Wednesday, May 16, 2012

Hikmah


Pada satu kesempatan saya berdialogh dengan teman. Pada saat itu ada kata katanya yang tak pernah saya lupakan bahwa ilmu yang kita pelajari hanyalah terbatas. Mungkin dapat kita pahami sebagai sebuah ilmu namun belum tentu akan menjadi sebuah “pelajaran”. Ilmu yang paling tinggi nilainya adalah Ilmu Hikmah.  Itulah pembelajaran dari Allah. Karena Allah langsung yang mengajarkan manusia untuk sebuah ilmu. Saya bertanya , bagaimana cara Allah mengajarkan manusia ilmu hikmah itu ? Ya lewat peristiwa , katanya. Peristiwa yang terjadi dalam keseharian kita,yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan.  Bahkan seluruh alam semesta ini adalah ayat ayat Allah.Semakin banyak ilmu hikmah kita dapatkan semakin terang jalan kepada kesempurnaan. Semakin dekat kita kepada Allah.

Namun ilmu HIkmah itu tidak akan bisa didapat oleh manusia bila dia tidak mempelajari ilmu syariat. Pemahaman akan Rukun Iman, Rukun Islam harus sempurna. Pemahanan Ilmu Tauhid harus juga sempurna melalui AL Quran dan Hadith. BIla ini sudah dipahami maka selanjutnya kita akan bisa memahami Ilmu Hikmah itu. Demikian kata taman itu mencoba memberikan gambaran bagaimana proses terjadi pendidikan antara ALlah dengan manusia secara langsung. Jadi ada protokol yang harus dilewati.  Ilmu syariat adalah jembatan untuk kita sampai keladang hikmah. Ingatlah firman Allah "Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni' mat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al-Kitab dan al-­Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui". (QS. al-Baqarah: 151).  "Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah . Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui. (QS. al-Ahzab: 34)
***
Ketika seseorang terkena musibah karena sesuatu sebab , dia sadar bahwa Allah sedang menguji kesabarannya. Dia kembali kepada Allah dengan sabar, Kemudian dia lewati musibah itu dengna ikhlas. Maka orang itu telah mendapatkan “ sesuatu “ dari bencana yang datang padanya. Itulah ilmu hikmah. Ketika seseorang dihadapakan kepada kelapangan dunia. Hidupnya penuh dengan kebahagiaan.  Dia kembali kepada Allah bahwa dia sadar semua itu karena berkah dari Allah. Kebahagiaan itu dilewatinya dengan penuh kasih kepada siapapun. Dia tebarkan kelebihannnya kepada orang lain yang kurang. Dia , sudah mendapatkan ilmu hikmah.  Ketika dia di zolimi orang , dan dia ingat akan Allah. Dia tidak dendam. Ketika orang itu datang padanya, dia tetap tersenyum dan memaafkan. Maka dia telah mendapat ilmu hikmah dari Allah.  Ketika dia menjadi terpilih sebagai pemimpin maka dia kembalikan kekuasaan itu kepada Allah. Dia lewati tugas kepemimpinan itu sebagai amanah dari Allah maka dia akan rendah hati, kerja keras, jujur dan penuh tanggung jawab. Maka dia telah mendapatkan ilmu hikmah.

Baik buruk yang datang padanya, dia sikapi sebagai sebuah “pelajaran” dari Allah yang tak lain mendidiknya untuk sabar dan ikhlas, yang hanya berserah diri kepada Allah dan cukuplah Allah sebagai tempat kembali. Demikian uraian dari teman itu. Saya terhenyak. Benarlah bahwa banyak hal dalam hidup ini kita lebih focus kepada ilmu yang tertulis . Kita tekuni ilmu itu dengan mempelajarinya lewat analisa, hipotesa, hapalan sampai mengulangnya berkali kali agar lancar dan fasih. Kemudian kita mencoba mencerahkan orang lain dengan ilmu itu agar orang lain juga tahu. Kita paham makna sabar dan ikhlas namun cepat berkeluh kesah bila usaha belum berhasil, pemerintah yang brengsek, anak yang bandel, istri yang cerewet, teman yang culas. Kita marah dan mengatakan orang lain salah,dan hanya kita yang benar. Mudah tergoda dengan kekuasaan dan harta hingga lupa kepada amanah , juga lupa kepada mereka yang lemah. Itu artinya ilmu kita dapat namun ilmu hikmah dari Allah tidak kita dapat. Karena mungkin kita juga ber prasangka buruk kepada Allah.

Dalam hidup ini, kata tetaplah kata kata. Rencana tetaplah rencana. Pengetahuan tetaplah pengetahuan. Namun apa yang terjadi dan bagaimana sikap kita maka itulah sesungguhnya value kita sebagai manusia. Esensi bagaimana menerapkan ilmu yang kita pelajari dan mendapatkan hikmah dari peristiwa yang datang kepada kita. Itu tandanya bahwa lewat pengetahuan dunia , kita bisa membaca dialogh yang ditebarkan oleh Allah didunia dalam bentuk implementasi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Orang yang kaya ilmu namun miskin implementasi maka dia tidak lebih hidup dalam dunia yang sempit. Orang yang miskin ilmu namun kaya implementasi maka dia hidup dalam kelapangan tak bertepi. Apapun yang terjadi , disikapinya sebagai tanda Allah sedang berdialogh dengannya tentang sabar dan ikhlas, bersikap tetap tawadhu, melangkah dengan penuh istiqamah, berdamai dalam  ikhsan. Maka manusia itu telah mendapatkan kekayaan ilmu dari Allah , dia telah mendapatkan ilmu hikmah.

