Thursday, July 10, 2008

Hak Angket?

Sesuatu yang berada didalam perut bumi begitu berharganya, Dia ada kadang tiada. Dikejar dengan segala technology canggih. Resiko terbentang tak mengurangi minat orang untuk memburu. Tak terbilang dana terbuang dalam perburuan yang tidak pasti. Namun ada harapan. Ketika dia ditemukan. Jutaan kibik Lumpur berwarna hitam melesat keluar. Ini adalah dolar . Impian datang dan kenyataan adalah laba tak terbilang. Lantas bagaimana bila kenyataan yang datang adalah prahara. Maka itu adalah resiko yang harus bayar. Negara memberikan legitamasi dalam petualangan itu dan rakyatlah senyatanya penerima resiko itu. Lumpur Lapindo adalah kisah nyata betapa eksplorasi migas yang dilegitimasi negara yang akhirnya meluluh lantakan bangunan dan pemukiman. Ini menjadi saksi bisu dalam peran negara yang brengsek. Bisa karena dollar hitam tak datang, rakyat harus siap dikorbankan. Bila bersua maka rakyat siap jadi penonton dan konsumen.

Korban adalah rentetan cerita yang harus dilupakan dalam tidur siang. Rakyat adalah takdir yang memang harus dikorbankan. Kebodohan dari keinginan untuk dikorbankan bukanlah moralitas untuk dipikirkan. Semua menjadi monument: bukti dari konspirasi semua pihak yang mempunyai kepentingan dari kemungkinan sebuah project explorasi migas. Bila bencana yang datang maka semua pun boleh melupakannya dan membiarkan kubangan masalah untuk rakyat. “Ini adalah korban dari proses pembangunam”. Itu katanya. Namun yang pasti deretan derita terlalu panjang. Lost potential economic wilayah jatim akibat Lumpur lapindo mencapai Rp 170 triliun sepanjang 2007-2008.. Untuk Memulihkan hak ekonomi sosial budaya dari 30.000 warga korban lumpur ditambah hak ekonomi dari 500.000 orang lainnya menjadi begitu berarti untuk mengurangi tekanan ekonomi. Kenyataanmnya 30% potensi ekonomi stagnan. Semua diam. Para birokrat, LSM , politisi , semua tak bersuara lagi,.Entah mengapa. Seakan suara derita dan tangisan rakyat berlalu dibawa angin malam.

Migas, materi dari perut bumi. Nilainya lebih dari sekedar dollar. Ada hidden power bermain. Dunia gamang karenanya. Produksi berlebih maupun berkurang tetap saja menjadi masalah. Tak ada kekuatan politik , termasuk AS, yang dapat tegar melawan ketidak pastian MIGAS sebagai komoditi. Para juragan kapitalis tahu betul memanfaatkan emosi dollar hitam ini. Doposito bank tidak lagi menarik kecuali transaksi option crude oil. Selagi mesin industri harus hidup dari MIGAS maka selama itupula juragan kapitalis bermain dengan harga. Ada laba dan kamuplase harga syah saja dibuat. Dunia terjebak karena kerakusan kapitalis. System transaksi perdagangan komodity telah menggiring dunia dalam jebakan emosi yang membuat legitimasi negara terelimasi. Migaspun menjadi ancaman stabilitas ekonomi dunia. Begitupula dengan energi alternative yang terjebak dengan solusi tata niaga dan pembiayaan yang menyulitkan. Migas tetaplah primadona walau menyakitkan.

Migas membuat president meradang dan terancam. Hak angket DPR berkerja. Setelah sebelunya berusaha menghadangnya dengan kekuatan koalisi partai pendukung president. Akhirnya rontok dimakan politik kepentingan. Apa yang bisa dilakukan oleh hak DPR dengan angketnya? Kalau itu untuk menata kembali system pengelolaan MIGAS maka itu adalah tugas mulia. Tapi apakah mungkin. ? .Inilah satu satunya negera didunia yang menyerahkan resource MIGAS 98% kepada Asing. UUD 45 pasal 33 dikangkangi oleh semangat pro pemodal. Bukan rahasia lagi bila angka exsport MIGAS yang dicatat oleh Dirjen Bea cukai tidak sama dengan catatan Departement Pertambangan/BP MIGAS. Selalu angka Export MIGAS lebih rendah daripada catatan dari BP MIGAS maupun Departement Pertambangan. Hebatnya lagi selalu saja eselon satu setingkat Dirjen Bea Cukai dipilih oleh president. Bukan oleh Menteri keuangan. Yang lebih mengejutkan lagi bahwa tradisi ini sudah berlangsung sejak era orde baru. Berganti president berkali kali , tetap saja cara ini dipertahankan. MIGAS adalah borok lintas partai, lintas rezim, lintas birokrat dan lintas LSM.

