Tuesday, August 04, 2020

COVID-19 dan kebebasan ?



Apa yang sangat membuat orang China ngiri kepada negara barat atau di luar China adalah kebebasan. Karena kebebasan itu yang sangat mahal di China.  Di China orang tidak bisa pegang mata uang dollar. Untuk dapatkan passport engga mudah. Sangat panjang sekali proses bagi orang China untuk bisa dapat passpor. Walau sudah punya passport, mereka juga dikenakan aturan exit permits. Artinya kalau mereka ingin pergi keluar negeri, mereka harus isi formulir. Kalau formulir yang di isi, tidak sesuai dengan aturan pemerintah, maka pasti permohonan exit permit di reject. Apabila exit permits diberikan, mereka juga harus menempatkan uang jaminan. Makanya hanya orang kaya dan pengusaha atau profesional yang bisa dapat exit permits. Sangat diskriminasi terhadap orang miskin.

Walau Polisi jarang nampak di jalanan, namun setiap tindakan kriminal pasti cepat tertangkap. Karena setiap jengkal ada CCTV. Sekali kamera scann wajah pelaku kriminal, maka otomatis, KTP ( ID Card ) nya di block. Sehingga pelaku kriminal tidak bisa melakukan transaksi apapun. Di China setiap transaksi jasa dan barang diatas 10.000 yuan harus melampirkan ID Card. Kalau ID Card, terblock, maka tidak bisa transaksi. Hanya masalah waktu orang itu akan mati secara sosial. Atau segera melaporkan diri kepada aparat untuk proses hukum. Mereka juga tidak bisa beli rumah lebih dari satu. Karena China menerapkan pajak progressive yang ketat. Makanya orang kaya tanggung hanya bisa bergaya kaya saja. Tanpa ada kebebasan menikmati hidup kaerna hartanya.

Sistem komunis memang memasung kebebasan rakyat. Agar rakyat tetap dalam barisan idiologi negara. Tidak bisa demo. Tidak bisa berbeda pendapat dengan pemerintah. Apapun aturan ditentukan oleh partai. Melawan partai sama dengan mati.  “ Ketika pemeritah pusat me-lockdown Wuhan dan kemudian di ikuti kota lain, kami tidak bisa menolak. Karena kami memang tidak tahu arti kebebasan. Kehidupan kami diatur partai.  Tetapi setelah itu, negara lain juga mengikuti China. Kini kami tahu bahwa partai benar. Memang semua harus diatur oleh negara. Hanya bedanya partai lebih dulu paham, namun negara lain harus paham setelah Tuhan kirim COVID-19. Toh artinya memang manusia tidak bisa bebas. Begitu seharusnya” Kata teman di China.

Saya tidak hendak berpolemik tentang COVID-19. Nyatanya China lebih dulu membuka kuncian ekonomi, dan kini ekonomi mereka bisa rebound di tengah pendemi. Sementara negara lain masih suffering. Mengapa ? “ karena kami terbiasa diatur jarak dan waktu oleh negara. Social distance bagi kami sudah biasa. Sudah ada sejak kami lahir. Makanya social distancing bukanlah hal yang menyulitkan kami seperti negara lain.” Kata teman di China. Ternyata perubahan politik yang menghalangi kebebasan orang bukan karena offensif nya idiologi komunisme, tetapi karena intervensi Tuhan dengan menghadirkan COVID-19.  Hari ini saya baca berita Jerman demo karena alasan COVID-19 membuat kebebasan mereka terhalang. Sebelumnya di AS juga. Saya hanya tersenyum. Apalagi melihat peta warna merah seakan mengingatkan bendera komunis.

Thursday, July 23, 2020

Dalil Klepon dan Kurma


Ada orang berkata, dalil ini lebih tepat, yang lain salah. Begitu sikapnya dalam beragama. Kalau Klepon engga ada dalilnya, tapi kurma ada dalilnya. Walau tidak ada kata  Klepon haram atau kurma halal, namun dengan diksi seperti itu sudah jelas ingin menegaskan bahwa yang ada dasar dalilnya jauh lebih benar.  Padahal setiap manusia berdalil ( berteori) selalu berangkat dari persepsi yang sudah terbentuk lebih dulu. Sehingga hubungan sebab akibat yang ada dalam dalil bukanlah kebenaran sejati tetapi lebih kepada pembenaran. Artinya apapun dalil selalu cacat dan tidak pernah bisa disimpulkan sebagai kebenaran absolut. 

