekaligus sebagai benteng kokoh menghadapi strategy hasut adu domba pihak AS/Barat/Yahudi yang tak ingin Islam itu kuat. Ingatlah, ketika perang Mesir –Israel berkecamuk, Anwar Sadat berhasil meyakinkan pemimpin Islam diseluruh Timur Tengah untuk bersatu dengan mengembargo eksport minyak ke AS. Ekonomi AS hampir lumpuh karena itu. Ingat juga ketika bersatunya Syiah dan Sunni di Irak paska kejatuhan Sadam Husein dan berhasil memaksa AS keluar dari Irak.  Juga bersatunya Syiah dan Sunni di Mesir dalam menjatuhkan rezim Husni Mubarak sehingga tampilnya ulama dalam elite kepempinan di Mesir. Persatuan umat bukan masalah Arab dan non-Arab tapi karena memang umat ini memiliki satu Allah dan merupakan umat Nabi Muhammad SAW. Semangat inilah yang luntur ketika jatuhnya khilafah islam akibat imperialis Barat.

Khalifah Umar RA dalam sebuah kesempatan pernah berkata "Kami diagungkan karena kami berpegang teguh dengan Islam ini dan jika kami mencari keagungan bukan pada Islam maka Allah akan  menghinakan kita." Ya, bila perbedaan sengaja dikobarkan karena dorongan nafsu untuk mendapatkan konsesi penghormatan atau keuntungan pribadi maka yakinlah Allah akan menghinakan kita. Kita akan masuk bagian dari orang yang menghinakan agama itu sendiri. Dalam salah satu hadisnya Rasulullah s.a.w. pernah menjelaskan tentang keutamaan mendamaikan ini, serta bahayanya pertentangan dan perpisahan. Sabda Rasulullah s.a.w.: "Maukah kamu aku  tunjukkan suatu perbuatan yang lebih utama daripada tingkatan keutamaan sembahyang, puasa dan sedekah? Mereka menjawab: Baiklah ya Rasulullah! Maka bersabdalah Rasulullah s.a.w.: yaitu mendamaikan persengketaan yang sedang terjadi; sebab kerusakan karena persengketaan berarti menggundul, aku tidak mengatakan menggundul rambut, tetapi menggundul agama." (Riwayat Tarmizi dan lain-lain)

Tapi bila perbedaan itu diterima sebagai sebuah realitas dengan mengedepankan kesamaan seiman maka rahmat Allah akan sampai kepada kita yang beriman. Menurut teman saya, yang harus jadi agenda bagi semua orang yang membaca kalimasyahadat  adalah rasa persaudaraan atas dasar cinta dan kasih sayang. Dalam islam kepada seorang seiman dengan kita maka kita wajib melindungi harta dan kehormatannya"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." [Ali Imran:103]. Perbedaan antara Syiah –Sunni bukanlah karena aqidah tapi lebih kepada mahzab, yang tidak perlu dipertentangkan, apalagi menimbulkan permusuhan saling menghujat.

Wednesday, August 22, 2012

Berjamaah


1 ) Tahukah kamu ( orang ) yang mendustakan agama?( 2) Itulah orang yang menghardik anak yatim, ( 3 ) dan tidak menganjurkan memberi makan fakir miskin. ( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat ( 5 ) ( yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya, ( 6 ) orang yang berbuat riya, ( 7) dan enggan ( menolong dengan ) barang yang berguna. ( QS AL Ma’un )***

Tahukah anda bahwa ada cara memberikan pinjaman dengan keuntungan yang pasti. Ini sangat pasti. Yang diberi pinjaman tidak mungkin berkelit. Bunga yang didapatpun lebih dahsyat dibandingkan bila anda mendapatkan keuntungan dari investasi derivative pasar uang. Tapi produk derivative pasar uang lebih banyak kalahnya daripada menangnya. Dan ini pasti menang. Kata teman saya. Saya terkejut apa arah pertanyaan dari teman ini. Mungkinkah ada program investasi seperti itu ? Kemudian dia membaca firman Allah “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan (Al-Baqarah [2] ayat 245). Saya terpesona. Ayat itu memberikan dua kemungkinan. Pertama bila memberikan pinjaman kepada Allah maka dijamin pasti untung berganda dan kedua, bila tidak bersedia , maka pasti rugi. Karena Allah lah yang menyempitkan dan melapangkan rezeki kita.  Ketika kita berinvestasi dijalan Allah pada waktu bersamaan kita telah menjadi mujahid untuk menjadi wakil Allah menegakkan keadilan dimuka bimi ini untuk pembebasan mereka yang terantai tangannya akibat kemiskinan.

