Friday, June 13, 2008

Disiplin dan knowledge

PT Indosat Tbk. telah dijual oleh Asia Mobile Holding Pte.Ltd kepada Qatar Telecom. Asia Mobile merupakan anak perusahaan Temasek Holding. Perusahaan itu merupakan kongsi yang didirikan oleh Qatar Telecom dan Singapore Technologies Telemedia dan mayoritas saham kepemilikannya (75 persen) dimiliki Singapore Technologies Telemedia. Dengan pembelian seluruh saham Asia Mobile oleh Qatar Telecom (40,8 persen), maka Temasek Holding tidak memiliki keterlibatan di Indosat. Dari akuisisi itu, Asia Mobil menangguk untung hingga Rp 16 triliun lebih.

Hebatnya transaksi penjualan saham ini senilai Rp. 16 triliun atau tiga kali lipat dari harga ketika di beli pada tahun 2002 yang senilai Rp. 5 triliun. Kita mungkin terkejut atau marah dengan situasi ini. Marah dan kesal melihat kebodohan bangsa kita. Ini adalah wajar karena kita tidak ingin dianggap sebagai bangsa yang bodoh. Tapi kemarahan ini tidak perlu sampai membuat kita semakin bodoh , dengan memperlihat sikap tidak rasional. Ini adalah pelajaran mahal bagi seluruh BUMN kita. Bahwa apa yang dilakukan oleh Temasek melalui porfollio investasinya melalui anak perusahaannya bukanlah hal yang aneh. Ini adalah bagian dari strategy global untuk memanfaatkan keunggulan management dan strategy business , meningkatkan nilai perusahaan dan akhirnya mendapat yield dari itu.

Cobalah perhatikan, ketika awal dibeli Indosat hanyalah memilik pelanggan 3,5 juta dan selama lima tahun dibawah management group Temasek berhasil mencapai 16,7 juta pelanggan. Artinya terjadi peningkatan sebesar hampir lima kali lipat. Disamping itu laba yang dicatatnya terus meningkat. Ini bukanlah pekerjaan mudah. Diperlukan kepiawaian penuh menguasai management pemasaran dan kemampuan merekayasa sumber pembiayaan untuk mendukung pertumbuhan penjualan yang menuntut investasi yang tidak kecil. Yang tidak kalah penting daripada itu adalah system organisasi yang solid dalam mendukung pertumbuhan usaha yang begitu cepat. Inilah yang sangat sulit kita dapat. Karena sebagian besar BUMN kita tidak memiliki culture untuk menjawab tantangan kedepan apalagi berpacu dengan tuntutan pertumbuhan yang cepat. Culture kita , executive nya lebih banyak loby di hotel dengan para elite politik dan pemerintah.

Jadi kalaupun akhirnya saham itu dilepas oleh Temasek dengan mangantongi yield yang hampir lima kali lipat maka itu bukanlah hadiah atau pak gulipat. Tapi merupakan reward dari hasil kerja keras dan kekuatan visi untuk meningkatkan setiap portfolio investasi. Apakah kunci dari kesuksesan ini ? Salah satu fund manager di Hong Kong mengomentari tentang transaksi penjualan saham ini “ Ini pelajar berharga bahwa suskes dibidang apapun hanya mungkin dicapai bila didukung oleh penguasaan knowledge dan disiplin.” Dua hal ini dibuktikan oleh China, Korea, Singapore, Taiwan, Jepang dan India. Negara ini menjadi macan lapar di Asia yang bergerak lincar meng akuisis perusahaan strategis yang ada di Eropa, AS dan termasuk Indonesia. China melalui CMC perusahaan contruction china berhasil mengakusisi perusahaan tambang biji besi di Australian dan juga Sinos Steell juga merambah sampai kebrazil mengakuisisi tambang biji besi. Juga tak terbilang deretan perusahaan raksasa Jepang, Korea, dan Taiwan melakukan hal yang sama.

Penguasaan knowledge dan kekuatan disiplin memang adalah kunci untuk unggul dalam putaran waktu. Ini bukanlah didapat dengan mudah tapi adalah proses yang panjang dengan pengorbanan serta kesabaran ( control emotion ) yang luar biasa dari semua lini yang ada didalam organisasi. Pantang menyerah dan tabah menghadapi kompetisi dengan berbagai strategy, taktik serta dukungan team yang solid untuk terus bergerak dan menang. Mungkin sangat sulit kita temui pada waktu jam kerja di perusahan yang ada dinegara tersebut para karyawannya ngobrol atau menghabiskan pulsa telp berbicara kosong dengan teman. Atau menemui pejabat perusahaan berjam jam duduk di lounge executive hotel sambil meloby elite politik.

Disiplin bukanlah berarti hidup untuk bekerja tapi hidup diisi dengan karya untuk tidak menyia nyiakan waktu. Bagi mereka “ hari ini adalah kesempatan dan besok adalah harapan. Tidak akan ada harapan tanpa hari hari bertarung merebut kesempatan.” Dan bagaimana dengan sikap dan budaya kita ? Ini dapat dilihat ketika Indosat dijual oleh pemerintah , dimana kita berkata “ hari ini melepas kesempatan untuk harapan hari esok bangkit. ?” Ternyata tomorrow never come…dan kita kembali memperlihatkan kemarahan dan kegeraman.. Setidaknya kita masih bersyukur karena masih bisa marah diatas kebodohan dan budaya malas kita.

