Saturday, September 26, 2020

Menulis dengan hati


Waktu SMP saya sulit sekali membuat cerpen yang bisa menggugah orang. Ibu saya menasehati saya.  “Menulislah dengan hati”. Saya masih bingung, bagaimana sih menulis dengan hati. Kemudian ibu saya menyuruh saya membaca komik. Saya suka. Mengapa ? karena imajinasi saya terbantukan dengan adanya gambar. Kemudian, ibu saya mengatakan. Bagaimana kalau gambar itu kamu susun dalam bentuk tulisan. Ceritakan semua menurut imajinasi kamu apapun suasana, sedih, bahagia, kawatir, takut. Nah tanpa hati, penggambaran suasana itu tidak hidup. 


Kemudian saya mencoba menulis cerpen dengan diskripsi tentang tokoh dan suasana. Tetap saja gagal. Kemudian ibu saya mengataka bahwa manusia punya cara indah mengungkapkan suasana hati. Yaitu melalui metapora. Kalau kamu ingin menggambarkan cantiknya wanita. Contoh,“ Wajahnya bersinar seperti bulan. Bercahaya bagaikan berlian. Dagunya seperti sarang lebah bergantung. Juga bisa menggunakan personifikasi. Contoh, Pohon tertidur dalam dekapan musim dingin. Membawa pesan cinta bagi semua. Ada saatnya berhenti barang sejenak. Begitu Alam bertitah. Lantas bagaimana saya bisa mempertajam kemampuan mengolah imajinasi dalam bentuk metapora dan personifikasi? belajarlah menulis puisi. Kata ibu saya. Sejak SMP saya keranjingan menulis puisi.


Ada  cerpen yang saya tulis waktu SMP. Setelah saya merantau di Jakarta, tahun 1982  saya kirim cerpen itu  ke RRI dalam acara monolog. Saya masih ingat judulnya “ kereta terakhir”. Lucunya saya sendiri menangis mendengarnya. Karena suasana awal merantau dalam derita nestapa, cerpen “ kereta terakhir” itu membuat saya rindu ibu saya. Tetapi saya tidak ingin pulang gagal. Saya ingin membawa ibu saya pergi Haji. Kisah “ kereta terakhir “ itu membuat saya terpacu untuk bersemangat dalam derita dan tak kehilangan harapan. Ya menginspirasi saya sendiri. Tahun 1983 di Kebun Pala, Tanah Abang, saya sering mengintip latihan theater Koma asuhan Teguh Karya. Di situ  kemampuan imajinasi saya tentang dialogh dalam peran semakin tajam.


Menulis dengan hati, itu adalah dakwah untuk lahirnya perubahan lebih baik. Dalam bentuk prosa kita bebas bersatire tentang politik, agama, budaya, sosial dan ekonomi. Revolusi kebudayaan di China lahir dari panggung theater. Budaya kolot orang minang  yang mengutamakan harta dan Cinta dalam menetukan pilihan pasangan, dengan apik dibantah oleh Hamka dalam  bentuk kisah roman., “ Tenggelamnya Kapal van der Wijck. Bahwa harta dan cinta manusia bisa berubah. Tetapi cinta Tuhan abadi. Marah Rusli, dalam kisah “ Salah asuhan” sukses mengubah mindset orang Indoesia yang lebih suka kebarat baratan. Chairil Anwar, dalam puisi “ Kerawang-Bekasi, “Aku”  sukses mengubah takut menjadi euforia kematian demi membela negeri.


Tahun 2014 orang datang dari Medan khusus untuk bertemu saya. Sebelumnya saya tidak kenal. Mengapa? berkat baca kisah cerpen saya di blog, dia bisa berdamai dan kembali kepada istrinya. Diapun sadar kesalahannya dan minta maaf. Saya terharu ketika pasutri itu datang hanya ingin saya mendoakan mereka agar hidup rukun dan damai. Padahal usia mereka lebih tua dari saya. Ada anak yang merasa kecewa karena hidupnya susah . Dia merasa ibunya berlaku tidak adil terhadap dia. Dia datang menemui saya dengan bersimbah air mata. Itu karena dia membaca cerpen saya di blog. Dia datang bersama ibunya. Berdua mereka menangis di hadapan saya. Ada anak yatim yang sukses sebagai pengusaha karena terinspirasi dari tulisan saya. 


Mungkin dalam banyak hal saya tidak bisa mentunaikan apa yang saya tulis. Tetapi dengan orang membacanya, orang lain bisa mentunaikan. Di situlah kebahagian terjadi. Bahwa dengan segala keterbatasan, saya bisa menyampaikan pesan cinta Tuhan, tanpa harus menggurui dengan firman Tuhan. Karena kehidupan ini adalah rangkaian pesan cinta dari Tuhan. Masalahnya, bagaimana menyampaikannya dan membuat orang mau mendengar dengan hati. Tentu harus disampaikan dengan hati pula.


Monday, September 21, 2020

Ampuni aku ya Tuhan.


Bulan lalu, seusai makan malam dengan teman teman di Jalan Pangeran Jayakarta saya pulang naik taksi. Ketika itu jam 7 malam. CC saya kena bill Rp. 6,4 juta. Di dalam taksi saya asyik baca komen teman teman Dumay saya. Terdengar nada telp. Supir taksi minta izin terima telp. Saya mengangguk. Terdengar supir berbicara dengan nada setengah berbisik “ Ya sabar bu.. sejak corona penumpang sepi terus bu. Mau bantu gimana. Sabar bu. “ Diam cukup lama sepertinya supir taksi itu menyimak. “ Sabar bu” jawabnya. Telp kemudian terhenti.


