Wednesday, August 17, 2011
Proklamasi
Wednesday, August 10, 2011
Keimanan dan Akal
Kemarin saya mendapat kiriman link pada satu tulisan di web. Tulisan ini sekitar dialogh antara seorang ahli dalam soal agama dengan seorang penanya yang mempertanyakan konsep soal Tuhan yang di imani oleh Islam. Dalam dialogh itu sang tokoh ahli agama tersudut. Menurut saya sang penanya berangkat dari tesis filsafat yang begitu hebat mempertanyakan sebuah keyakinan yang tak bisa ditembus dengan akal. Sebetulnya diskusi antara agama dan filsafat adalah diskusi yang sudah berumur panjang sejak dahulu kala. Seakan sengaja saling berbeda pendapat dan mengekalkan perbedaan itu. Sebetulnya keduanya bisa saling melengkapi. Karena agama islam adalah agama tentang kebenaran yang dapat dicerna dengan akal.
Pertanyaan yang sering diajukan adalah apakah akal manusia dapat menjangkau Tuhan secara murni tanpa sinaran wahyu yang nota bene dimiliki oleh agama? Beragam jawaban pernah muncul dalam sejarah. Sebagian filosof mengklaim bahwa akal saja sudah cukup untuk menemukan Tuhan, namun yang lain menyanggah dengan dalih bahwa akal terbiasa berpikir dengan kategori-kategori sementara Tuhan adalah samudera eksistensial yang tidak bertepi ( QS Al-Ikhlas 112) . Sebetulnya akal saja tidak cukup sebagai alat untuk menjangkau. Sejak zaman Yunani yang dianggap sebagai cikal bakal lahirnya model pemikiran filsafat, gagasan tetang Tuhan tidak dapat dirumuskan secara memuaskan oleh akal. Pada zaman Yunani Thales memunculkan gagasan bahwa asal mula dunia adalah air tetapi ia masih dibingungkan oleh pemikiran antara air sebagai dewa dan hanya unsur pertama alam semesta. Bahkan Plato maupun Aristoteles, tidak berhasil merumuskan gagasan tentang tuhan.
Dalam pemikiran Plato, para dewa memiliki kedudukan yang lebih rendah ketimbang Ide. Matahari dianggap Plato sebagai dewa. Namun, Matahari, yang merupakan dewa itu merupakan anak Kebaikan, yang bukan dewa. Begitu juga dengan Aristoteles, meski secara cemerlang menemukan gagasan tentang penggerak pertama (prime mover), tetapi ia tidak berhasil menjelaskan tentang siapa yang dimaksud dengan penggerak pertama tersebut. Dan kekaburan rumusan itu terus saja berlangsung sampai agama Yahudi muncul. Pertanyaan tentang Tuhan yang selama ini remang berubah ketika Musa, melalui wahyu yang diterimanya, mewartakan tentang Tuhan sebagai yang satu yang bernama Dia adalah Dia. Sejak masa inilah gagasan tentang tuhan menemukan jawaban yang terang.
Agama memang bukan filsafat, tetapi ajaran agama, mengajukan prinsip-prinsip filosofis yang kaya. Karena itu, ia dapat membantu perncarian akal terhadap Tuhan. Arogansi akal untuk dapat secara mandiri menemukan tuhan tanpa sinaran wahyu, adalah sesuatu yang naïf. Dan hal itu telah terbukti dalam pencarian para filosof Yunani bahkan ketika Descartes berusaha memisahkan filsafat dari agama. Usaha Descartes menghasilkan sebuah paradoks, sebab sebagai penganut agama Kristen yang taat tuhan Descartes adalah Tuhan Kristen, tetapi sebagai filosof Tuhan yang diyakini adalah Tuhan yang semata berfungsi sebagai katalisator dalam dunia Cartesian, yang mekanik. Inilah yang kemudian memunculkan kritikan terkenal dari Pascal, “Saya tidak dapat memaafkan Descartes. Dalam seluruh filsafatnya, dia tampaknya sudah siap menyingkirkan Tuhan. Namun, dia ‘membuat’ Tuhan memberikan suatu perangsang agar dunia ini bergerak; di luar hal ini dia tidak lagi membutuhkan Tuhan”. Meski begitu, masih terdapat Tuhan dalam filsafat Descartes.
