Wednesday, March 16, 2022

Focus ke diri sendiri

 





Negeri kita adalah negeri demokrasi. Namun diramaikan oleh Politik yang bising. Suka bicara omong kosong. Oposisi yang hipokrit dan kaum intelek yang nyinyir. Soal Label halal saja masuk ke ranah poltik. Dibahas dalam talk show TV. Dibicarakan oleh rakyat lewat sosial media. Seremonial pembangunan IKN yang sederhana, dianggap sirik dan anti aqidah. Bahkan wacana penambahan kekuasaan Presiden 2 tahun disikapi berlebihan. Bahkan dengan ancaman mengerikan. Chaos politik.


Padahal demokrasi itu dasarnya adalah konstitusi. Negara demokrasi yang berkuasa adalah Hukum dan UU. Sistem kekuasaan terdistribusi secara sistematis. Setiap kebijakan negara pastilah dasarnaya konstitusi. Kalau memang hak memperpanjang kekuasaan presiden itu ada pada MPR, ya kalau ada wacana, sikapi biasa saja. Toh anda dan saya bukan anggota MPR. Soal Label Halal, itu sudah masuk ranah UU yang memisahkan pemberi fatwa ( MUI) dengan pelaksana pengawasan Fatwa ( pemerintah). Terima saja sebagai sebuah konsesus. Mengapa sih harus ribut?


Dalam sistem demokrasi, tanggung jawab rakyat itu adalah memastikan lahirnya pemimpin yang meritokrasi. Itu hak politik rakyat yang dijamin UU lewat pemilu. Focus ke sana saja. Artinya pelajari setiap tract record calon pemimpin. Pastikan ia punya kompetensi secara skill, visioner, amanah dan tahu akan kepentingan nasional. Mampu berada disemua pihak dan golongan atas dasar konstitusi.


Setelah pemimpin tingkat nasional dan daerah terpilih, selanjutnya kita sebagai rakyat harus focus kepada kritik yang berkaitan dengan ekonomi. Itupun focusnya bagaimana mencari rezeki mudah, berkonsumsi murah dan barang atau jasa selalu tersedia di pasar.. Pada waktu bersamaa kita harus keras kepada diri sendiri agar terhindar dari praktek korupsi. Ingat Korupsi yang sederhana saja tidak akan terjadi tanpa ada keterlibatan rakyat.


Masalah politik, engga usah nyinyirin berlebihan., Apalagi bawa bawa agama dan idiologi. Karena hak politik anda hanya ada pada pemilu. Jadi focus saja ke ekonomi. Dan semua sumber daya tersedia di negeri ini, Itu memberikan peluang memakmurkan diri anda. Tentu kalau anda lebih banyak berpikir kedalam, menyibukan diri sendiri dalam berproduski, bukan sibuk urusan omong kosong yang diprovokasi media massa. Itu hanya akan merendahkan anda. Mengapa ? 


Kalau bokek salah sendiri. Kalau cicilan motor telat ya kena debt collector. Engga mungkin politisi dan ulama atau ustad, atau pendeta bantu anda. Karena mereka juga sibuk urus dapur dan keluarga mereka sendiri. Mana ada waktu untuk anda. 

Paham ya sayang.


No comments:

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...