“Emang sejak corona penumpang sepi ya pak ? Tanya saya.

“ Ya pastilah pak. Kegiatan orang berkurang. Bukan hanya taksi. Semua angkutan umum semua sepi. Kapan ya pak ini berakhir”

“ Berapa persen turun pendapatan.Kira kira.” Kata saya.

“ Duh susah bilang persen. Yang jelas tekor. “

“ Oh gitu.”

“ Awal awal corona, kadang ada saja rezeki. Orang stop kendaraan di tengah jalan. Mereka kasih sembako. Ada yang kasih amplop berisi uang Rp. 50.000. Tetapi lama lama udah jarang. Bahkan sekarang udah engga ada lagi. “

“ Bantuan pemerintah dapat ?

“ Baru sekali. Itupun dari Mabes Polri. Dah itu aja. Sampai sekarang belum dapat. Katanya minggu depan bakalan dapat lagi. Engga tahu saya”

“ Sabar ya pak “ kata saya.

“ Ya pak. Tadi istri saya telp. Adiknya mau mau pinjam uang Rp. 1 juta untuk bayar kotrak rumah. Kami engga ada uang. Ya istri saya sarankan numpang di rumah kami. Mau gimana lagi. Suaminya kena PHK. Mereka punya anak 2. Saya mau bantu rumah kontrakan engga ada uang. Ya mau engga mau. Gabung ajalah. Padahal kontrakan kami rumah petak.” Katanya.


Saya membayangkan, rumah kontrakan umumnya satu kamar. Ukuran rumah 32 meter. Itu tidak layak apalagi di isi oleh dua keluarga. Kehidupan karena PSBB akibat Corona telah menempatkan mereka yang miskin ke jurang nestapa. Keluhan dan tangis mereka tidak akan di dengar di Senayan. Padahal kalau anggaran petugas pengawas itu diberikan kepada mereka. Itu sangat menolong mereka bisa bertahan. Apalagi pengawasan ala kadarnya. Andaikan APBD lebih besar tersalurkan untuk mereka. Andaikan gaji PNS bisa dikurangi sedikit, itu sudah sangat membantu.


Tapi entah mengapa seketika saya merasa diadili. Saya merasa bersalah atas sikap saya. Barusan saya bayar bill hampir Rp. 7 juta untuk sekali makan. Waktu makan malam kami semua bicara tentang keluhan akibat Corona. Sementara ada orang untuk bayar kontrakan Rp. 1 juta saja engga ada uang.


Ketika turun dari taksi. “ Pak ini ongkos taksinya. Dan ini ada titipan untuk keluaga adik ipar bapak. Bayarlah uang kontrakan selama 3 bulan. Saya berdoa moga akhir tahun ini kehidupan udah normal lagi.” Kata saya menyerahkan lembaran dollar. Air mata saya berlinang. Saya memang lagi sulit karena hampir semua bisnis lesu. Bahkan business process yang sudah berlangsung terpaksa dihentikan. Itu kerugian pasti. Tetapi saya tidak harus sewa rumah. Tidak harus cicil rumah. Tidak pusing soal makan. Saya tak pantas mengeluh “ Ampunin aku ya Tuhan. “


***

Kematian Yuli.

Saya nonton video yang ditayangkan lewat sosial media. Seorang wanita bernama Yuli. Warga banten. Dia berkata dengan raut wajah memancarkan putus asa dan air mata berlinang seraya memeluk buah hatinya yang masih balita. Sudah dua hari tidak makan. Suaminya Kholid sebagai pekerja lepas yang menerima upah Rp. 25.000 perhari. Kalau tidak bekerja tentu tidak dapat upah. Sudah dua hari tidak bekerja sejak ada ketentuan social distancing.  Cerita terakhir Yuli dipanggil Tuhan meninggalkan anak anak dan suaminya dalam kemiskinan. Seperti Yuli itu bukan hanya satu itu. Tetapi ada banyak Yuli lain yang harus terpaksa sabar menerima kenyataan suaminya di rumah tanpa penghasilan.


Yuli tidak bunuh diri dalam keputusan asaan. Tetapi dia mati karena kesengsaraan oleh system. Yuli tidak hidup di Afrika. Jaraknya hanya 2 jam perjalan ke Istana dan satu jam ke Kantor Gubernur Banten yang megah itu. Tak jauh dari Ibu Kota yang membangun trotoar Rp. 1 triliun lebih dan kemudian dibongkar lagi. Tak jauh dari mereka yang punya rekening private banking ratusan miliar yang hidup nyaman dari bunga bank.Tak jauh dari gedung DPR yang menghabiskan anggaran Rp, 40 triliun selama 5 tahun. Tak jauh dari kita yang bebas berselancar di sosial media memakan quota internet. Tak jauh dari kita yang mampu beli sepeda seharga hampir 100 juta rupiah.


Anda  akan berkata, tentu, “Ah, apa hubungan dengan saya!” Anda akan bertanya kenapa anda  disangkutkan ke dalam “salah”. Maaf, beribu-ribu maaf. Saya punya bahasa yang kasar kali ini: jika kita tidak tahu, jika kita tidak merasa bersalah karena kematian Yuli itu, jika kita merasa tak berurusan dengan  Yuli  melepas raga karena lapar, itu berarti kita dungu atau tak punya hati. Anda  tahu bahwa setiap negara atau kota selalu ada kemiskinan. Di Indoesia terlalu bebal kalau anda tidak tahu arti ketimpangan. Kekayaan yang begitu timpang, kesempatan yang begitu selisih. Dari sini anda tahu apa yang menyebabkan Yuli mati dalam kelaparan.