Ini berbeda dengan perkembangan dalam filsafat kontemporer yang sepenuhnya dibawah dominasi Imanuel Kant dan August Comte. Dalam pandangan keduanya pengetahuan direduksi menjadi sekedar pengetahuan ilmiah dan gagasan tentang itupun masih direduksi lagi menjadi intelejibilitas yang dipersiapkan oleh Newton. Akibatnya, gagasan tentang Tuhan dalam filsafat ini dianggap sebagai omong kosong. Sebab Tuhan bukan objek pengetahuan empiris. Bagaimanapun cara pandang terhadap fakta, pasti tidak ada fakta yang dapat mendukung gagasan tentang Tuhan. Lalu masih relevankah berbicara tentang Tuhan ketika sains—yang merupakan salah satu pengejawantahan filsafat kontemporer—sudah sanggup menyibak berbagai selubung misteri dan menjungkalkan mitos tentang alam semesta?
Pernyataan semacam itu muncul karena ketidaksiapan menerima kenyataan bahwa agama dan filsafat (juga sains) adalah dua lanskap yang seharusnya dapat bertemu. Karena sains menjawab pertanyaan tentang bagaimana sedang agama menjawab tentang mengapa. Hanya saja tidak banyak orang yang berani mengakuinya. Para sains atau filosof kontemporer yang terpikat oleh daya pesona rasio kehilangan selera terhadap metafisika dan agama. Sementara yang lain, karena terlalu khusuk dalam berkontemplasi menyadari bahwa metafisika dan agama seharusnya dapat dipertemukan tetapi tidak tahu di mana dan bagaimana. Karena itu ada yang kemudian memisahkan agama dari filsafat, atau meninggalkan agama demi fisafat atau sebaliknya. Padahal hal tersebut, dalam pandangan Gilnson tidak perlu terjadi. Dan menurutnya orang yang dapat melakukan hal itu adalah mereka yang dapat menyatukan bahwa Tuhan filosof adalah Tuhan yang juga dipeluk oleh Ibrahim, Ishaq dan Ya’kub.
Maka perlunya sinergi agama dan filsafat untuk memahami alam dan Tuhan, sebagaimana Karen Armstrong mencoba menawarkan tamasya yang mengasyikkan dengan menelusuri sejarah gagasan tentang Tuhan sejak masa awal yang dapat dicatat. Filsafat Islam juga tidak bisa dilepaskan dari pemikiran Yunani. Lahirnya aliran filsafat paripatetik, iluminasi, atau yang lain merupakan bentuk penafsiran yang diberikan oleh filosof Muslim terhadap pemikiran Yunani. Gagasan tentang Filsafat Cahaya oleh Suhrawardi, teori emanasi oleh kalangan Neo-Platonisme, konsep insan kamil oleh kaum sufi, misalnya, merupakan hasil proses dialektik yang dilakukan oleh para filosof muslim berdasarkan ajaran agamanya dengan konsep-konsep para Filosof agung Yunani semisal Plato, Aristoteles atau Plotinus. Tak lain sebagai upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.
Saturday, August 06, 2011
Rahman rahim
Bulan Ramadhan , bulan penuh rahmat. Demikian saya katakan kepada teman ketika berbuka puasa bersama. Tapi teman ini dengan cepat menjawab bahwa Islam itu adalah agama Rahmat. Nabi Muhammad dikirim kedunia tak lain adalah rahmat bagi alam semesta.( QS 21: 107). Melalu rasul lah rahmat Allah ditebar dimuka bumi. Dalam bentuk apa rahmat itu ? tanya saya. Teman ini menjelaskan , Yang utama rahmat Allah itu adalah AL-Quran dan Rasul ” Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. QS.al-Ahzab.33/56.
Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya. Dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu," (QS al-Baqarah: 208). Artinya segala aspek kehidupan kita haruslah bersandar kepada AL Quran dan hadith. Dengan itulah kita bisa menapak kehidupan yang penuh cobaan ini agar selamat melewati proses meraih rahmat Allah. Tentu bukanlah langkah yang mudah dan murah. Karena rahmat Allah itu memang sulit dan mahal, kecuali bagi orang yang bersungguh sungguh mencari ridho Allah, sebagaimana firman Allah "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik," (QS al-‘Ankabuut: 69).
Yang harus dipahami, lanjut teman itu lagi, bahwa rahmat Allah itu hak pererogatif Allah.“Allah menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya”. QS:3/74. dan Allah mengetahui apabila mereka dibiarkan begitu saja dengan apa yang sudah difahami, mereka akan meninggalkan amal dan bergantung kepada kehendak azali, maka Allah berfirman: “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat dari orang-orang yang berbuat baik”. QS:7/56. Kepada “Kehendak” segala sesuatu itu bersandar dan bukan kepada segala sesuatu “Kehendak” itu bersandar. Artinya setiap muslim harus mampu menjadi penyebab datangnya rahmat Allah itu kepada yang lain. Caranya tentu dengan berbuat baik , ikhlas karena Allah, yang teraktual dengan sifat cinta dan kasih sayang. Akhlak seperti inilah yang membuat umat islam itu sebagai titisan rasul yang tak lain rahmat bagi alam semesta.
Lanjutnya teman itu, Kehebatan ibadah ritual manusia, tingginya nilai spiritual sosial manusia, tidak menjamin itu akan mendapatkan rahmat Allah. Artinya aktualisasi manusia yang kita lihat dalam beragama seperti puasa, zakat, sholat, haji dan lain sebagainya , nilainya hanya Allah yang tahu dan tentu Allah pula yang berhak memberikan rahmat . Karena rahmat Allah itu berhubungan dengan Ikhlas. Yang tahu manusia itu ikhlas atau tidak ya hanya Allah. Nah ramadhan adalah ibadah untuk Allah. Sebagai bentuk latihan ujian keikhlasan beribadah kepada Allah, untuk jalan menggapai rahmat Allah. Pengaruh ibadah puasa ini memang berspektrum sosial luas sekali. Yang pasti membuat manusia terlatih sabar mengendalikan hawa nafsunya serta juga melatih rasa empati kepada mereka yang lapar untuk semakin memperdalam sifat kasih sayang kepada mereka yang tidak beruntung.
Ya, Rahmat dalam Islam adalah rahmat yang sesuai dengan kehendak Allah dan ajaran-Nya, baik berupa perintah atau larangan. Memerangi kemaksiatan juga adalah rahmat, sekalipun sebagian orang tidak setuju dengan tindakan tersebut. Mengapa ? kezoliman dan kemaksiatan menghalangi datangnya rahmat Allah. Makanya jihad melawan orang kafir yang zolim adalah rahmat, meskipun sekelompok manusia tidak suka jihad dan menganggapnya sebagai tindakan kekerasan atau terorisme. Allah berfirman, "Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui," (QS al-Baqarah: 216). Benarlah bahwa misi utama umat islam adalah harus mampu menjadi sebab sampainya rahmat Allah Ta’ala kepada makhluk lain, walau itu tidak mudah dan murah, termasuk memerangi kezoliman dan kemaksiatan
Monday, August 01, 2011
Kembalilah...
