Susi Pudjiastuti , wanita
kelahiran 15 Januari 1965 Pangandaran, Jawa Barat di percaya oleh Jokowi untuk
menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Susi hanya memiliki ijazah Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Susi adalah seorang pengusaha yang mengawali bisnisnya sebagai
pengumpul ikan di pusat pelelangan Ikan Pengandaran. Lewat kerja keras siang malam,
bisnisnya berkembang. Dia mendirikan pabrik pengolahan ikan pada PT ASI
Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan lobster bermerk Susi Brand.
Pasarnya, pun berkembang hingga luar negeri seperti Asia dan Amerika. Berkembangnya
pasar produk ini pun membuatnya mau tak mau membutuhkan sarana transportasi
sehingga produk yang dibawa dalam keadaan segar. Akhirnya muncullah pemikiran
untuk membeli sebuah pesawat pengangkut yang kemudian melatarbelakangi berdiri
PT ASI Pudjiastuti Aviation dan berkembang hingga saat ini. Kesuksesan Susi
menuai perhatian dari banyak kalangan. Hingga kemudian dia pun dianugerahi
pengharagaan antara lain Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Jawa Barat tahun 2004, Young Entepreneur of the Year dari Ernst and Young
Indonesia tahun 2005, serta Primaniyarta Award for Best Small & Medium
Enterprose Exporter tahun 2005. Susi bisa berdiri sejajar bahkan lebih dengan sarjana
yang lulusan dalam dan luar negeri. Sebagai
Menteri ,Susi akan memimpin para doktor dan mungkin professor untuk kejayaan
Indonesia di laut.
Teman saya hanyalah tamat SMU. Dia
percaya bahwa Allah SWT telah menjamin rezeki makhluknya. “Dan, tidak ada suatu
binatang melata pun di bumi, melainkan Allah-lah yang akan memberi rezekinya.”
(QS Hud [11]: 6). Karena itu dia tidak berkeluh kesan dengan masa kini dan takut
terhadap masa depan walau tidak mampu melanjutkan pendidikan ke Universitas. Dia
tegar dan menganggap keadaan hidupnya adalah tantangan yang harus dilewatinya. Ketika
orang sibuk mencapai index prestasi di kampus, teman itu sibuk merintis usaha.
Ketika orang lain sibuk memanjakan diri dalam pergaulan kampus, teman itu sibuk
membaca buku, ikut kursus, seminar , belajar sendiri. Ketika orang lain sibuk
membaca buktu diktat ekonomi dari dosen agar dapat nilai tinggi, teman ini
telah membedah habis buku karangan Peter Drucker dan lain lain. Learning by
doing pun terjadi, bagaimana mengembangkan pasar, menghadapi kompetisi,
kemampuan berkomunikasi. Ketika orang lain sibuk mencari pekerjaan setelah
tamat kuliah, teman itu sudah menjadi pengusaha yang menyediakan lapangan
pekerjaan untuk orang lain. Akhirnya hidupnya bermanfaat karena ia mampu
memberi kepada orang lain dan mandiri.
China dengan komunitas diatas 1
miliar orang , dengan sumber daya alam yang terbatas, cuaca yang ekstrim, hancur
dihantam revolusi kebudayaan, tetap percaya diri untuk bangkit dari luka masa
lalu. Revolusi Deng tidak dengan retorika lompatan china jauh kedepan ala Mao tapi
berakit rakit kehulu berenang ketepian, bersakit sakit dahulu, senang kemudian.
Tidak ada lagi jaminan sosial ala komunis. Semua harus bayar dan semua barang harus sesuai harga pasar. Subsidi yang menjadikan negara diperas oleh rakyat yang
malas harus dihapus. Selanjutnya , China harus tampil menjadi komunitas baru,
komunitas yang ulet untuk menjadi pemenang dalam berproduksi dengan cara modern dan unggul dalam perdagangan International. Ketika
negara lain sibuk berkosumsi, China sibuk berproduksi walau harus menjual
dengan laba rendah. Ketika negara lain , elite politiknya sibuk berebut
kekuasaan , sibuk bersaing dalam pemilu demokratis, parlemen sibuk merubah
strukture UU, bangsa china lebih memfocuskan diri melakukan transformasi dari
masyarakat yang lemah menjadi masyarakat yang kuat lewat kerja keras dan
kebersamaan. Akhirnya china mampu berdaulat secara ekonomi karena kemakmuran
tidak berasal dari hutang tapi kemandirian.
Kebanyakan dari kita, merasa
selalu diatas angin dengan potensi yang ada.
Karena gelar kesarjanaan merasa
berhak menjadi middle class. Karena SDA melimpah merasa berhak minta
subsidi. Karena banyak doa dan zikir
merasa berhak mendapatkan kesuksesan dengan mudahdari ALlah.Apa hasilnya ? para
sarjana bukannya menjadi asset bangsa malah menjadi beban negara karena
menambah daftar angkatan kerja yang harus negara sediakan. SDA tidak menghasilkan kemakmuran tapi
penjajahan gaya baru. Agama tidak
melahirkan spiritual sosial malah menjadi pressure sosial . Suksesnya Susi,
juga teman saya dan China adalah buah dari kesadaran bahwa sesuatu yang sangat
berharga adalah kehidupan. Besok adalah milik Tuhan dan kemarin tinggal
catatan. Kehidupan itu adalah hari ini. Masa
lalu berhubungan dengan masa kini dan masa kini menentukan hari esok. Terlalu banyak menghabiskan waktu dimasa kini
dengan hal yang sia sia dan berharap hari esok yang lebih baik adalah kebodohan yang tidak perlu, tidak elok. Kalau anda
percaya Tuhan maka anda juga harus percaya kepada hukum ketetapan Tuhan bahwa Tuhan tidak akan mengirim uang ke rekening anda tapi anda harus kerja
keras mendapatkannya. Jadilah petarung
terhadap hidup anda untuk mengalahkan diri sendiri dan menjadi captain terhadap
diri sendiri, untuk menjadi sebaik baiknya dirimu saja.
No comments:
Post a Comment