Wahana untuk berinvestasi dijalan Allah itu , dibentangkan Allah dihadapan kita setiap hari. Ada banyak orang miskin karena berbagai sebab, Ada anak yatim, piatu bertebaran.  Apakah ada cara efektif untuk mengelola investasi dijalan Allah itu menjadi suatu gerakan efektif melahirkan peradaban yang dirahmati Allah. Tanya saya ? ada , jawabnya. Bahwa gerakan itu sudah diajarkan oleh Rasul lewat sholat berjamaah. Ritual Sholat berjamaah ini merupakan ujud kebersamaan dalam seiman untuk mendapatkan ridho Allah. Tak ada yang merasa lebih tinggi dibanding yang lain. Tak ada yang merasa hebat dibandingkan yang lain, Tak penting siapa yang memimpin. Semua ruku dan sujud kepada Allah. Namun ritual sholat ini akan menjadi sia sia dan bahkan Allah mencap orang sholat sebagai orang yang "celaka". Apa pasal ? Karena mereka lalai melalukan spiritual social dalam membantu mereka yang miskin, para yatim, piatu. Dan bagi yang tidak mampu memberi namun tidak mau menganjurkan maka dicap sebagai pendusta agama. Itulah yang dikatakan Allah dalam surat Al Ma’un. Tapi kalau gerakan sholat berjamaah itu dituangkan dalam gerakan berjamaah memberi dan menganjurkan untuk membantu mereka yang miskin , yatim, piatu maka tujuan islam sebagai rahamatan lilalamin tercapai sudah. Itulah nilai islam sesungguhnya.

Sebagaimana sholat memang tidak dilarang sendirian tapi alangkah lebih baiknya dilakukan secara berjamaah, kata teman saya. Begitupula dalam gerakan spiritual social, bagi yang kaya raya tentu tidak salah bila mereka membangun project social atas nama dirinya atau lembaganya  tapi alangkah lebih baiknya bila pembangunan itu dilakukan secara berjamaah. Karena ketika berjamaah, semua yang beriman mendapatkan kesempatan untuk terhindar dari golongan pendusta agama. Tak penting berapa yang bisa mereka berikan untuk kegiatan amal , yang penting adalah nilai kebersamaan, nilai berjamaah berbuat karena Allah , ikhlas karena Allah. Itulah yang penting. Dari kebersamaan ini akan lahir masyarakat yang berempati untuk menjadi kumpulan mujahid dalam menegakkan keadilan kepada mereka yang lemah. Saya teringat dengan pituah ibu saya, bunda mengatakan bahwa gerakan Muhammadiah dan Aisyiah adalah gerakan dakwah untuk mengajak orang dalam satu barisan berjamaah sholat tapi tidak dicap sebagai pendusta Agama oleh Allah.

Makanya berbagai program Muhammadiah dan Aisyiah seperti membangun sekolah untuk orang miskin, panti Asuhan , Klinik dll tak lain adalah wahan investasi dunia akhirat bagi siapa saja yang beriman. Ketika kita mendapaktan proposal dari pengurus pembangun dan  kita ambil bagian dalam pembangunn project social itu  dalam kapasitas kemampuan yang kita berikan, kita sedang menolong diri kita sendiri.  Yakinlah. Majalah America Health edisi Mei 1988 memaparkan hasil penelitian akademis yang menakjubkan tentang adanya hubungan langsung antara memberi dengan kesehatan jiwa maupun raga. Penelitian itu diadakan di Michigan ( AS) yang membuktikan bahwa orang yang tidak pernah beramal jauh lebih banyak penyakit dibandingkan orang yang beramal tanpa mengharapkan imbalan apapun. Artikel ini menguraikan manfaat lain yang didapat dari hasil penelitian itu, bahwa memberi dengan ikhlas meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan kadar kolestrol , memperkuat kerja jantung, mengurangi rasa nyeri didada, dan pasti terhindar dari sifat stress.