“Kalian bakal berambisi terhadap kepemimpinan dan itu akan menjadi penyesalan di hari kiamat. Maka senikmat-nikmat kepemimpinan adalah saat seseorang menyusu darinya (menjabat), dan secelaka-celakanya adalah saat orang melepaskan penyusuannya (mati).”. Demikian baginda Rasul bersabda. Mungkin kamu tahu soal hadith ini yang di rawikan. Al-Bukhari dan Muslim. Tentu kamu paham sekali dan sangat paham. Aku hanya ingin mengingatkan sesuatu yang mungkin kamu lupa. Betapa tidak, saudaraku. Berita buruk , tentang suap mengkorup APBN bertebaran di media massa tentang kau dan Partai yang kau pimpin. Aku tidak tahu berita buruk itu senafas dengan perbuatanmu sebenarnya. Karena yang tahu sesungguhnya adalah kamu dan Allah. Tapi sadarilah sebegitu besarnya amarah orang ramai kepadamu karena didasarkan oleh cinta besar akan sosokmu. Mereka melihatmu dan berharap hari esok akan mengukir tentang kebaikan , kebenaran dan keadilan.
Nampaknya, berlalunya waktu ambisi terhadap kedudukan membuatmu lupa akan kasih sayang dan setelah berkuasa maka cinta dan kasih semakin terhalau. Kamu telah tergoda dengan cinta pujian dan kedudukan di tengah para pecinta dunia. Kamu berhias dengan ilmu sebagaimana berhiasnya dengan pakaian yang indah demi duniamu. Tetapi kamu tidak menghiasi ilmumu dengan mengamalkannya untuk cinta dan kasih sayang sebagai sebuah akhlak mulia. Jiwamu cenderung kepada cinta kedudukan sehingga kamu cinta bermajelis dengan keluarga petinggi negeri serta larut dalam
Sehingga kamupun berusaha untuk menjadi Pemimpin Partai. Namun kamu tidak mungkin mendapatkannya kecuali dengan mengorbankan agamamu, sehingga kamu pun merendah-rendah di hadapan Pempimpin Negeri. Kamu pun melayani Penguasa, dan bukan rakyat jelata. Tak nampak lagi garang wajahmu ketika menyaksikan secara dekat kezoliman dibangun secara sistematis. Tak nampak suara indahmu melantunkan firman Allah untuk tegaknya kalamullah.Yang kutahu, kamu mendiamkan perbuatan-perbuatan buruk yang tersurat maupun tersirat. Kepintaran kamu pergunakan untuk membenarkan semua hal yang buruk itu untuk mendapatkan restu melapangkan jalan ambisi memanjakan nafsumu. Akhirnya dapat ditebak, mereka pun mengangkatmu sebagai Ketua Umum Partai. Itu laksana disembelih tanpa pisau, sehingga kamu berutang budi kepada mereka, yang membuatmu harus membalas budi tersebut. Kamupun lupa kepada Rabbmu.
Saudaraku , mengapa kamu sangat mencintai kekuasaan dan melupakan kebenaran yang harus kamu kejar. Ketahuilah bahwa kekuasaan itu sangat mudah memenjarakan dirimu. .Sangat mudah membuatmu dahaga sepanjang waktu, yang akhirnya menderai hidupmu dalam kelelahan tak bertepi. Tak akan sudah citamu mengggenggam kekuasaan sampai kamu menyadari bahwa kekuasaan itu adalah tugas teramat mulia namun teramat sulit dipikul oleh manusia. Tahukah kamu, setiap kali kita berdoa kepada Allah agar tidak dipikulkan beban yang apabila kita tidak sanggup mengembannya. Adakah ada beban terberat selain kekuasaan ?