Belum lagi pajak yang berkaitan dengan cost recovery kontrak production sharing yang menjadi lumbung emas bagi aparat pajak untuk mendapatkan suap.Belum lagi soal isu lingkungan hidup. Soal kebijakan eksport dan import migas. Semua adalah sumber income birokrat dan politisi dari resource yang bernama MIGAS., yang selalu saja pada akhirnya hak rakyat sebagai pemilik syah negara dikorbankan. Sharing collective terbangun demi memperkaya diri sendiri tanpa peduli rakyat yang kelaparan dan kehilangan masa depan. Namun selalu ada alasan pembenaran dari kenyataan yang ada., Munafik. Hak angket pada akhirnya hanyalah bargain position para elite politik dihadapan konglomerasi minyak asing. Maka tentu ada ongkos untuk dibayar kepada elite agar MIGAS tetap dikuasai asing. Tentu pula penentang Hak angket dan pendukung HAK angket akan sama sama mendapatkan fuel untuk bertarung di PEMILU melawan new comer . PEMILU sudah dekat dan rakyat akan digiring ke dalam bilik suara untuk kembali memilih dan percaya , akhirnya sama saja untuk siap dilupakan dan ditindas oleh asing melalui tangan tangan mereka yang nanti duduk disenayan dan diistana.

Sunday, July 06, 2008

GOLPUT ?

Paska Soeharto euphoria terbentuk , kekosongan timbul. Anehnya, selalu ada semacam rasa kecewa yang tak jelas. Ketika politik semakin membosankan. Kekuasaan semakin beresiko. Jabatan abdi negara semakin riskan masuk penjara. Barangkali karena reformasi adalah sebuah tatanan melahirkan demokrasi. Barangkali karena demokrasi adalah sebuah lampu mercurie menerangi jalan gelap menuju fajar menyingsing. Semuanya nampak terang. Semuanya tidak ada lagi rahasia. BIN pun bukan lagi lembaga rahasia. Anggota DEWAN , Penegak Hukum syah saja bila digiring kedalam rumah tahanan dan dipermalukan didepan public lewat pemberitaan media massa. Tapi kehidupan tidak beranjak bahkan mudur.

Gema reformasi berangsung angsur terlupakan seperti hilang dari ingatan. Bahkan ditinggalkan. Sesudah itu rasa kecewa, bahkan kemarahan , kian lama kian panjang gemanya. Reformasi yang menjanjikan tatanan yang baru, yang oleh sebagian cerdik pandai Indonesia dikira akan lebih demokratis ketimbang “ demokrasi pancasila “, akhirnya sesuatu yang dicerca: ketidak bebasan diera Soeharto diulangi kembali dimasa SBY – JK. Aktivis ditangkapi. Mahasiswa dipenjara. Umat islam di hujat sebagai terror dan diadu domba. Kebrutalan militer di era orde baru digantikan oleh kebrutalan Polisi. Namun, kehidupan ekonomi semakin sulit. Makanya jangan kaget , bila akhirnya mulai timbul rasa rindu terhadap cara Soeharto dan Orde Baru. Dimana ruang politik dan birokrat selalu menjanjikan kebebasan untuk menjajah namun kebutuhan dasar mudah didapat dan murah. Itu sebabnya harus ada dialogh tertutup antara KPK dan DPR. jangan ada lagi anggota DEWAN ditangkap. Cukup sudah. Jangan lagi. Hukum hanya untuk rakyat bukan untuk wakil rakyat. Cara Soeharto diulang lagi.

Sejak reformasi maka system neoliberal dalam konteks globalisasi telah menjadi tekad elite politik , sebagai bagian dari demokratisasi politik yang diyakini. Bahwa ada lima agenda yang harus dijalankan secara konsisten. Yaitu Pertama , Open Market. Tidak adalah lagi kegiatan disektor apapun yang berorientasi sosial. Pemerintah harus membuka lebar lebar sector perdagangan dan investasi. Menghambat akses buruh untuk memperjuangkan haknya. Tidak ada lagi control harga dan semua harus bebas sebebasnya untuk terjadinya perputaran barang , jasa maupun modal. Kedua, adalah mengurangi pos APBN untuk pelayanan public seperti palayan kesehatan, pendidikan, infrastructure ekonomi (seperti jalan, jembatan, air bersih). Disisi lain terus memberikan incentive bagi dunia usaha untuk menciptakan efisiensi dan pemupukan laba. Ketiga, Pemerintah harus terus meregulasi undang undang yang bisa menghambat terjadinya kompetisi usaha untuk meningkatkan laba. Keempat adalah melakukan privatisasi BUMN secara menyeluruh kepada pihak swasta ( local maupun asing ), baik secara langsung ( private placement ) maupun tidak langsung ( pasar modal ). Dan yang terakhir kelima adalah menghapus istilah barang public dengan menggantinya sebagai “tanggung jawab individu”. Atau lebih ekstrimnya “menekan rakyat miskin untuk mencari sendiri solusinya atas tidak tersedianya perawatan kesehatan, pendidikan, jaminan sosial dan lain-lain; dan menyalahkan mereka atas kemalasan dan kebodohannya.