Yuli adalah korban dari ulah kita semua. Kematiannya tidak akan disebut sebagai pahlawan seperti para dokter. Padahal Yuli mati dikorbankan oleh program peduli kesehatan dalam mengatasi wabah COVID. Karena sosial distancing atau PSBB memungkinkan negara menerbitkan surat utang untuk membantu BUMN yang sekarat, dan perusahaan besar yang sulit bayar utang. Membantu  menutupi defisit APBN agar para PNS dan elite politik tetap makan dan hidup senang. Membantu pemerintah tetap eksis. 


Andaikan ada survey, jumlah kematian karena PSBB seperti Yuli tentu jumlahnya tak sedikit. Jauh lebih besar dari kematian karena COVID-19. Namun kematian seperti Yuli itu tabu dicatat statistik. Karena politik memang mengharuskan ada korban. Dan itu selalu orang miskin dan lemah yang dikorbankan. Kita lebih bersalah lagi ketika Ahok membuka borok BUMN yang menguasai 50% aset negara tak ada ulama dan tokoh agama yang mendukung. Tak ada demo mahasiswa yang mendukung. Yang ada adalah hujatan kepada Ahok. Padahal Ahok sedang bicara tentang nasip Yuli Yuli lain di negeri ini yang terkapar karena mental korup kita semua.

Rakus.


Ada pekerja PL Karaoke berkenalan dengan orang kaya paruh baya, Andi. Untuk memberhentikan PL dari tempat kerjanya. Andi membayar mucikari Rp. 800 juta. Mahal. Engga juga bagi Andi yang sudah jatuh cinta. Dia ingin membahagiakan dan mengubah jalan hidup PL itu agar lebih baik bersamanya. Kemudian, tidak lebih setahun terpaksa Andi membiarkan wanita itu pergi. Apa pasal?. Karena wanita itu tidak berhenti memita uang dan kemewahan hidup. Kecantikan dan kemulusan tubuh wanita itu tidak lagi menarik. Apalagi ketahuan wanita itu selingkuh dengan produser rekaman, Amir. Amir yang menjanjikannya akan jadi artis tenar. Mereka menikah. Apa yang terjadi setelah itu?  Amir pergi setelah sebelumnya menguras uang wanita itu sebesar Rp.  10 miliar. Wanita itu merana. Uang habis dan karir artis kandas.


Cerita diatas hanya fiksi. Tetapi dari cerita diatas saya akan coba uraikan secara sederhana prihal sifat rakus. Andi memang kaya. Dengan uangnya dia ingin dapatkan cinta dengan mudah. Yaitu membeli Wanita PL pavorit. Uang bukan masalah demi kepuasaan dan kebanggaan dapatkan wanita cantik. Wanita itu juga happy saja. Karena mendapatkan financial resource. Setelah itu benarlah. Wanita itu bergelimang uang dan perhiasan. Namun ternyata dia bukan hanya butuh itu. Dia butuh ketenaran sebagai  artis dan rasa hormat walau harus keluar uang. Amir datang pada moment yang tepat. Bagi Amir ambisi wanita itu cara dia dapatkan uang. Amir tidak tertarik kepada kecantikan wanita itu. Dia butuh uang. 


Andi, Amir dan wanita itu adalah contoh sederhana menggambarkan sifat rakus atau tamak. Andi sudah ada istri. Namu dia tidak puas. Karenanya sifat rakus mendorongnya gunakan kekayaanya mendapaktan cinta wanita lain sesuai seleranya. Merasa dengan uang bisa membeli apa saja. Wanita itu seharusnya tidak perlu jadi PL. Banyak pekerjaan lain yang sesuai skill nya asalkan dia mau. Namu sifat rakusnya mendorongnya jadi PL. Cara mudah dapatkan keinginannya. Sebagai PL pavorit dia sudah hidup layak dibandingkan orang lain. Namun ambisinya mendorong dia mendapatkan lebih dengan cara mudah. Setelah dapat uang berlebih. Dia butuh lain lagi. Akhirnya ambisinya terkubur oleh kerakusan Amir.

Mengapa orang makan berlebih disebut rakus. Karena dia makan di luar batas kemampuan ukuran perutnya. Sehingga tidak ada lagi ruang udara dan air di perutnya. Maka dia mudah sekali kena penyakit genetik seperti collestrol, diabetes, asam urat. Dan ujungnya kena darah tinggi. Kalau dia sekarat, itu bukan karena makanan.Tetapi sifat rakusnya. PSK dan Koruptor dan mewabahnya MLM fraud , itu karena sifat rakus. Mereka ingin mendapatkan sesuatu di luar batas kemampuannya. Biasanya sesama rakus saling memangsa. Punya sifat kanibalisme.


Sifat rakus ini bisa terjadi bagi siapa saja. Engga ada kaitannya dengan pendidikan atau keturunan. Bukan hanya bagi mereka yang cantik, orang buruk rupa juga banyak. Tentu dengan cara berbeda menerapkan sifat rakusnya. Bukan hanya orang kaya, orang miskin juga banyak yang punya sifat rakus.  Berapapun anda kasih uang kepada mereka yang miskin, kadang mereka tidak bisa berterima kasih dan terus meminta dengan beragam dalih. Kalau anda tidak penuhi, dia akan mengeluh dan membenci anda. Bukan hanya orang berpendidikan, tapi orang tidak berpendikan juga bisa kena sifat rakus. Pelaku kriminal dengan kekerasan atau soft  itu salah satu sifat rakus. 