Kamu sempat mencibirkan keluhanku. Kamu bilang bahwa inilah misi manusia dimuka bumi sebagai khalifah untuk menegakkan amar makruf nahi munkar. Kekuasaan adalah alat untuk menegakkan kebenaran , kebaikan dan keadilan itu sendiri. Benar! Aku tidak berbeda pendapat soal itu. Aku hanya ingin bila kekuasan itu datang bukanlah kita cari tapi dia datang dengan sendirinya sebagai sebuah takdir yang tak bisa dielak. Bila itu terjadi maka pertolongan Allah akan menyertai kita, sebagaimana baginda Rasul pernah bersabda kepada sahabatnya ““Wahai Abdurrahman, janganlah kamu meminta kepemimpinan. Karena jika engkau diberinya karena engkau mencarinya engkau akan dibiarkan mengurusi sendiri (tidak Allah bantu). Tetapi jika engkau diberinya tanpa mencarinya maka engkau akan dibantu (Allah l) dalam mengurusinya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim). Paham ,
Apakah mungkin diera sekarang kekuasaan akan datang dengan sendirinya tanpa diperjuangkan,. Jangan jadi utopis. Realitstislah! Kita hidup dalam era berkompetisi. Era demokrasi, dimana kemenangan harus diperjuangkan untuk mendatangkan kekuasaan dalam genggaman. Paham,
Kembalilah sebelum terlambat. Terlalu banyak contoh betapa kekuasaan diatas banyak ambisi dan rekayasa tak lain adalah berperang dengan Allah dan pada akhirnya selalu kalah dalam kehinaan. Kembalilah.
Saturday, July 30, 2011
Belajar dari hewan
Ketika makan malam, teman saya sempat melempar kata kata yang mengundang dialogh. Dia berkata , belajarlah dari hewan ! saya sempat terkejut. Mengapa harus belajar dengan hewan, Bukankah hewan tidak punya akal sehebat manusia. Kenapa pula harus belajar dengan hewan Aneh.! Belum hilang keterkejutan saya , teman ini melanjutkan. Kami orang China , belajar bijak dari hewan. Wah, dia bicara tentang ” bijak ” dan itu belajarnya dari hewan. Rasa ingin tahu saya bangkit. Saya ingin lebih tahu banyak alasannya berkata seperti itu. Teman ini tersenyum sambil menatap saya dan menyuap sup dihadapannya. Kami umat islam, disarankan oleh rasul untuk belajarlah kenegeri China, tapi malah orang china belajarnya dari Hewan. Kata saya. Kini dia tidak lagi tersenyum tapi tertawa berderai derai. Mungkin ada benarnya. Jawabnya. Ada empat jenis hewan yang patut menjadi pembelajaran bagi kita. Katanya.
Apa empat hewan itu ? tanya saya. Teman ini menjawab dengan cepat. Pertama adalah kelinci, kedua adalah srigala, ketiga adalah keledai dan keempat adalah Lebah. Sebetulnya hampir semua hewan dapat dipelajari sifatnya dan semuanya kaya hikmah. Tapi untuk kebijakan hidup, memahami empat ini saja sudah membuat kita sangat bijak. Kelinci , jelasnya, hewan yang rajin bekerja keras namun sedikit makan. Bertolak belakang dengan kerbau, malas kerja kecuali dipaksa namun banyak makan. Kelinci tak suka bertengkar satu sama lain. Bertolak belakang dengan srigala atau singa. Ia merupakan hewan yang paling akur dengan sesamanya. Dalam situasi apapun kelinci selalu punya akal untuk bertahan hidup dan melindungi dirinya dari segala resiko. Dalam kehidupan kelinci , mengutamakan perdamaian dan kerja keras tanpa ada sifat rakus serta keyakinan untuk mampu berbuat secara mandiri.
Srigala, adalah hewan yang suka berkelompok. Dalam mencari mangsa atau rezeki mereka selalu melakukannya bersama sama. Bila menghadapi bahayapun mereka saling melindungi secara berkelompok. Lantas apanya yang hebat dari Srigala.? bukankah terkesan srigala rakus dan licik dan pemangsa ? Tapi ada yang lebih hebat dari srigala, bahwa pemimpin selalu tampil digaris depan untuk menghadapi resiko. Contoh , untuk memasuki wilayah baru, selalu pemimpin kelompok datang sendirian. Sementara yang lain menanti dari kejauhan. Bila situasi aman dan terkendali maka pemimpin akan melolong tinggi untuk didengar oleh anak buahnya dari kejauhan. Maka berhamburanlah anak buahnya memasuki wilayah baru dengan tenang. Bila ternyata pemimpin mengalami hambatan dari musuh dan akhrnya tewas, maka salah satu dari mereka akan tampil sebagai pengganti untuk memasuki wilayah itu dan menghadapi segala kemungkinan buruk. Kalau dapat mangsa ,pemimpin makan belakangan atau makan sisa anak buah.
