Mingggu lalu saya ngobrol santai di cafe dengan teman yang kebetulan
dia adalah Walikota. Banyak sekali penghargaan dari dalam dan luar negeri atas
suksesnya menjalankan berbagai program di daerahnya. Tapi tidak banyak diliput
oleh media. Baru bulan ini dia kedatangan wartawan Tempo yang meminta wawancara
khusus. Sebelumnya wartawan itu telah
mengelilingi kotanya dan mewawancarai rakyatnya secara langsung. Edisi Tempo bulan
depan, Malajah Tempo akan menampilkan profil tentang kesuksesannya selama
memimpin. Apa kuncinya dia bisa sukses ? Memimpin di Indonesia itu tidak sulit.
Karena rakyat indonesia itu sebagian besar muslim yang mudah diarahkan. Benar
apa katanya. Komunitas Islam itulah yang membuat Indonesia kuat. Bahwa didalam
diri setiap orang islam ada iman. Mereka semua diingatkan oleh Allah bahwa
setiap laki laki adalam pemimpin dan
setiap pemimpin akan diminta pertanggungan jawabnya nanti diakhirat. Mereka
tidak pernah tergantung kepada siapapun kecuali kepada Allah.Ketika mereka memilih
pemimpin maka urusannya selesai. Selanjutnya mereka akan melewati hidupnya
dengan amal sholeh. Amal bagaimana dia mampu memimpin dirinya sendiri,
keluarganya, tetangganya serta lingkungannya. Soal pemimpin zolim atau amanah,
itu juga mereka percaya bahwa pemimpin bertanggung jawab kepada Allah. Setiap
orang menanggung dosanya masing masing dan setiap orang mendapatkan pahala masing
masing disisi Tuhannya.
Memang tidak semua orang yang mengaku beragama islam punya kesadaran
Tauhid yang tinggi. Banyak juga yang men Tuhankan sesuatu selain Allah. Inilah
yang sulit namun dengan akhlak yang baik setiap orang bisa menjadi penakluk
orang yang lemah Tauhidnya. Seperti halnya para Birokrat tidak semuanya bermental islami.Sebagian besar
mental feodal masih ada. Harap maklum karena ini sudah cacat dari niat ketika
mereka ingin jadi PNS. Ingin hidup aman tanpa resiko, ya kemapanan. Anda bisa
bayangkan , kata teman saya yang walikota itu , gimana sulitnya mengajak birokrat
dan Parlemen untuk berhemat, jujur, amanah, kerja keras, jangan menunda
pekerjaan. Mereka sangat terlatih dan cerdas membuat excuse dan membuat analisa
situasi bahwa semua baik baik saja. Tidak usah kawatir, itu kata mereka kepada
pimpinan. Mereka sangat pandai menyenangkan hati atasannya namun kepada rakyat
mereka menindas. Karena inipula banyak pemimpin setelah terpiliih tidak
bernbuat apa apa tapi merasa telah berbuat banyak. Pemimpin seperti ini telah
terjebak dan menjadi korban brengseknya birokrasi yang berlindung dari data
statisik ( but lie). Bagaimana dengan DPRD? Sebagian besar anggota DPRD berasal
dari Patron ditengah masyarakat. Mereka terbiasa dihormati dan dilayani karena
ke patronannya. Jadi masih ada mental feodal,, sama dengan PNS.
Makanya untuk menghadapi birokrat dan politisi diparlemen tidak bisa
dengan data dan argumentasi. Kita pasti kalah, katanya. Caranya adalah turun
ketengah tengah masyarakat. Berdialogh dengan rakyat. Jangan pernah berjarak
dengan rakyat. Kita harus merebut hati rakyat lewat kehadiran nyata bukan
retorika. Semakin kita dekat kepada rakyat semakin luas pemahaman kita tentang
kebutuhan rakyat dan kendalanya. Orang arab berkata bahwa menguasai masalah
berarti telah menyelesaikan setengah dari masalah itu sendiri. Artinya semakin
mudah kita mendapatkan solusi. Tentu kedekatan kita kepada rakyat membuat kita
semakin punya pengaruh secara moral untuk
memaksa birokrat dan DPRD bekerja amanah untuk rakyat. Bagaimana caranya dekat
kepada rakyat? Tanya saja. Caranya adalah bersikap sederhana. Sikap sederhana
adalah sifat rendah hati yang merupakan
salah satu ciri pribadi ihsan. Bukan hanya soal penampilan pakaian yang
sederhana tapi kesediaan untuk berbaur dan larut ditengah rakyatnya dari semua
golongan, akrab lahir batin. Setiap pemimpin harus meninggalkan baju feodalnya,
meninggalkan baju menjajahnya. Yang dikenakan hanyalah baju pelayan rakyat. Dari
itulah program untuk rakyat dapat terlaksana. Karena pasti mendapat dukungan
dari rakyat.
Saya meliat teman ini seakan meihat cahaya terang dimasa depan. Dia anak
muda yang taat beragama . Hafid Al Quran, fasih berbahasa inggeris, lulusan
universitas terbaik di negeri ini. Namun
tidak membuat dia ekslusif. Kali pertama
bertemu saya tidak tahu bahwa dia kader
partai yang memperjuangkan syariah Islam. Karena selama bergaul jarang dia
berbicara tentang partainya. Dia bersikap bagaimana membuat orang lain nyaman.
Sangat islami. Sehingga orang berbeda agama maupun paham merasa nyaman dekat
dengan dia. Pemimpin dapat lahir dari mana saja karena Allah berjanji akan
menyerahkan kekuasaan kepada orang shaleh, orang yang paling banyak amal
sholehnya (QS. 24:55). Teman ini sebagaimana Presiden Jokowi , Emil, Di Bandung, Tri
di Surabaya dan Nurdin Abdullah di Bantaeng adalah orang yang telah mewakafkan
hidupnya kepada Allah, melalui jalan pengabdian kepada orang banyak. Dengan akhlak mereka berdakwah ; Mereka
melakukan kebaikan kepada orang yang jahat kepada mereka, bersilaturahim kepada
mereka yang memutuskannya. Memaafkan mereka yang tidak memberi kemaafan
kepadanya. Mereka amanah kepada mereka yang mengkhianatinya. Berbicara kapada
mereka yang enggan berbicara dengannya. Memuliakan mereka yang menghinanya...