Bagaimana terhidar dari sifat rakus? ya sederhana saja. Hiduplah sederhana. Sederhana bukan hanya dari penampilan tetapi dari sikap juga. Kalau mampunya dapatkan uang sebesar sekian tak apa. Yang penting didapat dengan cara benar dan kerja keras. Apapun yang ada harus disyukuri. Rasa syukur cara efektif agar anda tidak melewati batas kemampuan anda. Mengapa ? setiap orang punya batas kemampuan yang berbeda. Ukuran juga berbeda. Tidak perlu melihat ke orang lain. Lihatlah kepada diri anda sendiri. Dengan begitu jiwa anda akan tenang. Hidup dalam kemelimpahan. Bumi ini cukup bagi semua manusia namun tidak cukup  bagi orang yang rakus. Pahamkan sayang.



Thursday, September 10, 2020

Indonesia akan baik baik saja.



2018. Wenny ada kunjungan bisnis ke Indonesia. Sore hari dia sempatkan bertemu saya. “ Kamu kan janji akan undang saya dinner. Kemana kita pergi ? Katanya ketika bertemu di loby hotel. Saya ajak dia ke kawasan Pecenongan makan seafood di restoran kaki lima. Dia menikmati suasana tempat kami nongkrong. “ Hampir semua Sino Indo ya. “ Katanya.
“ Ya ini kawasan China town di Jakarta. “ 
“ Oh Ya. “
Seorang pengamen datang membawakan lagu. Saya minta pengamen itu membawakan lagu “ You Liang Dai “ dari Teresa Tang. Kebetulan pengamen bisa membawakan dengan baik. Usai menyanyi itu, saya beri tip. Lyly tersenyum. “ Indonesia nampak pesat sekali pembangunan. Itu saya tahu dari media massa.
“ Besok saya ke Hong Kong. Hati hati di jalan ya.” Kata saya.
“ Untung saja aku datang lebih awal. Aku bisa ketemu kamu. Walau hanya sebentar. “ kata Wenny
“ Setahun ya  ketemu bisa dihitung jari. Maaf ya dear " kata saya. Wenny terseyum dengan wajah merona.

“ Saya membayangkan betapa hebatnya Indonesia. Dari data ekonomi yang saya baca, luar biasa sekali pencapaiannya. China butuh 10 tahun untuk meletakan pondasi reformasi ekonomi. Ketika Deng memulai reformasi , kami diuntungkan pasar dunia sedang bergairah. Tetapi Presiden anda memulai reformasi ditengah krisis global dan defisit anggaran. Dan sukses melewati goncangan demi goncangan. Tentu yang terberat adalah tahun tahun awal dia berkuasa. Bagaimana itu bisa terjadi ?katanya.

“ Sebagian besar rakyat Indonesia memang tidak berharap banyak kepada Presiden terpilih. Kami hanya ingin jangan lagi ada pemimpin yang masih ada kaitannya dengan masa lalu. Kami ingin mengubur masa lalu agar kami bisa melihat ke masa depan. Itu sebabnya presiden kami pilih. Setelah itu kami siap menerima perubahan walau harus menyakitkan. Kami sadar itu.”

“ Luar biasa. Tanpa revolusi kebudayaan, rakyat anda bisa memaklumi perubahan. Bagaimana bisa ?

“ Karena kami negara religius. Kami percaya kepada Tuhan dan sadar bahwa Tuhan tidak akan menolong kami bila kami tidak bisa menolong diri kami sendiri. Pemimpin hanya memberikan arah kemana kami harus melangkah. Dia bekerja keras melaksanakan amanah dengan rendah hati dan kami percaya itu. Selebihnya kamilah yang harus berbuat apa saja agar negeri ini bergerak kedepan untuk anak cucu kami.”

Dia nampak terpesona dengan ucapan saya. “ GNP indonesia telah tembus USD 1 tiliun. Indonesia masuk kelompok negara USD 1 triliun GNP. Tidak biisa dibayangkan indonesia akan seperkasa ini kalau melihat kejatuhan ekonomi tahun 1998. Tapi benar katamu. Semua karena pemimpin yang amanah dan rakyat yang sadar untuk berubah dan berdamai dengan masa lalu. Damai itu lebih baik walau memang menyakitkan. Ya, kan “ Katanya tersenyum.

Saya mengangguk.

“ Eh. tahun depan akan ada election ya. Kira kira gimana peluang MR. Jokowi ?

“ Kemungkinan akan terpilih lagi. Tetapi para oposan selalu mengangkat issue klassik soal kemiskinan dan harga naik. “ Kata saya.

“ Bro, dengar ya. Penyakit kebudayaan negara yang pernah terjajah oleh kaum feodal selalu tidak ingin ada orang baik membela kepentingan orang banyak. Bagi mereka negara dan bangsa itu hanya sebatas bungkus namun hakikatnya adalah bagaimana mengekalkan budaya feodal. Budaya menjajah. Padahal kemiskinan itu akan selalu ada. Harga akan selalu naik. Siapapun presidennya. Tidak ada sistem negara yang sempurna. Tuhan pun tidak menciptakan manusia semua kaya dan longgar. Ya, kan.

Siapapun calon pemimpin seharusnya tidak lagi menggunakan retorika kemiskinan untuk mendekati simiskin. Tetapi bagaimana mendelivery solusi untuk dekat kepada rakyat. Di dalam sistem demokrasi yang saya perhatikan, kadang banyak pemimpin populis justru datang dari kaum feodal yang tidak pernah berbuat nyata di tengah rakyat. Mereka berada di istana gading feodalisme. Hadir di tengah seminar kemiskinan tetapi mereka tidak pernah dekat dengan orang miksin. Bahkan makan sesuai menu orang miskin pun hanya dilakukan ketika kampanye. Ini penyakit kebudayaan.