Para elite percaya akan ungkapan, William Niskanen ( Penyokong neoliberal) , menyatakan bahwa suatu pemerintah yang terlampau banyak mengutamakan kepentingan rakyat banyak adalah pemerintah yang tidak diinginkan dan tidak akan stabil. Bila terjadi konflik antara demokrasi dengan pengembangan usaha yang kapitalistis, maka mereka memilih untuk mengorbankan demokrasi. Inilah yang menjadi pegangan pemerintah yang menganut liberalisasi pasar. Bahkan dalam konsep Neo Liberal dengan tegas lebih menerima system dictator yang mengutakama liberalisasi daripada membela demokratisasi yang anti pasar dan anti liberalisasi pasar.

Nah, dengan kelima agenda yang selama sepuluh tahun berjalan secara systematis maka pasal 33 UUD 45 sebagai amanah rakyat kepada negara tidak lagi mendapat tempat.. UUD 45 dan pasal ini hanyalah ada tapi tiada. Tenggelam dalam kebijakan dan regulasi yang didukung oleh para elite politik reformis. Fakta yang ada sekarang memanglah sangat merugikan Indonesia , baik dari segi kedaulatan nasional, kedaulatan hukum, dan korban berjuta-juta rakyat memasuki masa depan yang suram. Krisis yang terus berlanjut hingga kini adalah gambaran bahwa Indonesia merupakan korban terparah globalisasi dari system neocolonialism

Bila pemilu berlangsung dan parlemen baru terbentuk maka mungkinkah system ini dapat dirubah ? Apakah mungkin membuat kekuatan politik disenayan mampu melawan neocolonialism ? Keliatannya sulit bila ada lebih 30 partai bermain --yang akan membuat suara terdistribusi secara systematis -- sehingga tidak ada lagi kekuatan dalam kesatuan untuk melawan musuh bersama…Ya Golput adalah cara tepat melawan system yang sudah tidak lagi pro kepada rakyat banyak.

Tuesday, July 01, 2008

Kembali ke NOL

Namanya Bill Gates. Sehari hari dipanggil ‘Gates”. Pada tahun 1975 Gates mendirikan Microsoft. Kerja keras penuh kreatifitas telah berhasil menjadikan perusahaannya bernilai 260 miliar dolar AS .Kini Mircosoft merupakan perusahaan computer raksasa dan menguasai system piranti lunak computer yang ada diseluruh pelosok planet bum ini. Gates telah berhasil meraih segala inpiannya. Dia sukses dan menjadi salah satu orang terkaya didunia. Pada usia 52 tahun , dia mengumumkan kepada khalayak tentang pengunduran dirinya sebagai CEO di Microsoft. Kini Bill Gates memutuskan untuk fokus di bidang kerja amal yang ditujukan memperbaiki perawatan kesehatan dan memberantas kemiskinan di dunia ketiga. Selanjutnya Bill Gates akan menjadi pimpinan Yayasan Bill and Melinda Gates.

Berkat bantuan orang terkaya di dunia Warren baffet ( Investment banker ), Yayasan Bill and Melinda Gates sekarang menjadi badan amal terbesar di dunia dengan aset hampir 40 miliar dolar AS. Kedua orang kaya itu telah berjanji untuk menyumbangkan seluruh kekayaannya ke yayasan itu sebelum mereka meninggal. Yang menarik adalah yayasan ini mengajak pula masyarakat berduit untuk ikut terlibat menyokong programnya tapi tidak meminta minta . Berkat dukungan Berkshire Hathaway Inc. (BRK ) salah satu fund manager raksasa dengan turnover market capital per tahun USD 120 Billion, Yayasan ini sebagai gateway untuk BHG e-Investment yang memberikan akses yield kepada orang kaya dan sekaligus beramal. Merupakan kombinasi kreatifitas dan inovasi gemilang dalam menciptakan resource untuk raise fund melalui emosi para orang kaya yang kikir. Nampaknya Gates and Warren sadar dan tahu betul bagaimana meneteskan uang dari pundi pundi tuan juragan kaya yang terkunci rapat di brankas bank untuk didistribusikan kepada mereka yang tidak mampu.