Mungkin anda bingung. Saya analogikan sederhana. Orang buta punya persepsi bahwa Gajah itu bentuknya panjang berjuntai. Demikian yang dia pahami. Dia raba kuping yang lebar, dia diamkan. Dia raba tubuh gajah yang bulat dan besar. Dia diamkan. Tetapi ketika dia raba ekor dan belalai, maka dengan  tersenyum dia katakan bahwa Gajah itu panjang berjuntai. Dalil nya mendapaktan pembenaran. Tetapi kalau bertemu dengan orang buta yang punya persepsi gajah itu bulat dan besar, pasti akan terjadi pertengkaran. Karena keduanya punya dalil yang kuat. Tetapi keduanya tidak menyadari bahwa mereka itu buta.

Beragama juga sama. Sejak Nabi wafat sekian abad lalu, kita sebenarnya buta terhadap kebenaran sejati tetapi atas dasar itulah kita beriman. Tetapi justru disinilah ketinggian nilai iman kita dibandingkan mereka yang hidup di era Rasul. Kita beriman secara buta. Cinta kita kepada Rasul cinta orang buta, sama seperti Cinta kita kepada Allah, cinta buta. Apa yang kita pahami tentang hadith itu sebagai dasar berdalil, adalah kitab yang disusun oleh Bukhari muslim  2,5 abad setelah Nabi wafat. Dalam sejarah, Bukhari hanya mewawancarai orang yang ada hubungan dengan keluarga atau sahabat Nabi. Artinya buyut mereka pernah hidup di zaman Nabi. Mengapa tidak ada referensi asli ? Setidaknya dalam bentuk artefak yang bisa dijadikan rujukan. ? Ya engga mungkin. Karena rentang waktu 2,5 abad engga pendek. Apalagi belum ada tehkhnologi data processing dan metodhe survey &riset.

Bukankah hadith itu selalu ada kisah pengantar atau asbāb al-nuzūl yang jadi dasar penilaian kebenaran?. Demikian kata mereka. Pertanyaanya adalah siapa pengarangnya sejarah Nabi itu? Baik kita mulai dari catatan tentang pengarangnya. Pengarang islam tertua adalah Ibn ishaq, yang hidup 200 tahun lebih setelah Nabi wafat. Tapi itu juga katanya. Faktanya tidak ada artefak sebagai referesi tulisannya. Belakangan Ibn Hisyam menjadikan Ibn Ishaq sebagai referensi. Tapi dia sendiri tidak pernah bertemu dengan Ibn Ishaq. Ibn Hisyam mencari nara sumber dari orang orang yang tahu tentang tulisan Ibn Ishaq, dan ditambah dari nara sumber lain. Hasinya jadilah Sirah Nabawiyah. Secara metodelogi keilmuan, keabsahan sejarah itu patut dipertanyakan.

Manuskrip Alquran tertua di dunia yang ditulis diatas kulit binatang ada di Birmingham, Inggris. Uji radiokarbon atas manuskrip Quran di Birmingham menunjukkan bahwa Quran ini berasal dari era tahun 568 hingga 645, 13 tahun setelah Nabi Muhammad wafat. Uji ini dilakukan oleh tim dari Universitas Oxford yang mengatakan tingkat akurasi pengujian mereka sekitar 95%. Lantas apakah sama Al Quran yang di inggris ini dengan yang sekarang kita baca setiap hari. Apakah sama tulisannya? Apakah kita pernah tahu fakta artefak al quran asli yang sekarang ada di tangan kita?. Kalau ada. Apakah ada uji lab untuk memastikan Al quran itu memang berasal dari zaman Nabi ?

