Siapapun dia selagi dia bergama atau bersahadat ,walau begitu banyak kejahatan dilakukannya dia pasti marah dan
tersinggung bila di bully dengan menyebut dirinya “setan”, atau “perbuatan kamu
haram” atau “ kafir”. Kalau tujuan kita untuk menasehatinya atau berdakwah maka
pasti akan gagal. Mengapa ? orang mau mendengar kita bila orang bersimpati
dengan kita. Tidak ada orang serta merta bersimpati dengan kita bila langsung mendakwanya sebagai pendosa, setan atau apalah,apalagi itu dilakukan dengan amarah dan kekerasan. Dulu waktu SMA kalau liburan saya acap diajak meneman
ibu saya berdakwah di tempat lokalisasi PSK. Semua yang hadir dalam majelis
taklim adalah PSK. Tak pernah sakalipun ibu saya menceramahi "dosanya
menjadi pelacur" atau menjabarkan betapa pedihnya siksa neraka itu bagi
para pezina. Betapa pedihnya siksa kubur bagi pelacur. Tidak pernah!.Ketika hal ini saya
tanyakan, ibu saya menyampaikan dengan bijak bahwa mereka para PSK itu adalah orang
yang lupa. Jangan ingatkan neraka, besarnya dosa maksiat , Jangan!. Karena hati
mereka sudah ditutup oleh Iblish sehingga ancaman neraka itu tidak lagi mereka
pahami dan yakini. Mengapa? Para PSK itu adalah mereka yang miskin karena
berbagai sebab. Ditengah kemiskinan itu dan iman yang tidak begitu kokoh, iblis
menanamkan prasangka buruk tentang Allah kepada mereka, bahwa penderitaannya
karena Allah tidak lagi peduli kepada mereka. Sesatlah mereka. Tugas pendakwah adalah mengingatkan mereka jalan yang benar agar mereka sampai pada tujuan yang sebenarnya. Namun tentu dengan cara cara yang penuh bijaksana tanpa membuat mereka selalu "disalahkan". Ingat bahwa mereka hanya lupa,dan kita peduli akan itu.
Itu sebabnya, ibu saya mengingatkan mereka
tentang kasih sayang Allah, Ingatkan
kemurahan Allah. Bahwa Allah akan menjaga mereka siang dan malam. Bahwa Allah lah sumber keselamatan dan sumber
kebahagiaan. Allah tempat sebaik baiknya harapan dan tempat sebaik baiknya
kembali.Karenanya kembalilah kepada Allah. Mari Sholat. Ya isi ceramah yang disampaikan hanya berkaitan tentang cinta dan kasih sayang Allah saja. Mengapa ? karena itulah
yang selama ini dikaburkan oleh Iblis. Benarlah,
dakwah dengan cinta selalu menyejukkan. Membuat hati melembut. Setiap tahun yang lama pulang tak
kembali lagi karena mereka bertobat dan yang baru datang untuk diingatkan
kembali. Namun jumlah penghuni lokalisasi semakin berkurang. Syeikh Jamil Jambek atau dikenal akrab dengan panggilan Inyik Jambek adalah Ulama besar dari Minang
Kabau. Beliau adalah murid dari Syeikh Ahmad Khatib di Makkah, yang juga adalah guru dari KH Ahmad Dahlan, H Abdul Karim Amrullah, H Abdullah Ahmad, Syeikh Taher Jalaluddin, H Agoes Salim, H Muhamad Basyuni Imran, H Abdul Halim, KH Hasyim Asy’ari, dan Syeikh Daud Rasyidi. Inyik
Jambek adalah ulama yang pertama kali
memperkenalkan cara bertablig di muka umum. Barzanji (rawi) atau marhaban
(puji-pujian) yang biasanya dibacakan di surau-surau saat peringatan Maulid
Nabi Muhammad SAW, digantinya dengan tablig yang menceritakan riwayat lahir Nabi
Muhammad dalam bahasa Melayu. Termasuk juga tradisi membaca kitab,
digantinya dengan membahas masalah kehidupan sehari-hari. Singkatnya bagaimana islam bisa dipahami dengan mudah oleh orang awam, bahkan bagi mereka yang buta hurup. Menurutnya, semua itu
dilakukan karena agama diperuntukkan bagi siapa saja untuk mudah dipahami. Ia
pun dikenal sebagai ulama yang lebih bergiat di aktivitas tablig dan ceramah.