Dua tahun lalu ibu saya berniat untuk mendirikan Panti Asuhan khusus untuk putri. Dengan niat karena Allah, lahan investasi bagi orang beriman digelar dengan ditandai menyewa bangunan untuk tempat tinggal panti. Uang sewa dibayar apabila ada dermawan memberikan sadaqah. Sejak itu, kampanye dakwah mengajak orang sholat agar tidak dicap pendusta agama dilakukan lewat proposal, dakwah tatap muka, pendekatan pribadi  dan lain lain. Berjalannya waktu, jumlah anak panti semakin bertambah dan kini , Panti itu bersiap siap untuk keluar dari tempat sewa. Pembangun rumah panti sedang berlangsung setelah tanah wakaf didapat dari hamba Allah. Sehari setelah Lebaran, Bunda mengajak saya untuk melihat pembangun project Panti itu. Dengan wajah berseri dan bersemangat, bunda menceritakan detail pembangun itu. Saya terharu. Dalam usia senja, dalam serba keterbatasan, beliau tetap bersemangat untuk berjuang demi Kalamullah. Tak nampak lelah. Kadang penyakit datang padanya namun lewat begitu saja, tubuhnya tetap tegar dan sehat untuk melangkah, untuk cinta dan kasih sayang, untuk menjadi wakil Allah demi tegaknya keadilan bagi simiskin, yatim lagi piatu.

Akhir kunjungan melihat pembangun itu bunda berkata kepada saya, ketika kita  berbuat dan berkorban dijalan Allah , itu tandanya kita  sedang melaju  dijalan  tanpa hambatan untuk mencapai kesuksesan dunia akhirat. Jangan ragu untuk berbuat karena Allah. Hidup ini hanyalah permainansaja. Harta yang kita genggam tak akan bernilai apapun. Ia akan bernilai bagi pribadi kita bila digunakan untuk mencari ridho Allah. Berbagilah, berkorbanlah dijalan Allah, maka kemudahan dan kelapangan hidup didunia maunpun akhirat akan kita dapatkan. Janji Allah pasti. Bagi anda yang berminat untuk ambil bagian dalam pembangunan Panti Asuhan itu , silahkan salurkan melalui rekening Bank Mandiri KCP Tanjung Karang, Bambu Kuning, Rek 114000482432-5 a/n : Husni Dinar. Bagi yang tidak punya kemampuan maka mari berjamaah menganjurkan sahabat , keluarga yang mampu untuk ikut ambil bagian. Ini multilevel marketing cara Allah kepada semua orang beriman. Yang memberi dan menganjurkan sama nilainya disisi Allah.

Saturday, August 11, 2012

Menulislah...


Saya teringat ketika SMP, saya ikut lomba menulis cerpen yang diselenggarakan oleh  Majalan Kuncung dan Kantor Pos. Ketika niat ikut lomba itu saya sampaikan kepada ibu saya, dengan antusias ibu saya mendukung.  Saya masih ingat betapa sulitnya merangkai kalimat yang sesuai dengan ide saya. Berkali kali saya menulis dan setelah itu saya tidak puas. Kertas yang sudah ditulis dengan tangan itu akhirnya tercabik cabik. Itu saya lakukan berkali kali. Saya putus asa. Kemudian ibu saya membelai kepala saya sambil berkata bahwa pikiranmu adalah kekuatanmu namun ketika menulis jangan sampai pikiranmu mengendalikanmu tapi ikut sertakan hatimu untuk merangkai setiap kalimat itu. Saya teringat ketika SD, guru saya pernah mengajarkan cara menyusun kalimat dengan mudah. Sambil memeluk saya dia berkata  “ apa yang kamu rasakan sekarang “ saya jawab bahwa ibu baik sekali. Kemudian guru saya berkata , tulislah itu seperti apa yang kamu pikirkan dan rasakan itu. Apa yang dikatakan guru SD saya tak ubahnya sepeti apa kata ibu saya. Bahwa tulisan akan bermakna apabila melibatkan pikiran dan jiwa. Dan itu lebih memudahkan untuk merangkai kalimat.

