Dalam satu email teman , mengatakan bahwa dia acap menangis kala sholat dan berdoa. “ Bang, bila kuingat dosa , rasanya aku takut dipanggil pulang oleh Allah. Aku takut bila tuhan tidak mengampuni dosaku. Aku takut siksa neraka. Dengan itu aku tak bisa menahan tangis. Dikala sholat atau berdoa, aku selalu menangis…Apakah syah sholat saya , bang “ Demikian emialnya kepadaku. Dilain kesempatan temanku yang juga aktifis kemanusiaan yang berjihad di Aceh menuturkan dalam isakan tangis dihadapan saya “ Kita lihat sesuatu yang dibangun bertahun tahun ternyata luluh lantak hanya lima menit. Tiada yang bisa lari dari kekuasaan Allah. Betapa meruginya diri ini bila tak pandai bersukur. Allah menguji kita dengan bencana ini agar kita lebih menanamkan sifat kasih sayang. Sifat ikhlas berbuat karena Allah. Membantu mereka yang terkena musibah. Tak sanggup saya membayangkan murka Allah bila hati kita tertutup dari sifat kasih sayang untuk mendapatkan ridho Allah.”
Teringat ungkapannya , sayapun teringat sabda Rasullullah SAW. “ Seorang yang menangis karena takut kepada Allah tidak akan masuk neraka sekalipun air susu kembali masuk kekantong kelenjarnya (perumpamaan untuk sesuatu yang tidak mungkin terjadi, artinya dia pasti dibebaskan dari neraka)", Hadist sahih ini dari Abu hurairah diriwayatkan oleh Nasaa'i dan al-tirmidzi. Menangis, kadang sulit dilakukan, walaupun sejak lahir manusia sudah terbiasa menangis. Sulit dilakukan saat dalam lapang dan bahagia. Ketika ada bencana, ujian, musibah, baru mata setetes demi setetes mengalirkan air mata, yang kadang entah untuk apa? dan tanpa makna.
Pernahkah kita menitikkan air mata saat terlintas siksaan Allah? azabnya yang begitu pedih, neraka yang menyala-nyala?, mungkin tidak, atau jarang sekali. Padahal "Mata yang menangis ditengah keheningan malam karena takut kepada Allah, tidak akan tersentuh api neraka", begitu sabda Rasulullah saw dalam hadist hasan riwayat Al-Tirmidzi. Dalam Hadist mauquf (sanadnya hanya sampai kepada sahabat) Disebutkan: "Tidak ada seorang hamba mukminpun yang meneteskan air matanya karena takut kepada Allah, meskipun butiran air mata tersebut sebesar kepala lalat dan air mata itu menetes disalah satu bagian wajahnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk neraka."
"Wahai saudaraku-saudaraku sekalian, tidakkah kalian menangis karena rindu kepada Allah. Bukankah sesungguhnya orang yang menangis karena takut kepada neraka akan dilindungi Allah dari neraka tersebut? Demikian nasehat Abdul Wahid bin Zaid.
Benar, menangis bisa menyelamatkan kita dari jilatan api neraka. Didalam hadist Abdurrahman bin Samurah, Nabi saw, bersabda: "Suatu malam aku bermimpi, "kemudian Nabi menyebutkan hadist dengan redaksi yang sangat panjang. salah satu isinya adalah sabda beliau: "Aku telah melihat seorang laki-laki dari umatku dipinggir neraka jahannam, kemudian dia dihampiri oleh rasa takut (yang dia miliki) kepada Allah. Amal itu (rasa takut kepada Allah) akhirnya menyelamatkannya dia dari api neraka Jahannam. Dan Aku Melihat ada seorang lelaki dari umatku terjatuh kedalam neraka. Akan tetapi dia didatangi oleh tetesan air matanya (yang menetes) karena takut kepada Allah. Maka air mata itupun mengeluarkan dia dari api neraka."
Karenanya jangan sia-siakan airmata hanya untuk menangisi sesuatu yang tak abadi, menangislah karena takut akan siksaan dan azab Allah swt, jauhilah kemaksiatan, mohonkan ampunan kepada Allah. Tetesan air mata yang mengalir sekarang akan menjadi embun penyejuk pada hari perhitungan kelak, maka menangislah saudaraku, agar selamat.
No comments:
Post a Comment