Ya disadari atau tidak, sebetulnya Allah setiap hari, setiap waktu berdialogh dengan kita. Allah mendidik kita, mengajari kita, menebarkan ilmu kepada kita. Masalahnya apakah kita mau mendengar dan mendapatkan hikmah dari itu semua?
wallahu alam bissawab

Monday, May 07, 2012

Menggapai Cahaya


Kehidupan di alam liar mengajarkan banyak hal kepada kita. Bagaimana singa begitu perkasanya mengejar mangsanya namun begitu lincah dan sigapnya mangsanya bergerak cepat untuk menghindar. Ada yang terkapar karena dicengkram oleh harimau , adapula yang membuat harimau menatap kosong kearah mangsanya yang berhasil lolos. Namun akhirnya antara harimau dan korbannya tidak pernah saling bersejauh. Harimau hanya makan ketika lapar. Ketika kenyang dia akan berhenti mengejar walau mangsanya ada didekatnya. Dilaut adapula ikan kecil yang bergerak begitu lincah ditengah predator tanpa takut dimangsa. Apa pasal ? karena tubuh ikan kecil itu memancarkan energy listrik berkekuatan 500 watt yang bisa membuat predator terkapar sebelum memangsanya.  Ikan itu , walau mempunyai kekuatan hebat namun dia tidak gunakan kekuatannya untuk menjadi predator. Dia hanya menggunakan untuk melindungi diri.

Semua hewan diberi oleh Allah cara mendapatkan makan dan sakaligus cara melindungi diri dari pemangsa. Manusia juga sama, tapi pemangsanya  bukan dari binatang buas. Tapi dari iblis berkelakuan setan , termasuk dari manusia yang bersifat sama dengan setan. Kalau binatang yang dimangsa adalah raganya namun manusia yang dimangsa adalah jiwanya.  Pada hewan predatornya nampak namun manusia , sang predator tidak nampak. Ia bersembunyi dalam diri manusia itu sendiri. Dia tak nampak namun dapat dirasakan akibat perbuatannya. Seperti kelakuan maksiat, korupsi, zolim, pemarah , penipu, rakus, sombong, tidak amanah ,dan lain sebagainya yang bersifat akhlak rendah. Bila manusia sudah berlaku seperti itu, maka tandanya manusia itu sudah dikuasai oleh pradator secara mentah mentah. Jiwanya sudah dalam cengkraman predator. Manusia seperti itu lebih rendah daripada binatang yang piawai melawan sang predator.

Manusia juga diberi Allah system pertahanan diri dari pemangsanya. Apa itu pertahanan manusia ? Sesuatu yang juga tersembunyi dalam diri manusia. Ia terdapat didalam hati ( basirah ). Ia berupa nur ilahi yang suci dan berkekuatan super dahsyat. Tak ada satupun kekuatan pemangsa dapat menghampiri ruang hati ini. Setiap yang mendekat akan musnah. ( disisi Allah abadi, disisi mahkluk lenyap). Namun ruang hati ini, tertutup rapat. Cahaya itu  abadi dalam ruang tak terhingga. Manusia dapat membuka ruang ini dan akhirnya menjadikan cahaya itu sebagai sumber kekuatan berlindung dari predator. Bagaimana caranya. ? Untuk membuka ruang itu diperlukan kunci. Kuncinya adalah dua kalimasyahadat. Beriman kepada Allah dan percaya bahwa Rasul Muhammad adalah utusan Allah. Ketika dua kalimasyahadat dibaca maka pintu akan terbuka. Namun jalan untuk meraih cahaya itu masih berliku untuk sampai. Maka diperlukan “syariat “ sebagaimana  standar procedure yang termuat dalam Rukun Islam.

Standar procedure itu harus dilewati dengan sungguh sungguh sebagaimana yang tertuang dalam rukun Iman. Ketika manusia melewati standard procedure itu, ada banyak cobaan yang harus dilewatinya. Maklum saja , ketika itu manusia belum sampai kepada cahaya. Baru dijalan menuju cahaya. Atau disebut dengan gerbang “syariat”. Sang predator ( Iblis/manusia bersifat setan ) terus menghalangi dengan mempengaruhi akal dan perasaan. Lewat raga , mata melihat maka akal mencerna , sifat sombong datang, sifat individualism muncul, maka terhalanglah jalan menuju cahaya itu. Bagi yang berhasil dengan tetap istiqamah melangkah tanpa terpengaruh oleh akal dan raganya maka dia akan sampai pada gerbang kedua. Digerbang kedua ini cahaya mulai nampak tersibak sedikit untuk memberikan penerangan melangkah kedalam .Kekuatan mulai datang merasuk namun belum menjadi kekuatan hakiki.  Ia disebut gerbang “Hidayah”.

