Friday, December 03, 2010

Sultan HB X

Ketika Tsunami terjadi di Nias Sumatera Barat dan gunung Merapi meletus di Yogya, kita melihat sosok berbeda dari dua pemimpin wilayah ini. Gubernur Sumbar yang dipilih secara langsung oleh rakyat lebih memilih pergi keluar negeri ketika rakyat menderita akibat tsunami. Tapi Gubernur Yogya yang dipilih secara tidak langsung ada didekat rakyatnya yang terkena bencana Merapi. Empatinya lebih tinggi dibandingkan dengan Gubernur Sumbar yang dipilih secara langsung. Dari contoh kasus ini kita melihat fakta bahwa pemilihan secara lansung tidak menjamin penguasa semakin dekat kepada rakyat. Data Kementrian Dalam Negeri sejak tahun 2004 - 2010 ada 150 Gubernur/Bupati/Walikota yang terpidana karena korup. Semakin memberikan fakta pemilihan secara musyawarah lebih mengedepankan qualifikasi moral karena dipilih oleh orang yang qualified lahir batin. Kita merindukan kepemimpinan lahir bukan karena kompetisi pasar untuk menjadi kecap KS Nomor 1. Kita rindu pemimpin yang terpilih oleh kearipan dari sekumpulan mereka yang terhormat karena budi akhlaknya.

Ketika Reformasi digulirkan, ketika UUD 45 diamandemen, Sultan hanya diam. Dia menerima itu sebagai bagian kepatuhannya atas kehendak rakyat. Yogya telah berkomitmen mendukung segala konsep NKRI. Dia percaya sebuah rumah besar bernama Indonesia sebagai tempat yang nyaman untuk semua. Walau sejarah membuktikan eksitensi Keraton melawan penjajahan dan pendukung utama NKRI, keberadaan Keistimewaan Keraton pun diterima dengan suka cinta sebagai bagian dari NKRI. Dia patuh karena itulah bentuk kecintaan Keraton kepada republik yang dibangun dengan darah dan airmata. Tanyalah kepada semua rakyat Yogya tentang Sultan dan keluarganya. Walau rakyat Yogya merupakan perpaduan berbagai etnis nusantara namun tak ada sapun rakyat yang tinggal di Yogya yang tak merasa nyaman dibawah sistem yanga ada. Jarang sekali atau mungkin tidak pernah rakyat Yogya mengejek atau mentertawakan kepeminpinan Kraton.

Hampir tidak pernah kita dengar keluarga sultan dan Sultan sendiri dibicarakan oleh publik dalam skandal yang amoral. Semua tahu Sultan tidak dikaruniani anak laki laki dari perkawinannya. Semua tahu Sultan tidak punya pewaris laki laki kesultanannya. Semua tahu, Sultan berhak secara budaya keraton dan agama untuk menikah lagi agar mendapatkan seorang putra sebagai pewaris tahtanya. Tapi, lihatlah, Sultan tidak menggunakan haknya itu. Dia menerimanya dengan ikhlas sebagai bagian dari takdirnya dan tak peduli dengan kelangsungan tahtanya dimasa depan. Ketika pemerintah mulai menggoyang sistem kepemimpinan Sultan sebagai Sultan dan Gubernuh Yogya, Sultan lebih memilih untuk tidak ingin dipilih lagi menjadi Gubernuh. Diapun tak ingin diberikan hak imunitas dengan hak hak istimewanya sebagai Sultan.

Dia ingin menegakkan kalamullah. Bahwa semua manusia dihadapan Allah adalah sama.Tidak ada yang istimewa. Juga dihadapan hukum semua manusia itu sama. Tapi bagi pemerintah yang memaknai demokrasi, yang memaknai hukum diatas segala galanya, justru berbuat bertolak belakang dengan semangat moral dari hukum itu sendiri. Demi tercapainya sistem pemilihan Gubernuh secara langsung, pemerintah bersama rezim reformasi bertekad menegakan UUD 45 yang telah di amandemen itu walau pada waktu bersamaan pemerintah telah melanggar dasar dari keberadaan hukum itu sendiri dengan memberikan hak istimewa kepada sultan dan keluarganya. Ini sangat membingungkan dan terkesan bersikap ganda. Munafik. Sikap Sultan sudah jelas bahwa dia dan keluraganya tak perlu diberi hak imunitas oleh UU. Sultan menyadari budaya yang merekat dirinya dengan rakyat Yogya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan UU itu sendiri. Karena didalamnya ada tanggung jawab moral dan juga tanggung jawab di hadapan Allah.

Dari sosok Sultan dan keistimewaan Yogya yang diangkat dari sejarah berdirinya republik ini, dari kehendak politik rezim saat ini, maka tahulah kita bahwa sebetulnya yang terjadi adalah melepaskan lem budaya dari rakyat. Melepaskan budaya dan moral dan spiritual dari tengah masyarakat untuk akhirnya berkiblat pada satu hal , yaitu kekuasaan bukanlah budaya, bukanlah spiritual tapi barang dagangan untuk siapa saja berhak untuk mendudukinya selagi mampu melewati sistem demokrasi yang mahal dan kapitalis itu. Untuk itu , biarlah sultan dengan segala hak imunitasnya yang menjadi icon keistimewaan Yogya. Sebuah cara smart power namun culas dari pemikiran sekular untuk membujuk Sultan tunduk dengan RUU yang diusulkan pemerintah. .Tidak peduli karena itu moral hukum diinjak injak. Tapi satu hal yang dilupakan oleh rezim reformasi, Sultan bukan tipe manusia yang kemaruk kehormatan imunitas itu dan jabatan. Dia akan selalu berdiri kokoh diatas kekuatan moral budaya dan agama. Itulah yang membedakan seorang pemimpin umat dan petualang kekuasaan.

