Nannini café Plaza Indonesia jam
2 sore. Saya datang terlambat 10 menit dan dia datang lebih awal. Ketika
bertemu wajahnya nampak segar. Menurutnya , standard hidup orang modern adalah
adanya jaminan social akan kesehatan, pendidikan, perumahan. Sejak awal dia terjun
kemasyarakat atau 30 tahun yang lalu ketika usianya 20 tahun, tidak pernah
terpikirkan untuk punya asuransi kesehatan. Tidak pernah terpikirkan untuk
menabung di Bank agar layak mendapatkan kredit rumah dan Deposito agar punya
jaminan untuk masa tua. Sebagian besar orang mengatakan bahwa dia terlalu tidak
memikirkan masa depan. Tidak peduli dengan resiko besok. Dia terlalu yakin dengan dirinya sendiri namun
bodoh. Mengapa ? di era modern sekarang, payung perlindungan dari resiko
tersedia luas. Cukup membayar premi tertentu, kita sudah merasa aman dari
segala resiko dimasa depan. Padahal menurut saya , dia tidak kesulitan untuk
membayar premi. Memang benar itu. Tapi tetap dia tidak peduli. Baginya soal masa depan itu
masih didalam genggaman Allah. Hari kini adalah berkah yang Allah berikan
kepada nya. Dia harus memikirkan untuk
berbuat dan bersikap untuk hari ini. Soal besok , itu urusan Allah. Demikian
katanya membuat saya terpesona. Sebuah
keyakinan yang sederhana namun itulah
puncak tauhid.
Awalnya istrinya berbeda pendapat
dengannya. Bahkan sempat mengatakan
bahwa sikapnya“konyol”. Tapi dia tidak peduli. Baginya bahwa satu satunya jaminan
terbaik hanya berasal dari Allah. Dia yakin bahwa bila kita berjalan dijalan
Allah maka Allah akan menjamin kita dari segala resiko. Itulah keyakinan nya sejak
remaja sampai kini. Lantas bagaimana dia melaksanakan keyakinan itu dalam
bentuk syariat ? Apa jalan Allah itu ? jalan Allah itu adalah cinta dan kasih
sayang. Premi asuransinya adalah membantu
siapa saja yang harus dibantu. Menurutnya tak penting seberapa besar dia bisa
bantu atau dalam bentuk apa, yang penting ketika orang datang minta tololng maka dia harus
membantunya. Supir yang sudah bekerja lebih 10 tahun dikeluarganya, dibelikan
rumah BTN dan semua anak anak supirnya disekolahkan sampai ke Universitas.
Ponakan dari sepupunya yang miskin ditampungnya dirumah dan dibina sampai ke
Uninversitas. Ibunya yang masih hidup dijaganya dengan kedua tangannya.
Tetangga dan teman yang butuh pertolongan dengan cepat dia tolong. Di
perusahaannya dia memberikan gaji diatas UMR. Begitulah ceritanya.
Dan lihatlah kenyataanya
kini,katanya. Diusia diatas 50 tahun, dia masih tetap sehat. Seumur hidupnya
tidak pernah diopname di RS. Apakah dia selalu sehat? Oh tidak. Menurutnya di
acap terkena penyakit. Menurut saya penyakitnya sangat mengkawatirkan. Dia
pernah kena kanker pangkreas. Dia sempat terjatuh ketika di kantor. Begitu akut
penyakitnya. Namun dia tetap bertahan tidak pergi kedokter untuk berobat. Dia
berusaha menahan penyakitnya dengan caranya sendiri. Namun ditengah sakit itu,
temannya menyarankan agar dia merebus daun sirsak dan meminumnya selama satu
bulan. Hanya dua minggu dia meminum air rebusan daun sirsak itu, perutnya tidak
lagi terasa sakit. Makanpun sudah lahap. Ketika dia periksa di Laboratorium,
kankernya sudah hilang. Dia sehat sempurna. Dia juga pernah kena batu empedu.
Sudah dijadwalkan untuk dioperasi di Penang. Tapi berkat saran dari tetangga
untuk dia mengikuti teraphi makan empat buah apel setiap hari selama seminggu
dan dilanjutkan dengan minum air garam inggeris dan minyak zaitun. Hasilnya,
batu empedu itu keluar bersamaan ketika dia BAB pagi hari. Diapun sehat. Singkatnya berkali kali dia terkena penyakit
serius , semua itu sembuh dengan mudah tanpa dia harus menderita melewati proses penyembuhan itu.
Dengan asuransi kesehatan , kita memang dibebaskan dari biaya rumah sakit namun
proses kesembuhan itu membuat kita menderita. Bisa melalui operasi atau
kemoterapi yang sangat menyakitkan dan melelahkan. Sementara kesembuhan belum
pasti. Premi asuransi yang kita bayar kepada Allah melalui
keikhlasan berbagi, berinfak, bersadaqah, jauh lebih baik. BIla sakit, Allah berkehendak (Yaasiin ayat 82) dengan caraNya untuk membuat kita sembuh. Bisa saja melalui perantara orang
lain yang memberikan saran untuk kesembuhan kita, seperti yang dialami oleh teman saya itu. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw bersabda ”Obat termasuk takdir. Obat bermanfaat bagi siapa yang Allah kehendaki berupa apa yang Allah kehendaki,” Artinya bahwa Allah akan memberikan kesembuhan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Allah juga akan meletakkan obat sebagai sarana kesembuhan itu di mana saja yang Dia kehendaki dan bisa darimana saja sumbernya. Disamping itu memang teman saya itu mengharamkan memakan uang Riba atau bunga
deposito atau tabungan. Inilah yang membuat jiwanya bersih dan tentu tubuhnya
terjaga dari segala penyakit.
Mengapa saya ceritakan teman ini
karena pribadi atau sikap hidupnya précis sama dengan saya. Tidak punya
asuransi dan juga tidak punya deposito atau tabungan. Namun Alhamdulillah sampai
hari ini badan sehat. Walau tidak punya Deposito namun tidak membuat saya resah soal masa depan. Untuk itu saya teringat akan hadith Rasulullah SAW “Obatilah
orang sakit diantara kalian dengan sedekah” dan Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
mengatakan “Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yg menakjubkan untuk
menolak berbagai macam bencana sekalipun pelakunya orang yang fajir (pendosa),
zhalim atau bahkan orang kafir, karena Allah SWT akan menghilangkan berbagai
macam bencana dengan perantara sedekah tersebut…” Nah, yakinlah seyakinnya
bahwa bersedekah adalah premi asuransi untuk kesehatan yang paling hebat didunia. Kalau anda tidak percaya maka inilah sabda Rasul ,”Diantara ciri-ciri orang pelit (bakhil) adalah banyaknya penyakit”.Saatnya kini mengutamakan cinta dan kasih sayang melalui memberi kepada
yang duapa untuk keselamatan dunia dan akhirat. Abdul Aziz bin Umair berkata,”Shalat mengantarkanmu menuju setengah perjalanan, puasa mengantarkanmu pada pintu sorga, dan sedekah memasukanmu ke dalamnya.”