Dalam perjalanan digerbang hidayah, muncul lagi halangan dari sang predator. Gangguan dan halangan tidak lagi melewati raga tapi melalui akal. Predator mempengaruhi akal dengan berbagai analogi tentang baik dan buruk. Yang  buruk nampak jelas , yang  baik dan benar nampak samar. Manusia mulai terjebak dalam analogi ilmu syariat. Merasa paling benar dan yang lain salah, dan karenanya suka bertengkar soal keyakinannya.  Manusia semakin asyik dengan dirinya sendiri lewat zikir namun miskin spiritual sosial.  Ketika itulah gerbang hidayah memudar. Namun bila manusia tetap istiqamah, sabar melewati semua halangan dengan rendah hati dalam beribadah dan bersyariat. Maka manusia akan sampai digerbang “hakikat”. Pada gerbang ini cahaya sudah memberikan “nuansa kekuatan”. Namun halangan dari sang predator tetap ada walau tak sekencang digerbang syariat dan hidayah. Halangan dari predator adalah merasa yakin akan masuk sorga. Merasa yakin akan terhindar dari azab dunia dan akhirat. Inilah yang akan membuat gerbang hakikat tertup rapat kembali.

Namun bila manusia digerbang “hakikat”  itu tetap istiqamah untuk hanya beribadah kepada Allah dan tak berharap lain kecuali ridho Allah maka sampailah manusia digerbang “Makrifat”. Ketika sampai digerbang makrifat, kekuatan predator tidak akan mampu lagi mendekat. Predator yang bersifat setan seperti iblis dan manusia akan menjauh. Alam semesta dan makhluk Allah ( kecuali Iblis ) akan sujud kepadanya. Ia mempunyai kekuatan tak terhingga tapi tidak digunakan sebagai predator kecuali untuk melindungi diri. Dimanapun dia berada akan menjadi pencerah bagi siapapun. Kekuatan cahaya hatinya bersumber dari kekuatan cinta. Cahaya cinta itu memancar dari nur illahiah dan memberikan magnit untuk kasih sayang kepada siapapun. Ia menjadi rahmat bagi alam semesta karena kehadirannya menentramkan siapapun. Ia adalah bayang bayang Allah , ia disebut sebagai Insan Kamil. Yang termasuk dalam golongan ini adalah para rasul , nabi, wali , imam, namun yang paling tinggi derajatnya adalah Rasul, Muhammad SAW.

Semua manusia  bisa melewati setiap gerbang itu. Caranya jadikanlah AL Quran sebagai jalan hidup dan jadikanlah sunah rasul sebagai pedoman untuk menghadapi semua rintangan. Insya Allah , jalan kemudahan akan didapat. Tidak ada istilah terlambat untuk menyadari dan memulai langkah menuju makrifat. Karena Allah itu bukan sesuatu yang sulit didekati bagi mereka yang khusu….
Wallahualam…

Wednesday, May 02, 2012

Cinta....


Mengapa kalian mau menikah ? tanya saya kepada anak muda yang ingin menikah. Jawabnya sudah bisa ditebak bahwa karena mereka saling mencintai. Sayapun bertanya lagi. Mengapa kamu saling mencintai ? jawabnya berhubungan dengan kondisi yang ada pada masing masing pasangan. Yang pria mengatakatan bahwa wanita calon istrinya itu soleha, cantik dan dari keturunan baik baik. Yang wanita mengatakan bahwa pria calon suaminya mempunyai pekerjaan tetap, berpendidikan , soleh, dan gagah, juga berasal dari keluarga baik baik. Karena hal tersebutlah membuat kami merasa cocok dan akhirnya saling mencintai. Demikian kata mereka. Saya tersenyum mendengar alasan mereka itu.  Karena kalau cinta yang dimaksud masih ada kondisi maka itu bukanlah cinta.  Ada untung rugi dan ketika untungnya lebih banyak maka kesepakatan terjadi. Jadi itu deal business biasa.

Sesoleh apapun wanita tak banyak yang siap dimadu. Sesoleh apapun pria tidak banyak yang siap bila istrinya sakit hingga tak berfungsi sebagaimana layaknya istri. Ini manusiawi ,kata orang . Aha..benarlah adanya bahwa itu cinta yang dimaknai tak lain hanyalah  deal situasional belaka,yang serba conditional. Lantas apa yang dimaksud dengan cinta sebetulnya? Cinta adalah konsep memberi. Dikatakan konsep karena dia utopis, idealis dan didalamnya ada program procedure tentang keagungan dari sikap memberi. Cinta tidak mengenal meminta. Cinta tidak mengenal waktu. Cinta tidak mengenal angka dan kata kata. Cinta adalah cinta. Apakah ada manusia yang  mampu menerapkan cinta dalam arti konsep memberi itu ? jawabnya pasti tidak ada. Manusia itu sudah ditakdirkan sangat lemah dalam segala hal. Pemilik cinta hanyalah Allah. 