Friday, November 26, 2010

Bambang Widjojanto?

Sang istri nampak resah ketika suaminya mulai dibicarakan banyak orang , yang akan memimpin lembaga pembrantasan korupsi ( KPK) di republik ini. Sang istri Dewi berkata sebagaimana dituturkan oleh tukang ojek suaminya ” Sebenarnya aku enggak mau kehilangan kebiasaan dia sehari-hari . Dia aktif di masjid, kalau dia di rumah shalat di masjid. Aku enggak mau kehilangan kebiasaan suamiku kalau di tempat baru nanti,". Sang Istri mengkawatirkan tugas berat kelak suaminya akan menghilangkan kebiasaannya dekat dengan mesjid. Dia lebih bahagia dengan keadaan suaminya yang cinta masjid. Subhanallah. Sang suami adalah Bambang Widjojanto yang dikenal luas sebagai pembela kaum lemah yang pernah memimpin LBH.

Saya tak pernah bertemu dengan Bambang Widjojanto. Namun dari sahabat saya yang kebetulan tetangga dengan dia di Depok ,yang acap sholat berjamaah dengannya, sedikit banyak tahulah saya tentang pribadi Bambang yang selalu rendah hati dan dekat dengan siapapun terutama dengan tetangganya. Apabila orang itu akrab dengan mesjid tentu orang itu dekat dengan Allah. Tentu pula dekat dengan umat terdekatnya. Bambang hidup sederhana dilingkungan komunal dipinggiran kota Jakarta. Andaikan dia ingin hidup senang sebagaimana gaya hidup para pengacara di republik ini tentu tak sulit. Dia dikenal luas oleh publik. Pengalamannya memimpin LBH tentu membuat dia punya akses luas dikalangan aparat hukum. Tapi tidak menjadikannya akrab secara batin dengan aparat hukum untuk mendapatkan keadilan dengan cara kotor dan hidup dari lendir suap para pencari keadilan.

Setiap orang dekat dengan Allah dan terdidik dengan baik, maka janganlah terkejut bila orang itu tak pernah takut tampil digaris depan untuk meninggikan kalimat Allah melalui keilmuannya. Tak pernah takut untuk menjadi imam. Itulah Bambang yang bertekad untuk menjadi ketua KPK. Dia ikutin semua procedure administri dalam proses seleksi menjadi ketua KPK. Dia berhasil menyingkirkan puluhan ahli hukum yang sebagian besar hidup bergelimang dengan harta dan ketenaran. Ketika namanya disebut sebagai calon Ketua, kita merasakan ada harapan, ada angin segar bertiup dibalik rimbun kekuasaan yang angker itu. Rakyat kecil yang pernah dibelanya ketika di LBH tentu lebih bisa merasakan harapan itu. Kitapun berhati satu bahwa Bambang akan diterima dengan tangan terbuka oleh anggota dewan yang akan memberikan keputusan untuk lahirnya keadilan bagi semua, untuk menegakan kehormatan sebagai bangsa yang menegakkan hukum.

Tapi, apa hendak dikata. Takdir berlaku lain bagi Bambang. Dia memang dekat dengan masjid dan disukai oleh orang terdekat dia, yang selalu terjaga akhlaknya oleh Allah dengan memberinya istri yang tak silau harta dunia., namun DPR yang kita cintai , yang kita pilih dengan segala suka cita tak berkenan dengan sosok intelektual yang rendah hati itu. DPR lebih suka memilih pimpinan KPK yang memang berasal dari lingkungan birokrasi yang akrap dan kenal lahir batin dengan wajah birokrasi negeri ini. Dia adalah Busyro Muqoddas. Presiden SBY pun langsung memberikan dukungan penuh kepada Ketua KPK terlipih itu. Kitapun harus menghela nafas panjang. Usai sudah impian Bambang untuk memimpin KPK sebagai cara mengabdikan umurnya bagi kejayaan hukum di negeri ini yang berpihak kepada rakyat dan Allah.

Sekali lagi , kita saksikan betapa mesin birokrasi dengan fuel elite poltik sangat perkasa untuk menghalau segala niat baik di negeri ini untuk memastikan kekuasaan adalah berkah untuk hidup senang dari sistem yang jauh dari Allah. Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul berkata ” Saya bilang, kalau milih Bambang, petinggi-petinggi partai itu bisa kena semuanya memang. Kan (Bambang) berani kali itu orangnya”. Kegagalan Bambang adalah cara Allah berdialogh kepada Bambang , dan juga kepada kita semua yang berharap korupsi dibrantas, bahwa tidak selamanya yang kita harap akan bersua sesuai dengan kenyataan. Niat baik Bambang telah dicatat oleh Allah sebagai ibadah dan tentu Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi Bambang. Segala kebobrokan yang ada dikalangan elite merupakan lahan ibadah yang tak terhingga bagi kita semua untuk menguji keimanan kita, untuk menguji kesabaran kita beragama , sebagaimana Allah menyediakan Iblis untuk menguji aqidah kita agar sempurna ketika kembali kepada Allah.

