Tuesday, April 16, 2013

Percaya kepada Dukun...?


Saya sering disarankan teman untuk bertemu dengan dukun hebat yang bisa membuat harapan menjadi kenyataan. Yang bisa tahu masa depan bisnis yang akan saya jalankan. Atau mengetahui siapa saja yang baik untuk dijadikan mitra bisnis. Atau membuat orang lain lunak dan akhirnya menurut akan keinginan saya. Semua itu saya tolak dengan tegas.  Selama 30 tahun dalam bisinis saya tidak pernah percaya dengan dukun. Mengapa ? Karena profesi dukun adalah profesi yang bersaing dengan “Allah” dan bertemankan Iblis atau jin. Sebuah profesi yang hanya bisa efektif apabila orang percaya lahir batin. Sebagai umat islam , saya hanya percaya kepada Allah. Setiap sholat , lima kali sehari saya berikrar bahwa Hidupku , sholatku, matiku hanya untuk Allah ( Q.S Al An’aam : 162.). Hanya kepada Allah kami menyembah dan meminta tolong ( Al-Fatihah: 4). Karenanya tidak perlu perantara untuk meminta tolong kepada Allah. Saya  bisa langsung minta kepada Allah (An-Nisa`: 36). Kaum sufi mengatakan bahwa ketika orang sholat sesungguhnya dia sedang berdialogh dengan Allah. Raganya di bumi namun ruhnya di sidratul muntaha. Apakah ada yang lebih hebat dibandingkan Allah.? Bagi saya cukuplah Allah tempat meminta dan kembali akan semua urusan. 

Saya tahu bahwa teman teman yang menganjurkan saya datang ke dukun karena niat baik. Tentu mereka sudah merasakan manfaatnya. Ada teman yang cerita bahwa usahanya tidak kunjung berhasil namun setelah datang ke “Ki”, usahanya jadi sukses dan berkembang. Ada juga yang bercerita, betapa sulit melunakan hati mitra business nya namun setelah minta tolong “ guru”, usahanya berhasil membuat mitranya membuka hati untuk mengeluarkan dana tidak sedikit. Ada juga yang inginkan jabatannya naik dan kalau mungkin terpilih sebagai Pemimpin di Daerah. Setelah mendatangi “eyang” , tak berapa lama impiannya menjadi pejabat tinggi tercapai. Ada juga yang ketika datang ke “orang pintar” dia bisa mengetahui akan masa depan bisnisnya,.jodohnya.  Begitulah cerita yang saya ketahui. Lagi lagi saya tidak terpancing untuk mengikuti “sukses” mereka mendatangi “Ki, Guru, Eyang, Orang Pintar”. Saya ikhlas dengan status sebagai manusia yang serba terbatas namun diberi kekuatan akal dan pikiran yang tidak terbatas oleh Allah. Saya tidak mau kekuatan pikiran saya useless hanya karena percaya dengan “Ki, Guru, Eyang, Orang Pintar”.

Sebagai orang beragama tentu kita  percaya dengan hal yang gaip. Mereka yang menyebut dirinya “Ki, Guru, Eyang, Orang Pintar” adalah orang yang bersandar kepada kekuatan dari alam gaip. Ini sudah menjadi tradisis tua setua tradisi pelacuran. Dengan perantara Jin, bisa mendapatkan informasi dari alam gaip tentang masa depan yang belum terjadi. Bisa melancarkan atau memudahkan keinginan orang mendapatkan miracle dan too good to be true, dan bahkan atas dasar permintaan , mereka bisa menghabisi nyawa orang lain. Itulah sebabnya RUU Tentang Santet dibahas di DPR. Jadi memang ada kekuatan dari dunia lain itu. Walau kini abad sudah bisa membawa orang keluar angkasa. Telah bisa menghubungkan orang lintas ruang dan waktu lewat multimedia system namun keberadaan profesi yang berkolaborasi dengan dunia gaip sangat digemari oleh siapapun. Bahkan kini profesi itu sama hebatnya dengan  profesi lawyer, Celebritis, Dai. Mereka hidup bergelimang harta dan popularitas. Karena maklum, era kini, era kapitalis, Tidak ada yang gratis. Para mereka yang menjual jasa kekuatan alam gaip itu menetapkan tarip yang tidak murah.

Dalam Islam bagaimanapun menyandarkan kepercayaan kepada alam gaip untuk menyelesaikan urusan dunia adalah salah besar. Dari sudut spiritual akan merusak aqidah. Jadi bisa dikatakan hukumnya adalah “haram” atau tergolong syirik. Sebagaimana sabda rasul “Barang siapa yang mendatangi seorang dukun dan bertanya sesuatu maka dia tidak akan diterima sholatnya selam empat puluh hari." Bagi orang yang mendatangi tempat dukun dan mempercayainya maka inilah sabda Rasul  “ Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun dan dia percaya dengan apa yang dikatakannya maka dia telah kufur dengan apa yang telah diturunkan kepada Muhammad SAW.". Secara kejiwaan, kepercayaan kepada dukun membuat kita lemah. Kita diberi kekuatan raga dan akal oleh Allah untuk menyelesaikan masalah, tapi itu tidak kita gunakan. Kita cenderung mencari jalan pintas dengan meminta tolong kepada dukun. Padahal jalan pintas melalui dukun itu tidak pernah menjamin berhasil. Memang ada yang berhasil tapi persentase nya kecil sekali. Lebih banyak yang gagalnya. Mengapa? Karena yang namanya jin kemampuannya terbatas , bahkan lebih rendah dari kekuatan real manusia yang beriman. Tapi memang kehebatan propaganda sang dukun atau “Ki, Guru, Eyang, Orang Pintar”luar biasa. Semakin sulit hidup , semakin banyak kompetisi, semakin megah dunia dipertontonkan semakin banyak orang lemah, bodoh,rakus yang datang ke mereka. Dosa apapun Allah akan ampuni tapi dosa syirik tak ada ampunnya. Sadarlah...

No comments:

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...