Allah memberi segala galanya untuk sebuah kehidupan bagi mahklum ciptaannya.  Malaikat, iblis dan manusia hidup dalam ruangnya masing masing.  Setiap ruang mempunya system sendiri. Pada setiap ruang itulah Allah mencurahkan kasih sayangnya kepada setiap makhluk, termasuk iblis. Kalau Allah tak memiliki cinta , sudah lama Iblis itu dimusnahkan.  Sudahlah lama orang kafir dimusnahkan. Bayangkan, manusia diberi free will atau kebebasan memilih dan berbuat apa saja. Artinya sesuatu yang menjadi hak Allah diberikan kepada manusia. Ya semua kebaikan kembali kepada manusia dan semua keburukan kembali kepada manusia. Itulah konsekwensi dari Free will. Mungkin karena free will bukan sesuatu yang mudah untuk keselamatan manusia maka Allah menyediakan Sorga dan Neraka.  Semua rasul datang kedunia memberikan peringatan tentang dua hal ini. Yang makrup adalah jalan kesorga, yang munkar adalah jalan ke neraka.

Muhammad  SAW sebagai Rasul akhir zaman diberi tugas tambahan menyampaikan pesan cinta kepada manusia yaitu kelapangan dan kemudahan dalam menjalankan syariat agama atau tidak seperti umat umat sebelumnya yang sangat keras dan kaku dalam melaksanakan ritual agama. Manusia juga mendapatkan semua sumber daya untuk hidup dan berkembang . Bukan haya sumber daya berupa bumi dan alam semesta tapi juga tutorial  melalui Rasul untuk mendapatkan kemudahan melewati waktu. Maklum manusia hidup dibatasi ruang dan waktu , dan karenanya perlu kebijakan untuk memahami apa yang tersurat ( yang bisa dilihat ) dan apa yang tersirat ( yang tak nampak). Dari semua yang Allah beri itu, Allah tak meminta imbalan apapun dari kita. Makanya tak akan mampu kita membayar syukur atas apa yang sudah Allah berikan kepada kita, walau seumur hidup kita menyembah Allah. Itulah keagungan cinta yang tak mungkin bisa dibalas.

Begitu tak terbatasnya kasih sayang Allah kepada makhluknya maka disebutlah  CInta. Kekuasaan Allah tak berkurang sedikitpun andaikan semua manusia melakukan munkar. Dan cinta Allah juga tak berkurang  sedikitpun karena itu. Demikianlah cinta yang hanya bisa dilakukan dan di provide oleh Allah. Manusia hanya bisa melaksanakan bayang bayang dari cinta itu. Apa itu ? kasih sayang. Ya Kasih sayang inilah yang sangat manusiawi. Yang kadang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Namun bila kasih sayang itu dilakukan hanya karena ingin beribadah kepada Allah maka kasih sayang itu akan melimpah dan ia mendekati Cinta. Suami menyayangi istri karena niatnya ibadah bahwa istri adalah amanah dari Allah. Istri menyayangi suami Karen niatnya ibadah. Kita menyayangi anak karena niat menjalankan amanah dari Allah. Kasih sayang kita kepada kedua orang tua karena niat untuk beribadah kepada Allah. Kasih kita kepada sahabat, tetangga, sanak family, lingkungan , masyarakat, niatnya karena ibadah.

Bila kasih sayang itu  dilaksanakan ikhlas karena Allah tanpa disadari sebetulnya kita didunia ini sedang berbuat untuk dan atas nama Allah (bismillahir rahmanir rahim). BIla  kasih sayang tak berbalas, tidak usah dipikirkan. Jangan pernah berhenti untuk menebarkan kasih sayang kepada siapapun. Cukuplah Allah sebagai penilai dan tempat bersandar. Adakah  perbuatan yang lebih agung didunia ini dibandingkan  perbuatan mewakili Allah ? karena itulah, iblis iri dan malaikat sujud kepada makhluk bernama Manusia.
wallahualam


Wednesday, April 25, 2012

Manusia dan Setan ?


Pada awalnya manusia butuh makan. Setelah makan terpenuhi , dia butuh pendidikan dan pengetahuan. Kemudian butuh pekerjaan yang layak. Bila pekerjaan sudah didapat, penghasilan mengalir maka rasa keamanan financial tercapai. Pada moment ini orang ingin berumah tangga. Kebutuhan pendamping hidup dengan orang yang dicintai datang maka menikah adalah kebutuhan berikutnya. Setelah menikah, orang inginkan tempat tinggal.  Bila rumah sudah dimiliki maka selesailah proses kebutuhan itu dalam diri manusia. Maka selanjutnya yang terjadi , inilah yang paling bahaya. Apa itu ? Keinginan. Keinginan inilah yang menjadi musuh dahsyat dalam diri manusia. Ia merusak moral dan menelan jiwa, juga berpengaruh kepada kesehatan phisik manusia.  Banyak orang sehat tapi sebetulnya jiwanya sakit. Banyak orang nampak sehat wajah berminyak namun menyimpan penyakit raga dan terancam serangan jantung setiap saat. Semakin besar keinginan semakin besar resiko hidup dilaluinya. Inilah yang banyak orang tak menyadari.

Menurut saya  keinginan yang merusak itu adalah berupa aktualisasi diri. Atau lebih tegasnya menunjukan kepada siapapun bahwa akulah yang terbaik dan patut dihormati dengan segala apa yang aku dapatkan. Ya keinginan aktualisasi diri. Keinginan tidak hanya makan untuk kenyang tapi makan untuk suasana berkelas. Tidak hanya rumah untuk tempat tinggal tapi juga untuk lambang status. Tidak hanya pakaian bersih dan pantas dilihat tapi pakaian bermerek yang hanya dijangkau segelintir orang mempunyainya. Tidak hanya kendaraan yang nyaman untuk mobil tapi kendaraan yang ekslusif yang tak banyak orang memilikinya. Tidak hanya pekerjaan sebagai ibadah tapi pekerjaan yang memberikan kekuasaan dan kepuasaan diatas hak orang lain. Tidak hanya nama untuk dikenal orang tapi nama yang bisa membuat orang hormat. Semuanya bermuara karena sikap sombong.