Apa yang saya katakan ini bukan bertujuan untuk meragukan keabsahan hadith, sejarah Rasul, Al Quran. Yang wahabi silahkan engga percaya dengan tafsir, tetapi jangan salahkan sunny yang percaya tafsir. Yang suni silahkan percaya sahabat nabi sebagai narasumber tapi jangan pula menyalahkan syiah yang lebih percaya kepada keluarga Nabi sebagai narasumber. HT silahkan dengan keyakinan khilafahnya tapi jangan salahkan Pancasila. Kalau tetap tidak yakin sistem negara ini sesuai dengan agama, pindahlah ke negeri lain yang dianggap sesuai dengan islam. Kalau ada orang berbeda agama, engga usah dihakimi dengan sebutan kafir. Anggap biasa saja.  Mengapa? karena apa yang kita ketahui sebagai referensi itu hanyalah konsepsi yang lahir dari sebuah persepsi yang sudah terbentuk sebelumnya. Jangankan menghadirkan Nabi sebagai narasumber , menemukan atefak sejarah era awal islam saja kita tidak bisa. Semua hanya katanya. Itu mau diributin? ya Bego lah.

Agama itu bukan untuk diperdebatkan soal salah atau benar. Tapi untuk diyakini saja. Mana yang paling benar? hanya ALlah yang tahu. Kita wajib menggunakan akal, tetapi tidak bisa melupakan iman. Kita ada di tengah, hati sebagai hakim. Kita perlu kaya secara jasmani tetapi juga engga boleh miskin rohani. Begitupula sebaliknya. Jadi kita ada di tengah tengah, antara jasmani dan rohani. Pemahaman beragama secara wasathiyyah inilah yang membuat kita tidak mungkin radikal. Outputnya selalu mendamaikan, karena buahnya adalah akhlak. Rezeki lapang, beribadahpun mudah. Yang jauh mendekat, yang dekat merapat. Agama pun jadi indah, karena ia menebarkan cinta bagi semua

Friday, July 10, 2020

Share HTI dalam kemerdekaan RI.


“ Saya tidak melihat perjuangan khilafah itu sejalan dengan nation interest. Itu tak lain kelanjutan dari program neocolonialism, melalui pemahaman agama yang dipaksakan dan anti demokrasi.” Kata teman. Saya sempat termenung akan kata kata teman itu. Ada benarnya. Karena sejarah lahirnya kemerdekaan Indonesia memang dimotori oleh gerakan pembaharuan islam, Tetapi bukan berdirinya khilafah. Yang ada adalah pemikiran lahirnya nation-state ( negara berpaham kebangsaan ) dari golongan islam. Memang, di penghujung abad 19 lahir pembaharuan pemikiran islam di timur tengah. Itu datang dari ulama besar, Muhammad Abduh. Apa pemikiran dimaksud ?

Bahwa ajaran agama Islam perlu disesuaikan dengan keadaan modern. Ia melihat bahwa ajaran yang terdapat pada Al-Qur’an dan Hadits mengenai Ibadah sudah jelas, tegas, dan terperinci. Ia juga percaya tentang pemikiran manusia, bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam kemauan dan perbuatan, tanpa melupakan bahwa masih ada kedudukan yang lebih tinggi lagi diatasnya. Karenanya umat Islam juga harus mementingkan dan mempelajari ilmu pegetahuan. Sekolah-sekolah modern perlu dibangun dan  pengetahuan modern perlu diajarkan, di samping pengetahuan agama.

Mengapa sampai Muhammad Abduh berpikir seperti itu ?  Dia sadar bahwa kemundurun Islam adalah keadaan jumud yang ada dalam umat islam itu sendiri. Jumud ialah keadaan beku, statis, atau tidak ada perubahan, karena menolak perubahan. Untuk menyesuaikan islam dengan masa modern perlu adanya interpretasi baru , perlu dibukanya pintu ijtihad yang selama ini dianggap sudah tertutup. Sedangkan masalah muamalah masih umum sifatnya, hanya merupakan dasar-dasar saja sehingga perlu ijtihad. Ia mendudukkan akal pada tingakat yang tinggi, sebagaimana di ajarkan oleh Al-qur’an seperti
afala ta’qilun?”tidaklah engakau fikirkan?”