Setelah saya selesai menulis satu halaman. Ibu saya membacanya dengan tersenyum. Tak lupa dia memuji saya bahwa saya telah menggunakan hati dan pikiran saya dalam bentuk tulisan. Apapun hasilnya tak penting. Karena setiap orang yang membacanya akan merasakan getaran hati dari tulisan itu dan kemudian akalnya akan mencerna. Kata kata bisa hilang karena waktu tapi tulisan akan abadi. Ketika kita menulis visi kita terungkapkan dengan jelas dan ketika orang membacanya misi kita tertunaikan. Mungkin kamu tidak mampu berbuat tapi dengan tulisan orang lain melakukannya untuk mu. Demikian nasihat ibu saya yang tak pernah saya lupa hinggi kini. Ya, Menulis sangat penting karena sesuatu yang tak tertulis tak bisa dilaksanakan. Andaikan Al Quran dan hadith tidak pernah tertuliskan maka tidak ada kelanjutan syiar agama. Kehendakan Allah pulalah hingga manusia tergerak untuk merangkai semua firman Allah dalam satu alkitab yang tertulis secara teratur dan karena kehendak Allah pula perilaku agung Rasul tertuliskan dalam bentuk Hadith hingga blue print manusia sempurna dapat kita pelajari.  Para ulama dan cerdik pandai merenungkan setiap kalimat Allah dan lahirlah  berbagai tulisan yang  menginspirasi orang untuk menjadi lebih paham untuk lebih baik berbuat dan bersikap karena Agama.

Saya menyukai tulisan sains namun saya lebih senang membaca biographi yang ditulis oleh pelakunya sendiri atau oleh orang terdekatnya. Buya Hamka   menulis buku “ Ayahku “ namun ketika penerbit ingin meng editnya agar sesuai dengan ejaan Indonesia yang sempurna, beliau protes. Beliau tetap tak ingin dirubah setiap kalimat yang ditulisnya. Karena menurutnya dalam setiap kalimat itu ada kekuatan jiwa dari dia sebagai seorang putra ayahnya. Bila kalimatnya diedit maka kekuatan jiwanya akan berkurang. Maka jadilah buku “ Ayahku “ itu sebagai buah karya sastra yang tinggi nilainya. Andrea Hirata penulis novel “ Laskar Pelangi” awalnya hanyalah ungkapan kisah pribadinya yang tertuangkan dalam tulisan yang tak niat dipublikasikan. Karena ditulis tanpa ada niat apapun.  Kecuali bagaimana dia mengungkapkan kenangan masa kecilnya di desa tetap abadi dalam tulisan. Itu kenangan indah yang tak ingin hilang dalam memori hidupnya. Tentu dengan jiwanya dia menulis. Apa jadinya, tulisan itu bernilai sastra tinggi dan dibaca oleh banyak orang. Menjadi inspirasi bagi orang untuk berbuat karena cinta. Begitupula cerpen saya di majalah kuncung menjadi salah satu juara tingkat nasional dalam lomba yang diadakan oleh Kantor Pos ketika itu.