Untunglah mayoritas rakyat Indonesia menyadari ini. Mereka cerdas memilih orang yang tepat untuk memimpin mereka. Jokowi orang yang tepat tentunya. Saya yakin dengan pencapaian yang dilakukan Jokowi selama periode kepempinannya tidak sulit baginya untuk mendapatkan dukungan mayoritas rakyat Indonesia. Kalian akan baik baik saja. Indonesia akan menjadi negara hebat. Menjadi insprasi dunia islam bagaimana pemimpin muslim itu seharusnya. Menjadi inspirasi bagi negara demokrasi bagaimana melaksanakan demokrasi dengan benar atas dasar nilai nilai kebebasan, kesetaraan dan perdamaian” Katanya.

“ Saya harap juga begitu. Eh gimana dengan China ?

“ Kami sedang berhadapan dengan kepongahan AS. Tetapi itu tidak terlalu mengkawatirkan. Karena sektor manufaktur hanya menyumbang 17 % terhadap GNP kami. Yang terkena kan sektor manufaktur akibat perang dagang. Sektor pertanian masih mayoritas penyumbang GNP. Data terakhir tingkat kepuasaan rumah tangga China semakin meningkat karena ekspansi pemerintah dalam stimulus ekonomi untuk pembangunan pedesaan dilakukan secara meluas. Dan lagi perang dagang tidak akan berlansung lama. Ini hanya pencitraan Trumps saja sampai rakyat AS lupa harga naik dan janji populisnya. Bagaimanapun AS adalah penyokong perdagangan bebas. Itu tidak akan berubah. “

“ Kamu selalu optimis?kata saya.

“ Justru kamu yang optimis. Seperti indonesia itu tidak gampang loh. Musuhnya bukan orang asing tetapi dari dalam negeri sendiri. Mereka yang haus akan kekuasaan. Sementara china , kami hanya menghadapi musuh dari luar. Itu lebih jelas. Lebih jelas menghadapinya. Semoga kalian baik baik saja. “ katanya dengan tersenyum.

Kami akhiri pertemuan itu sambil berjanji akan bertemu kembali. Sebelum keluar dari restoran itu anak kecil menawarkan tissue. Dia membeli satu dengan memberikan pecahan Rp. 100.000 kepada anak kecil sambil membelai kepala anak itu dengan cinta layaknya seorang ibu. “ semoga kelak anak ini jadi presiden Indonesia. Presiden yang lahir dari wong cilik yang tahu arti kerja keras dan berbagi tentunya.” katanya melirik kearah saya. Dia tersenyum dan menunduk ketika saya perhatikan wajahnya dengan seksama. " Saya sudah tua ya B?
" Engga. Kamu masih seperti awal saya kenal."
" Tidak secantik Esher atau Yuni."
" Bagi saya tetap istri saya tercantik, namun kalian adalah  berkah bagi saya. Harus saya jaga.Kita akan baik baik aja." Kata saya.



Thursday, August 20, 2020

Kita berasal dari tanah.


Dua tahun lalu ku ajak suamiku lihat tanah di kawasan Bogor.  Setelah lihat lokasi. Aku tidak berminat membeli. Karena mobil engga bisa lewat kecuali motor. Mau buat kontrakan juga engga layak. Jauh dari pusat industri. Siapa yang mau sewa? Aku bukan collector tanah. Tetapi pedagang tanah. Diatas lahan itu penuh rimbun pohon mawar kampung. Luasnya 5.000 meter persegi. Dalam perjalanan pulang, di dalam kendaraan suamiku berkata “ Ma, beli ajalah tanah itu?
“ Untuk apa ? Kataku menatap aneh ke arahnya.
“ Aku suka mawar kampungnya.”
“ Lah sejak kapan papa suka Bunga? mawar lagi. Apa ada hobi yang tersembunyi yang mama engga tahu? Udah bosen dengan hobi menulisnya ?
“ Aku mau betani Bunga. Boleh ya.”
“ Siapa yang mau beli bunga mawar kampung. Udah ah. “ Kataku sekenanya. Suamiku diam tapi dia nampak sedang berpikir. Entah apa yang dia pikirkan. Aku tahu kalau dia sudah ada kemauan, akalnya banyak.  Aku hapal sekali sifatnya.

“ Ma, mana duluan telor atau ayam” Katanya. Aku cuek saja. 
“ Ma, jawab dong “ 
“ Ih aneh aja. Pertanyaan yang engga jelas. Pasti jawabannya juga engga jelas. Mau becanda lagi.? Mama lagi setir. Capek ketawanya. “Kataku. Suamiku memang punya stok candaan. Itu pengalaman hidupnya sendiri dan dia sangat mudah menjadikan cerita yang membuat aku tertawa habis. 
“ Ayam “ Kataku singkat.
“ Salah!
“ Ya udah telor” Kataku lagi.
“ Salah.”
“ Tuh kan salah semua.”
“ Ya memang salah. 
“ jadi apa dong ?
“ Jawabannya adalah tanah.” 
“ Aneh? Itu sama saja jakasembung. Engga nyambung alias oon. Out of nalar.” Kataku.
“ Semua kehidupan di planet bumi ini berawal dari tanah. 
“ Ya kalau adam betul diciptakan dari tanah. Tetapi semua kehidupan termasuk hewan, dan ikan terbuat dari tanah gimana dalilnya? 