Wednesday, June 11, 2008

Asumsi APBN

Apa yang terjadi kini paska kenaikan harga BBM ? Tabung gas langka. Minyak tanah langka dan kalaupun ada harganya diatas harga patokan pemerintah. Daya listrik PLN semakin menyusut. Harga harga kebutuhan pokok terus melambung sejak issue kenaikan harga BBM dan terus meroket setelah kenaikan harga BBM diumumkan. Keliatannya pemerintah memanng tidak siap dengan kebijakannya, walau tadinya begitu yakin bahwa memperkecil difisit APBN dan kebijakan moneter adalah cara ampuh untuk menekan inflasi. Nyatanya cost of capital moneter terlalu mahal dan menggiring BI terjebak dalam kebijakan akrobatnya yang memakan ongkos mahal. Mungkin lebih mahal dibandingkan dengan tidak menaikkan harga BBM. Sumber klasik pemasukan APBN untuk menutup difisit lainnya adalah "hutang". Benarkah ? Melalui SUN keliatannya semakin sulit karena yield yang diminta oleh investor semakin tinggi sebagai akibat dari pengaruh inflasi global. Keadaan pasar semakin bearish , yield berkisar 13,5% - dan 13,4%. Yang pasti sejak era reformasi SUN sudah diterbitkan mencapai Rp. 857 trilliun atau sama dengan hutang orba selama 32 tahun. Dari tahun ketahun selalu meningkat. Jadi reformasi hanya berhasil menambah hutang dan hutang. Inilah membuat posisi APBN semakin renta untuk menopang fungsi sosialnya.

Indonesia adalah negeri yang paling brengsek perencanaan perekonomiannya. Semua asumsi yang terdapat dalam APBN tidak pernah diadakan analisa konprehensive seperti test criticality, test design, test outcome, test assumption, test schedule, Seharusnya itu dilakukan sebagai bagian dari assumption plan. Tapi itu tidak pernah dilakukan. Sepertinya assumption dibuat sambil melamun. Akibatnya kita tidak perlu terkejut bila pemerintah selalu salah membuat asumsi harga minyak pada tahun 2008. Inflasi yang diasumsikan sebesar 6,2%- 5,8% , terbukti mendekati gagal total dengan inflasi yang sudah merambat keangka kisaran 11,8% hingga 12,8%. Sebagai akibat kenaikan harga minyak , BI rate naik menjadi 8,5% dan tentu ini akan berpeluang naiknya SBI overnight pada kisaran posisi 12,5% melalui intervensi BI di Pasar Uang Antar Bank. Artinya angka inflasi sebagai asumsi ekpektasi pemerintah telah melonjak sebesar dua kali lipat. Meyedihkan, !. Berbagai upaya BI melakukan kebijakan moneter untuk menekan inflasi namun nampaknya semakin kehilangan arah dan bahkan tak ada lagi instrument moneter yang dapat meredam inflasi.

Keliatannya BI masih begitu yakin bahwa peningkatan BI rate adalah kunci ampuh untuk meredam inflasi. Disisi lain, Bank Central Eropa justru mempertahankan suku bunganya dan bahkan FED berencana untuk menurunkan suku bunganya. Akibatnya , peningkatan BI rate justru akan semakin membuat liar inflasi didalam negeri sebagai second round effect inflation dari kenaikan BBM. Stragey mengandalkan BI rate berjangka pendek tidak lebih menyelesaikan jangka pendek atau terjebak dalam management illusion. Semua ini memakan biaya moneter yang sangat mahal. Cadangan devisa terus turun. Cara BI ini keliatannya mengikuti cara FED yang berhasil memanfaatkan operasi pasar terbuka melalui system term auction facility. Padalah cara ini terbukti gagal melakukan smoothing terhadap cost of capital. Ya kalau tujuannya untuk membuat likuiditas semakin langka memang tepat. Tapi bagaimana dengan sector Riel ?

Keadaan tersebut diatas akan terus bergerak samakin menyeramkan pada tahun 2009. Akibatnya akan terjadi destabilisasi kondisi makro ekonomi dalam bentuk kesulitan liquidatas perekonomian nasional. Tentu kembali RAPBN akan dikoreksi lagi untuk lahirnya kebijakan baru seperti menghapus subsidi pupuk dan lainnya. Disisi moneter mungkin , BI akan melakukan cara lain yang tidak terstrukture dan lagi lagi bersifat jangka pendek dan semakin menyulitkan sector riel akan bangkit. Kalau sudah begini , nampak jelas bahwa kebijakan ekonomi makro memakan sektor mikro, yang semakin kita sadar bahwa masalah perekonomian nasional sudah diluar kemampuan pemerintah SBY-JK untuk mengatasinya.