Guru dari Kh Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Ashari adalah Syaikh Ahmad Khathib Al-Minangkabawi, yang sealiran dengan Muhammad Abduh. Makanya ketika Kh Ahmad Dahlan dan Kh Hasyim Ashari pulang ke Indonesia setelah kuliah di Makkah, mereka mendirikan pusat pendidikan. Kh Ahmad Dahlan membangun Muhamamdiah, dan Hasyim Ashari membangun NU. Dari kedua tokoh inilah paham pembaharuan islam berkembang di Indonesia. Makanya jangan kaget bila anggota Syarikat islam yang merupakan perkumpulan saudagar islam bisa memilih PKI sebagai alat perjuangan melawan kolonialisme. Open minded sekali. Sebagian dari mereka terpengaruh gerakan Thawalib. Sebuah gerakan yang dipengaruhi pemikiran nasionalis-Islam Turki, Mustafa Kemal Ataturk. Ada juga terpengaruh berdirinya negara berdasarkan Islam. Namu soal sistem negara, mereka punya pandangan sama tentang state nation, bukan khilafah.

Sampai dengan dibentuknya BPUPKI dimana tokoh islam duduk sebagai perancang negara Indonesia, tidak ada satupun pemikiran khilafah yang bersifat international itu mengemuka  dalam sidang BPUPKI.  Kalaupun ada perbedaan, itu hanya pada implementasi dalam hal fikih, makanya ada yang mengusulkan Pancasila memuat ketentuan kewajiban melaksanakan syariat bagi pemeluk agama Islam. Soal muamalah, semua sepakat, itu urasan negara yang atur. Dalam perkembangannya, keberadaan fikih islam tidak termuat dalam sila Pertama Pancasila namun diakui oleh negara, dengan lahirnya UU Peradilan Agama, yang menempatkan peradilan agama bagian dari sistem peradilan atau sejajar dengan peradilan niaga dan pidana. " Ketika Indonesia diproklamirkan sebagai negara merdeka tidak ada share HTI.  Hizb ut-Tahrir baru ada 7 tahun setelah Indonesia merdeka, atau tahun 1952 sebagai bagian dari propaganda kembali kepada kekuasaan Turki Ustamani yang sudah tenggelam oleh kekuatan inggris dan Prancis dengan lahirnya nation-state.  Pantaslah kalau HTI itu jadi ormas terlarang. Karena ngekos tetapi pengen nguasai rumah orang. " Kata teman. Saya hanya tersenyum.

Sunday, July 05, 2020

HR. Rasuna Said


" Una, ajukanlah grasi kepada Presiden , aku pasti akan tanda tangani. Aku tak ingin Una harus di tempat ini. " kata Soekarno kepada Rasuna Said ketika bertemu di penjara. Rasuna dengan tersenyum menjawab " Bung sahabat saya. Kita hanya berbeda sikap politik. Di dalam hati kita akan selalu saling mendoakan dan kita akan selalu saling memaafkan. Saya tidak ingin bung lemah karena keadaan saya sekarang. Ini adalah proses takdir saya dan juga proses takdir Bung. Tidak ada yang bisa mengubahnya, kecuali Allah.” Demikian saya dengar cerita dari keluarga Rasuna.

Rasuna Said tetap menolak meminta grasi atas tuduhan ikut makar PRRI. Baginya penjara tidak menakutkan. Di zaman Belanda dia hidup dari penjara ke penjara. Tetapi tuduhan berkhianat kepada Soekarno yang sahabat masa mudanya sangat menyakitkan.  Kalau dia meminta Grasi itu artinya dia mengakui bersalah. Sedangkan dia merasa tidak berasalah. Dia juga tidak mau membela diri dengan kembali mem fitnah PKI walau hubungan emosional persahabatannya dengan Soekarno sangat dekat. Rasuna ditahan oleh pemeritah Soekarno dari 1959 hingga 1965, ia meninggal dunia karena kanker darah di usia 55 tahun. Posisi Rasuna ketika itu masih menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung RI dan dia tidak pernah diadili. Soeharto  menganugrahi pahlawan nasional untuk Andung HR. Rasuna Said. Ia di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Untuk mengenang jasanya. Ali Sadikin Gubernur DKI memberi nama jalan baru di kawasan Setiabudi dengan nama Jalan HR Rasuna Said.