Keledai, adalah hewan suka makan namun tak rakus dan tak bertenaga sekuat kuda. Namun sekali dia melangkah maka dia tak berhenti walau seberat apapun beban dipunggungnya. Keledai tak suka menyepak. Dia teramat sabar diantara hewan lainnya. Keledai tidak bergerak seperti kuda yang perkasa dan anggun namun keledai melangkah dengan kepala kebawah terkesan seperti makhluk bodoh dan lemah. Dia akan terus melangkah dan melangkah dengan sabar. Dia adalah pribadi hewan yang cinta perdamaian dan kesetiaan diatas sifat rendah hati dengan kesabaran yang tinggi.
Lebah, adalah hewan yang pandai mengorganisir dirinya secara berkelompok. Masing masing mempunyai perannya untuk keutuhan kelompoknya. Apabila diserang oleh musuh maka lebah tak pernah lari. Dia akan bertarung melindungi sarangnya dan tentu sang ratu harus dijaga dengan nyawa. Kemanapun lebah hinggap maka kebaikan yang ditebarkannya. Walau banyak bunga yang diisap sarinya, banyak bunga yang dia hinggapi, namun dia akan kembali kesarangnya, memberikan kehidupan bagi kelompoknya dan juga sang ratu. Lebah adalah pribadi yang cinta perdamaian dengan mengutamakan kebaikan dan mengutamakan kesetiaan diatas segala galanya.
Teman itu tersenyum kepada saya. Lanjutnya, sebagai wiraswastawan , maka belajarlah kepada kelinci yang rajin bekerja keras namun tidak rakus. Sebagai Pemimpin organisasi sosial maupun politik maka belajarlah kepada Srigala, yang selalu siap digaris depan mengambil resiko. Sebagai pekerja atau profesional , maka belajarlah kepada keledai. Walau terkesan lemah dan bodoh namun rendah hati dan kuat melangkah menanggung beban berat dengan penuh kesabaran, yang pasti tidak rakus. Sebagai orang biasa, maka lebah adalah pelajaran terbaik karena dia hanya memberikan kebaikan dan manfaat kepada orang lain namun tetap istiqamah untuk melawan segala keburukan dan kezoliman, walau nyawa taruhannya.
Bagi saya, segala yang terbentang di bumi ini adalah ayat ayat Allah yang merupakan pembelajaran bagi mereka yang berakal. Alam terhampar menjadi guru. Baik dan buruk adalah pelajaran bagi kita untuk menjadi sempurna. Demikian saya menyimpulkan. Teman itu hanya tersenyum.
Thursday, July 21, 2011
Pak Karim...
Saturday, July 16, 2011
Rasa Aman
Kemarin saya bertemu dengan teman. Sudah hampir sepuluh tahun tidak bertemu. Terakhir saya tahu dia terkena AIDS – HIV. Virus mematikan dan merupakan musuh dunia modern nomor satu. Tapi ketika saya bertemu kemarin, dia nampak sehat dan bahkan wajahnya lebih bersih , lebih fresh. Dia sehat?. Saya tak ingin bertanya soal penyakitnya dulu. Cukuplah saya senang bahwa dia sehat. Namun , dia sendiri bercerita kepada saya prihal penyakitnya. Menurutnya, ketika vonis AIDS-HIV itu jatuh kepada dirinya maka yang dia lakukan adalah mempersiakan diri dengan sebaik baiknya untuk mati. Dia tidak punya lagi target hebat seperti orang kebanyakan. Hidupnya dijalani dengan sedemikian rupa tidak membuat dia stress. Pengelolaan pabrik diserahkan kepada istri dan iparnya. Sementara dia memilih pekerjaan yang menyenangkan dirinya. Keluarganyapun dapat menerimana itu.