Monday, June 02, 2008

BTL

Saya sempat cerita sama teman di China tentang Pemerintah membagikan Bantuan Tunai Langsung kepada rakyat miskin , sambil memperlihatkan tayangan Liputan6 melalui internet. Teman ini berkata “ Wah , mirip sekali seperti kami 40 tahun lalu ketika kami belum melakukan reformasi Deng.” Matanya terpejam sambil menggeleng gelang kepala melihat tayangan itu “ Mengapa ? Tanya saya. Dia menjawab “ Keadaan dulu itu adalah mimpi buruk yang tak ingin kami ingat lagi. “ Saya tertegun. Dinegeri saya , kebijakan ini dianggap merupakan suatu keadilan dari lembaga yang disebut Negara. Padahal cara itu , sudah lama dilupakan oleh rezim komunis --yang percaya keadilan melalui pembagian Kupon belanja (=uang) untuk keperluan rakyat memenuhi konsumsinya--

Negara adalah suatu institusi “nation “ untuk “ mengelola” komunitas. Ini bukan lembaga charity Ini lembaga yang dibangun diatas system untuk tegaknya structure masyarakat yang mandiri. Inilah ujud keadilan dan tanggung jawab negara menciptakan pemerintah ( team management ) yang mampu menjalankan sytem terssebut. Itulah sebabnya mekanisme Pajak diterapkan sebagai ujud peran negara pendistribusian penghasilan kepada mereka yang belum mampu membayar pajak. Pendistribusiannya tidaklah dalam bentuk uang tunai tapi dalam bentuk harga jasa dan barang serta pengadaan isfrastructure ekonomi.. Inilah keadilan bagi sikaya dan juga bagi simiskin. Tidak boleh ada diskriminasi antara yang kaya dan miskin didalam system terhadap resource negara. Jadi Bantuan Tunai adalah melempas resource negara tanpa melalui system demokratisasi ekonomi. Makanya program pemberdayaan ekonomi dalam regulasi adalah mutlak agar terjadi keadilan dalam system perekonomian. Melalui program inilah , negara berperan untuk memberikan subsidi sektoral baik dalam bentuk barang , jasa maupun sarana prasarana.

BIla system tersebut diatas berjalan dengan benar dan dikelola dengan cara yang benar pula maka tidak mungkin ada lagi kemiskinan yang harus membuat negara keluar dari systemnya. Saya yakin bahwa apa yang saya uraikan tersebut diatas dipahami betul oleh pengambil keputusan di pemerintahan. Mereka juga sadar bahwa mereka telah melakukan paradox system demokrasi ekonomi. Lantas mengapa BTL tetap dilaksanakan. ? Ini tidak lebih karena pemerintah terjebak dalam alokasi anggaran dan ingin menempuh cara mudah memperkuat fundamental ekonomi melalui surplus pendapatan dari kenaikan harga minyak. Mungkin pemerintah tidak melihat ada cara mudah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sisi makro, karena mikro tidak jalan. Cara mudah inilah yang ada dikepala para pengambil kebijakan dan terlebih lagi tekanan terhadap beban APBN yang semakin besar untuk membayar hutang ( bunga dan cicilan. ).

Saya melihat BTL bukanlah masalah keadilan atau perubahan alokasi anggara tapi lebih kepada membela kepentingan lembaga kreditur luar negeri dan sekaligus memuaskan para pemilik modal yang menguasai pasar atau lebih ekstrimnya adalah beri sedikit ,mengambil banyak, Percis slogan kapitalis “ Pay small , take big “ pengorbanan sekecil kecilnya dengan pendapatan sebesar besarnya. Makanya LPMUI yang diminta sebagai advisory pemerintah untuk menghapus BBM , memberikan rekomendasi bahwa susbsidi BBM hanya menguntungkan orang kaya. Hebatnya , para peneliti itu memberikan rekomendiasi dengan catatan “ “ Penelitian ini dibuat tidak memperhitungkan multiplier effect ( pengaruh berganda akibat kenaikan harga BBM ). Mungkin masalah multiplier effect ini tidak dibahas dalam penelitian karena ordernya hanya sebatas pendistribusian subsidi BBM kepada public. Seharusnya DPR juga bisa meminta kepada LPM UI untuk melakukan penelitian soal multiplier effect ini, agar dapat lebih seimbang untuk mengambil keputusan. Tapi DPR lebih percaya dengan hasil penelitian itu yang disampaikan oleh pemerintah.

Walau namanya Lembaga Pengabdian Masyarakat ,- UI maka tetap sajalah mereka harus dibayar karena era sekarang tidak ada yang gratis. Saya berharap ada partai yang mau menjadi donator untuk membayar LPM – UI untuk itu dan hasilnya bisa umumkan di media massa. Kita akan lihat kebenarannya. Kalau hasil penelitian itu menyatakan “ tidak ada multiplier effect yang mengakibatkan kemiskinan bertambah terhadap kenaikan BBM dan BTL adalah cara tepat untuk menyalurkan keadilan kepada rakyat, maka kita harus segera merubah idiologi negera kita menjadi KOMUNIS seperti sebelum reformasi DENG dan lupakan soal reformasi untuk Demokrasi ekonomi... Ya, kan?

Tuesday, May 20, 2008

Bangkitnya nasionalisme ?