Tuesday, November 23, 2010

Empati ?

Kemarin ketemu dengan teman di CafĂ© Canteen Plaza Indonesia. Dia mengungkapkan kekesalannya terhadap ulah anggota DPR yang tidak peduli dengan masalah yang dialami TKI ketika bertemu di Bandara Dubai. Berita ulah anggota DPR diungkapkan oleh kompas,com. Dia bilang “ Hal yang paling mahal diera sekarang adalah empati. Ini barang langka dan sulit didapatkan. Karena ini berhubungan dengan keimanan dan akhlak. Ini berhubungan dengan kesediaan untuk membunuh ego dan menempatkan rasa kasih sayang diatas segala galanya. “ Teman ini benar sekali. Kalaulah sikap empati itu datang kepada orang rendahan mungkin masih bisa dimengerti walau tetap tidak bisa diterima. Namun bila empaty menjadi langka dilingkungan anggota dewan yang dianggap sebagai anggota terhomat maka ini sudah merupakan indikasi besar bahwa bangsa ini berada dijurang bencana kemanusiaan terbesar dalam sejarah.

Hal itu mengingatkan saya tentang laporan penelitian yang dimuat pada jurnal kepemimpinan. Penelitian ini dilakukan oleh Adam Galinsky (professor of management and organizations at the Kellogg School of Management) yang dibantu oleh teamnya , Joe Magee (assistant professor of management at New York University), M. Ena Inesi (assistant professor of organizational behaviour at the London Business School), and Deborah H. Gruenfeld (professor of leadership and organizational behaviour at Stanford University). Salah satu hasil penelitian itu menyebutkan bahwa kekuasaan dapat menghambat empati --yang merupakan kemampuan untuk memahami emosi orang lain. Dalam penelitian itu , peserta diperlihatkan satu set 24 gambar wajah mengungkapkan ; kebahagiaan, kesedihan, takut, marah. Untuk setiap gambar, para peserta diminta untuk menebak mana dari keempat emosi itu yang terdapat dalam gambar. Sebagian peserta salah dalam menilai ekspresi emosional orang lain. Artinya sebagian besar mereka tidak mengenal emosi orang lain disekitarnya atau kurang tanggap terhadap lingkungannya.

Harap maklum peserta yang dijadikan objek penelitian umumnya adalah orang yang berpendidikan tinggi yang lebih mengedepankan logikanya dalam bersikap dan bertindak. Mereka umumnya pejabat tinggi negara, pimpinan perusahaan besar. Penelitian itu tidak menemukan cara bagaimana menjadikan kekuasaan dekat dengan empaty. Mereka hanya mencoba membuat satu metafora sebagai solusi seperti orang mengendarai kendaraan dimana ada rem, persneling, kompling dan setir. Pemimpin harus bisa menjaga keharmonian itu semua agar kendaraan dapat melaju dengan cepat. Tapi tidak menjawab akar masalah mengapa semakin tinggi kekuasaan seseorang semakin rendah empatinya ? Mereka lupa, metapora itu berkaitan dengan jiwa yang tak terlihat sama sekali tapi menentukan kapan rem ditekan , kapan setir dibelokan, kapan gas ditekan. Ada sesuatu yang menggerakan mempengaruhi otak dan indra berbuat. Hanya jiwa yang bisa membuat itu harmoni.

Membangun empati adalah proses melatih jiwa. Ini harus dengan pendekatan spiritual. Suatu keyakinan bahwa kemuliaan manusia dibandingkan makhluk lain adalah terletak kepada sifat solidaritasnya yang tinggi kepada siapapun dan menempatkan cintah dan kasih sebagai dasar keimanan kepada Allah. Berdasarkan penelitian ilmiah saraf kognitif, ditemukan cermin-neuron – neuron yang disebut dengan empati , yang memungkinkan antar manusia untuk merasakan dan mengalami situasi lain seolah-olah milik sendiri. Jadi pada dasarnya manusia itu dibekali sifat empati. Manusia adalah bayangan Allah yang dibekali sifat Allah yaitu cinta dan kasih sayang. Karena itulah makhluk lain seperti iblis dan Malaikat diminta Allah untuk sujud kepada Adam.

Walau manusia di design oleh Allah memiliki empati secara fitrah namun takdir manusia bercerita lain ketika iblis menolak untuk sujud kepada Adam. Memang iblis berhasil menggoda manusia untuk meyakinkan bahwa manusia memang lebih rendah drajatnya namun bagi Allah , manusia yang menurutkan kata iblis bukanlah manusia yang Allah maksudkan sebagai bayangannya. Manusia seperti itu tak lebih sama dengan binatang atau kadang lebih rendah daripada binatang. Jadi bila sifat empati telah hilang, manusia sudah berubah menjadi binatang dan termasuk dalam spesies jiwa srigala atau ular. Yang ketika lapar, melihat setiap yang lemah adalah mangsa dan bila dia kenyang , diapun tidak akan peduli dengan mangsanya itu.