Apakah semua orang harus menjadi penulis? Tentu tidak harus ditulis dalam buku hingga diterbitkan untuk dibaca banyak orang. Kalau bisa itu tentu lebih baik. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana kita menulis pengalaman hidup keseharian kita dari berinteraksi dengan banyak orang , keadaan dan lingkungan. Cobalah menulis itu dalam buku harian sambil melatih jiwa kita meng explorasi pengalaman keseharian itu. Uraikanlah dalam tulisan apa yang kita pikirkan tentang apa yang dikatakan atau ditulis orang lain. Ungkapkanlah apa yang kita lihat dan perhatikan disekitar kita. Setelah itu, bila ada waktu, cobalah membacanya kembali. Kita akan mendapatkan hikmah dalam menghadapi persoalan hidup keseharian kita. Karena tidak ada yang terlewatkan hilang. Itu akan terjadi pengulangan. Tulisan di buku harian itu adalah pembelajaran kita untuk mengingat yang lewat dan bijak menghadapi realitas dihadapan kita. Itu sebabnya sejak SMP saya punya kegemaran menulis buku harian namun yang tak rahasia. Artinya siapapun boleh membacanya. Namun ketika era internet muncul dan blogger mulai diperkenalkan, putra saya menyarankan saya agar saya menempatkan buku harian saya dalam blog.  Karena menurutnya akan dibaca oleh orang lain untuk menjadi pelajaran bersama.

Lee Iacocca pernah berkata bahwa kebiasan menulis adalah langkah awal meraih prestasi. Banyak businessman hebat didunia ini tapi tidak banyak yang memberirkan hikmah dari kehebatannya kecuali Donald Trump yang sangat produktif menulis buku.Banyak ulama yang pandai berdakawah tapi tak banyak ulama yang mampu mengungkapkan pikiran dan jiwanya dalam bentuk tulisan seperti Al Ghazali. Saya membaca banyak buku tentang ekonomi namun yang membuat jiwa saya tergugah adalah ketika membaca buku tulisan pakar Hisbut Tahrir. Karena penulisnya melibatkan jiwanya lewat berbagai hadith dan Alquran yang membumi dalam kehidupan keseharian yang konpleks. Padahal banyak LSM islam dan Partai  Islam namun tidak seperti HTI yang sangat produktif menulis berbagai  aspek tentang islam dalam perspektif Al Quran dan Hadith. Jadi, siapapun kita, kalau peduli untuk berbuat demi hadith Nabi “ sampaikan walau satu Ayat” maka mulailah menulis dengan pikiran yang bersanding dengan hati. Insya Allah, kita sudah menjadi bagian dari visi perubahan , setidaknya dari diri kita sendiri….

Monday, August 06, 2012

Akhlak Manusia...


Semua tahu bahwa ular itu binatang yang nampak lemah. Mengapa lemah ? karena dia berjalan diatas perutnya. Hampir semua hewan menganggap ular adalah target untuk dimangsa. Namun karena itulah ular dengan mudah mendapatkan mangsanya. Sekali ular melilit mangsanya maka cengkramannya sangat kuat dan mematikan. Bila mangsanya dapat berkelit dari cengkraman lilitannya maka kecepatan patukannya mampu mengeluarkan bisa yang mematikan. Patukannya tidak merobekan kulit seperti harimau mencakar mangsanya tapi sekali mangsanya terkena gigitan , sekecil apapun maka hanya hitungan detik mangsanya akan menemui ajal. Artinya ular menggunakan emosi jahat dari mangsanya untuk dibalasnya dengan kejahatan pula. Hanya ini pakem nya ular. Kejahatan dibalasnya dengan kejahatan. Bila manusia punya sifat membalas kejahatan dengan kejahatan maka dia tak ubahnya dengan ular. Manusia seperti ini  banyak. BIla difitnah dia akan membalas dengan fitnah pula. Bila dirugikan maka dia akan balas untuk merugikan lawannya. Bila dia dizolimi maka dia akan membalas dengan cara yang zolim pula.  Dunia menjadi tidak aman.