Keinginan itu diawali ketika mata kita melihat dan menyaksikan etalage kepongahan hidup yang dipertontonkan setiap hari, setiap tempat.  Bukan hanya mata tapi juga telinga kita mendengar tentang segala hal yang membuat keinginan kita semakin membuncah. Ketika tidur terbawa mimpi dan ketika bangun meradang melakukan apa saja agar impian menjadi kenyataan. Bila keinginan terpenuhi maka keinginan baru akan datang dan datang lagi. Benarlah kata orang bijak bahwa tak akan bisa melawan keinginan bila sudah menguasai jiwa. Teori kejiwaan , terapi mental dari para ahli psikis tidak akan mampu melawan dorongan keinginan ini. Sebelum jatuhnya Lehman Brother , era kejayaan wallstreet, para ahli berhasil merekam otak manusia untuk mengetahui arti keinginan itu. Tertanyata , ketika orang mengkonsumsi candu  ( kokain/morfin ) pengaruh otaknya sama ketika orang berhasil mendapatkan laba / uang.  Benarlah, bahwa keinginan itu adalah candu. Tak bisa dilawan dengan pengetahuan manusia yang terbatas.

Lantas bagaimana caranya menghadapi dan akhirnya mampu mengendalikan dorongan keinginan ini? Ketika perang Badar usai.  Kaum muslimin berpesta akan kemenangan itu walau korban tidak sedikit dengan menghadapi jumlah kekuatan kafir juga tidak sedikit. Kemenangan datang berkat pertolongan Allah. Tapi bagi Rasul, perang Badar bukan perang besar. Perang besar adalah perang melawan hawa nafsu yang ada dalam diri manusia. Ini perang akbar yang tak ada habisnya selagi hayat dikandung badan. Karena Nafsu itulah yang menjadi pemicu akan keinginan yang tak terpuaskan. Nafsu itulah yang menjadi tunggangan setan untuk merusak kesempurnan iman manusia. Ini sudah dibuktikan oleh Setan kepada Bapak Adam, yang tergoda memakan buah terlarang walau telah diberi kebutuhan kemewahan melimpah didalam sorga. Lewat analogi keinginan itulah setan menggiring akal Adam untuk melawan larangan Allah.

Ketika kemarin Jumat ,saya ikut sholat di Mesjid Kow Loon, ada pesan dari penceramah yang membuat saya tercerahkan seketika akan sesuatu yang selama ini tak bisa saya dapatkan jawaban. Bahwa secara akal dan materi kita tidak akan mampu melawan Setan. Tidak akan mampu!. Karena secara materi dan pengetahuan , setan lebih sempurna penciptaannya dibandingkan manusia. Mengapa ? setan bisa melewati ruang waktu untuk mendapat pengetahun sementara manusia terkungkung dengan ruang waktu. Setan diberi hak sangat luas oleh Allah untuk mempermainkan eksistensi manusia. Sementara , Manusia diberi keterbatasan untuk melawan setan secara langsung. Jadi bagaimana cara menghadapinya ? Satu satunya yang ditakuti oleh Setan adalah Allah. Maka dekatlah kepada Allah. Karena bila kita dekat kepada Allah maka Setan akan menjauh dengan sendirinya.. Dengan demikian tentu kita terlepas dari permainan setan yang menunggangi nafsu kita yang  membuat kita kecanduan dunia.

Segala larangan Allah dan segala perintah Allah yang termuat didalam Al Quran , diteladankan oleh Rasul tak lain bentuk kasih sayang Allah kepada manusia agar manusia mampu menghadapi setan. Semakin bertaqwa seseorang semakin dekat dia kepada Allah dan tentu semakin menjauh setan dari dirinya (An Nahl : 99, 100]. Maka ketika nikmat datang berlebih yang dia lakukan adalah berbagi kepada mereka yang kurang. Ketika keinginannya mendesak dia istighfar zikir siang dan malam. Ketika dia dalam kekurangan , sabar dan sholat adalah penolongnya. Baik dan buruk disikapinya dengan ikhlas hanya untuk beribadah kepada Allah. Dan  selamatlah manusia itu dalam melewati drama kehidupannya di dunia ini untuk kembali dalam keadaan sempurna sebagaimana esensi penciptaannya, sebagai bayang bayang Allah…

Thursday, April 19, 2012

Kodok dan Manusia


Kemarin waktu makan malam dengan teman , dia mengutarakan sebuah kisah dan menurut saya tepatnya adalah sebuah analogi tentang kearifan. Anda tahu apa itu kodok ? tanyanya. Saya hanya tersenyum. Menurutnya kodok itu jenis binatang yang sangat sombong. Bila mereka berkumpul maka masing masing akan mengeluarkan suara. Mereka akan berlomba lomba berteriak paling keras. Terkesan bertautan. Mungkin yang dikatakan masing masing kodok itu adalah dialah yang terbaik dan terbesar diatara lainnya. Saya tertawa. Menurutnya benar adanya begitu. Buktinya lambat laun kodok yang berukuran kecil akan pergi berlalu dari kerumunan itu. Suaranya tak terdengar lagi. Yang tersisa hanyalah kodok yang berukuran besar. Bila tersisa hanya dua kodok maka kodok itu akan bertarung untuk menentukan siapa yang paling kuat.  Anehnya setiap pertarungan terjadi, tidak pernah ada yang menang. Dua duanya kalah. Karena keduanya saling memakan kaki lawannya. Bayangin aja kalau kodok tak ada kaki maka dia tidak bisa melompat dan tak bisa mencari mangsa dan mudah dimangsa predator.