Bila manusia kehilangan empati maka hatinya sudah tertutup atas kebenaran. Dia gemar berbohong dan mudah manipulasi keadaan. Tak bisa mengungkapkan maaf dan rasa sesal atas sikapnya. Karena hati, telinga dan mulutnya telah terkunci rapat dari kebenaran. Jangan kaget bila tidak ada satupun anggota DPR itu mau minta maaf kepada TKI atas kelalaianya memberikan rasa empati itu. Padahal rasa empati itu tidak butuh tenaga ,atau uang untuk bersikap. Cukup dengan memberikan semangat, kepedulian dengan wajah sedih, atau ikut mendengar keluhan para TKI dan memberikan nasehat untuk tegar , itu saja. Tapi inipun sulit diberikan. Kita tidak perlu lagi berharap para anggota dewan ini akan mengorbankan tenaga dan pikirannya serta hartanya untuk berbuat demi cinta kepada rakyat yang memilihnya. Walau mereka mencoba mengungkapkan tentang jerih payahnya melakukan tugas kenegaraan , itu tak lebih suara iblis untuk mereka berkelit dari ingin minta maaf. Sifat sombong iblis dipakainya dan rasa cinta terhalau sudah.

Nah, Dari sekian anggota DPR yang bertemu dengan para TKI di Dubai, tahulah kita bahwa mereka memang terlatih dengan baik untuk menjadi orang terhormat lewat system demokrasi tapi mereka tidak terlatih secara jiwa untuk menjadi orang bermoral. Karena agama telah terhalau dari jiwanya. Yang tersisa hanyalah egonya yang tak ubah dengan ego binatang pemangsa dan itulah kesimpulan saya dari penelitian Adam Galinsky tentang kekuasaan menjauhkan orang dari empati

Friday, November 19, 2010

Hukum Mati

Pernah satu kesempatan saya bertemu dengan teman yang kebetulan adalah pejabat pada suatu Kementrian, Ketika kami sedang asik bicara di sebuah hotel berbintang, dia menerima telp. Saya perhatikan dari caranya bicara lewat telp maka tahulah saya bahwa dia sedang bicara dengan “seseorang yang istimewa” dan pasti perempuan karena selalu diselingi dengan kata kata “ Yang” ( sayang). Benarlah, ketika telp terputus dia tersenyum menatap saya. “ Biasalah perempuan, Selalu ingin dimanjakan” Katanya. Kemudian dengan bangganya dia cerita bahwa wanita yang barusan tadi telp bukanlah istrinya tapi “simpanannya” yang katanya artis. Wanita simpanannya itu sedang berada di Swiss untuk ikut lelang jam tangan special edition. Saya tidak bisa membayangkan berapa kekayaan teman ini hingga mampu memberikan status exclusive kepada wanita simpanannya untuk bersaing mendapatkan barang special edition. Saya tidak bisa pula membayangkan bagaimana dengan kemewahan dari wanita asli sebagai istrinya, dan bagaimana dengan anak anaknya ?

Saya teringat empat tahun lalu saya bertemu dengan seorang pejabat BUMN China. Pejabat yang saya temui ini memimpin BUMN dengan asset diatas USD 30 billion atau setara dengan Rp. 240 triliun. Tentu BUMN yang dipimpinnya lebih besar dari Bank Mandiri atau PLN .Saya sudah sediakan tempat berkelas untuk menjamu makan malam bagi pejabat ini. Saya bisa bayangkan bagaimana penampilannya ketika bertemu nanti. Pasti akan dikelilingi oleh ajudan dengan pakaian mahal. Tapi menjelang jam pertemuan, dia minta saya datang kerestoran yang ditunjuknya. Saya tahu restoran itu bukan tempat berkelas dan hotel dimana restoran itu berada hanya bintang tiga. Awalnya saya agak meragukan saya akan bertemu langsung dengan pajabat itu. Jangan jangan saya hanya akan bertemu dengan Pejabat rendahan. Tapi ketika saya datang ketempat itu, memang dia sendiri yang menyambut saya didepan pintu. Dengan kedua tangan dijulurkan kepada saya dia menyerahkan kartu namanya.

Acara makan malam itu berlangsung santai. Pejabat itu menggunakan pakaian sederhana dan hanya ada satu orang pendampingnya yang bertindak sebagai penerjemah. Ketika acara makan malam itu berlangsung dia selalu tersenyum kepada pelayan yang ada dibelakang kami. Saya anggap ini biasa saja. Maklum wanita pelayan itu memang cantik dan pejabat ini suka kepada yang cantik. Ketika usai makan malam dia mengajak saya photo bersama dan memanggil wanita pelayan restoran itu untuk gabung. “ Kenalkan ini cucu saya. Dia putri tunggal dari putra sulung saya. “ Katanya. Saya hampir tidak percaya. Bagaimana mungkin seorang CEO BUMN dengan asset diatas Rp. 100 triliun tapi cucunya bekerja sebagai pelayan restoran “ Dia baru tamat dari Academi Pariwisata. Suatu saat saya berharap dia bisa memimpin sendiri restoran” Katanya lagi.