Di tahun1957 atau tepat pada tanggal 11 juni , Hatta berkata , "Revolusi kita menang dalam menegakkan negara baru, dalam menghidupkan kepribadian bangsa. Tetapi revolusi kita kalah dalam melaksanakan cita-cita sosialnya...Itulah gambaran dari seorang Hatta, Tokoh prolamator RI , tentang situasi politik ketika itu. Ditengah krisis multidimensi kala itu, Hatta berkata dalam kelelahan seakan mengingatkan secara tegas...” Krisis ini dapat diatasi dengan memberikan kepada negara pimpinan yang dipercayai rakyat! Oleh karena krisis ini merupakan krisis demokrasi, maka perlulah hidup politik diperbaiki, partai-partai mengindahkan dasar-dasar moral dalam segala tindakannya. Korupsi harus diberantas sampai pada akar-akarnya, dengan tidak memandang bulu. Jika tiba di mata tidak dipicingkan, tiba di perut tidak dikempiskan. Demoralisasi yang mulai menjadi penyakit masyarakat diusahakan hilangnya berangsur-angsur dengan tindakan yang positif, yang memberikan harapan kepada perbaikan nasib”

Tanggal 21 Mei 2008 , seratus tahun lalu ketika awal pertama kali kebangkitan nasional diikrarkan oleh para pemuda terpelajar untuk bangkitnya kebersamaan melawan penjajah dan sepuluh tahun lalu ketika reformasi yang digerakan kaum terpelajar untuk keluar dari system negara otoriter dibawah pengaruh asing, hasilnya kini tidak lebih seperti apa yang diungkapkan oleh Hatta ditahun 1957 itu.. Kita memang piawai merekayasa emosi kebersamaan untuk satu tujuan tapi tidak paham membawa barisan untuk tetap utuh ketika berhadapan dengan lawan. Barisan kita mudah hancur ketika melihat uang dan kekuasaan. Barisan diatas komando yang materialitism. Nasionalisme arogan tapi munafik, sehingga kita tetap saja terjajah walau dalam bentuk lain, mamakai produksi asing, modal asing, budaya asing , system politik asing.

Nasionalisme atau kebangsaan memang hadir karena sebuah politik kebersamaan. Sebuah politik untuk mempersatukan emosi , senasip sepenanggunagan. Setidaknya menegaskan ,bahwa kami adalah kami dan kamu adalah kamu. Kami dengan cara kami berbuat dan biarlah kamu bukan bagian dari kami. Dari sikap ini, maka terbentuklah suatu kesatuan dengan symbol symbol kenegaraan dalam bentuk bendera, lagu dan bahasa. Karenanya , kebangasaan adalah bahasa. Kebangsaan adalah budaya. Kebangsaan adalah harapan yang terpendam untuk dibangkitkan sebagai suatu kekuatan yang dibangun diatas cita cita kebersamaan. Tapi Agus Salim menilai, bahwa pengagungan terhadap bangsa secara berlebihan akan menyengsarakan bangsa itu sendiri dan bangsa lain, seperti yang terjadi pada bangsa-bangsa Eropa. Mereka karena saking cintanya terhadap bangsanya menyebabkan bangsa-bangsa lain seperti Indonesia menderita akibat kolonialisasi. Seharusnya nasionalisme yang bersendikan agama yang menjadi pegangan kita. Kabangsaan yang lahir untuk kebersamaan bagi seluruh umat manusia diplanet bumi. Itulah pancasila sebagai dasar dimana nasionalisme hanyalah menempati urutan ketiga. Bukan yang pertama. Karena yang pertama adalah ALlah.

Nasionalisme bangkit ! benarkah kalimat ini masih relevan ditengah jargon globalisasi dan neo liberal? Benarkah nasionalisme masih ada di negeri kita ? Saya sempat bertanya tentang ini , ketika teman saya kehilangan respect dari mitra asingnya dalam negosiasi pembangunan project infrastructure di Indonesia. Alasannya , pihak asing tidak butuh mitra yang berlabelkan “ putra Indonesia “ karena regulasi investasi di Indonesia tidak lagi membedakan asing dan warga negara Indonesia. Tidak ada lagi rasialisme soal pemodal. Lantas, apakah arti passport yang melekat pada diri seorang putra Indonesia bila berhadapan dengan pihak asing ? jawabnya “ tidak ada “ Kita marah dan kecewa karena seharusnya kita dilindungi sebagai pemilik syah negara , yang berhak mendapatkan perlakuan istimewa dibandingkan asing. Paradox !

“Nasionalisme diera sekarang tidak lebih adalah ungkapan kekalahan bersaing ditengah kompetisi global yang meratifikasi WTO. “ begitu yang saya dengar dari sebagian orang yang memuja globalisasi. Impian tentang countryless kini sudah mendekati kenyataan ditengah kelelahan kita kehilangan sumber daya alam yang menimbulkan kerusakan lingkungan yang parah. Ketidak berdayaan menghadapi kompetisi global untuk olah modal, olah pasar, olah ilmu, olah budaya, olah agama ,olah raga. Kemudian, kitapun dipermalukan dengan high rate contry risk , high rate corruption and prostitution didunia. Inilah harga yang kita rasakan seakan menumpang tawa ditempat ramai dan akhirnya menjerit dirumah sendiri. Kita kehilangan spirit kebersamaan karena kita terjerat dengan pinjaman luar negeri, ketergantung dengan technology , keterbatasan modal. Kita dilanda krisis multidimensi…