Ditengah puncak karirnya pada usia 52 tahun atau usia yang masih sangat produktif bagi ukuran orang Indonesia karena belum masuk usia pension. Maka Bill Gates menentukan sikap untuk memilh jalur pengabdian kemanusiaan. Ini merupakan langkah yang sangat ekstrim bagi ukuran manusia pada masa kini. Dimana orang berlomba lomba untuk mengejar kesenangan diri dan menumpuk harta. We shoul live and labor in our time that what came to us as seed may go to the next generation as blossom, and that what came to us as blossom may go to them as fruit. This is what we mean by progress. Demikian yang ditulis oleh Henry Ward Beecher dalam bukunya. Mungkin ini pula yang menggerakkan hati seorang Gates untuk keluar dari kehidupan yang menjanjikan kemewahan kepada kehidupan yang lebih banyak menuntut pengorbanan. Dia ingin membentuk masa depannya dengan lebih berarti. Setidaknya dengan kemampuan yang dimilikinya dia bisa memberikan semangat bagi Negara Negara miskin tentang pentingnya membangun masa depan dengan cara yang lebih baik.

Sikap Gates tersebut mengingatkan saya tentang seoranag sahabat yang dalam satu kesempatan pernah mengungkapkan kepada saya bahwa masa depan tidak mencuatkan paralelisme antara ruang, jarak, dan waktu. Tentu masa depan bukan reproduksi kehidupan kelampauan dan kemasamendatangan yang unpredictable. Bagaimanapun masa depan merupakan kausalitas perjalanan tentang substansi ''keberadaan'' (eksistensi) dan beraktualisasi tentang hidup itu sendiri. Pun rekonseptualisasi mengenai masa depan, tiadalah nilai kesejarahan hidup masa silam yang diterima. Sebagai masa depan, manusia dituntut -mengutip Dr Zhivagonya dalam novel Boris Pasternak- untuk membentuk kembali hidup. Itulah yang dilakukan oleh Gates yang meng “nol” kan dirinya untuk memulai sesuatu yang baru dalam dimensi baru.

Sikap Gates seakan menegaskan tentang semangat juang untuk berbuat lebih untuk orang lain , yang diyakininya sebagai wahana yang lebih bernilai dari apa yang sudah dicapainya. Memang bahwa manusia dilahirkan buat Hidup, bukan untuk bersiap-siap menghadapi hidup. Hidup senantiasa memperbarui, menciptakan kembali, mengubah, dan meningkatkan dirinya. mempertimbangkan masa depan adalah membentuk kembali hidup. Berdasarkan pertimbangan semacam itulah, permenungan masa depan dimulai agar tidak menghadapi kecemasan, dus merugi. Bukankah dalam rentang waktu, kehidupan manusia senantiasa merugi, ''Wal ashr. Innal insaana lafii khusrin.''

Bangsa Indonesia sebagai komunitas dunia , seharusnya memandang masa depan dengan mata hati dan bukannya mata gelap. Di tengah kepayahan yang menimpa bangsa ini diperlukan kearifan tersendiri untuk memandang masa depan. Setidaknya bagi mereka yang sudah terlalu kaya karena korupsi atau manipulasi tanpa tersentuh hokum untuk meng “nol” kan dirinya ; memulai sesuatu yang baru dan lebih bernilai. Agar masyarakat bangsa ini memandang masa depan bukan sebagai penantian waktu yang tak kunjung selesai. Kalau tidak , maka waktu yang makin absurd seperti diperlihatkan tokoh Estragon dan Vladimir dalam lakon Menunggu Godot (Waiting for Godot) Samuel Beckett. Atau, memang masa depan bangsa ini seperti lentingan Bob Dylan dalam lagu ballada Blowing in the Wind: How many times must a man turn his head/and pretend that he just doesn't see/How many ears must one have/before he can hear people cry/How many deaths will it take till he knows/that too many people have died.

Saturday, June 21, 2008

Sholat

Anugerah Allah itu adalah Sholat. Demikian yang disampaikan oleh teman saya ketika kami usai sholat berjamaah di basement salah satu hotel berbintang. Shalat adalah keistimewaan yang dianugerahkan Allah kepada Rasulullah SAW dan umatnya. Demikian istimewanya, hingga proses turunnya perintah shalat diawali dengan peristiwa Isra Mi'raj. Allah SWT langsung"mengundang" Rasulullah SAW ke langit. Nilai strategis dan keistimewaan shalat sudah tidak terbantahkan lagi. Shalat adalah amalan pertama yang diwajibkan atas Rasulullah SAW. Shalat adalah tiang yang menyangga bangunan Islam. Shalat adalah pembeda atau pemisah antara seorang Muslim dan kafir. Shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab. Shalat adalah kunci kesuksesan dan kebahagiaan hidup. Shalat adalah penggugur dosa. Shalat datangnya pertolongan Allah.