Ada juga kelakuan manusia seperti buaya. Semua tahu buaya. Binatang sekelas reptile yang hanya terkesan pendiam dan lamban. Namun sekali bergerak , kecepatan sangat tinggi. Sekali menggigit cengkramannya sangat kuat. Namun ada hal yang unik dari buaya. Bila lapar , mulutnya akan terbuka lebar. Karena aroma mulutnya sangat busuk. Maklum buaya gemar menyimpan potongan mangsanya disela sela giginya dan rahangnya. Tentulah bau. Dari aroma bau ini mengundang lalat untuk datang. Sebetulnya tujuan lalat disediakan Allah untuk kebaikan agar baksil didalam mulutnya dapat bersih. Namun setelah bersih, dengan entengnya buaya menutup cepat mulutnya. Maka semua lalat yang hinggap dimulutnya akan menjadi mangsanya. Apapun yang ada disekitarnya adalah mangsa dan tidak pernah dia pilih pilih. Selagi ada kesempatan untuk memangsa maka akan dimangsanya, termasuk lalat yang kecil dan lemah.Artinya buaya tidak mengenal balas budi. Buaya hanya mementingkan dirinya sendiri. Terkesan jahat dan menakutnya. Itulah sebabnya bila manusia membalas kebaikan dengan kejahatan adalah sama dengan sifat buaya. Pemimpin terpilih karena kerumunan rakyat yang lemah namun setelah terpilih dia melumat rakyat lemah itu lewat aturan dan hukum.

Tapi ada hewan yang bisa membalas kebaikan dengan kebaikan. Ia adalah anjing. Perhatikanlah anjing. Seliar apapun jenis anjing , ia bisa berteman dengan manusia. Selagi manusia merawatnya dengan memberikan makanan cukup, perlindung yang baik maka anjing akan menjadi hewan yang sangat setia, bahkan banyak kita dengar cerita dimana anjing mampu menyelamatkan tuannya dari  mara bahaya. Ada juga anjing yang menghabiskan usianya untuk menanti tuannya yang tak kunjung datang.Begitu tinggi kesetian anjing kepada manusia yang menjadi tuannya, sahabatnya. Itupula sebabnya manusia suka memelihara anjing. Tapi bagaimanapun anjing tetaplah anjing. Apabila kita berniat atau berlaku jahat kepada anjing maka sifat ahlinya sebagai predator akan tampil kepermukaan. Dia predator yang tak kenal takut dan smart melumpuhkan mangsanya. Manusia yang hanya akan berbuat baik apabila menerima kebaikan dari orang lain maka kelakuannya tak ubah dengan anjing. Menjadi penjilat selagi mendapatkan uang dan kesempatan. Tak ada prinsip kecuali menghamba kepada tuanya.

Lantas yang seperti apa sebetulnya manusia berlaku ? apakah seperti ular yang terkesan lemah namun pemangsa yang ditakdir berbuat jahat karena kejahatan pula. Ataukah seperti buaya yang membalas kebaikan dengan kejahatan. Ataukah seperti anjing yang hanya berbuat baik apabila mendapatkan kebaikan. Tentu ketiga sifat ini tidak bisa kita tiru. Ini sifat rendah dan itulah binatang yang memeng makhkluk rendah dbandingkan manusia yang mulia dan tinggi derajatnya, yang dibekali akal dan jiwa yang lembut. Seperti apa karakter yang sepantasnya untuk manusia ? Bacalah firman Allah ini dalam hadith Qudsi Kitab Imam al-Ghazali  

“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pengajaran daripada Tuhanmu dan penawar bagi hati. Kenapakah kamu memilih untuk berbuat baik hanya kepada mereka yang berbuat baik kepadamu? Kenapakah kamu memilih untuk bersilaturahim hanya kepada mereka yang bersilaturahim denganmu?  Kenapa kamu memilih untuk berbicara hanya kepada mereka yang berbicara denganmu? Kenapa kamu memilih untuk memberi makan hanya kepada mereka yang memberi makan kepadamu? Kenapa kamu memilih untuk memuliakan hanya kepada mereka yg memuliakanmu. Tidak terlebih baik seseorg itu darapada yang lain. Sesungguhnya org yg beriman kepada Allah  dan Rasul, mereka melakukan kebaikan kepada orang yang jahat kepada mereka, bersilaturahim kepada mereka yg memutuskannya. Memaafkan mereka yang tidak memberi kemaafan kepadanya. Mereka amanah kepada mereka yang mengkhianatinya. Berbicara kapada mereka yang enggan berbicara dengannya. Memuliakan mereka yg menghinanya. Sesungguhnya Aku tersangat mengetahui tentang perbuatan kamu.”