Padahal system kebersamaan kita keitka awal kemerdekaan, telah ditetapkan dengan landasan yang kokoh dalam bentuk falsafah (pancasila) , batang tubuh ( UUD 45 ) namun ini selalu menjadi silang sengketa ketika kemerdekaan ditangan , sehingga tidak pernah falsafah dihayati secara nurani, tidak pernah batang tubuh dijadikan tonggak. Kita selalu gamang dengan prinsip kita sehingga kita kehilangan arah , jatidiri dan akhirnya setelah semua itu , kitapun kembali disadarkan tentang nilai nilai “ kebangsaan” untuk kembali dibangkitkan. Semoga seratus tahun kebangkitan nasional ini adalah awal kebangkitan baru kita ditengah jeratan krisis multidimentsi dan kembali pula disadarkan...mungkinkah kita kembali menempatkan agama diatas segala gala kepentingan. Sudah saatnya syariat Islam dijadikan pegangan untuk tampilnya barisan yang kuat..Mungkinkah..?

Saturday, May 17, 2008

Spekulan dan BBM

Harga minyak pada bulan ini mencapai level tertinggi. Hal ini disebabkan oleh pembelian untuk stock keperluan musim panas. Sebagian analis mengatakan bahwa permintaan pasar akan menurun sampai menjelang musim dingin sekitar Sept- Nov. Kemudian akan mulai naik lagi ketika memasuki musim dingin. Alasan yang mengemuka karena harga minyak sekarang sudah mencapai level over-bought. Lagi pula banyak spekulan yang terperangkap pada posisi long. Sementara trader komersial yang mewakili pengguna (kilang minyak) mempunyai posisi short. Andaikata yang mempunyai posisi long adalah trader komersial, situasi tidak terlalu buruk, karena posisi long trader komersial akan berakhir pada delivery barang bukan untuk dijual kembali. Spekulan yang banyak posisi long tidak mempunyai tujuan untuk memperoleh fisik barangnya dan tidak bisa menerima barang (minyak). Oleh sebab itu harus dijual kembali sebelum delivery date kalau mereka melakukan pembelian berjangka. Kalau tidak, kantor mereka akan kena siram minyak. Dan kalau mereka membeli option, besar kemungkinan optionnya hangus.

Tapi benarkah harga minyak akan turun ?saya tegaskan tidak mungkin ! mengapa ? karena bila harga minyak turun akan merontokkan harga saham perusahaan minyak. Ini tidak diinginkan terjadi oleh konglomerasi business minyak dunia yang sedang menikmati keuntungan dari spekulasi harga minyak. Disamping itu , harga saham perusahaan minyak raksasa sudah mencapai over bough sehingga renta sekali untuk terkoreksi. Karenanya harga minyak akan terus dipertahankan sampai menuju Winter Stocking, persiapan musim dingin. Ini memang paradox kapitalisme, semakin kuat spekulan mendorong kenaikan harga minyak, semakin cepat dunia terjebak dalam krisis yang luar bisa besar. TIdak ada satupun negara yang bisa selamat. Kemudian secara berlahan harga minyak akan terkoreksi sampai harga wajar. Tapi proses koreksi itu akan memakan waktu lama dan selama itupula dunia menghadapi resesi ekonomi yang parah.

Spekulan memang menentukan kenaikan harga minyak. Ini adalah dampak krisis kredit subprime mortgage (perumahan berkualitas rendah) di AS. Investor di bursa mengalihkan investasinya dan memilih minyak sebagai lahan menicptakan yield sehingga menaikkan harga minyak. Perry Sadorsky (2000) dalam studi empirisnya yang berjudul “The empirical relationship between energy future prices and exchange rate”, menunjukkan bahwa dalam keadaan keseimbangan jangka panjang (long Equilibrium) jika US exchange rate meningkat sebesar 1% maka harga minyak mentah yang akan datang (crude oil future prices) akan turun sebesar 0.737%. Parameter estimasi ini juga dapat dibaca; jika US exchange rate menurun sebesar 1% maka harga minyak mentah yang akan datang (crude oil future prices) akan naik sebesar 0.737%. Jadi ada hubungan erat kenaikan minyak dan turunnya kurs dollar. Ini semua permainan spekulan. Ulah spekulanlah yang lebih banyak menyebabkan kisruh harga minyak saat ini. Fadel Gheit, analis energi yang disegani dari Oppenheimer & Co di New York, mengatakan, “Harga minyak seharusnya tidak melampaui 55 dolar AS perbarel.” Gheit juga menuding ulah spekulan, termasuk lembaga keuangan terbesar di dunia milik AS, Inggris, dan lainnya. Jadi menghapus subsidi tidak lebih adalah semakin menyuburkan spekulan secara systematis dan mempercepat jatuhnya dunia kejurang resesi terdalam.