Shalat pun menjadi saat istimewa bagi seorang hamba, karena ia bisa berhadapan langsung dengan Rabb-nya. Penelitian ilmiah pun menunjukkan bahwa shalat memiliki segudang manfaat dari sudut kesehatan. Termasuk kemampuannya untuk mengurangi stres dan kecemasan, juga menangkal datangnya penyakit-penyakit fisik,selain tentunya menangkal penyakit rohani. Saat seorang hamba menunaikan shalat, dan shalatnya dilakukan dengan khusyuk dan tuma'ninah, ia pun berpeluang mendapatkan pengalaman rohani tertinggi (peak experience) dan bangkitnya kesadaran yang lebih tinggi (altered states of conciousness).Tidak berlebihan bila shalat dikatakan sebagai mi'raj-nya orang beriman. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak adaTuhan (yang hak) selain Aku; maka sembahlah Aku dan dirikan shalat untuk mengingatku." (QS Thaha [20]: 14). Melihat kenyataan ini, seharusnya kita memaknai shalat bukan sebagai beban, tapi sebagai kebutuhan. Layaknya kita membutuhkan air,udara,atau makanan, seperti itulah shalat dibutuhkan.

Dari buku Menjemput Maut: Bekal Perjalanan Menuju Allah SWT karya Dr Quraish Shihab (Lentera Hati, 2002). Menceritakan bagaimana Umar Bin Khatap akan kecintaan dan perhatian beliau terhadap shalat.Baginya, tiada yang terindah dalam hidup selain menghadap AllahSWT. Dunia begitu kecil di hadapannya. Dikisahkan bahwa pada suatu wktu yang bersejarah ketika beliau melakukan sholat subuh berjamaah dimasjid. Saat mengucapkan takbiratul ikhram, tiba-tiba seorang lelaki bernama Abulu'luah menikamkan sebilah pisau ke bahu, pinggang, dan kebawah pusar beliau. Darahpun menyembur. Namun, Khalifah yang berjuluk "SingaPadang Pasir" ini tidak bergeming dari kekhusyukannya memimpin shalat. Padahal waktu shalat masih bisa ditangguhkan beberapa saat sebelum terbitnya matahari. Sekuat apa pun Umar, akhirnya ia ambruk juga.Walau demikian, beliau masih sempat memerintahkan Abdurrahman bin 'Auf untuk menggantikannya sebagai imam. Beberapa saat setelah ditikam, kesadaran dan ketidaksadaran silih berganti mendatangi Khalifah Umar bin Khathab. Para sahabat yang mengelilinginya demikian cemas akan keselamatan Khalifah. Salah seorang di antara mereka berkata, "Kalau beliau masih hidup,tidak ada yang bisa menyadarkannya selain kata-kata shalat!" Lalu yang hadir semua mengucapkan shalat ."Beliau langsung tersadar, "Shalat? Kalau demikian di sanalah Allah.Tiada keberuntungan dalam Islam bagi yang meninggalkan shalat."Maka beliau melaksanakan shalat dengan darah bercucuran. Subhanallah!

Dalam keseharian kita, sholat haruslah menjadi satu satunya cara untuk mengupdate kepribadian kita setiap waktu. Agar kita disadarkan untuk selalu menjaga keseimbangan dalam meniti jalan yang lurus didunia ini, ditengah begitu banyaknya godaan dan kemaksiatan disekitar kita. Cara sholat yang berjamaah, bacaannya, geraknya, jadwalnya, semuanya berspektrum terhadap social , budaya, intelektualitas. Ritual Sholat adalah repliksi sejati kasih sayang ALlah kepada umat Muhammad SAW yang diharapkan menjadi manusia unggul ;berdisiplin dan bermoral untuk rahmat bagi alam semesta. Sholatlah…

Friday, June 13, 2008

Disiplin dan knowledge

PT Indosat Tbk. telah dijual oleh Asia Mobile Holding Pte.Ltd kepada Qatar Telecom. Asia Mobile merupakan anak perusahaan Temasek Holding. Perusahaan itu merupakan kongsi yang didirikan oleh Qatar Telecom dan Singapore Technologies Telemedia dan mayoritas saham kepemilikannya (75 persen) dimiliki Singapore Technologies Telemedia. Dengan pembelian seluruh saham Asia Mobile oleh Qatar Telecom (40,8 persen), maka Temasek Holding tidak memiliki keterlibatan di Indosat. Dari akuisisi itu, Asia Mobil menangguk untung hingga Rp 16 triliun lebih.