Begitulah Tuhan menciptakan binatang sebagai contoh dan pembelajaran kepada manusia. Sejarah memang mencatat buram tentang manusia yang tak ubahnya sepeti kodok. Ribuan  tahun manusia selalu bertikai untuk menjadi penguasa terhadap lainnya Setiap pertikaian memakan korban mati tak terbilang. Setiap kemenangan yang didapat dari kesombongan selalu dibangun diatas ilusi, keserakahan, fitnah, penindasan dan kemunafikan. Segala sifat buruk dengan iblis sebagai mentor terbentuk begitu saja. Sehingga manusia tak ubahnya binatang dan menjauh dari sifat ilahiah yang mengutamakan kasih sayang dan cinta. Kedamaian menjadi mahal. Kehidupan menjadi kelam. Yang miskin meradang dendam kepada sikaya. Sikaya ketakutan jatuh miskin. Penguasa kawatir jatuh dari singgasana. Rasa malu terhalau dan kemanusiaan menjadi komoditi. Tidak ada lagi keiklasan.

Teman saya mengulang ungkapan kearifan bahwa bila kita menghadapi kesombongan maka jangan dilawan. Karena tidak ada gunanya. Tanpa dilawanpun mereka akan mati dengan sendirinya. Lebih baik menghindar dan menonton proses kehancuran dirinya. Lihatlah sejarah,para pemimpin dan penguasa yang sombong hancur dengan sendirinya. Lihatlah AS, tidak ada tentara berlapis dan pesawat tempur menghantam AS tapi karena kesombongan mereka sendiri membuat mereka menjadi manusia terendah didunia, seperti layak Negara kalah perang. Apakah ada yang lebih rendah dibanding penerima hutang? Kata teman saya. Saya maklum adanya karena dalam Islam orang terlilit hutang memang pantas di zakati karena dia lemah. Begitulah kenyataannya kini bagi AS yang tadinya begitu sombong namun akhirnya menjadi pengemis kepada Negara lain dan dibicarakan oleh setiap lembaga keuangan international sambil mencibir betapa brengseknya Negara itu dikelola.

BIla kerumunan manusia bertarung untuk mengatakan dialah yang paling hebat dan dapat dipercaya, maka yang merasa kecil dan orang baik akan pergi menjauh dari kerumunan itu. Kalau dia tidak pergi menjauh maka dia lebih bodoh dari Kodok.  Kata teman saya itu. Saya tertawa mendengar analogi ini.  Bagaimana dengan sytem demokrasi yang menang yang berkuasa ? Tanya saya. Menurutnya itulah yang konyol dari system demokrasi yang kini banyak  digandrungi oleh masyarakat modern. Bila Pemilu digelar maka satu sama lain bertarung untuk mengatakan dialah yang paling baik dan yang lain jelek. BIla ternyata menang dalam Pemilu , pertarungan tidak selesai begitu saja. Akan ada putaran berikutnya pertarungan di Parlemen. Satu sama lain terus bertikai sehingga tida ada yang menang. Yang memimpin tak bisa bergerak karena terus diganggu oleh yang kalah. Yang kalah tidak pernah aman karena terus terancam oleh rekayasa pengadilan ala penguasa.

Siapapun dia, akan hancur dengan sendirinya bila membuka diri dengan kesombongannya untuk menjatuhkan pihak lain.  Itu sebabnya Nabi dengan wanti wanti mengingatkan bahwa mencari kekuasaan itu adalah penderitaan diakhirat kelak. BIla niat untuk tampil sebagai pemenang maka pada waktu bersamaan niat mengalahkan orang lain juga ada. Pada momen itulah segala cara dihalalkan atau dalam kata lain disebut  strategi dan taktik untuk meraih kemenangan. Padahal yang dimaksud taktik dan strategi itu tak lain bermain main dengan Allah, seakan Allah itu mudah dipermainkan. Padahal Allah itu tidak tidur dan Allah maha mengetahui atas apa yang tersembunyi. Pada akhirnya sebuah perjuangan bukanlah diukur dari hasil yang dicapai tapi proses mencapai kemenangan itulah yang jadi ukuran , walaupun hasilnya tidak sesuai dengan keinginan. Bila prosesnya benar menurut Allah maka rahmat Allah akan sampai: Semuanya akan menjadi mudah dan lapang dalam situasi apapun. 

Saturday, April 14, 2012

Manusia kuat...


