Saya sering disarankan teman untuk bertemu dengan dukun hebat
yang bisa membuat harapan menjadi kenyataan. Yang bisa tahu masa depan bisnis
yang akan saya jalankan. Atau mengetahui siapa saja yang baik untuk dijadikan
mitra bisnis. Atau membuat orang lain lunak dan akhirnya menurut
akan keinginan saya. Semua itu saya tolak dengan tegas. Selama 30 tahun dalam bisinis saya tidak
pernah percaya dengan dukun. Mengapa ? Karena profesi dukun adalah profesi yang
bersaing dengan “Allah” dan bertemankan Iblis atau jin. Sebuah profesi yang
hanya bisa efektif apabila orang percaya lahir batin. Sebagai umat islam , saya
hanya percaya kepada Allah. Setiap sholat , lima kali sehari saya berikrar
bahwa Hidupku , sholatku, matiku hanya untuk Allah ( Q.S Al An’aam : 162.).
Hanya kepada Allah kami menyembah dan meminta tolong ( Al-Fatihah: 4).
Karenanya tidak perlu perantara
untuk meminta tolong kepada Allah. Saya bisa langsung minta kepada Allah (An-Nisa`:
36). Kaum sufi mengatakan bahwa ketika orang sholat sesungguhnya dia sedang
berdialogh dengan Allah. Raganya di bumi namun ruhnya di sidratul muntaha. Apakah ada yang lebih hebat dibandingkan Allah.? Bagi saya cukuplah Allah tempat meminta dan kembali akan semua urusan.
Saya tahu bahwa teman teman yang
menganjurkan saya datang ke dukun karena niat baik. Tentu mereka sudah
merasakan manfaatnya. Ada teman yang cerita bahwa usahanya tidak kunjung
berhasil namun setelah datang ke “Ki”, usahanya jadi sukses dan berkembang. Ada
juga yang bercerita, betapa sulit melunakan hati mitra business nya namun
setelah minta tolong “ guru”, usahanya berhasil membuat mitranya membuka hati
untuk mengeluarkan dana tidak sedikit. Ada juga yang inginkan jabatannya naik
dan kalau mungkin terpilih sebagai Pemimpin di Daerah. Setelah mendatangi “eyang”
, tak berapa lama impiannya menjadi pejabat tinggi tercapai. Ada juga yang
ketika datang ke “orang pintar” dia bisa mengetahui akan masa depan
bisnisnya,.jodohnya. Begitulah cerita
yang saya ketahui. Lagi lagi saya tidak terpancing untuk mengikuti “sukses”
mereka mendatangi “Ki, Guru, Eyang, Orang Pintar”. Saya ikhlas dengan status sebagai manusia yang serba
terbatas namun diberi kekuatan akal dan pikiran yang tidak terbatas oleh Allah.
Saya tidak mau kekuatan pikiran saya useless hanya karena percaya dengan “Ki,
Guru, Eyang, Orang Pintar”.
Sebagai orang beragama tentu kita percaya dengan hal yang gaip. Mereka yang menyebut dirinya “Ki, Guru, Eyang,
Orang Pintar” adalah orang yang bersandar kepada kekuatan dari alam gaip. Ini
sudah menjadi tradisis tua setua tradisi pelacuran. Dengan perantara Jin, bisa
mendapatkan informasi dari alam gaip tentang masa depan yang belum terjadi.
Bisa melancarkan atau memudahkan keinginan orang mendapatkan miracle dan too
good to be true, dan bahkan atas dasar permintaan , mereka bisa menghabisi
nyawa orang lain. Itulah sebabnya RUU Tentang Santet dibahas di DPR. Jadi
memang ada kekuatan dari dunia lain itu. Walau kini abad sudah bisa membawa
orang keluar angkasa. Telah bisa menghubungkan orang lintas ruang dan waktu lewat
multimedia system namun keberadaan profesi yang berkolaborasi dengan dunia gaip
sangat digemari oleh siapapun. Bahkan kini profesi itu sama hebatnya
dengan profesi lawyer, Celebritis, Dai.
Mereka hidup bergelimang harta dan popularitas. Karena maklum, era kini, era
kapitalis, Tidak ada yang gratis. Para mereka yang menjual jasa kekuatan alam
gaip itu menetapkan tarip yang tidak murah.
Dalam Islam bagaimanapun
menyandarkan kepercayaan kepada alam gaip untuk menyelesaikan urusan dunia
adalah salah besar. Dari sudut spiritual akan merusak aqidah. Jadi bisa
dikatakan hukumnya adalah “haram” atau tergolong syirik. Sebagaimana sabda rasul “Barang siapa yang
mendatangi seorang dukun dan bertanya sesuatu maka dia tidak akan diterima
sholatnya selam empat puluh hari." Bagi orang yang mendatangi tempat dukun
dan mempercayainya maka inilah sabda Rasul
“ Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun dan dia percaya dengan apa
yang dikatakannya maka dia telah kufur dengan apa yang telah diturunkan kepada
Muhammad SAW.". Secara kejiwaan, kepercayaan kepada dukun membuat kita
lemah. Kita diberi kekuatan raga dan akal oleh Allah untuk menyelesaikan
masalah, tapi itu tidak kita gunakan. Kita cenderung mencari jalan pintas
dengan meminta tolong kepada dukun. Padahal jalan pintas melalui dukun itu tidak
pernah menjamin berhasil. Memang ada yang berhasil tapi persentase nya kecil
sekali. Lebih banyak yang gagalnya. Mengapa? Karena yang namanya jin
kemampuannya terbatas , bahkan lebih rendah dari kekuatan real manusia yang
beriman. Tapi memang kehebatan propaganda sang dukun atau “Ki, Guru, Eyang,
Orang Pintar”luar biasa. Semakin sulit hidup , semakin banyak kompetisi,
semakin megah dunia dipertontonkan semakin banyak orang lemah, bodoh,rakus yang
datang ke mereka. Dosa apapun Allah akan ampuni tapi dosa syirik tak ada ampunnya. Sadarlah...
No comments:
Post a Comment