Mungkin kita semua berkerut kening dengan Firman Allah ini. Bagaimana mungkin kejahatan dibalas dengan kebaikan. Bila Allah minta seperti itu tentu Allah akan melengkapinya dengan pertolongan. Inilah firman Allah “  Dan, kalau kamu hendak melakukan pembalasan, balaslah seperti yang mereka lakukan kepadamu. Tetapi, kalau kamu bersabar, maka kesabaranmu itu lebih baik bagimu. Dan hendaklah kamu tabahkan hatimu, karena berpegang kepada pertolongan Allah. Janganlah kamu bersedih hati terhadap perbuatan mereka. Jangan pula engkau bersesak dada terhadap apa yang mereka rencanakan." (QS. Al-Nahl: 126-127). Ya, kalau dengan logika ingin meniru ular, buaya, anjing maka tirulah tapi kita bukan hewan, Mengapa kita harus meniru hewan yang jelas derajatnya lebih rendah dari kita. Memang seharusnya kita berlaku seperti manusia agar planet bumi yang hijau ini menjadi tempat indah dan menentramkan.

Thursday, August 02, 2012

Menerima ketika Allah memberi

Dihadapan saya ada seseorang dalam usia senja dan rinkih, Demikian kata teman saya mengawali pembicaraan.  Wajah tua itu nampak lelah namun terpancar keikhlasan untuk suatu tekad berbuat dengan tujuan yang jelas , yaitu untuk berkorban. Orang tua itu dihadapkan pada kenyataan dimana putrinya menjanda setelah ditinggal mati oleh suaminya. Putrinya datang menemuinya dengan membawa dua anak. Setelah itu putrinya pergi tanpa pernah ada kabar lagi. Sementara dia harus menanggung beban dua cucunya yang tertua berumur 9 tahun dan kedua 7 tahun. Pria baya itu mengharapkan teman ini memberikan zakat atau sadakah agar dia dapat modal untuk membuka usaha berdagang kasur kapuk. Kebetulan pria tua ini punya pengalaman dan keahlian mejahit dan membuat kasur. Rencannya dia akan berdagang keliling kampung untuk memasarkan kasur itu. Dia yakin penghasilannya akan cukup untuk menanggung dua cucunya. Yang jadi masalah, kata teman itu, bahwa orang tua ini sakit encok. Jangankan berjalan keliling kampung, melangkah lebih dari 10 meter saja sudah tidak mampu. Teman itu  sadar  bahwa orang tua itu hanya punya semangat tanpa memperhatikan kemampuan phisiknya. Tapi dia tetap memberi dana yang diperlukan untuk modal pria tua ini berdagang kasur. Tak banyak hanya Rp. 2 juta. Dia yakin tak lebih sebulan uang itu akan habis.

Dua tahun kemudian , dia bertemu kembali dengan pria tua itu. Subhanallah, pria itu benar dengan janjinya. Dia berhasil menghidupi kedua cucunya dengan berdagang kasur keliling kampung. Penyakitnya seketika hilang ketika dia mendapatkan modal dari teman itu. Bahkan penyakit batuk dan jantungpun ikut sembuh. Wajah pria itu tak nampak lagi ringkih. Dia nampak bersemangat dengan hidupnya. Apa kata orang tua itu hingga dia bisa berubah ? tanya saya. Pria tua itu bangkit dengan potensi yang tersisa diusia senjanya ketika beban ada dipundaknya. Beban itu bukan hanya harus dipikul tapi juga tahu apa yang akan dicapainya. Tujuannya adalah bagaimana mengantarkan kedua cucunya untuk menamatkan SMU dan mandiri. Apakah dia akan berhasil? Itu tidak dipikirkannya berlebihan. Nyatanya , dua tahun , dengan modal hanya Rp. 2 juta rupiah, dia bisa bertahan , dan bahkan bisa berbuat banyak untuk cucunya tanpa harus meminta minta. Demikian teman itu bercerita. Dia kagum ditengah kebingungan yang tak bisa ditembus dengan akal sehat. Bagaimana orang dengan beban berat dan penyakit dihidap namun “mampu” melewatinya ditengah keterbatasan. Itulah kekuasaan Tuhan.