Hebatnya transaksi penjualan saham ini senilai Rp. 16 triliun atau tiga kali lipat dari harga ketika di beli pada tahun 2002 yang senilai Rp. 5 triliun. Kita mungkin terkejut atau marah dengan situasi ini. Marah dan kesal melihat kebodohan bangsa kita. Ini adalah wajar karena kita tidak ingin dianggap sebagai bangsa yang bodoh. Tapi kemarahan ini tidak perlu sampai membuat kita semakin bodoh , dengan memperlihat sikap tidak rasional. Ini adalah pelajaran mahal bagi seluruh BUMN kita. Bahwa apa yang dilakukan oleh Temasek melalui porfollio investasinya melalui anak perusahaannya bukanlah hal yang aneh. Ini adalah bagian dari strategy global untuk memanfaatkan keunggulan management dan strategy business , meningkatkan nilai perusahaan dan akhirnya mendapat yield dari itu.

Cobalah perhatikan, ketika awal dibeli Indosat hanyalah memilik pelanggan 3,5 juta dan selama lima tahun dibawah management group Temasek berhasil mencapai 16,7 juta pelanggan. Artinya terjadi peningkatan sebesar hampir lima kali lipat. Disamping itu laba yang dicatatnya terus meningkat. Ini bukanlah pekerjaan mudah. Diperlukan kepiawaian penuh menguasai management pemasaran dan kemampuan merekayasa sumber pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan penjualan yang menuntut investasi yang tidak kecil. Yang tidak kalah penting daripada itu adalah system organisasi yang solid dalam mendukung pertumbuhan usaha yang begitu cepat. Inilah yang sangat sulit kita dapat. Karena sebagian besar BUMN kita tidak memiliki culture untuk menjawab tantangan kedepan apalagi berpacu dengan tuntutan pertumbuhan yang cepat. Culture kita , executive nya lebih banyak loby di hotel dengan para elite politik dan pemerintah.

Jadi kalaupun akhirnya saham itu dilepas oleh Temasek dengan mangantongi yield yang hampir lima kali lipat maka itu bukanlah hadiah atau pak gulipat. Tapi merupakan reward dari hasil kerja keras dan kekuatan visi untuk meningkatkan setiap portfolio investasi. Apakah kunci dari kesuksesan ini ? Salah satu fund manager di Hong Kong mengomentari tentang transaksi penjualan saham ini “ Ini pelajar berharga bahwa suskes dibidang apapun hanya mungkin dicapai bila didukung oleh penguasaan knowledge dan disiplin.” Dua hal ini dibuktikan oleh China, Korea, Singapore, Taiwan, Jepang dan India. Negara ini menjadi macan lapar di Asia yang bergerak lincar meng akuisis perusahaan strategis yang ada di Eropa, AS dan termasuk Indonesia. China melalui CMC perusahaan contruction china berhasil mengakusisi perusahaan tambang biji besi di Australian dan juga Sinos Steell juga merambah sampai kebrazil mengakuisisi tambang biji besi. Juga tak terbilang deretan perusahaan raksasa Jepang, Korea, dan Taiwan melakukan hal yang sama.

Penguasaan knowledge dan kekuatan disiplin memang adalah kunci untuk unggul dalam putaran waktu. Ini bukanlah didapat dengan mudah tapi adalah proses yang panjang dengan pengorbanan serta kesabaran ( control emotion ) yang luar biasa dari semua lini yang ada didalam organisasi. Pantang menyerah dan tabah menghadapi kompetisi dengan berbagai strategy, taktik serta dukungan team yang solid untuk terus bergerak dan menang. Mungkin sangat sulit kita temui pada waktu jam kerja di perusahan yang ada dinegara tersebut para karyawannya ngobrol atau menghabiskan pulsa telp berbicara kosong dengan teman. Atau menemui pejabat perusahaan berjam jam duduk di lounge executive hotel sambil meloby elite politik.

Disiplin bukanlah berarti hidup untuk bekerja tapi hidup diisi dengan karya untuk tidak menyia nyiakan waktu. Bagi mereka “ hari ini adalah kesempatan dan besok adalah harapan. Tidak akan ada harapan tanpa hari hari bertarung merebut kesempatan.” Dan bagaimana dengan sikap dan budaya kita ? Ini dapat dilihat ketika Indosat dijual oleh pemerintah , dimana kita berkata “ hari ini melepas kesempatan untuk harapan hari esok bangkit. ?” Ternyata tomorrow never come…dan kita kembali memperlihatkan kemarahan dan kegeraman.. Setidaknya kita masih bersyukur karena masih bisa marah diatas kebodohan dan budaya malas kita.