“ Mama tahu, “ Katanya. Nah ini pasti dia bicara literasi. Aku suka. Artinya dia sedang provokasi aku. “ Semua mahluk hidup itu berasal dari Sel, sebagai cetak biru dalam bentuk RNA dan DNA. Nah bahan dasar dari sel adalah protein. Sedang protein disusun oleh berbagai asam-asam amino. Asam amino sendiri merupakan caplet atau codon, alias kombinasi rangkaian 3 buah nitrogen basa, yaitu Adenin , Thymine, Guanine dan Cytine ( ATGC ). Itu semua gas yang banyak terdapat di ruang angkasa.

“ Bingung. Tapi ya udah, Lanjut terus ceritanya. “ Kataku.

“ Yang jadi pertayaan adalah darimana basa-nitrogen itu berasal ?, lalu bagaimana mereka bergabung tiga-tiga membentuk asam-asam amino, kemudian terangkai sedemikian rupa menjadi protein. Sebagian menjadi cetak biru dalam bentuk RNA, lalu jadilah sel – sel awal. Seraya menghasilkan oksigen dalam proses fotosintesis dan respirasinya. Ini yang bikin bingung. Itu sama saja pertanyaan, mana duluan oksigen atau mahkluk hidup. Makhluk hidup tidak bisa hidup tanpa oksigen. Sementara oksigen tidak ada tanpa CO2. “

“ Ya bingung juga. Terus..”

“ Pertanyaan berikutnya,  bagaimana asam amino terbentuk. Kan tanpa asam amino tidak akan terbentuk protein. Tanpa protein  sel pun tak punya building-block nya yang paling elementer. Hasilnya tak pernah ada kehidupan di muka bumi ini.”

“ Eh busyet tambah bingung. Kenapa sih mikirnya kejauhan. “

“ Ini penting melatih kita menemukan jawaban, mana duluan telor atau ayam “ Kata suamiku. Entah darimana dia tahu soal ini.

“ Ya udah. Sekarang pertanyaannya bagaimana terciptanya asam amino? Lanjut lagi “ 

“ Ternyata asam amino itu ada di tanah. “

“ Gimana ceritanya.?

“ Bumi ini kan dilapisi oleh bebatuan. Bebatuan ini berasal dari penggerusan permukaan bumi oleh air, angin, dsb. Mereka terkumpul yang membentuk lapisan sedimen, sebagai bahan yang paling halus. Saat zat ini bercampur dengan air, mereka berubah menjadi lumpur berwarna gelap, alias tanah lempung. Tanah lempung secara molekular ternyata berupa lembaran-lembaran atau sheet dengan rongga yang diisi air diantaranya. Lembaran yang mengandung silikon oksida, gantian dengan lembaran yang mengandung aluminium oksida. Kadang jumlahnya sama, alias 1 : 1, atau 2 silikon dan 1 aluminium alias 2 : 1. Aluminium dan silikon, sama sama bersifat elektro-positip ( ion positip ), serta sama sama konduktor panas yang baik.”

“ Darimana asal zat zat itu ?

“ Itu berasal dari ruang angkasa, turun ke atmosfit dan jatuh ke permukaan bumi dan terperangkap diantara bebatuan, lapisan tanah. Namun satu hal yang pasti, bahwa setiap senyawa baru, mempunyai permukaan sebagai jangkar, untuk tumbuh dan lalu saling mengait, seraya membentuk untaian baru. Dan bahkan bukan hanya alat untuk saling terkait, namun ikut serta dalam seluruh prosesnya. Tanah lempung ini menjadi bagian dari keseluruhannya. Bukan hanya asam amino, bahkan RNA mampu dibentuk. Akibatnya bentuk kehidupan mampu mereplika dirinya dengan persis. Jadi sama dengan teori gravitasi sebagai hukum alam terbentuknya semesta.”

“ Terus apa hubungannya dengan kehidupan makhluk hidup? 

“ Nah dengan adanya RNA, maka bakteri ber sel tunggal prekaryotik mulai berkembang dengan pesat. Mereka melakukan proses fotosintesa, mengambil CO2 dari artmosfir, dan melepas O2 ke atmosfir. Oksigenpun tercipta. Spesies bersel tunggal ini berubah menjadi ribuan jenis mahluk multi-selular pertama di muka bumi. Diantaranya yang paling tua adalah trilobits. Binatang sebesar kuku, namun untuk pertama kalinya mahluk mempunyai “shield” sebuah tameng kuat untuk pertahanan diri. Kemudian, muncul bentuk kehidupan di air dalam bentuk ikan atau pisces, lalu amfibi, reptilia, aves alias burung, dan 65 juta tahun yang lalu muncul spesies mamalia. Dari sini spesies naik dalam derajat kompleksitasnya. Yang berakhir di primata, di mana puncak kompleksitas mahluk, kita namakan sebagai homo sapiens-sapiens, itulah manusia. Paham?

“ Jadi benar kan, manusia berasal dari tanah dan kembali ke tanah.”

“ Ya makanya beli aja tanah itu. “

“ Untuk apa ? engga nguntungi.”

“ Papa mau bercocok tanam dengan tangan papa sendiri. Untuk menghayati arti kehidupan. Sumber kehidupan.”

“ Ganti profesi ya? Mau jadi petani tanah seukuran setengah hektar? Aneh!

“ Ya itu lebih bermakna daripada punya saham perusahaan perkebunan. Setidaknya untuk diri sendiri. Tapi itu nanti setelah pensiun. “

“ Engga masuk akal, Aneh aja Pa “ Kataku. Suamiku terdiam. Dia seperti berpikir lagi.