Teman saya yang pejabat di negeri saya mampu menyenangkan wanita piaraannya yang ongkosnya ke Swiss mungkin bisa menanggung biaya hidup satu panti asuhan yatim piatu sebulan. Ada juga pejabat China yang memimpin BUMN dengan asset triliunan tapi hanya bisa berbangga dengan kerja keras cucunya menjadi pelayan restoran. Kedua orang ini sama sama pejabat namun berbeda attitude. Yang satunya tidak peduli kepada rakyat yang memberinya amanah kecuali peduli kepada orang tersayangnya dan satunya lagi peduli kepada rakyat yang memilihnya namun ikhlas membiarkan orang tersayangnya bekerja keras sebagai pelayan. Apa yang saya tangkap dari kedua orang ini. Tak lain adalah perbedaan dalam soal “makna “ hidup. Bagi pejabat china itu, makna hidup bukanlah kesenangan atas kekuasaan tapi pengorbanan untuk sebuah pengabadian dan karena itu dia terpuaskan. Sementara pejabat kita makna hidup adalah kesenangan tanpa peduli soal pengabdian dan karena itu dia dipuaskan. Disamping itu, bagi pejabat China , setiap hari mereka menyaksikan pejabat mati didepan regu tembak sementara bagi pejabat kita setiap hari menyaksikan bagaimana hukum bisa dibeli.

Mengapa islam sangat memperhatikan metode penegakan hukum karena ini berkaitan dengan keadilan dan terkait pula pada ekosistem internal dari pelaku. Bahwa tindakan korupsi itu menyangkut agama (al-din), jiwa (al-nafs), harta (al-mal), akal (al-aql), dan keturunan (al-nasl,) Karena itu tidak ada cara lain kecuali mencantumkan hukuman mati bagi pelaku korupsi. Artinya islam melihat kejahatan korupsi lebih menyeluruh dan mendasar untuk tertibnya kehidupan masyarakat. Mungkin itupula yang mendasari China menerapkan hukuman mati bagi koruptor, Tapi bagi negeri kita korupsi dilihat kasus perkasus dan tetap bersandar kepada HAM yang anti hukuman mati. Padahal koruppsi itu daya kejamnya lebih besar dibandingkan teroris yang diancam hukuman mati bahkan mati sebelum diadili. Ikutilah cara Allah mengatur peradaban agar kebaikan terbentang , kebenaran dibela dan keadilan dijunjung.

Sunday, November 14, 2010

Sholat ?

Manusia dan juga semua makhluk yang ada didunia ini terisolasi oleh ruang dan waktu. Tubuh makhluk hidup ( dari bersel tunggal sampai ke manusia ) dirancang sesuai dengan ruang dan waktu pula. Ilmu pengetahuan berhasil mengetahui hubungan waktu dengan biologi manusia atau disebut dengan Ritme Biologis. Ternyata aktivitas organ tubuh berproses dari level terendah sampai ke level tertinggi mengikuti aturan waktu yang tetap ( tidak berubah rubah ). Penyebab ritme biologis tersebut adalah Gen yang bernama Per, Tim Less, Gen ini dipengaruhi oleh faktor cahaya. Semakin terang cahaya maka akan semakin bertambah banyak, yang kemudian menyatu secara bersamaan. Melalui umpan balik, gen ini akan menghentikan aktivitas gen lain yang melahirkannya. Lalu gen gen itu saling memisahkan diri dan kembali melakukan aktivitas yang sama.

Ada pula dua gen yang dinamakan Clock dan Bmal yang menyatu dengan gen Per dan Tim Less agar bisa beraktifitas dan mngeporasikan jam biologis. Empat gen inilah yang menjadi pusat komando bagi jam biologis. Siklus gen ini dimulai pada pertengahan siang , kemudian berakumulasi dengan protein hingga sebelum fajar , lalu kembali memisahkan diri dan kembali melakukan hal yang sama. Sebuah penelitian ilmiah menemukan waktu waktu aktif itu. Ternyata waktu waktu atau ritme biologis itu bertepatan dengan waktu sholat. Ternyata sholat lima waktu itulah yang mengoperasikan siklus aktifitas seluruh organ tubuh. Subhanallah.Mari kita perhatikan jadwal sholat lima waktu, yang diawali dari sholat subuh, lohor, asyar, Maghrib, Isya.

Subuh. Pada waktu pagi ini, lapisan ozon sedang mencapai peningkatan yang sangat bermanfaat terhadap fungsi saraf dan memicu aktifitas berpikir. Pada waktu fajar datang, hormon kortizon yang berfungsi untuk melahirkan energi bagi tubuh manusia akan bertambah pesat jumlahnya, seiring meningkatnya tekanan darah. Kehadiran hormon kortizon ini dipicu oleh cahaya matahari. Cahaya matahari juga berperan meningkatan aktifitas Sympathetic yang menjadi perangsang hormon pemicu enegi, meningkatkan aktifitas penyaringan zat gula, menguraikan lemak dan protein, membantu tubuh untuk mendapatkan asam amino. Apabila orang melakukan sholat subuh diawal waktu dengan benar tentu matanya akan terus terbuka karena energi tubuhnya dalam posisi prima untuk mencari rezeki Allah. Dan apa jadinya bila manusia tidak sholat dan bangun diwaktu fajar maka akan terjadi delay system organ tubunya. Dia lemah dan malas.

