Ketika
terjadi disintegrasi Block Soviet, perang dingin usai. Tidak ada lagi musuh
nyata. Dan kini digantikan oleh musuh imajiner. Seperti ungkapan Huntington
tentang benturan peradaban dan ini dijadikan mindset baru oleh dunia untuk
melahirkan perang. Perang apa ? musuhnya siapa ? Ya musuh diciptakan melalui
benturan peradaban, berdasarkan perbedaan agama dan budaya. Ini adalah agenda
terselubung yang dipersiapkan dengan matang oleh segelintir orang. Karena
sebetulnya bila tidak ada perang, tidak
ada keuntungan. Perang dan konplik harus terus terjadi. Penduduk dunia by
design diberi sinyal kuat untuk saling berhadapan dengan kekerasan dan
kebencian. Isu teroris dan islam fundametalis dijadikan semacam alarm tentang
musuh bersama peradaban dunia modern saat ini.
Upaya
untuk menyudutkan islam terus terjadi. Joyce Chernic yang merupakan lembaga nir
laba yang sangat pro Israel telah memberikan dukungan dana tidak sedikit kepada
Jihad Watch untuk tujuan propaganda menyudutkan Islam. Bukan hanya Joyce, ada sederet nama dibelakangnya
seperti Jewis Federation Council of
Greater Los Angeles, Anti Deception League, Zionism Organization America. Masih
banyak lagi lembaga yang mengkhususkan diri untuk kampanye anti Islam dan mengeluarkan
dana ratusan juta dollar, seperti the Donor Capital Fund. Ada
juga AsIa Foundation yang menyalurkan dana tidak sedikit untuk memberikan dukungan
kepada Kelompok Islam liberal di Indonesia dengan segala afiliasinya seperti kelompok
paham kebangsaan dan lainnnya, dengan tujuan merusak aqidah umat islam di Indonesia
dan memprovokasi terbentuknya bad image atas umat Islam. Inilah apa yang
disebut dengan perang idiologi dengan menebar issue Islamofobia. Umat islam harus menjadikan ini sebagai ladang ibadah dengan memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah, bahwa Islam adalah rahmat bagi alam semesta.
Ketahuilah bahwa Islam bukan teroris. islam bukan doyan perang. Tidak ada dalam prinsip agama samawi membolehkan
konplik, apalagi melahirkan peperangan. Bila nyatanya sejarah mencatat terjadi
peperangan antar manusia dimana agama membenarkan maka itu dalam kasus yang
sangat luar biasa dan selalu dalam konteks membela diri. Seorang pemimpin yang
dimuliakan oleh kaumnya yang berpikir berdasarkan perintah Allah selalu
mengutamakan perdamiaan. Andaikan perang terjadi dan pihak musuh inginkan
perdamaian, walau posisi sudah diatas angin , umat islam harus menghentikan
perang dan memilih untuk berdamai, dan bertawakal karena itu. Dengan demikian,
dalam sebuah agama yang berdasarkan perdamaian, keamanan dan harmoni dunia,
perang dan konplik merupakan aspek negative. Islam selalu menghela napas
perdamaian dan kebaikan. Islam menganggap perang sebagai peristiwa sekunder.
Aturan telah ditegakkan untuk menjaga keseimbangan dan membatasinya.
Islam menggunakan keadilan dan perdamaian dunia sebagai dasar “ Dan janganlah kamu
sekali kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil ( QS. AL – Maidah (5):8) “ Tidak ada keadilan dalam kebencian. Islam
mengembangkan garis pertahanan berdasarkan prinsip prinsip tertentu dalam
rangka melindungi kebebasan karena agama, budaya, kelas social , etnis. Aturan
ini sangat indah dan output nya hanyalah kedamaian berdasarkan prinsip keadilan
dan kebenaran untuk kebaikan bagi semua. Sudah menjadi tugas umat islam
melakukan yang terbaik untuk terciptanya angin toleransi positip. Dan
Alhamdulillah, para pegiat islam dan LSM Islam terus berupaya mengembuskan
nilai nilai islam lewat dialogh yang intensip. Kini telah mendunia. Berangsur
angsur dunia mulai menyadari eksistensi Islam yang cinta damai. Upaya ini jauh lebih dahysat pengaruhnya
dibandingkan loby politik , diplomasi antar Negara yang penuh dengan
kepentingan geopolitik, geostrategis.
Hegemoni
militer di irak oleh AS sudah punah. Dukungan militer dunia barat terhadap Israel sudah mulai berkurang.
Tekanan terhadap Iran yang penuh kebencian sudah mulai berkurang. Ditambah lagi
ditengah krisis dunia akibat kerakusan kapitalis telah semakin membuat upaya
islam sebagai pemberi solusi mendapat tempat terhormat. Indonesia sebagai
Negara yang mayoritas beragama islam harus tampil lebih dominan dalam
memberikan angin kedamaian ini. Lewat dialogh antar agama, golongan, etnis yang
penuh dengan kasih sayang akan menjadi inpirasi bagi penduduk dunia bagaimana
Islam membangun nilai nilai kebebasan, kesetaraan, perdamaian berdasarkan
prinsip prinsip AL Quran dan Hadith. Maka ramalan Huntington sang futuristis
apa yang disebut dengan benturan peradabadan hanyalah omong kosong belaka.
Tidak ada benturan yang akan terjadi. Karena ada islam sebagai pendamai.
Masyarakat
kita pada prinsipnya adalah masyarakat yang bijak namun waspada. Agama dan
budaya mengajarkan hal itu. Saya yakin ,
walau pemerintah kini jauh jalan menyimpang dari AL Quran dan hadith, bila
masyarakat terus hidup dalan inspirasi Tuhan, hanya masalah waktu akan lahir
pemimpin yang mau mendengar hati nurani dan mencoba membangun berdasarkan
prinsip agama dan budaya. Tanda tandanya sudah nampak dengan jelas. Para
mahasiswa tidak mudah lagi diprovokasi dengan pemikiran secular. Masyarakat awam tidak mudah lagi percaya
dengan politik pencitraan ala demokrasi. Mereka hanya percaya bahwa kebenaran ,
kebaikan dan keadilan itu tidak perlu dicari tapi diciptakan dan sumber
penciptaan itu ada dalam diri mereka sendiri. Maka berubah adalah kata kunci,
tapi berubah dari haluan secular kepada haluan spiritual. Dengan itu maka
ketulusan akan dijunjung, kesabaran akan memperkuat sikap toleran dan kerja
keras, prilaku ikhsan akan menjadi keindahan yang mendamaikan dan
mensejahterakan. Semoga …