Nah,bagaimana dengan rencana pemerintah yang akan menaikkan BBM melalui penghaspusan subsidi karena alasan mengamankan APBN. Mari kita ulang pernyataan pemerintah tahun 2007:

Direktur Ekonomi Makro Bappenas Bambang Priambodo mengatakan, meskipun belanja subsidi bahan bakar minyak ikut terkerek, total pendapatan negara dari PNBP Migas, PPh Migas, dan penerimaan lainnya masih lebih besar dari beban subsidi. Setiap US$ 1 dolar kenaikan harga minyak akan meningkatkan pendapatan negara Rp 3,24 triliun sampai Rp 3,45 triliun; subsidinya juga naik Rp 3,19 triliun sampai Rp 3,4 triliun. Artinya setiap kenaikan US$ 1 dolar negara untung Rp 48-50 miliar (Tempointeraktif, 22/10/07).

Menteri ESDM juga menyatakan, “Setiap kenaikan US$ 1 harga minyak, kita memperoleh `windfall` (keuntungan tambahan) sebesar Rp 3,34 triliun, dengan asumsi kursnya mencapai Rp 9.050 perdolar.” (Antaranews, 23/10/07).

Kenaikan harga minyak itu juga akan menaikkan cadangan devisa negara. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda S Goeltom menyatakan pada akhir Oktober lalu bahwa cadangan devisa negara sebesar US$ 54,3 miliar. Menurutnya, dalam simulasi yang dibuat BI, untuk setiap kenaikan 1 dolar AS perbarel, pada triwulan IV 2007, akan meningkatkan surplus transaksi berjalan 23,3 juta dolar AS dan meningkatkan cadangan devisa 35,6 juta dolar AS setiap triwulannya; dan pada 2008 akan meningkatkan surplus transaksi berjalan 27,1 juta dolar AS dan cadangan devisa 36,3 juta dolar AS setiap triwulannya

Analisa Kwik sebagai mantan Menteri yang membidangi perekonomian, juga menegaskan bahwa tidak ada kerugian pemerintah terhadap kenaikan minyak dunia. Juga tidak ada alasan pembenaran terhadap penghapusan subsidi BBM yang dikaitkan dengan tekanan APBN

Yang jadi pertanyaan adalah apakah pernyataan pemerintah tahun lalu itu benar berdasarkan data yang benar atau sekedar bicara saja ? Juga, apakah pernyataan pemerintah tahun ini juga benar berdasarkan data yang benar ? entahlah..., setidaknya kita sadar bahwa sikap pemerintah sekarang tidak lebih adalah sama dengan gaya spekulan kapitalis yang smart memanfaatkan kesempatan apapun , tidak peduli kalau itu harus merugikan rakyat banyak dan menhancurkan masa depan peradapan manusia. Yang pasti apapun alasan yang disampaikan pemerintah untuk menaikkan harga minyak, tidak akan dipercaya oleh rakyat. Pemerintah kini , benar benar pemain watak terbaik untuk menjadi penipu terbaik.

Thursday, May 01, 2008

Meniru dan mengikuti

Ketika Dede Yusup terpilih sebagai wakil Gubernur Jawa Barat, teman saya bertanya kepada saya “ Mau tahu , siapa penipu terhormat ? Saya mengerutkan kening. Karena mana ada pula penipu yang dihormati. Dalam kebingungan ini, teman saya menjawab sendiri pertanyaannya “ Artis “. Semakin hebat dia bermain memerankan tokoh yang diinginkan oleh sutradara , semakin terpukau kita menonton adegannya. Setelah film usai , kita semua sadar bahwa kita baru saja ditipu oleh sekelompok team yang terdiri dari sutradara, penulis scenario, cameraman , visual effect dll. Untuk itu semua kita harus membayar dan berterima kasih kepada artis yang telah berhasil memancing emosi kita. Artispun kita hormati dan dikagumi. Kita sadar bahwa kita menghormati dia karena kepiawaiannya melakonkan tokoh imajiner yang dicreate oleh sutradara. Artinya kita hormat karena kepiawaian artis berperan total mengikuti karakter tokoh yang diinginkan oleh sutradara.

Manusia memang mempunyai kemampuan untuk meniru atau mencotoh orang lain secara sempurna. Konsep Neoro Linguistic Programming ( penyusunan bahasa syaraf ) menjelaskan bahwa setiap manusia mempunyai susunan syaraf yang sama. Artinya segala sesuatu yang orang lain dapat lakukan , kita juga bisa melakukannya. Eisenhower bukanlah jenderal lulusan West poit. Dia hanyalah seorang guru. Tapi dengan meniru para jenderal yang sukses , dia berhasil memimpin pasukan AS untuk menaklukan german di eropa ketika perang dunia kedua. Sukses memang meninggalkan jejak. Kita semua bisa meniru orang orang yang sudah sukses dalam kehidupan dan menemukan sukses seperti yang kita inginkan. Caranya tidak jauh beda dengan artis yang ingin memerankan tokoh yang diinginkan oleh sutradara. Semua informasi , model , prilaku, keseharian dari tokoh tersebut, diexplorasi , diobservasi dengan teliti dan kemudian ditiru dalam berbagai latihan untuk kemudian diterapkan dalam setiap adegan.

