Ketika sampai di Bil Ali , Diapun terus mengulang kata kata " Tolong ya, saudara saudara. Agar jangan berlama lama disini. Kita harus memburu waktu agar dapat tepat waktu di Makah. Apabila kita telat maka sulit bagi kita untuk mendapatkan jatah hotel yang layak." Kamipun , mengiyakan. Hanya sholat dua rakat , mengganti baju dengan pakaian Ihram , maka kamipun bersegera masuk ke mobil. Ada sebagian teman yang sholatnya pun engga khusu karena terlambat pada waktu ngantri berwudhu. Setelah , semua ada didalam kendaraan , maka kamipun melaju ke Makkah sambil melantunkan takbir, takhmid..." Aku datang memenuhi panggilanmu. Nampak sebagian teman teman dalam satu rombongan menangis...
Setengah jam dalam perjalanan , ditengah gurun pasir, sekonyong konyong kendaraan melambat dan berhenti. Supir nampak bingung. Kebetulan supirnya orang dari Libanon yang cukup pasih bahasa inggeris. . Supir itu mengatakan bahwa bus tidak bisa di stater lagi. Dia nampak bingung padahal bensin penuh. Rusak? Tidak mungkin karena bus ini baru seminggu keluar dari show room . Kami nampak bingung. Melihat keluar nampak sunyi. Dibelakang tidak ada satupun kendaraan yang lewat. Mau keluar dari Bus takut kawatir ada ular dan lagi udara dingin sekali.
Dalam kebingungan itulah Supir menggunakan Radio yang ada didalam Bus untuk menghubungi terminal.Tapi , radio itupun tidak bisa digunakan. Berkali kali dicoba tapi rusak. Lebih aneh lagi adalah tidak ada satupun kendaraan yang lewat. Semua nampak sunyi mencekam. Padahal dibelakang kami katanya ada lebih 40 bus. Tapi kemana mereka ??? Akhirnya , salah satu dari kami yang nampak lebih tua berkata " Apa salah kita.? Ini tentu datang dari Allah. Ingatlah apa kesalahan kita?. Apakah ada diantara kita yang mungkin berbuat salah..Bertobatlah. " Kami saling berpandangan satu sama lain. Akirnya tanpa dikomondo, kami semua keluar dari BUS dan sholat taubah dua rakat ditengah gurun pasir.
Hari telah menunjukan pukul 1 pagi. Artinya kami telah berada ditengah gurun itu selama tidak kurang 5 jam. Diantara rombongan sudah nampak gelisah walau berusaha sabar. Untuk killing time saya memilih membaca tafsir alquran dan tidak berzikir seperti yang lainnya. Saya terhenti membaca tafsir ketika sampa pada Surat " Wal Ashri..” Demi Waktu! Hidup manusia itu sia-sia, kecuali mereka yang beriman kepada-Nya, dan berbuat kebajikan kepada sesamanya, dan saling mengingatkan dalam kebenaran, dan dalam kesabaran" Entah mengapa saya menangis ketika membaca ayat ini.
Kepada teman , saya katakan " Kejadian ini adalah bukti bahwa kita termasuk orang yang merugi karena kita tidak bisa mengingatkan pimpinan rombongan untuk berserah diri kepada ALlah. Kita hanya diam ketika dia meminta kita memenuhi keinginannya untuk buru buru mengikuti jadwal yang sudah ditetapkannya. Padahal tidak ada manusia yang mampu melawan sang waktu kecuali " Allah " Mengapa kita tidak ingatkan Pimpinan Rombongan untuk berserah diri kepada ALlah atau setidaknya berkata "Insya ALLAH" kita akan sampai .." Kata kata saya ini terdengar oleh teman yang duduk didepan saya. Kemudian meneruskannya kepada Pimpinan Rombongan. Sejenak nampak dia berpikir dan akhirnya , Sholat khusu untuk bertobat atas kelalaianya...Tidak berapa lama setelah itu, nampak dari kejauhan ada kendaraan Van mendekati kami. Ternyata mereka adalah panitia Haji dari Indonesia bersama sama dengan petugas dari Saudi. Mereka nampak kawatir ketika melihat kami. Karena sudah lebih 3 jam mereka mencari kami disekitar tempat itu tapi tidak berhasil menemukan kami. Juga dari Bus yang sudah lebih dulu datang di Makkah , mereka tidak mendapatkan informasi apapun tentang kami.
Hamka mengatakan dalam tafsir Alazhar “ Seandainya Allah tidak menurunkan Alquran maka surat 'Al Asyr' cukuplah sebagai pegangan hidup manusia untuk selamat menuju akhirat dan bahagia di dunia. Mengapa ? Semua kita , tidak terkecuali, hidup dalam keadaan merugi. Kita semua hidup dalam isolasi Allah. Dalam ruang yang diatur dan ditentukanNya. Kita tidak akan pernah mengetahui pasti yang akan terjadi didepan kita. Dalam situasi kondisi inilah yang mengharuskan kita untuk tidak merugi. Caranya? Disetiap detik jantung berdetak gunakanlah untuk berbuat baik dan mengingatkan orang lain untuk kebaikan, tentu dalam kuridor kesabaran. Tanpa harus menghujat , apalagi harus menganiaya orang. Dan yang lebih penting adalah percayalah (beriman ) kepada Allah sebagai penguasa dari segala penguasa...Ucapan Insya Allah adalah replikasi dari keimanan kita kepada allah yang berkuasa atas waktu.