Saya teringat dengan kakek saya almarhum. Dulu ketika saya masih kecil acap diajak oleh kakek saya pergi berdagang. Kakek saya pedagang yang ulet namun sekeras itu dia berusaha mendapatkan rezeki Allah namun harta berlebih tak kunjung dia dapat. Kadang usahanya mulai bangkit namun entah kenapa ada saja penyebab hingga usahanya bangkrut. Kakek saya tak pernah sungkan bila harus memulai dari nol. Walau dia harus berdagang kaki lima dengan modal ala kadarnya. Wajahnya tetap cerah. Semangatnya tetap menyala nyala. Tak pernah sedikitpun dia mengeluh dengan keadaannya dan juga tak pernah terdengar sedikitpun dia menyalahkan orang lain yang membuat dia bangkrut. Pernah kakek kena penyakit paru paru yang akut. Badannya mulai kurus dan kalau batuk sampai mengeluarkan darah tapi tak nampak sedikitpun diwajahnya resah atau mengeluh karena penyakitnya. Tak pernah. Tak berharta, penyakit datang, kakek tetaplah pribadi yang tegar.

Ketika saya SMA,saya sempat tanyakan hal ini kepada kakek, dan ini tak pernah hilang dari ingatan saya. Kakek berkata kepada saya bahwa selemah lemahnya manusia bila dia berkeluh kesah. Dan lebih lemah lagi apabila dengan keadaannya yang tak susuai dengan keinginannya dia mulai menyalahkan siapapun. Bila sakit mendera, kadang dia minta agar ajalnya segera dijemput oleh Allah. Bila usahanya tak pernah kunjung berhasil maka dia bersegera mengentikan langkahnya. Manusia seperti ini sangat lemah dan teramat lamah. Mereka harus disayangi. Bila mereka datang padamu berkeluh kesah , ingatkan kepada mereka makna sabar agar mereka sadar untuk menjadi manusia kuat. Mengapa begitu ? karena memang sudah fitrah manusia yang gemar berkeluh kesah ini. Ingatlah firman Allah. Sesungguhynya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan (keuntungan) ia amat kikir. (QS. Al-Ma’aarij:19-21).

Lantas bagaimana agar hidup tidak berkeluh kesah dan tampil menjadi manusia yang kuat ? yang pertama adalah bersikaplah sabar. Makna sabar dalam hal ini sebagai ujud keimanan kepada Allah bahwa segala sesuatu itu datang dari Allah dan tidak ada yang sia sia. Tentu Allah lebih tahu mengapa usaha belum berhasil. Tentu Allah lebih tahu mengapa penyakit datang dan tak sembuh sembuh. Kesabaran kita menerima itu adalah puncak keimanan kita yang tak pernah henti berprasangka baik kepada Allah. Bahwa Allah selalu berniat baik dibalik prahara yang menimpa kita. Dengan keimanan dalam bentuk sabar maka akan melahirkan kesadaran pada diri kita bahwa pada akhirnya kita hidup hanyalah menjalankan scenario Allah. Untuk sampai pada titik puncak keimanan tak tertandingi yaitu Ikhlas.

Yang kedua adalah Istiqamah. Ditanamkan didalam kalbu dan dilaksanakan dalam langkah dan perbuatan bahwa keimanan kita tak akan goyah untuk hanya mencari ridho Allah. Biarkan baik dan buruk bersanding. Biarkan badai dan gelombang datang silih berganti. Biarkan orang lain menghina kita. Biarkan orang lain mengucilkan kita. Biarkan semua terjadi. Asalkan kehadiran Allah tak pernah surut didalam kalbu. Langkah tetap diayunkan. Sehingga gelombag akan menjadi ayunan yang mentramkan. Badai akan menjadi irama kehidupan. Kegagalan dirasa bagaikan bait bait cinta Allah. Penyakit datang , terasa bisikan cinta dari Allah. Kita tak tergoyahkan oleh situasi dan kondisi apapun. Karena pada akhirnya kehidupan ini bukanlah apa yang kita dapat tapi apa yang kita berikan kepada Allah , yang memang kita tidak berhak apapun terhadap kehidupan ini kecuali Allah. Ketika Allah meminta sabar kepada kita maka pada waktu bersamaan Allah akan memberikan rasa syukur.

Hanya dua syarat itulah yang membuat kita kokoh. Kata kakek saya. Namun kedua hal itu mungkin mudah dipahami. Mudah. Tapi menjadi sebuah keyakinan dan dilaksanakan, tidaklah mudah. Bagaimana agar mudah ? Al Quran ada solusinya " Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Al Baqarah [2] : 45). Sholat adalah bentuk dialogh agung antara manusia dengan Ciptaanya. Bentuk tali kasih yang tak bertepi antara makhluk dengan Allah. Pada sholat itulah getaran keimanan mengalir kedalam tubuh kita dan merasuk kedalam jiwa kita untuk kita menjadi sabar dan sadar. Tentu pula tak akan pernah terdengar berkeluh kesah menyalahkan nasip dan orang lain, apalagi berhenti melangkah melewati proses sunatullah mengasah keimanan untuk mencapai kesempurnaan. 
***
Nasehat kakek saya itu sampai kini menjadi pencerah saya ditengah kehidupan yang kadang tak bersahabat antara keinginan dan kebutuhan.

Friday, April 06, 2012

Inflasi?...


