Dalam setiap kesempatan acara
keluarga dia selalu hadir lebih dulu dan selalu bertindak sebagai anggota
panitia yang kebagian tugas paling melelahkan. Seminggu sebelum Hari Raya dia
akan selalu datang kerumah. Bila datang, ada saja yang dikerjakannya. Diminta
tolong atau tidak , dia kerjakan dengan senang hati. BIla ada keluarga kami yang di opname di rumah sakit maka
dia akan membesuk lebih dulu. Itu bukan hanya sekali besuk tapi berkali kali
sampai sehat. Baginya keluarga kami adalah keluarganya. Begitulah yang saya tahu tentang dia.Sebetulnya dulu dia bekerja sebagai supir pribadi saya. Ketika dia
berhenti bekerja sebagai supir, saya memberi dia pinjaman uang untuk membeli
angkot. Dia berjanji akan mencicilnya. Tidak lebih tiga tahun , hutangnya sudah
lunas. Kini, setelah 14 tahun berbisnis angkot, angkotnya sudah berjumlah
delapan. Dia sudah jadi juragan angkot dan menjadi ketua asosiasi angkot
dikotanya. Dia juga punya usaha restoran yang banyak dikunjungi pelanggan. Juga
punya bengkel mobil ber lisensi dealer resmi. Kini, dia sudah jadi
pengusaha tergolong menengah. Namun begitu rasa hormatnya kepada saya tidak
pernah berkurang. Sama seperti dulu ketika dia jadi supir saya.
Usianya 10 tahun lebih tua dari saya. Sebetulnya dengan posisinya sekarang dia tidak butuh saya lagi. Dan lagi dia tidak berhutang apapun dengan saya. Namun kedekatan
dan kehangatan sebagai sahabat terjalin begitu indahnya. Begitu caranya berterimakasih kepada saya. Dia merapat
kepada keluarga kami , begitupula saya dan istri serta anak anak mendekat
kepada keluarganya. Ketiga putrinya
sudah jadi sarjana dan bekerja di PMA.
Dua sudah menikah dan memberinya tiga cucu yang cantik cantik. Saya perhatikan
hidupnya sangat bahagia. Padahal dia tidak pernah mengenyam pendidikan di
universitas namun tak sulit baginya mendapatkan rezeki. Apa resep hidupnya ?. Saya ingin tahu. Satu saat saya bertanya
kepadanya dan dia mengatakan bahwa prinsip hidupnya hanya satu yaitu pandai
berterima kasih. Menurutnya, rasa terimakasih itu bukan hanya dengan kata kata
indah atau ucapan penuh basa basi. Tapi terimakasih itu harus diungkapkan
dengan perbuatan nyata. Harus diniatkan dihati untuk membalas kebaikan itu
dengan apa yang bisa dilakukan. Dia bekerja keras dan penuh pengabdian , itulah cara dia berterimakasih kepada saya. Dia bekerja keras mengelola angkot agar secepatnya bisa mengembalikan hutang kepada saya. Begitulah
caranya membalas “terima” itu.
Di era sekarang, kebanyakan
meminta adalah seni tersendiri. Kalau diberi , hanya kata manis terucapkan
sebagai ujud terimakasih namun sikapnya setelah itu tidak menunjukan orang yang
pandai berterimakasih. Orang kaya membantu tidak membutuhkan apapun dari
simiskin kecuali ridho Allah namun sikaya tak ingin simiskin terus miskin
karena pemberian itu. Artinya pemberian itu membuat dia hanya pandai berkata “terimakasih”
dan akhirnya menjadikan “meminta sebagai seni untuk hidup. Ini sangat salah.
Apapun yang kita terima , dalam bentuk apapun, kita harus mengucapkan
terimakasih dan setelah itu harus menjadikan diri kita juga sebagai orang yang memberi
dalam bentuk apapun. Jangan sampai kekuatan meminta lebih besar daripada
kekuatan memberi. Bila ini terjadi maka hanya soal waktu kita akan terasing
ditempat ramai dan dilupakan oleh orang banyak. Ini hukum social. itu sangat
keras. Artinya selagi kita pandai berterimakasih maka selama itupula empati
orang akan terus berdatangan kepada kita untuk membuat yang sempit menjadi lapang, membuat yang sulit menjadi mudah. KeberhasIlan kita akibat empati orang lain akan mendatangkan manfaat bagi orang lain lagi, untuk
bersama sama saling memberi.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih” (Surah Ibrahim : 7). Rasa syukur adalah wujud rasa terimakasih hambannya kepada Allah. Islam mewajibkan rasa syukur itu
dilakukan dengan tiga cara 1) hati, 2) lisan dan 3)anggota badan. Ini harus satu
kesatuan. Umunya bila di hati ikhlas, itu akan terungkapkan dengan lisan maka
seluruh anggota badan kita akan bergerak untuk berbuat sesuatu agar rasa syukur
itu terlaksana. Maka sikap dan perbuatan kita akan selalu bernuansa rasa syukur
kepada Allah. Kita akan menjauhi segala larangan Allah. Kita akan menjadi orang
yang amanah , jujur , pekerja keras dan ikhlas berbagi dengan ilmu atau harta atau tenaga
bagi orang lain yang membutuhkan. Dengan itu membuat diri kita kuat dan
bercahaya melewati jalan kebenaran. Sebagaimana
kata kata bijak Ali Bin Abi Thalib “ Kemurahan hati Allah terhubung ke rasa
syukur, dan syukur adalah terkait dengan peningkatan kemurahan-Nya. Kemurahan
hati Allah tidak akan berhenti meningkatkan kecuali rasa terima kasih dari
hamba berhenti. Jadi ada hubungan antara rasa syukur itu dengan kemurahan hati
Allah. Bila Allah telah bermurah hati maka tidak ada urusan didunia ini yang
sulit. Semua mudah. Begitulah yang dirasakan oleh manta supir saya.
Sikap ikhsan adalah keseharian
kita untuk merendahkan hati dihadapan
Allah dan orang lain dengan pandai berterimakasih; bukan hanya berterimakasih karena pemberian yang menyenangkan tapi juga kepada hal yang tidak mengenakan. Ya, berterimakasihlah kepada
orang yang telah melukai hati kita , karena dia telah membuat kita kuat. Berterimakasih
lah pada orang yang telah membohongi kita , karena dia telah membuat kita lebih
bijaksana. Berterimakasih lah pada orang yang telah membenci kita, karena dia
telah mengasah ketegaran kita. Berterimakasih lah pada orang yang mengecewakan kita,
karena dia telah melatih kita untuk lebih ikhlas. Berterimakasih lah pada orang
yang menjaga dan mengerti semua keadaan kita, karena disitulah Rahman ALLAH ada
bersama kita.
No comments:
Post a Comment