Dari cerita tersebut diatas kita mendapatkan hikmah. Bahwa ketika beban datang sebetulnya harus diterima dengan rasa syukur. Nabi pernah bersabda "Ketahuilah,  bahwa apa yang menimpamu tidak ada akan luput darimu dan apa yang luput darimu tidak akan menimpamu. Ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu bersama kesabaran, kelapangan itu bersama kesusahan dan dibalik kesulitan pasti ada kemudahan ". Karena bukan tidak mungkin itu cara Allah membangkitkan pontensi kita yang terpendam dan sekaligus menjebol hambatan yang ada pada diri kita. Lihatlah kenyataannya pada orang tua itu. Penyakit yang menghambatnya untuk melangkah seketika dapat sembuh tanpa obat hanya karena kekuatan pontesi yang keluar dari dalam dirinya memancarkan energy yang luar biasa. Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana beban atau masalah yang datang disikapi sebagai cara membangkitkan potensi itu ? Caranya harus diyakini bahwa beban itu adalah takdir yang harus dijemput dan diterima dengan ikhlas. Setelah diterima maka harus tahu pasti tujuannya. Tujuan ini sangat penting. Semakin jelas tujuan itu semakin kuat energy yang keluar dari potensi terpendam kita. Bagi orang tua itu, tujuannya adalah  pertama, melindungi kedua cucunya. Kedua, mengantarkan cucunya untuk mampu mandiri setelah dia tiada. Dua tujuan ini sangat mulia. Itulah kekuatan spiritual yang tak bisa diterjemahkan dengan akal kecuali dengan keimanan kepada Allah.

Karena kalau niatnya tidak karena Allah, maka bisa saja orang tua itu larut dalam berkeluh kesah dan berharap agar orang lain memberikan santunan kepada kedua cucunya untuk bisa bertahan hidup. Bila tak ada orang membantu maka dia akan larut dalam kesedihan panjang. Tentu penyakitnya akan semakin memburuk dan membuat dia semakin rapuh. Diapun akan menjadi bagian dari beban dan masalah itu. Bukannya menjadi penyelesai masalah dan pemikul beban. BIla dia menderita karena itu , karena dia gagal membangkitkan potensi terpendamnya dan menyikap beban sebagai peluang. Padahal ketika masalah dan beban datang kepadanya sebetulnya Allah sedang mengangkat potensinya tapi dia abaikan. Jadi deritanya bukan salah Tuhan tapi karena dia salah meresponse masalah dan beban itu. Tapi nyatanya   dia tak ingin berkeluh kesah dan membiarkan orang lain mengambil alih beban itu. Dia bangkit dengan tekad untuk menerima beban itu dengan ikhlas dan  melangkah kedepan bersama takdirnya. Terbukti dia bisa dan mendapatkan kekuatan untuk melangkah kearah tujuan, untuk cucunya, untuk cinta dan kasih sayang.

Ya bila kita beriman kepada Allah maka kita juga harus beriman kepada sunatullah. Bahwa setiap hari Allah memberikan peluang dan kesempatan untuk kita. Bentuknya tidak selalu dalam bentuk bungkusan yang indah dan gemerlap. Kadang terbungkus rapat yang tak mudah dibuka. Kadang terlempar kewajah kita dengan rasa sakit yang menyengat. Kadang tergeletak tanpa makna apapun.  Tugas kita orang beriman membuka bungkusan itu dengan kerja keras, menangkap lemparan itu dengan sigap walau berkali kali harus terjatuh, memungutnya dari keacuhan dan membosankan. Dari hal itu, process sunatullah kita lewati. Bila sulit, berusahalah. Bila tak paham, belajarlah, bila tak mungkin dilakukan, cobalah. Hanya itu yang bisa kita perbuat untuk membuka tabir takdir kita sebagai manusia yang serba lemah dan hidup dalam keterbatasan akan ruang dan waktu. Jangan pernah berharap doa akan terkabulkan lewat zikir siang malam sementara  pada waktu bersamaan kita tidak mampu membaca berbagai tanda tanda kekuasaan Allah ketika memberi, yang meminta kita bersabar dan ikhlas menerima dan melewatinya.

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...