Rezeki itu terbuka lebar dan tersedia luas di bumi ini. Singkatnya ketika anda lahir ke dunia, software mendapatkan rezeki itu sudah disediakan Tuhan dalam diri anda. Anak raja atau anak rakyat sama saja. Semua sama. Tidak ada beda. Itulah keadilan Tuhan. Hanya saja, apa dan dimana rezeki itu, Tuhan tidak beri tahu kepada anda. Itu menjadi mistri antara anda dan Tuhan. Rezeki itu terbungkus dengan rapi seperti kotak pandora. Nah tugas anda menemukan kotak pandora itu dan membukanya menjadi rezeki itu.
***
Dalam usia 21 tahun saya bekerja. Saya kerja keras. Tapi apa yang saya rasakan? ketidak nyamanan. Bukan karena kerjaan itu tidak bagus. Tetapi rasa keadilan saya berontak. Saya tidak mau menua dengan ijazah SMU dan mendapatkan gaji karena itu. Setahun bekerja, saya keluar. Kemudian saya masuk dunia bisnis. Ini dunia baru. Dunia tidak pasti. Bagi saya itu lebih baik daripada pasti tapi rezeki ditaker orang. Berat saya lalui. Apalagi dengan modal terbatas. Dalam 4 tahun berkembang baik. Saya belajar banyak tentang international trade. Tetapi akhirnya jatuh bangkrut. Saya tahu kekurangan saya. Dan saya tidak menyesali kegagalan itu.
Saya berusaha bangkit lagi. Tetapi tidak dengan bidang yang sama. Kalau tadinya saya bergerak bidang jasa kontraktor pengadaan barang pemerintah dan ekpor impor, saya pindah ke dunia manufaktur. Selama merintis itu saya sempatkan kursus menajement pabrik dan pemasaran. Semua hal baru bagi saya. Termasuk relasi dan pengetahuan baru. Saya tidak berkecil hati atau kawatir untuk bisa bangkit. Benarlah. Saya dapat mitra dari Korea. Kami bangun pabrik. Tetapi empat tahun berdiri, tahu ke lima,, saya disingkirkan oleh mitra saya secara hostile. Saya tidak menyesali keadaan itu. Biarlah.
Kemudian, saya bangkit lagi. Tidak lagi di dunia jasa manufaktur. Tetapi masuk ke tekhnologi dan industri. Saya belajar keras tentang aplikasi tekhnologi dalam proses industri. Jadi saya paham peluang dapatkan mitra dan pasar. Saya belajar tentang financial engineering. Dunia ini sangat baru. Saya terseok seok melangkah. Lima tahun waktu terbuang tanpa bisa berkembang. Beberapa mitra datang dan pergi begitu saja. Krismon datang. Usaha saya kandas lagi. Di tengah keadaan ekonomi negara krisis, sumber daya keuangan menyempit, peluang semakin sulit. Saya pilih bekerja dulu sebagai eksekutif pada perusahaan teman. Pengalaman bisnis saya ternyata tidak membuat saya nyaman untuk bekerja walau gaji besar.
Akhirnya setelah tiga tahun, saya mundur dan menerima tawaran sebagai team asistensi pemerintah bidang keuangan. Walau gaji kecil hanya Rp. 3,5 juta sebulan tetapi saya puas. Dua tahun kemudian saya mundur. Dalam keadaan tidak ada penghasilan, peluang semakin sulit bagaimana saya bisa bertahan. Banyak peluang sebenarnya. Saya punya akses ke pemerintah. Saya bisa saja ikut memanfaatkan peluang menjarah aset BPPN tetapi saya tidak mau. Ibu saya menasehati saya “ kegagalan kamu selama ini jadikan pelajaran. Harta yang kamu dapat, walau satu rupiah tidak halal, itu akan membebani kamu di kemudian hari. “
Ketika ada kesempatan ke luar negeri berbisnis, saya putuskan tampa ragu. Ketika itu usia saya masuk 40. Saya harus hijrah. Bukan hanya bisnis yang baru, tetapi juga negara tempat bisnispun baru. Sudah pasti saya tidak mudah mendapatkan jaringan bisnis, apalagi peluang. Berkat pengalaman sebelumnya, saya tidak ragu untuk memulai hal yang serba baru. Toh baik baik saja. Benarlah. Kerja keras siang malam tanpa menyerah, akhirnya dalam setahun saya sudah bisa dapatkan peluang dan jaringan bisnis termasuk sumber daya keuangan. Darisanalah usaha terus berkembang tanpa hambatan. Hal yang sulit di Indonesia, mudah di luar negeri.
Apa artinya dari cerita saya diatas? Papatah kuno mengatakan “ jangan jatuh di lobang yang sama.” Kalau anda gagal bekerja, ya jangan kerja lagi. Pindah ke bisnis. Kalau anda gagal bisnis A , ya jangan bisnis A lagi. Pindah ke B. Begitu seterusnya sampai anda benar benar menemukan lahan rezeki pemberian Tuhan itu. Saya butuh 18 tahun menemukan kotak pandora itu. Kuncinya? Jangan tunda untuk berubah. Kalau harus berubah ya berubah saja. Tak perlu takut dan kawatir soal masa depan. Hak anda hanya ada hari ini. Hari ini itu adalah sikap anda. Menunda bersikap jangan berharap masa depan aka baik baik saja. Tetapi kalau anda berubah, anda punya hope di masa depan.
Nah sikap mental yang selalu ingin berubah itu dasarnya adalah sikap anda yang berpikir terbuka dan tentu membuat anda mudah bergaul dengan siapa saja. Dari pergaulan inilah membuat anda berkembang. Bukankah lingkaran pertemanan itu adalah pintu rezeki. Makanya bertemanlah kepada mereka yang menuntun anda ke mata air. Jangan berteman karena motive dapatkan uang dan kemudahan dari teman. Kalau motif anda begitu, pasti anda akan kecewa dan pertemanan akan menyempit. Rezeki akan menjauh.
No comments:
Post a Comment