Walau keluarga ingin agar dia dirawat oleh rumah sakit terbaik namun dia menolak. Dia ingin menjadikan AIDS – HIV itu sebagai anggota keluarga baru dalam tubuhnya. Ini berkah dari Tuhan, katanya. Berkah ? ya karena lewat virus ini dia bisa berdialogh setiap hari dengan Tuhan. Bukankah dialogh terbaik terjadi apabila kita sangat dekat dengan Tuhan. Apakah ada yang paling dekat dengan Tuhan kecuali diambang kematian yang pasti itu. Demikian alasannya. Lantas apa yang dia kerjakan. ? Setelah mencoba melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti mencintai Piano, mendengar live music dipusat hiburan terbaik , berwisata ketempat tempat termashur didunia, dia belum merasakan kepuasan penuh. Dia masih gelisah dan kosong ditengah penantian akan kematian akibat Virus HIV itu. Dia bertanya dan mencari sebuah bentuk kebahagiaan di sisa sisa umurnya.
Ketika dalam perjalanan di Bangkok, dia bertemu dengan seseorang gadis, pelajar asal Australia yang kehilangan dompet dan passport. Gadis itu dalam kebingungan di Bandara. Didorong rasa kasihan , dia membantu gadis itu mengurus kehilangan passport pengganti di Kedutaan dan sekaligus memberi uang untuk ticket pulang. Sebulan setelah itu, ada surat dari keluarga gadis itu sampai dirumahnya. Ketika usai membanca surat itu, dia merasakan sesuatu yang luar biasa mengalir hangat didalam tubuhnya. Dia merasa lahir kembali dalam damai menyelimuti bahtera hatinya. Mengapa ? dalam surat itu orang tua gadis itu bertutur “ ketika putri saya dekat, saya merasa sayalah pelindung putri saya. Tapi ketika dia jauh dari saya, lantas siapakah pelindungnya ? Ternyata bukan kita sebagai pelindung siapapun. Kita hanyalah perantara saja. Pelindung sebenarnya adalah Tuhan. Dia ada dimana saja dan kapan saja. Termasuk pada diri anda untuk memberikan sepatah cinta kepada putri saya. Bersyukurlah bila kita menyadari ini karena menghayati ini adalah kunci kedamaian dan kebahagiaan”
Sejak itulah dia semakin mencari cara bagaimana bisa menolong orang lain. Dia ingin menjadi wakil Tuhan untuk menebarkan cinta kepada siapapun di bumi ini. Setiap dia berbuat baik ada jutaan atom kebahagiaan meliputi hatinya. Dia tercerahkan dalam damai akibat dari social spiritualnya namun belum sepenuhnya menemukan kesejatian dalam rasa aman. Dia masih belum merasakan kehadiran Tuhan dalam dirinya. Hanya dia tahu Tuhan membayangi setiap social spiritualnya. Dia ingin lebih dari itu. Tapi bagaimana ?
Nampak oleh saya airmatanya berlinang. Ya, lanjutnya. Kebahagiaan itu ada pada saat kita merasa aman dari segala masalah. Rasa aman itu harta tak terbilang didunia ini. Semua orang berusaha mencari keluar tapi tak pernah menemukannya. Sama halnya dengan apa yang sudah dia lakukan dengan banyak pergi ketempat yang indah, melakukan yang dikira menyenangkan , banyak social spiritual namun tetap tidak bisa merasakan kebahagiaan. Karena tidak ada rasa aman. Dia terdiam sebentar. Saya memberikan kesempatan untuk dia menghela nafas. Seperti ada desakan hebat didalam hatinya untuk mengungkapkan sesuatu yang lebih , sesuatu yang berasal dari lurung hati terdalamnya. Benar, Tuhan ada pada diri kita. Benar Tuhan menjaga kita siang dan malam. Benar Tuhan berdialogh dengan kita disetiap waktu dan kesempatan. Tapi bagaimana membenamkan keyakinan ini hingga mendapatkan rasa aman bagi diri kita. Itulah masalahnya. Dia harus mencari sumber bisikan itu. Dia harus menenukan pelindung sejatinya. Tuhan ada untuk dia dan tugasnyalah menemukannya. Katanya.