Kalau ingin meniru maka tirulah yang terbaik. Muhammad SAW adalah teladan terbaik dan terlengkap untuk semua aspek kehidupan. Beliau adalah manusia biasa yang terlahir dari perkawinan yang syah, bermain, belajar, bekerja , menikah dan memiliki keturunan. Beliau berjalan dipasar dan membawa barang dagangannya, menyapu rumah, menjahit pakaiannya yang robet, memotong daging serta menyiapkan sayuran didapur. Beliau merasakan harap dan cemas, miskin dan kaya, lapang dan susah, menyendiri dan bermasyarakat. Sebagai pemimpin beliau berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dihadapan hokum,memperoleh kemenangan dan kekalahan, keceriaan dan kesedihan. Tubuhnya tidak terdiri dari besi tapi daging dan tulang biasa, hingga dia pernah terluka dalam peperangan. Semua hal tetang beliau adalah sama dengan kita tapi yang berbeda hanyalah satu bahwa beliau diamanati wahyu oleh Allah dan senantiasa dijaga oleh Allah dari setiap kesalahan. Inilah cetak biru bagi setiap manusia agar dapat melewati hidup dengan sukses, yang tercermin dari cara berpikir ( way of thinking ) , merasakan ( feeling ) dan kemampuan memfungsikan semua potensi positip ( functioning ) sebuah cara hidup ( the way of life ) dan cara menjadi ( way of being ) yang transformative.

Tentu banyak tokoh lain didunia ini yang berhasil mencatat sejarah sebagai pemimpin . Tapi sebagian mereka berakhir dengan kehinaan. Napoleon berakhir di pengasingan dan dihinakan. Hitler terkubur dibawah puing puing banker bawah tanah dalam kekalahan. Pol Pol diburu sebagai pesakitan. Alexander terbunuh karena konplik cinta. Mengapa ? Karena, meskipun mereka dapat menggerakan massa dengan kemampuan memancing emosi secara luar biasa namun pada kenyataanya semua itu dilakukan untuk tujuan amoral. Mereka ahli menggunakan retorikanya , memanfaatkan segala cara yang bisa memancing emosi public untuk mengikutinya. Mereka piawai untuk memadamkan harapan dan optimisme pengikut lawan , disisi lain dengan creative membangun illusi agar orang mengikutinya. Inilah model kelicikan yang disyahkan dalam politik ala demokrasi. Namun , teladan Muhammad lain. Dia mengajarkan hal yang konstruktif agar emosi tetap terjadi secara positip Ia mengundang orang untuk mengambil langkah keyakinan melalui sepatah kata tentang apa yang mungkin , menciptakan sebuah inspirasi kolektif. Nah diakhir karir beliau adalah kehormatan dan kemuliaan abadi.

Layaknya kehidupan adalah sebuah pentas film yang di create oleh Allah . Quran adalah scenario dari sebuah pertunjukan yang diinginkan oleh Allah untuk manusia dengan peran utama sebagai khalifah dimuka bumi dengan judul “ rahmat bagi alam semesta” . Quran memang layaknya scenario yang bercerita secara umum dan menyeluruh tapi tidak detail. Allahpun menentukan sendiri sutradara yang tepat untuk menjabarkan scenario tersebut dengan menunjuk Rasul , Muhammad SAW. Muhammad telah tiada namun beliau meninggalkan jejak ( hadith ) tetang karakter manusia terbaik sepanjang zaman untuk kita tiru. Maka Hadith yang merupakan kumpulan dari kegiatan sunnatullah dari seorang rasulallah , sebagai pegangan kita untuk memahami secara utuh scenario yang terdapat didalam Alquran.

Kepada Kang Dede Yusup, kini anda tidak lagi berperan sebagai Artis namun cara cara artis memerankan tokoh imajiner yang diinginkanh scenario haruslah anda pertahankan .Teruslah mengxplorasi dan mengoservasi setiap prilaku Muhammad SAW untuk anda terapkan dalam keseharian anda sebagai pemimpin…tentu dengan niat semata mata untuk dan karena sang penulis scenario..ALLAH

Friday, April 25, 2008

Indonesia ku

Saudaraku, bisakah kamu melupakan sejenak tentang Indonesia. Begitu katanyanya kepadaku , ditengah kesedihan. Ketika harapan hablur, ketika ketidak pastian selalu menjadi pasti bagi yang lemah. Putus asa adalah pilihan tanpa bisa memilih. Saya tak bisa menghindar dari semua ini, tentang tanah air. Sebuah negeri, sebuah sejarah tentang heroic, sebuah nama. Apa arti semua ini. Adakah makna tentang tanah air ? Diluar negeri , saya berusaha membaca dengan teliti di papan pengumuman kurs mata uang disamping desk receptionist Hotel. Tidak ada kurs yang berlaku untuk Rupiah. Saya sedih karena uang yang melambangkan legitimasi negara tidak diakui dinegeri orang. Ketika saya kembali ke tanah air, yang nampak di Bendara kedatangan adalah berbagai poster iklan tentang VISA, AMEX, CITIbank Semuanya berbau asing dibanggakan dinegeri ini. Ketika maskapai penerbangan asing yang penuh sesak dan maskapai Garuda yang menyedihka, saya malu dan sedih. Negeri yang saya banggakan ,yang selalu meminta pajak penjualan dan pembelian, meminta saya membayar fiscal keluar negeri. Tapi disetiap sudut kehidupan dan kehiruk pikukan tidak tersedia ruang untuk sebuah negeri bernama Indonesia.