Bagaimana cara Inyik Jambek mengingatkan orang yang lupa? Ada cerita dari mulut kemulut di Minang Kabau
tentang kehebatan inyik Jambek menggiring para pendosa mau kembali ke Surau (
masjid). Cerita nya begini, bagi pendosa yang suka berjudi sabung ayam, inyik Jambek tidak menunggu mereka datang ke Surau tapi mendatangi tempat mereka melakukan maksiat. Tidak untuk mengatakan berjudi itu haram dan perbuatan mereka kufur. Tidak! Jadi apa yang dilakukannya?Beliau membawa ayam kecil untuk disabung digelanggang. Semua orang menganggap beliau bodoh karena ayam aduannya pasti kalah. Karenanya tidak ada satupun penjudi menjagokan ayam aduannya. Orang banyak meliat sebelum ayam diadu, beliau membisikan sesuatu kepada ayamnya. Ketika diadu, hanya dua kali pukulan , ayam lawan langsung roboh. Orang banyak terkejut. Berkali kali ayam kecil itu diadu selalu menang. Orangpun bertanya mencari tahu, apa yang dibisikannya kepada ayam itu. Beliau mengatakan yang dibisikannya kepada ayam adalah Al-Fatihah. Beberapa dari penjudi hafal bacaan Al Fatihah itu tapi ketika dibisikan kepada ayam itu, ternyata kalah. Beliau menegaskan bahwa membacanya harus dengan hati. Tidak bisa dengan hanya dilafalkan. Bagaimana cara membaca dengan hati ? beliau menyarankan para pejudi itu datang ke Surau untuk belajar mengaji. Akhirnya para pejudi itu datang mengaji. Walau niat awalnya mengaji agar dapat karamah untuk menang dalam sabung ayam namun berlalunya waktu nikmat iman telah merasuk dihati mereka untuk menghindari segala bentuk maksiat dan akhirnya mereka tak ingin lagi berjudi.
Berdakwah di Masjid , yang datang adalah mereka
yang “ingat” dan biasanya pendakwah
mendapat upah dari majelis karena telah memberikan ilmu penguat iman. Tapi
berdakwah kepada mereka yang “lupa”, yang tidak mau datang ke Masjid dan harus
mendatanginya adalah pengorbanan. Ibu saya setiap minggu berdakwah di rumah
sakit untuk mengingatkan mereka akan sabar, berdakwah di Penjara untuk
mengingatkan terpidana “jalan pulang”, di lokalisasi untuk mengingatkan PSK
bahwa Allah pengasih penyayang dan sumber segala harapan. Ingat sejahat jahat
mereka tentu tidak sekufur Firaun yang menjadikan dirinya Tuhan namun Allah
tetap meminta kepada Musa untuk mendatangi Firaun dengan bahasa lemah lembut.
Sejahat jahat mereka tentu tidak sejahat Abu Lahab yang menyiksa Sahabat
Rasulullah? Tidak sebiadab Umar Bin Khatap yang mengubur anaknya hidup-hidup? Rasulullah
masih mendoakan kebaikan untuk Abu Lahab dan Umar ,dan tetap dengan lemah
lembut. Apalah kita dibandingkan Rasul. Tentu tidak ada alasan kita merasa sombong kepada mereka yang lupa dan berbeda. Syiar islam adalah menebarkan kasih sayang untuk mengingatkan cinta Allah. Karenanya berlemah lembutlah kepada mereka yang lupa dan berprasangka
baiklah serta berdoalah agar Allah memberikannya hidayah.