Lohor. Hormon kortizon mengalami penuruan jumlah sampai pada titik terendah. Sementara kadar hormon testosterone mencapai puncaknya. Kadar hormon adrenalin semakin meningkat dengan semakin meningkatnya aktifitas jantung Rasa lapar yang menimbulkan tegang. Dapat dibayangkan ketika hormon kortizon menurun sementara aktifitas organ semakin meningkat. Secara biologis kita otomatis lelah. . Pada saat inilah sholat lohor sangat berperan memberikan relaksasi pada organ tubuh yang sedang dalam taraf kelelahan. Makanya Nabi menyarankan agar setelah sholat lohor untuk kita tidur barang sejenak.

Ashar. Dari lohor sampai masuknya Ashar produksi hormon adrenalin semakin meningkat. Jantung kita sampai pada tahap sangat lelah. Sholat Ashar bertujuan untuk menciptakan relaksasi organ jatung dari kelelahan itu. Jadi walau waktu ashar ini sangat sempit namun fungsinya sangat fital, yaitu menjaga ritme kerja jantung agar tetap stabil. Magrib. Hormon Kortizon menurun kadarnya seiring berkurangnya energi dalam tubuh. Pada waktu magrib inilah terjadi pertukaran hormon dalam tubuh. Hormon kortizon akan mulai padam dan siap untuk digantikan oleh hormon Melatonin yang merangsang tubuh untuk istirahat.

Isya. Ini adalah terminal terakhir hormon kortizon. Matahari sudah ditelan malam, Cahaya sudah berlalu. Yang beperan penuh selanjutnya adalah hormon Melatonin. Pada waaktu ini, kecepatan detak jantung akan menurun. Suhu tubuh akan turun. Dari itu semua membuat kita ingin tidur dan istirahat. Pada saat itulah sistem kekebalan tubuh bekerja untuk membersihkan segala penyakit yang ada ditubuh. Makanya disunahkan ketika tidur harus bersih, berwudu agar pori pori tubuh kita terbuka untuk keluarnya cairan racun dari tubuh.

Allah yang mendesign tubuh kita begitu sempurna. Ternyata untuk menjaga tubuh kita tetap sehat , tidak diperlukan cara cara yang melelahkan sampai menyiksa tubuh dengan olahraga keras atau fitnes. Cukup dengan sholat lima waktu , dilakukan dengan gerakan yang benar, tumaninah, khusu maka dijamin seratus persen kita akan sehat lahir batin. Secara batin kita sudah menempatkan tubuh kita secara psikologi untu tunduk dengan ritme biologi. Artinya kita tidak mungkin menyiksa tubuh dimalam hari dengan kegiatan sia sia. Secara lahir tubuh kita bergerak secara teratur sebagaimana gerakan sholat yang disesuaikan dengan ritme biologis.

Benarlah sholat adalah SOP tubuh kita untuk sempurna , yang tidak penyakitan dan tidak mudah frustrasi. Subhanallah. Rahasia Hidup Sehat tanpa Obat ini saya dapat dari buku yang ditulis oleh Dr. Jamal Muhammad Az Zaki.

Sholatlah, karena itu menyehatkan dan juga menetramkan...

Saturday, November 06, 2010

Bencana

Ketika bencana Merapi terjadi saya lagi di luar negeri. Saya sempat bertanya sama teman saya yang orang asing. " Mengapa bencana terus terjadi di negeri saya. TIdak seperti negeri anda " Teman saya menjawab " Karena negara anda punya segala galanya dan juga cuaca yang bersahabat. Jangan salahkan Tuhan. Anda selalu bertanya mengapa harus kami bila bencana datang. Tapi anda tidak pernah bertanya mengapa hanya kami yang diberi sumber daya alam melimpah " Saya sempat tertegun. Walau teman ini terkesan becanda namun logika saya mengatakan dia benar.

NASA atau badan ruang angkasa Amerika serikat dalam Goddard Space Flight Center melalui riset ruang angkasa dan bumi, berhasil mendeteksi wilayah gempa dibumi. Ternyata dibanding wilayah lain di bumi, Indonesia adalah wilayah yang paling sering terkena gempa. Soal gunung Merapi , Indonesia yang dikenal sebagai altantis yang hilang mempunyai 500 gunung merapi dengan 129 diantaranya adalah gunung merapi aktif atau sekitar 13 % dari jumlah gunung berapi di dunia. Data dari BNPB, selama kurun waktu 5 tahun saja yaitu dari tahun 2004-2009, Indonesia telah dilanda bencana alam sebanyak 4.408 kali. Atau rata rata dalam sehari ada 2-3 bencana yang tercatat. .. Jadi, disamping Indonesia yang kita kenal bagaikan mustika manikam di Katulistiwa, Negeri yang kaya sumber daya alamnya, Indonesia juga adalah negara yang menyimpan Bomb waktu berskala raksansa yang setiap saat bisa meledak.

