Friday, June 08, 2012

China dan budaya..

Kemarin ketika sedang makan malam, teman menelphone saya bahwa tasnya hilang dalam perjalanan dari Stasiun Louhu ke hotel. Teman ini punya dua tas. Satu tas besar yang berisi pakaian dan satu lagi tas kecil yang berisi computer berserta dokumen penting. Yang hilang itu adalah tas kecil namun sangat pital bagi dia yang pengusaha. Dia tidak tahu pasti dimana tas itu hilang. Karena dia baru menyadari tas itu hilang ketika sampai di hotel. Mungkin karena selama dalam perjalanan dari station Louhu ke hotel didalam MTR, dia sibuk menerima telephone dari temannya di Malaysia sehingga dia tidak perhatikan barang yang dibawanya. Apalagi ketika itu, menurutnya, orang ramai sekali didalam MTR. Teman ini harus mendapatkan surat keterangan dari polisi bahwa tas yang berisi dokumen itu hilang sehingga dia punya alasan untuk mendapatkan ganti dokumen yang baru dari pemerintah. Yang jadi masalah adalah dia tidak bisa bahasa china, begitupula petugas polisi tidak bisa bahasa inggeris. Itulah sebabnya dia menelphone saya.

Bersama teman orang china , saya datang kekantor polisi membantu teman ini untuk mendapatkan surat keterangan. Pihak polisi lebih focus terhadap barang yang hilang. Mereka menanyakan secara detail route yang ditempuhnya. Karena didalam MTR ada Circuit Televisi disetiap sudut. Sehingga tidak sulit bagi polisi untuk melacak barang itu. Namun teman ini tidak tahu pasti dimana barangnya hilang. Untunglah dia naik MTR menggunakan kartu digital ( bukan coin sekali jalan ). Sehingga tidak sulit bagi polisi untuk melacak route nya.  Setelah diketahui route nya, dengan cepat rekaman CCTV dibuka. Benarlah dapat dilihat dengan pasti dimana barang itu hilang. Pihak polisi melihat barang itu ditemukan oleh perempuan dan menyerahkannya kekantor polisi terdekat. Polisi langsung menghubungi kantor polisi stasiun pusat dan mendapat kabar bahwa barang itu ada ditangan polisi jaga. Nampak teman itu terasa lega dan senang karena barangnya aman.

Kamipun bersegera pergi ke stasiun pusat untuk mengambil barang. Teman ini berkeyakinan bahwa komungkinan besar computer hilang kecuali dokumen. Karena begitulah keyakinannya bila terjadi di Indonesia. Dia ikhlas. Dia hanya berharap pada dokumen penting itu saja. Namun ketika sampai di kantor polisi, dengan ramah polisi menyerahkan tasnya dan polisi minta agar dia memeriksa kelengkapan isi tasnya.  Semua yang ada didalam tasnya utuh. Tidak ada satupun yang hilang. Setelah mengisi formulir, polisi mempersilahkan kami pergi dan tersenyum. Luar biasa. Berkat system yang canggih teman ini selamat dari kehilangan barang berharga. Namun yang lebih menarik lagi kata teman saya orang china bahwa di china orang percaya dengan nasehat orang tua bahwa mengambil barang tergeletak yang bukan miliknya akan mengakibatkan sial selama 7 tahun. Itulah yang membuat mereka takut mengambil barang yang bukan miliknya.

Saya teringat pengalaman dua tahun lalu. Tas tangan saya ketinggalan di hotel. Padahal saya sudah check out dan itu sudah berlangsung lebih dari 5 jam sejak perjalanan dari Beijing ke Hong Kong. Didalam tas itu ada uang sebesar USD 2000 dan dokumen. Bersegera saya menelphone ke Beijing di hotel tempat saya tadi menginap. Pihak Hotel menjawab dengan ramah bahwa tas saya ditemukan oleh petugas pembersih kamar.  Pihak hotel mengizinkan saya untuk mengambil sendiri tas itu atau saya bisa menyuruh orang lain mengambilnya dengan menyebutkan nama dan alamatnya. Saya minta tolong kepada teman di Beijing untuk mengambil. Menurut teman saya, semua isi tas tangan itu utuh tanpa ada satu lembarpun uang yang hilang. Jadi benar kata teman saya orang korea bahwa di China, apapun barang yang ada tergeletak dikamar hotel, tidak akan pernah hilang. Tidak perlu safety box untuk menjaga barang berharga akan hilang.

Di China adalah lebih 1 miliar penduduk. Mereka bisa tertip dibawah system komondo tunggal, yaitu partai komunis. Pembangunan berlangsung efektif dan cepat.  Kalau dihitung kader partai komunis mungkin jumlah hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan jumlah penduduk. Tapi mengapa rakyat patuh dan mau dikelola dengan tertip? Tanyata jawabanya ada pada budaya orang china. Budaya itulah yang dijadikan instrument oleh penguasa untuk membuat rakyat berbaris dengan tertip menuju arah masa depan. Salah satu budaya,itu adalah jangan mengambil barang orang lain, jangan mengabil hak orang lain dengan cara apapun. Ini menjadi keyakinan yang selalu dihidupkan kepada semua orang ,termasuk kepada penguasa.  Hasilnya , semua orang harus bekerja keras, jujur,  untuk mendapatkan barang / harta.

No comments:

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...