Wednesday, June 11, 2008

Asumsi APBN

Apa yang terjadi kini paska kenaikan harga BBM ? Tabung gas langka. Minyak tanah langka dan kalaupun ada harganya diatas harga patokan pemerintah. Daya listrik PLN semakin menyusut. Harga harga kebutuhan pokok terus melambung sejak issue kenaikan harga BBM dan terus meroket setelah kenaikan harga BBM diumumkan. Keliatannya pemerintah memanng tidak siap dengan kebijakannya, walau tadinya begitu yakin bahwa memperkecil difisit APBN dan kebijakan moneter adalah cara ampuh untuk menekan inflasi. Nyatanya cost of capital moneter terlalu mahal dan menggiring BI terjebak dalam kebijakan akrobatnya yang memakan ongkos mahal. Mungkin lebih mahal dibandingkan dengan tidak menaikkan harga BBM. Sumber klasik pemasukan APBN untuk menutup difisit lainnya adalah "hutang". Benarkah ? Melalui SUN keliatannya semakin sulit karena yield yang diminta oleh investor semakin tinggi sebagai akibat dari pengaruh inflasi global. Keadaan pasar semakin bearish , yield berkisar 13,5% - dan 13,4%. Yang pasti sejak era reformasi SUN sudah diterbitkan mencapai Rp. 857 trilliun atau sama dengan hutang orba selama 32 tahun. Dari tahun ketahun selalu meningkat. Jadi reformasi hanya berhasil menambah hutang dan hutang. Inilah membuat posisi APBN semakin renta untuk menopang fungsi sosialnya.

Indonesia adalah negeri yang paling brengsek perencanaan perekonomiannya. Semua asumsi yang terdapat dalam APBN tidak pernah diadakan analisa konprehensive seperti test criticality, test design, test outcome, test assumption, test schedule, Seharusnya itu dilakukan sebagai bagian dari assumption plan. Tapi itu tidak pernah dilakukan. Sepertinya assumption dibuat sambil melamun. Akibatnya kita tidak perlu terkejut bila pemerintah selalu salah membuat asumsi harga minyak pada tahun 2008. Inflasi yang diasumsikan sebesar 6,2%- 5,8% , terbukti mendekati gagal total dengan inflasi yang sudah merambat keangka kisaran 11,8% hingga 12,8%. Sebagai akibat kenaikan harga minyak , BI rate naik menjadi 8,5% dan tentu ini akan berpeluang naiknya SBI overnight pada kisaran posisi 12,5% melalui intervensi BI di Pasar Uang Antar Bank. Artinya angka inflasi sebagai asumsi ekpektasi pemerintah telah melonjak sebesar dua kali lipat. Meyedihkan, !. Berbagai upaya BI melakukan kebijakan moneter untuk menekan inflasi namun nampaknya semakin kehilangan arah dan bahkan tak ada lagi instrument moneter yang dapat meredam inflasi.

Keliatannya BI masih begitu yakin bahwa peningkatan BI rate adalah kunci ampuh untuk meredam inflasi. Disisi lain, Bank Central Eropa justru mempertahankan suku bunganya dan bahkan FED berencana untuk menurunkan suku bunganya. Akibatnya , peningkatan BI rate justru akan semakin membuat liar inflasi didalam negeri sebagai second round effect inflation dari kenaikan BBM. Stragey mengandalkan BI rate berjangka pendek tidak lebih menyelesaikan jangka pendek atau terjebak dalam management illusion. Semua ini memakan biaya moneter yang sangat mahal. Cadangan devisa terus turun. Cara BI ini keliatannya mengikuti cara FED yang berhasil memanfaatkan operasi pasar terbuka melalui system term auction facility. Padalah cara ini terbukti gagal melakukan smoothing terhadap cost of capital. Ya kalau tujuannya untuk membuat likuiditas semakin langka memang tepat. Tapi bagaimana dengan sector Riel ?

Keadaan tersebut diatas akan terus bergerak samakin menyeramkan pada tahun 2009. Akibatnya akan terjadi destabilisasi kondisi makro ekonomi dalam bentuk kesulitan liquidatas perekonomian nasional. Tentu kembali RAPBN akan dikoreksi lagi untuk lahirnya kebijakan baru seperti menghapus subsidi pupuk dan lainnya. Disisi moneter mungkin , BI akan melakukan cara lain yang tidak terstrukture dan lagi lagi bersifat jangka pendek dan semakin menyulitkan sector riel akan bangkit. Kalau sudah begini , nampak jelas bahwa kebijakan ekonomi makro memakan sektor mikro, yang semakin kita sadar bahwa masalah perekonomian nasional sudah diluar kemampuan pemerintah SBY-JK untuk mengatasinya.