Apa yang dapat kita petik dari data tersebut diatas. ? tak lain membuktikan bahwa Allah memberikan kita begitu banyak nikmat dengan cuaca yang bersahabat, sumber daya alam yang melimpah namun juga Allah memberikan kita resiko yang pasti untuk kita hadapi. Disinilah keadilan dari Allah kepada penduduk Indonesia. Hikmahnya sangat luas. Bahwa kita tidak ditakdirkan sebagai bangsa yang hidup dalam romantisme kenyamanan hidup dengan limpahan sumber daya alam itu. Kita ditakdirkan sebagai bangsa yang harus tegar menghadapi segala kemungkinan buruk namun kita juga ditakdirkan berpacu dengan perjuangan penuh ( struggling ) terhadap sang waktu untuk memanfaatkan sebesar mungkin nikmat Allah itu. Dari celah waktu yang sempit inilah kita dituntut untuk lebih berkualitas dibandingkan bangsa lain. Jadi tidak ada istilah bagi bangsa Indonesia untuk hidup santai seperti negara lain. Karena setiap hari kita dihadang oleh resiko besar.

Anehnya budaya kita bertolak berlakang dengan kenyataan alam yang ada. Kita menjadi bangsa yang lemah struggling nya. Kita lebih banyak bersandar kepada kekuatan gaip dan hidup dalam mitos mistik. Sulit dibayangkan bagaimana mungkin di abad serba modern ini , diabad dimana Satelit bertaburan diruang angkasa untuk mendeteksi fenomena alam, kita masih percaya dengan istilah “ juru kunci gunung merapi”. Mbah Marijan menjadi terkenal dan bahkan masuk dalam iklan minuman bertenaga. Bersanding dengan juara binaragawan. Kenyataannya mati juga ditelan oleh “ Merapi”. Dari budaya serba mistik, budaya lebih kepada hal yang gaip, kekuatan bangsa yang sebagian besar beragama Islam menjadi tidak islam lagi. Padahal Islam itu adalah agama yang meng create orang untuk menjadi dinamis dan struggling. Dua pertiga isi Al Quran bicara tentang logika dan ilmu pengetahuan.

Dari budaya yang serba mistis inilah membuat segala program hebat dalam membangun bangsa menjadi tumpul. Akibatnya segala hal yang bersifat keilmuan yang terkesan sulit dan ruwet kita hindari. Kita lebih mudah menjawab segala fenomena alam daripada berbuat terhadap takdir nyata yang ada. Bangsa kita lebih mudah membangun dengan mengandalkan pinjaman luar negeri dan mengundang orang asing datang untuk memberikan tekhnologi untuk menguasai nasional resource kita. Kita berpuas diri dengan menikmati pajak dari jerih payah orang asing dan dari itulah kita membangun memenuhi kebutuhan social kita sendiri. Orang asing datang berbondong bondong ke negeri kita dan menikmati segala limpahan Allah akan sumber daya alam, dan pergi untuk membiarkan kita merasakan bencana alam yang pasti.

Bencana datang silih berganti adalah takdir kita sebagai bangsa. Takdir kita yang dilimpahi akan sumber daya alam yang melimpah. Jangan lagi saling menyalahkan atas takdir ini. Karena semua adalah kehendak Allah sebagai provider dari Alam semesta ini. Yang harus dipahami dan disadari oleh semua , terutama bagi para pemimpin, sudah saatnya untuk mulai melakukan revolusi kesadaran untuk lebih menggunakan sumber daya alam bagi kemakmuran bangsa yang hidup diatas resiko alam. Alangkah naifnya bila resiko disadari tapi para pemimpin masih sibuk menyembah kepada asing untuk masuknya modal dan tekhnologi sementara rakyat menjadi second class. Seperti apa kata Tan Malaka dalam buku Madilog nya " Walaupun Indonesia terkaya di dunia, tetapi selama sains tiada merdeka, seperti politik negaranya, maka kekayaan Indonesia tidak akan menjadikan penduduk Indonesia senang, melainkan semata-mata akan menyusahkannya, seperti 350 tahun belakangan ini. Politik dan kecerdasan bangsa asing akan memakai kekuatan Indonesia untuk memastikan belenggu Indonesia seperti ular kobra memeluk mangsanya.

Monday, October 25, 2010

Memimpin dengan cinta.

Kita menyaksikan bagaimana kepemimpinan berbicara tentang cinta dan kasih sayang. President Chile tampil memukau dunia bagaimana dia mengambil peran langsung operasi penyalamatan pekerja tambang yang terjebak dikedalaman 33 meter. Sikap president ini langsung juga diikuti oleh seluruh elemen masyarakat dan pengusaha untuk memberikan apa saja yang bisa diberikan untuk operasi penyelamatan ini. Demi 33 orang nyawa manusia, operasi penyelamatan ini memakan anggaran tidak kurang dari Rp. 180 miliar. Setelah operasi penyelamatan yang gemilang itu selesai, sang presiden langsung memerintahkan agar tambang itu ditutup untuk selamanya. Ada dua hal yang perlu kita catat dari sikap Presiden Chile ini , Pertama kepeduliannya terhadap nyawa manusia tanpa memperhitungkan dana yang harus dikorbankan. Kedua , mengabaikan faktor ekonomis dari tambang demi kesalamatan manusia yang terlibat sebagai pekerja.