“Emangnya, cinta itu masuk akal? terlalu besar buat diselipkan di akal kita yang sempit…,” godanya sambil mencoel daguku yang lagi setir kendaraan.

“Idih, tua-tua, genit…,” Kataku tersenyum. Sebetulnya, aku paham apa yang dimaksudnya. Setidaknya baru kali ini aku tahu dia menginginkan sesuatu untuk dirinya sendiri.

“ Papa hanya hanya ingin bertani saja. Ketika aku bocah, aku adalah milik impian dan harapan bapak-ibuku. Ketika aku menikah, aku milik tatanan sosial dan tentu saja menjadi milik istriku. Ketika memimpin berbagai perusahaan, aku milik orang banyak, dan segala sesuatunya harus terikat pada logika orang banyak. Seperti sebuah iklan televisi, aku selama ini harus “sempurna” tampil. Tapi bertani dengan tanganku, aku menjadi diriku sendiri. “

Aku tersentak. Di usia menuannya suamiku berkata jujur tentang sebuah kesimpulan. Tanah adalah kehidupan dan darisanalah kita berasal. Terlalu sombong kalau kita merasa terhormat dan pantas dihormati. Karena kita hanyalah tanah lempung. Apa yang mau dibanggakan. Menjadi diri sendiri adalah sikap rendah hati yang sadar kita berasal dari tanah dan kembali ke tanah. “ Ya besok kita beli tanah itu. “ Kataku. Suamiku tersenyum. Dia berhasil provokasiku dan aku terlalu arogan untuk tidak sepakat.

Wednesday, August 19, 2020

KAMI ( Kumpulan anak Mami )


Nak,
Ada sekelompok orang yang berfantasi lebih hebat dari pendiri bangsa. Mereka mengsakralkan UUD 45 seperti awal dibentuk. Padahal, nak, bagaimana kita bisa menerima UUD yang di create oleh segelintir orang yang tidak terpilih dari Pemilu. Kamu tahu nak. Negeri ini baru punya UUD setelah 54 tahun merdeka atau tahun 1999. Itulah kali pertama UUD 45 di amandemen secara luas oleh mereka yang dipilih langsung oleh rakyat lewat PEMILU. Kemudian sampai tahun 2002 amandem terus dilakukan. Saat itulah kita baru merasakan nikmat bernegara. Karena nak, kita sebagai rakyat dihormati keberadaannya oleh para elite. Artinya nak, saat itulah kita baru merasa rakyat yang merdeka. Merasa berhak menentukan masa depan melalui Pemilu dan menunjuk wakil kita membuat UUD. Dan kemudian tahun 2004 itu kali pertama kita berhak memilih sendiri Presiden lewat Pemilu langsung. Bukan dipilih oleh segelintir orang. 

Kalau mereka tidak suka dengan UUD 45 yang direvisi itu wajar saja. Biasa dalam demokrasi. Setidaknya kita tahu mereka yang tidak setuju itu karena mereka tidak punya reputasi merebut hati rakyat. Mereka kumpulan orang gagal dan hidup dalam fantasinya. Hayalan mereka setinggi langit namun di bumi tidak berpijak. Realita adalah perubahan itu sendiri. Kalau mereka tidak inginkan perubahan, karena mereka sendiri takut dengan perubahan. Apa istilah yang patut bagi orang yang takut perubahan? Mereka adalah orang yang gagal menjadi dirinya sendiri dan tentu gagal memanusiakan dirinya.  Itulah korban akibat hidup dalam fantasi dan selalu menepuk dada sendiri. Tidak ada sikap rendah hati.

Nak, Bangsa adalah identitas negara. Pemerintah adalah representasi dari negara. Itu hanya idea besar, sayang. Idea imajiner ingin kemana kita berlabuh. Namun itu tidak menjamin kita bisa makmur. Apapun system ditentukan oleh sikap mental kita sendiri. Kita cibirkan China yang komunis tetapi China kini kekuatan ekonomi dunia. Kita banggakan agama sebagai kekuatan menuju kemkamuran. Tetapi Arab tempat dua kota suci terpaksa berhutang dan minta bantuan dari China yang komunis.  Kita banggakan orang bertitel tinggi sebagai sumber inspirasi. Tetapi Nak, mereka yang bertitel itu, kebanyak mereka makan dari kebodohan orang lain. Tidak ada perubahan hebat yang mereka ciptakan kecuali memprovokasi agar orang dungu tak henti mengeluh.

Nak, kalau ada orang terlalu tahu tentang kelemahan pemerintah itu karena mereka tidak punya waktu menilai dirinya sendiri. Sementara mereka sendiri jauh dari karya nyata yang bisa menolong rakyat kecuali retorika. Kalau ingin mengubah dunia, ubahlah diri sendiri terlebih dahulu. Kita perlu orang pintar untuk sebuah kritik tetapi kritik yang mencerahkan. Bukan kritik yang membenci. Kalau tak siap berdemokrasi secara terpelajar, lebih baik diam daripada memalukan diri sendiri. Karena perubahan kekuasaan hanya bisa melalui konstitusi. Begitulah negara diurus secara terhormat oleh mereka yang beradab dan berakal bukan Kumpulan Anak Mami ( KAMI). Engga pernah dewasa walau udah bangkotan. Pahamkan sayang…

Wednesday, August 05, 2020

Bersikap dalam perbedaan.