Monday, June 02, 2008

BTL

Saya sempat cerita sama teman di China tentang Pemerintah membagikan Bantuan Tunai Langsung kepada rakyat miskin , sambil memperlihatkan tayangan Liputan6 melalui internet. Teman ini berkata “ Wah , mirip sekali seperti kami 40 tahun lalu ketika kami belum melakukan reformasi Deng.” Matanya terpejam sambil menggeleng gelang kepala melihat tayangan itu “ Mengapa ? Tanya saya. Dia menjawab “ Keadaan dulu itu adalah mimpi buruk yang tak ingin kami ingat lagi. “ Saya tertegun. Dinegeri saya , kebijakan ini dianggap merupakan suatu keadilan dari lembaga yang disebut Negara. Padahal cara itu , sudah lama dilupakan oleh rezim komunis --yang percaya keadilan melalui pembagian Kupon belanja (=uang) untuk keperluan rakyat memenuhi konsumsinya--

Negara adalah suatu institusi “nation “ untuk “ mengelola” komunitas. Ini bukan lembaga charity Ini lembaga yang dibangun diatas system untuk tegaknya structure masyarakat yang mandiri. Inilah ujud keadilan dan tanggung jawab negara menciptakan pemerintah ( team management ) yang mampu menjalankan sytem terssebut. Itulah sebabnya mekanisme Pajak diterapkan sebagai ujud peran negara pendistribusian penghasilan kepada mereka yang belum mampu membayar pajak. Pendistribusiannya tidaklah dalam bentuk uang tunai tapi dalam bentuk harga jasa dan barang serta pengadaan isfrastructure ekonomi.. Inilah keadilan bagi sikaya dan juga bagi simiskin. Tidak boleh ada diskriminasi antara yang kaya dan miskin didalam system terhadap resource negara. Jadi Bantuan Tunai adalah melempas resource negara tanpa melalui system demokratisasi ekonomi. Makanya program pemberdayaan ekonomi dalam regulasi adalah mutlak agar terjadi keadilan dalam system perekonomian. Melalui program inilah , negara berperan untuk memberikan subsidi sektoral baik dalam bentuk barang , jasa maupun sarana prasarana.

BIla system tersebut diatas berjalan dengan benar dan dikelola dengan cara yang benar pula maka tidak mungkin ada lagi kemiskinan yang harus membuat negara keluar dari systemnya. Saya yakin bahwa apa yang saya uraikan tersebut diatas dipahami betul oleh pengambil keputusan di pemerintahan. Mereka juga sadar bahwa mereka telah melakukan paradox system demokrasi ekonomi. Lantas mengapa BTL tetap dilaksanakan. ? Ini tidak lebih karena pemerintah terjebak dalam alokasi anggaran dan ingin menempuh cara mudah memperkuat fundamental ekonomi melalui surplus pendapatan dari kenaikan harga minyak. Mungkin pemerintah tidak melihat ada cara mudah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sisi makro, karena mikro tidak jalan. Cara mudah inilah yang ada dikepala para pengambil kebijakan dan terlebih lagi tekanan terhadap beban APBN yang semakin besar untuk membayar hutang ( bunga dan cicilan. ).

Saya melihat BTL bukanlah masalah keadilan atau perubahan alokasi anggara tapi lebih kepada membela kepentingan lembaga kreditur luar negeri dan sekaligus memuaskan para pemilik modal yang menguasai pasar atau lebih ekstrimnya adalah beri sedikit ,mengambil banyak, Percis slogan kapitalis “ Pay small , take big “ pengorbanan sekecil kecilnya dengan pendapatan sebesar besarnya. Makanya LPMUI yang diminta sebagai advisory pemerintah untuk menghapus BBM , memberikan rekomendasi bahwa susbsidi BBM hanya menguntungkan orang kaya. Hebatnya , para peneliti itu memberikan rekomendiasi dengan catatan “ “ Penelitian ini dibuat tidak memperhitungkan multiplier effect ( pengaruh berganda akibat kenaikan harga BBM ). Mungkin masalah multiplier effect ini tidak dibahas dalam penelitian karena ordernya hanya sebatas pendistribusian subsidi BBM kepada public. Seharusnya DPR juga bisa meminta kepada LPM UI untuk melakukan penelitian soal multiplier effect ini, agar dapat lebih seimbang untuk mengambil keputusan. Tapi DPR lebih percaya dengan hasil penelitian itu yang disampaikan oleh pemerintah.

Walau namanya Lembaga Pengabdian Masyarakat ,- UI maka tetap sajalah mereka harus dibayar karena era sekarang tidak ada yang gratis. Saya berharap ada partai yang mau menjadi donator untuk membayar LPM – UI untuk itu dan hasilnya bisa umumkan di media massa. Kita akan lihat kebenarannya. Kalau hasil penelitian itu menyatakan “ tidak ada multiplier effect yang mengakibatkan kemiskinan bertambah terhadap kenaikan BBM dan BTL adalah cara tepat untuk menyalurkan keadilan kepada rakyat, maka kita harus segera merubah idiologi negera kita menjadi KOMUNIS seperti sebelum reformasi DENG dan lupakan soal reformasi untuk Demokrasi ekonomi... Ya, kan?

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...