Dulu semasa Rasul masih hidup,
kebudayaan besar bangsa telah ada lebih dulu. Romawi dan Parsi berada di
sekeliling semenanjung Arab, baik di utara maupun di selatan. Ditambah lagi
agama Yahudi dan Nasrani yang telah ada di tengah-tengah semenanjung itu sejak
berapa lama. Berbagai ilmu pengetahuan dari kebudayaan tersebut berkembang
pesat. Pada saat itu peradaban Yunani
(Greek), ilmu mantiknya, falsafah dan keseniannya telah dikenal luas. Begitu
juga peradaban Parsi, keseniannya, sajaknya, syair dan dongengnya, kepercayaan
dan sistem perundangannya, serta peradaban lain. DIsamping itu kebudayaan China dan India juga
telah exist. Harap dimaklum sebagian besar pengetahuan tersebut sampai kini
masih dipelajari. Umumnya komunitas Arab ketika itu adalah pedagang yang sering
keluar negeri. Dari interaksi dengan komunitas luar itu tentu ikut pula mempengaruhi prilaku banga Arab.
Ditengah situasi seperti inilah Rasul harus berjuang merubah prilaku mereka
menjadi sesuai dengan tuntunan Allah. Jadi bukanlah hal yang mudah. Apalagi Rasul
dikenal sebagai anak yatim piatu dan buta hurup.
Project social yang dibangun
oleh Rasul lewat perbaikan Akhlak bangsa Arab yang ada di Madinah dan Makkah
memang tidak berjalan dengan mulus karena lewat budaya yang sudah exist telah
terbentuk road block yang tak mudah ditembus. Lantas bagaimana sampai bisa
merubah road block yang sudah ada tersebut?
Dalam istilah marketing sekarang dikenal apa yang disebut dengan istilah
Positioning. Rasul focus dengan apa yang disampaikan oleh Allah. Rasul tidak
perduli orang mendebat dengan segala macam cara termasuk menggunakan tesis
pengetahuan seperti paham nasrani dan yahudi. TIdak peduli bila orang pintar
yang ada di Makkah mencoba mendebatnya dengan pengetahuan berasal dari Persia
dan Yunani. Menurut cerita pernah Umar bin Al-Khattab R.A, memegang sehelai kitab
Taurat. Melihat keadaan ini beliau pun bersabda: “Demi Allah sekiranya Nabi
Musa masih hidup bersama-sama kamu sekarang ini, tidak halal baginya melainkan
mesti mengikut ajaranku. Beliau tetap pada pendiriannya walau dianggap oleh
sebagian orang ketika itu bahwa beliau tukang sihir dan pembohong.
Berjalannya waktu, sikap
konsistensi terhadap positioning apa yang diajarkan oleh Allah itu membuahkan
hasil. Orang percaya atas kebenaran yang disampaikan beliau bukan hanya karena
apa yang dikatakannya tapi lebih daripada itu adalah akhlak mulia yang
diteladankan beliau memang menentramkan bagi siapa saja. Rasul berkata jangan
ada lagi perbudakan, sayangi hamba sahaya kalian, dan rasul membebaskan Bilal
sebagai hamba sahaya dan menjadikannya bagian dari keluarganya. Rasul berkata sayangi
keluarga kalian dan rasul menjaga kehormatan Istrinya dengan cara pergaulan
yang santun penuh kasih sayang. Jangan menipu, dan rasul membuktikan itu dalam
berdagang yang dikenal sebagai orang yang jujur ( al Amin ). Bersikap sabarlah kalian dan Rasul
membuktikan itu terhadap segala cobaan yang datang. Bersikap santunlah kalian, dan Rasul membuktikannya kepada lawan maupun kawan dan segala prilaku rasul adalah
dakwah yang menjadi inspirasi orang untuk belajar dan mengikutinya. Allah
sebagai creator Rasul dan memastikan keagungan pribadi Rasul sebagai messenger ( QS 33:21 dan QS.68:4)
Itulah yang membuat langkah
kecil di kota Makkah, sepatah kata tentang Allah akhirnya meluas menjadi sebuah
inspirasi untuk terbangunnya satu
komunitas baru yang sangat berbeda dengan komunitas yang sudah exist. Lewat
project social politik di Madinnah yang
kamunitasnya hidup dalam kasih sayang, penuh tolerant, musyawarah,
hormat menghormati dalam semangat gotong royong senasip sepenanggungan
menimbulkan inspirasi bagi banyak orang , bahkan sampai keluar negeri. Karena
berita kehebatan Komunitas itu disebarkan oleh para pedagang yang berkunjung ke
Madinnah.Itu sebabnya China di zaman DInasti Tang meminta agar Madinah mengirim
guru untuk memperkenalkan Islam di China. Rasul menyanggupinya dengan mengirim
sahabatnya ke China. Dan ketika Zaman Khalifah Utsman bin Affan, Kaisar
mengirim pelajarnya datang ke Madinah
untuk belajar tentang Islam dan setelah itu , Islam diperkenalkan luas di China
, khususnya wilayah barat China. Ini sebagai fakta bahwa perluasan ajaran Islam
lebih disebabkan oleh keagungan akhlak komunitas pertama Islam yang langsung
dibawah binaan Rasul dan Allah.