Lantas dimanakah Indonesia ? Inilah yang membuat saya lelah berpikir dan terus bertanya tentang tanah air. Mungkin nama ini hanya sekedar mengingatkan kita tentang masa lalu dan sejarah, yang baru disadari keberadaannya ketika kita ingin mendapatkan izin dan mengisi formulir. Itu saja. Selebihnya adalah kosong tanpa makna , apalagi harapan tentang cita cita adil dan makmur. Cobalah kamu bayangkan, negeri ini memang tidak pernah ada secara substansi kecuali symbol vulgar tentang kekuasaan. Maka jangan tanya soal sense of crisis. Jangan kaget bila semua negara Asia yang terkena kiris ekonomi telah pulih kecuali negeri yang bernama Indonesia. Ekonomi berjalan hanya diatas angka angka tanpa makna seperti lukisan tanpa imaginasi dan rasionalitas. President yang selalu meminta sabar kepada rakyat tapi tak cukup punya nyali melawan kekuatan pemain amatir politik di senayan. Partai partai sibuk menjadi penjarah dan pelindung pengrusakan hutan dan alam.

Kebingungan saya tentang Indonesia, tidak jauh berbeda dengan Samad siburuh tani atau si Dul penjaga pintu kereta. Yang tak pernah mempunyai cukup penghasilan tapi tubuhnya tetap kokoh berdiri. Lantas apa yang diharapkan oleh si Samad dan Si Dul. Mengapa mereka masih betah hidup ditengah ketidak pedulian sebuah system dari rumah besar bernama Indonesia ? Ya, Mereka hidup dalam spirit masa lalu tentang cita cita kemerdekaan , mereka menantinya walau hanya mungkin sebuah kepastian tentang kematian yang sia sia. Karena masalalu , mereka hidup untuk hari ini dan hari esok. Tapi memang harapan dinegeri ini terlalu mahal kecuali harga sebuah Togel.

Ketika saya berjumpa dengan TKI di luar negeri. Dengarlah katanya ketika saya tanya tentang tanah air. “ Saya kangen simbok. “ itu saja.Tidak ada kata kata yang keluar “ Saya kangen Indonesia. “ Saya bisa saja mengganti passport dan menjadi warga negara china atau Canada. Tapi akumulasi kenangan yang buruk dan indah dari perjalanan masa lalu saya tidak mudah dilupakan, sama halnya tentang Indonesia. Yang akan selalu menjadi ingatan tentang masalalu yang heroic penuh darah dan kebanggaan. Itulah yang menyakitkan bila kita setiap hari berharap kepada sebuah nama - Indonesia -, tentang keadilan dan kemakmuran sementara setiap hari kekuatan kita terus berkurang untuk bertahan hidup menghadapi harga yang terus naik. Sampaikan kapan , nama ini tetap membuat kita tegar dalam penantian ?

Saya berusaha menjelaskan sendiri makna Indonesia itu kepada TKI. Bahwa Indonesia adalah sebuah proyek kebersamaan kita. Sebuah kemungkinan yang menyingsing. Sebuah cita cita yang digayuh generasi demi generasi. Sebuah perjalanan yang kita jalani dengan kelelahan. Tanah air adalah sebuah ruang masa kini yang kita arungi karena sebuah harapan hari esok yang lebih baik. Percayalah. Tapi TKI itu menjawab “ saya kangen simbok tapi saya butuh uang. Nanti kalau tabungan saya cukup barulah saya pulang. “ Indonesia ada dan passport pun melegitimasi orang untuk jadi jongos di negeri orang. Tentu untuk sebuah harapan …walau terasing dan terlempar jauh dari negeri sendiri.

“ Jangan menangis kawan. Kita boleh marah dan benci kepada mereka yang membuat kita terhina. Justru itu adalah ujud karena rasa cinta itu sendiri kepada sebuah nama yang kita agungkan, Indonesia. Di kejauhan ribuan mill dari tanah zamrud katulistiwa, airmata mengalir ketika mendengar lagu "Indonesia tanah airku, yang dikarang Ibu Sud :

Tanah airku tidak kulupakan,
Kan terkenang selama hidupku,
Biarpun saya pergi jauh,
Tidak kan hilang dari kalbu.
Tanah ku yang kucintai.
Engkau kuhargai.
Walaupun banyak negri kujalani.
Yang masyhur permai dikata orang.
Tetapi kampung dan rumahku.
Di sanalah kurasa senang.
Tanahku tak kulupakan.
Engkau kubanggakan”.

Kesedihan semakin menjadi jai karena lagu ini , kini sudah jarang terdengar ditelivisi dan radio. Dia sudah digantikan oleh lagu dengan ritme melankolis ala rock atau popsong, bahkan dalam acara gema cipta yang dihadiri president yang terdengar adalah lagu “Imaging.” Dimanakah Indonesia ?..jangan jangan kita sudah menerima bulat kata kata dalam lirik lagu imaging “Imagine there's no countries “

Saya tetap bingung dalam kesedihan sambil berusaha tersenyum ketika petugas imigrasi mengecap passport saya dan berkata “ Selamat datang di Tanah Air…” Ya..negeri yang tak kulupakan dan engkau kubanggakan...

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...