Waktu masih remaja saya kadang kesal dengan teman. Dia tidak sekolah. Dia selalu ganggu saya kalau lewat di gang menuju rumah saya. Dia lebih besar dari saya. Usia kami bertaut 4 tahun. Walau orang tuanya ada. Tetapi dia hidup di jalanan. Kerjaannya sebagai preman di pasar, dan di terminal bus. Setiap dia ganggu saya, saya hanya diam dan berusaha menghindar. Suatu waktu saya curhat denga ibu saya soal kebencian saya kepada teman itu. Yang membuat saya terkejut, ibu saya mengatakan, kalau kamu berteman dengan orang yang suka dengan kamu, itu biasa saja. Tetapi kalau kamu berteman dengan orang yang membencimu dan akhirnya jadi sahabatmu, itu baru hebat.

Sejahat apapun orang terhadapmu, jangan kamu balas dengan kebencian juga. Apapun yang dia katakan tentangmu, bahkan menghujatmu, jangan diladenin. Sabar saja. Mengapa ? ketika kamu bersabar dari kebencian orang, malaikat ada disekitarmu. Mereka berdoa kepada Tuhan agar kamu selamat. Pada waktu bersamaan Tuhan membangggakanmu di hadapa malaikat. Itulah keutamaan anak adam.  Ketika dia dihina dan dibenci, dia mengingat KU.  Karena dia percaya bahwa Akulah sumber cinta dan keselamatan.  Dia tidak berharap kehormatan dari manusia, dan cukuplah Aku tempat kembali semua urusan. 

Saya katakan kepada ibu saya bahwa bagaimana saya bisa tidak membencinya sementara dia terus mengganggu saya. Ibu saya katakan, itu karena di dalam dirimu juga ada kebencian. Itu akan terpancar dari auramu. Sehingga api bertemu api, maka terbakarlah emosi. Jadi caranya, cobalah ubah sikapmu mulai sekarang. Lihat sisi positipnya.  Teman kamu itu lahir dari keluarga yang tidak terdidik. Mereka sangat miskin. Teman kamu tidak pernah sekolah. Sangat berbeda dengan kamu. Kamu harus bersyukur bahwa kamu lebih baik dari dia. Karenanya kamu punya tanggung jawab untuk mencintainya, agar kamu bisa mengubahnya. Yakinlah, perubahan sikap dari benci ke cinta itu akan mengeluarkan energi positip yang besar. Cobalah.

Setiap saya lewat di gang  dan dia ada bersama teman temannya. Saya berusaha tersenyum. Walau dia nampak sinis namun saya tetap tersenyum. Setidaknya saat itu dia tidak lagi ganggu saya. Suatu waktu, saya dengar dia kena sakit. Badannya panas. Ada gondokan. Saya pagi pagi pergi ke pasar kambing untuk dapatkan empedu kambing. Itu saya berikan ke orang tuanya agar memberinya empedu kambing. Orang tuanya terharu. Saya gunakan cara ibu saya merawat saya kalau kena panas. Saya beli putih telur ayam kampung untuk kompres kepalanya. Kuning telur dicampur dengan kelapa hijau. Saya minumkan ke dia. Keesokannya badan berangsur pulih. Setelah itu dia jadi sahabat saya.  Dia sering main ke rumah. Saya ajarkan dia membaca dan menulis. 

Selama jadi sahabat saya, dia berubah. Tidak lagi jadi preman. Saya bujuk dia dagang ikan di pasar. Saya bantu dia kenalan dengan juragan ikan. Dia senang. Penghasilannya dari dagang ikan, bisa membantu kehidupan kedua orang tuanya. Ketika saya pergi merantau ke jakarta. Saya hanya punya baju dua setel. Sebelum bus berangkat , saya liat dia berlari ke arah bus. Dia menghadiahi saya baju 2 lembar.  “ Saya beli dari uang tabungan saya.  Jeli pakai ya baju ini ya. “ katanya yang tidak pernah saya lupa. Saya lihat dia menangis ketika turun dari bus. Beberapa tahun kemudian saya dapat kabar dari ibu saya. Dia bekerja di kapal. Dia sempat datang ke jakarta menemui saya di rumah.  Dia tidak berani masuk rumah saya. Hanya depan pagar. Saya lihat , saya rangkul dia walau bajunya kumuh. " Kenapa ragu masuk ke rumah saya. Kamu kakak saya, dan juga sahabat saya. Kita tidak akan pernah berubah " Kata saya berbisik. Dia terharu. 

“ Saya dapat kerja di kapal karena saya bisa membaca dan menulis. Kalau jeli engga ajarin saya membaca dan menulis, mungkin saya akan menua di kampung. Selama di kapal saya belajar mesin. Akhirnya saya dipercaya pegang mesin kapal. “ Katanya. 

Sampai sekarang saya tidak bisa membenci. Karena dari kecil saya tidak di didik oleh kedua orang tua saya untuk membenci. Bagaimana sikap saya terhadap perbedaan? Kalau saya tidak bisa mengubahnya, setidaknya saya tidak membencinya. Kalau cinta yang saya beri tidak berbalas, setidaknya saya tidak berprasangka buruk terhadapnya. Kalau pemberian saya tidak dihargainya, setidaknya saya bisa ikhlas berbuat. Apapun itu , bagi saya sama saja. Semua adalah cobaan dari Tuhan. Untuk apa ? agar kita berubah menjadi lebih baik karena waktu. Pada akhirnya manusia itu, bukan apa yang dia dapat tetapi apa yang dia beri. Bukan apa yang dipelajari tetapi apa yang diajarkan. Bukan apa yang dipikirkan tetapi apa yang diperbuat. Itu dasarnya cinta bagi semua. Paham kan  sayang.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...