Apakah yang membedakan antara generasi
semasa Rasul masih hidup dengan umat yang hidup di era kita sekarang ? Yang
pasti generasi semasa Rasul mendapatkan pembelajaran tentang kehidupan ini
langsung dari Allah. Semasa Rasul , AL Quran belum dbukukan dan disusun secara
teratur. Ketika mereka bertanya kepada Rasul tentang
sesuatu hal, dan Rasul tidak bisa menjawabnya karena belum ada petunjuk dari Allah
, maka Allah akan memberitahu jawabannya. Singkatnya dialogh pembelajaran
terjadi secara intensip antara Rasul dan Umatnya dengan Allah sebagai pendidik
langsung. Rasul berhasil menjadikan generasi pertama Islam itu yang berjiwa dan
berakhlak Al Quran. Mereka komunitas kecil namun cahayanya memancar keseluruh dunia dan menjadikan Islam sebagai jalan hidup bagi seluruh umat manusia. Generasi itu telah lewat dengan sejarah yang penuh inspirasi untuk kita tiru. Memang mereka hebat dari segi apapun namun bukan berarti kita tidak bisa menirunya. Konsep Neoro Linguistic Programming ( penyusunan bahasa syaraf ) menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai susunan syaraf yang sama. Artinya segala sesuatu yang orang lain dapat lakukan , kita juga bisa melakukannya. Jejak langkah yang patut kita tiru itu kini dapat kita pelajari melalui kitab Mulia dan Hadith.
Semua firman Allah telah
dibukukan dalam bentuk AL Quran dan Sunnah rasul juga sudah dibukukan. Keduanya
ada ditangan kita. Hanya diri Rasulullah SAW saja yang tidak lagi bersama kita
sekarang. Inikah rahasia perbedaan antara generasi sahabat dengan generasi kita
saat ini? Allah SWT telah memberikan jaminan untuk memelihara Al-Quran, dan
telah mengetahui bahwa dakwah ini harus terus tegak selepas zaman Rasulullah
SAW. Setelah membuahkan hasil yang baik; lalu diwafatkan-Nya Rasulullah SAW
setelah 23 tahun beliau menjalankan tugas dakwah dan menyampaikan tugas
kenabian. Allah SWT akan tetap memelihara agamaNya ini hingga ke hari kiamat.
Dengan demikian, maka ketiadaan diri Rasulullah SAW itu tidak boleh dijadikan
jawaban atas kegagalan dakwah di zaman ini. Yang harus kita lakukan kini adalah
meniru cara Rasul dimana focus pada positioning yaitu Al Quran. Jangan melihat
selain Al Quran. Jangan jadikan pegangang bersikap dan berbuat selain Al Quran. Apalagi berkiblat kepada sekularisme yang serba pragmatis. Semua prilaku kita harus berdasarkan AL Quran. Nilai nilai AL Quran harus hidup dalam kehidupan sosial politik, ekonomi dan budaya. Hanya dengan cara itu kita akan besar sebesar
generasi pertama Islam dan menjadi cahaya untuk lahirnya komunitas yang
dirahmati Allah.