Agama menyediakan jawaban itu. Juga menyediakan jalan menemukan Tuhan. Dia berusaha mengexplore semua agama, semua jalan yang ditawarkan. Namun hanya satu jalan yang membuat akal dan hatinya berdamai untuk menerima, yaitu Islam. Diapun memeluk agama islam. Demikian katanya. Kini saya yang terharu. Oh, ternyata begitulah rahasia Allah, Penyakit yang dikirim tapi nikmat hidayah yang diterimanya. Taubah yang dijemputnya. Subhanallah. Kemudian dia melanjutkan. Dia mendalami islam. Dia menemukan hakikat islam. Ternyata ,menurutnya, Jalan manusia itu sudah ditentukan dengan pasti ketika ruh manusia akan ditiupkan kedalam jasad” Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap ruh mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul, (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (Al A’raf: 172).
Dalam diri manusia ada Ruh yang telah bersaksi Tiada Tuhan selain Allah. Maka dalam diri kita ada secuil ruhNYA “Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya.”. (Q.S. 38:72). Inilah hakikat hubungan antara kita dengan Tuhan. Katanya. Ruh selalu menyuarakan kebaikan. Selalu menyuarakan kedamian sebagaimana sifat Allah yang maha pengasih lagi penyayang. Namun walau sebegitu dekatnya antara kita denganNya, walau sebegitu seringnya Ruh berdialogh dengan kita, masalahnya adalah apakah kita peduli dengan ruh itu dan mau mendengarnya? Itulah yang membuat manusia itu tidak pernah menemukan kedamaian manakala dia menjauh dari Agama. Katanya. Saya terpukau dengan ulasan teman ini. Karena hanya lewat agamalah kita mendapat rahasia kehadiran Tuhan pada diri kita. Allah mengirim rasul kedunia tak lain tak bukan adalah memberikan kabar gembira kepada manusia tentang jalan pulang kepada kesejatian sebagai sebaik baiknya makhluk ciptaan Allah. Sebuah reminder system yang maha agung.
Ketika dia menemukan Tuhan dalam dirinya. Rasa damail meliputi hatinya. Dia ikhlas dengan semua yang terjadi. Berjalannya waktu, penyakit yang mematikan itu sembuh dengan sendirinya tanpa pernah dia datang kedokter atau kerumah sakit untuk perawatan medis. Benarlah , bila manusia sudah menyatu dengan Allah, maka segala organ jasadnya termasuk mikro kosmos berupa virus, bakteri yang merupakan bagian dari jaringan DNA , bertasbih kepada Allah dan tentu hanya melaksanakan perintah Allah, dan Allah cinta kepada orang yang dekat kepadaNYA,. Maka apapun yang meliputi raganya tentu akan bergerak untuk menjadi sebaik baiknya fungsi yang menyehatkan dan mendamaikan, sehat lahir batin. Itulah harta yang tak ternilai melebihi segala apa yang ada didunia sebagai buah iman dan taqwa. Katanya dengan tesenyum, Subhanallah.
Pemerintah Suriah jatuh.
Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...
-
Fasilitas bisnis impor gula itu memang sudah dipastikann rente. Apapun alasannya termasuk stabilitas harga, itu omong kosong. Ini bisnis m...
-
Setiap proyek entah itu milik Swasta atau negara, kalau sudah masuk PSN ( proyek strategis nasional), maka jalan kemudahan didapat. Semua ...
-
Iran memiliki ribuan rudal balistik dan jelajah dengan jangkauan yang bervariasi. Menurut laporan Missile Threat pada tahun 2023 bahwa Ira...