Yang paling ditakuti namun tak bisa dihindari adalah inflasi. Demikian konsep ekonomi secular berbicara diatas tesis ekonomi untuk pertumbuhan. Itulah yang dikatakan teman saya ketika adanya isu akan ada kenaikan harga BBM bersubdisi dalam waktu dekat ini. Berapa naiknya? Tidak tahu pasti. Karena berdasarkan pasal 7 ayat 6a APBN-P 2012, pemerintah memang berhak menaikan harga minyak berdasarkan kondisi pasar minyak. Sebagian besar elite politik yang mendukung kenaikan harga BBM selalu beralasan bahwa subsidi hanya dinikmati oleh orang kaya saja. Dan lagi subsidi yang sekian triliun itu hanya dibakar tanpa ada value sama sekali bagi kesejahteraan rakyat. Sesuai Iklan Menko Perekonomian di Televisi, alangkah baiknya bila subsidi itu digunakan oleh menambah pos pembiayaan pro rakyat.  Lantas apa hubungannya dengan teori tentang inflasi ? tanya saya.

Tahukah kamu, kata teman saya,bahwa apapun dalihnya , bagaimanapun inflasi itu adalah perampokan uang publik secara system lewat kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Tanpa disadari oleh siapapun uang dikantongnya dicopet oleh tuyul bernama pemerintah. Ini disadari oleh pengambil kebijakan dan mereka menyebut pengorbanan untuk sebuah pertumbuhan ekonomi untuk tomorrow but tomorrow never come .Yang ada adalah uang semakin terpenggal seiring semakin menuanya umur republic ini. Inilah faktanya. Hitunglah berapa persen kenaikan harga sejak era Soeharto sampai Era SBY. Anda tidak akan percaya bahwa semakin tahun kantong kita semakin terkuras yang ditandai harga bergerak lebih cepat ketimbang penghasilan tetap kita. Pemerintah boleh saja bicara tentang angka statistik tapi itu semua dusta diatas angka yang njelimet untuk meyakinkan kita agar menerima kenyataan dan jangan marah kalau dicopet..

Harap diketahui bahwa inflasi itu bagaikan tamu yang tanpa disengaja memang diundang datang namun kehadirannya membuat pemilik rumah resah. Betapa tidak ? ketika harga naik, inflasi terhitung sekian persen dan setelah itu tak pernah lagi terkoreksi kebawah. Dia akan menjadi bagian dari harga yang melekat erat. Mungkin beberapa periode pemerintah bisa mengelola inflasi tapi tidak pernah bisa membuat harga turun. Mana ada harga barang jatuh dipasar bebas?. Sekali naik lupa turun. Sama dengan kelakuan pejabat, sekali naik lupa turun dan lupa janji. Makanya perlu administration price (subsidi) agar harga bisa diatur. Itu sebabnya  perlunya kearifan dalam menyusun APBN yang tidak hanya melihat angka asumsi economic growth  tapi juga melihat kedalam mikro socio masyarakat.Bukankah masyarakat tidak semua sama kemampuannya dan masing masing punya variable untuk mereka berkembang dan juga terjatuh.

Inflasi itu bagian dari siasat pemerintah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi agar terciptanya lapangan pekerjaan melalui produksi. Tidak mungkin ada pertumbuhan ekonomi tanpa inflasi, katanya. Tapi deplasi seperti di Jepang memang lebih sulit diatasi ketimbang inflasi, kata saya menimpali. Ya itulah dilema dalam system ekonomi sekular yang tumbuh karena rekayasa bukan alamiah. Lantas kalau memang begitu siasat perlunya inflasi, mengapa menjadi hal yang menakutkan ? Menurutnya karena pembangunan itu tidak seperti orang makan cabe, yang langsung bisa dirasakan pedasnya. Menurut saya yang awam, kebijakan inflasi hanyalah teori yang menjanjikan kebaikan tapi prakteknya tidak semudah itu. Masyarakat tidak semuanya mampu mengikuti trend inflasi, apalagi mendapatkan manfaat dari peluang adanya inflasi.Yang pintar dan kuat tentu akan menjadikan inflasi sebagai stimulate  berproduksi namun yang lainnya malah terjebak dalam lingkaran ekonomi yang hanya mampu berkonsumsi. Kalau ini yang terjadi maka inflasi memang hantu dan setan yang hanya memberikan kesengsaraan bagi yang lemah berproduksi. Kata saya menyimpulkan.

Inflasi tidak perlu ditakuti ,kata teman saya, asalkan APBN dirancang untuk memberikan kanal seluas mungkin masyarakat untuk ber produksi. Kunci produksi adalah pertama, tersedianya infrastruktur ekonomi yang solid dan efisien disemua sector secara meluas dan kedua, kepastian hukum yang menjamin keadilan berkompetisi dan akses untuk berproduksi. Kedua hal inilah yang paling sulit di provide oleh pemerintah kita.Karena APBN kita terjebak dengan hutang (Riba ) yang tak bisa ditunda dan dikurangi. Hukum yang amburadul dengan maraknya  korupsi sistematis yang menggrogoti APBN dan melemahkan fundamental APBN untuk fungsi sosialnya bagi kesejateraan rakyat. Siapapun yang jadi pemimpin kelak tetap akan menghadapi masalah yang sama kecuali ada keberanian untuk me-restruktur APBN lewat perubahan system. Mungkinkah ?

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...