Dua hal tersebut bukanlah sikap yang mudah bagi seorang President yang disibukan dengan segala problema kenegaraan yang kompleks. Namun, Piñera sang President keluar dari kungkungan birokrasi dengan melepaskan segala pertimbangan ekonomis demi nilai nilai kemanusiaan. Maka tak berlebihan bila dia memang pantas terpilih sebagai president dengan menguasai suara mayoritas pada pemilihan umum bulan Maret kemarin. Rakyat Chile telah melakukan pilihan yang tepat kepada Piñera untuk memimpin mereka dengan cinta. Umar Bin Khatap , ketika mendengar dibalik gubuk suara tangis anak yang lapar dan si ibu yang membujuk sianak dengan memasak batu, Umar tak bisa menahan tangis. Dengan bahunya sendiri dia memanggul gandum dan diantarkan kepada si ibu. Masyarakat muslim ketika itu memang pantas memilih Umar sebagai khalifah karena memimpin dengan cinta.

Evo Morales, ketika terpilih sebagai President Bolivia , langsung memerintahkan pasukan para militer untuk menyerbu ladang minyak yang di kuasai oleh perusahaan asing demi tegaknya kedaulatan Bolivia atas sumber daya alamnya sendiri. Dia tidak ada waktu untuk berlelah lelah berdebat dengan parlement untuk mendapatkan persetujuan nasionalisasi ladang minyak. Dekrit dikeluarkan dan militer mendukungnya. Evo Morales telah berbuat dengan cinta seperti katanya “penjarahan sumber daya alam kita oleh perusahaan-perusahaan asing telah berakhir”. Penguasaan tambang itu kepada negara tidak menghilangkan hak penambang asing namun aturan baru ditegakan, keadilan harus terjamin bagi rakyat Bolivia dimana negara mengontrol ketat pola bagi hasil. Bukan itu saja, penguasaan negara berlanjut sampai kepada HTI/HPH, sampai kepada penguasaan lahan yang meminggirkan hak rakyat banyak. Dia keluar dari kungkungan birokrasi dan politik parlemen demi rakyat yang memilihnya. Demi rakyat yang merindukan pemimpin yang memimpin dengan cinta.

Saya melihat Piñera , Morales , saya membayangkan pemimpin Indonesia yang tampil gagah berani untuk keluar dari birokrasi demi operasi kemanusiaan untuk merelokasi dan rehabilitasi korban lumpur lapindo. Kemudian, langsung memerintahkan ladang minyak itu ditutup untuk selamanya. Menegakan keadilan bagi rakyat papua atas penguasaan tambang emas dan nikel oleh Freeport. Tapi keliatannya hal seperti ini sulit terjadi di negeri ini karena segala sesuatu harus prosedural. Walau kita semua merindukan pemimpin seperti itu. Kita rindukan kehebatan dan kepedulian kemanusiaan calon pemimpin ketika kita berada dibilik suara memilihnya.. Namun kenyataannya mahasiwa kita harus menerima pelor panas dari polisi hanya kerena berbeda pendapat dengan pemerintah. Kita tidak bisa berbuat banyak ketika izin tambang dan HPH/HTI terus diberikan seiring bencana datang silih berganti.. Seakan kepentingan ekonomi diatas segala galanya. Banyak kebijakan akrobat lahir dari lembaga yang dihasilkan oleh pemilu demokratis, yang semakin jauh tanggung jawab sosial negara kepada rakyat. Hukum pasar dibela dan rasa cinta terhalau...

Ketahuilah bahwa nilai Cinta kemanusiaan itu tak terbilang dihadapan Allah. Diriwayatkan dari Abu Mas'ud al-Anshari r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ď·ş, “Ada seorang lelaki sebelum kalian yang dihisab, dan tidak ditemukan satupun kebaikan ada padanya kecuali bahwa dia adalah orang yang banyak bergaul dengan manusia, dan dia orang yang lapang(berkecukupan), serta dia memerintahkan kepada pegawai-pegawainya untuk membebaskan orang-orang yang kesulitan (dari membayar hutang), kemudian Rasulullah ď·ş bersabda, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,'Kami (Allah) lebih berhak untuk berbuat itu daripada dia, (oleh karena itu) bebaskan dia' ”. Bayangkanlah seorang yang tak ada kebaikan apapun dihadapan Allah, dapat masuk sorga hanya karena melapangkan orang dari himpitan hutang. Apalagi membela nasip rakyat yang terhimpit lahir batin dari beban hidup akibat harga yang terus melambung atau karena bencana akibat operasi komersial pertambangan.

Allah bersabda dalam hadith qudsi diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, diriwayatkan juga oleh Imam Bukhari dan begitu juga oleh Imam Muslim. Sesungguhnya Rasulullah ď·ş bersabda, “Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, berinfaklah wahai anak adam, (jika kamu berbuat demikian) Aku memberi infak kepada kalian”. Subhanallah, begitu tingginya nilai memberi itu. Allah Yang Maha Perkasa dan maha Berkuasa, siap berdagang dengan hamba cipataannya untuk nilai nilai kemanusiaan. Kita tidak terlalu bermimpi punya pemimpin seperti Umar yang mengusung gandum dengan pundaknya sendiri untuk rakyat yang lapar. Kita hanya butuh pemimpin yang berani bersikap dengan sepatah kata dan berbuat untuk Cinta demi mencari keridhaan di sisis Allah. Ya, kita merindukan pemimpin yang memimpi dengan cinta. Sangat rindu…

Persepsi sesat

  Persepsi itu penilaian atas dasar realita. Realita itu apa yang kita lihat, baca dan dengar. Realita bukan fakta.  Nah di era sosial media...