Tahukah anda siapa itu Rasuna said ? Kalau kita kenal Soekarno sebagai orator ulung maka tandingannya hanyalah Rasuna Said. Hanya bedanya, Rasuna adalah seorang wanita. Bukan itu saja, kalau kemampuan menulis soal politik dan perjuangan kemerdekaan, maka Soekarno hanya bisa disandingkan dengan Rasuna Said. Ketika Soekarno ditangkap, di Bandung karena mendirikan PNI, di dalam kamar Soekarno ditemukan surat surat dari Rasuna Said. Ternyata dua orang pemuda pemudi ini tidak pernah bertemu namun lewat tulisan di koran mereka merasa punya visi yang sama untuk kemerdekaan indonesia. Maka jadilah mereka sahabat pena.

Karena itulah akhirnya Belanda menangkap Rasuna dan dibuang ke Semarang. Ketika itu usia nya 23 tahun. Ia baru bebas ketika Perang Dunia II pecah tahun 1939. Belanda mengakui bahwa kalau ada orang indonesia yang tak bisa dicuci otaknya ketika dalam tahanan selain Soekarno maka itu adalah Rasuna Said. Di zaman Jepang ia berada di Sumatera Barat sebagai pendukung Soekarno dalam politic cooperative dengan Jepan dan di zaman Republik pindah ke Jawa menjadi anggota Badan Pekerja KNIP, anggota BPUPKI, kemudian anggota Parlemen RI. Kemudian duduk sebagai menteri.

Rasuna bukan Insinyur, dia hanya wanita dan juga ibu rumah tangga, fasih bahasa Arab, Belanda, China dan inggeris. Ikut dalam team perundingan Meja Bundar di Denhag dan Roem and Royen. Dia Alumni Diniyah Putri Padang Panjang, dan bertemu Rahmah El Yunusiyyah, tokoh gerakan Thawalib. Sebuah gerakan yang dibangun kaum reformis Islam di Sumatera Barat saat itu. Banyak pemimpin gerakan ini dipengaruhi pemikiran nasionalis-Islam Turki, Mustafa Kemal Ataturk dan menentang paham khilafah. Dia kemudian mendalami agama pada Haji Rasul atau Karim Amrullah ( Ayah Hamka). Dari keduanya, dia memetik pemahaman tentang pentingnya pembaharuan pemikiran Islam dan kebebasan berpikir.  Pemikiran-pemikiran ini kemudian mempengaruhi pandangan Rasuna Said.

Pada 1930, Rasuna Said juga menentang poligami yang saat itu tengah menjadi polemik di tanah Minang, akibat meningkatnya angka kawin cerai. Dia menganggap, poligami merupakan pelecehan terhadap kaum wanita. Pejuang seperti inilah yang dianggap oleh sebagian umat islam sekarang anti islam karena dia membela Pancasila dan NKRI. Dulu PKI hobinya fitnah kepada lawan politiknya terutama golongan islam yang berpikir bebas, namun di era sekarang ada sekelompok orang yang merasa pemegang kunci sorga namun kelakuannya menuduh orang islam yang membela pancasila sebagai islam sesat dan liberal. PKI telah lama musnah namun reinkarnasi dalam bentuk lain yang punya sifat sama dengan PKI muncul kembali, ciri cirinya anti pancasla dan tukang fitnah

Friday, July 03, 2020

Poligami, yang salah.


Tak dihiraukannya siapapun yang bertanya. Setiap hari dia hanya mematung di depan jendela kamarnya. Kadang menoleh ketika orang lewat memanggilnya. Tetapi lebih banyak Uni diam. Tidak jarang air matanya merambat sepanjang pipi. Kadang aku berusaha menarik lengan Uni untuk bermain bersamaku. Tetapi Uni hanya diam. Bunda berpesan, agar kami adik adiknya sering sering mengajak uni bicara. “ Tapi lelah aku bicara. Uni seperti tak sayang denganku.” Kata Uni Ross kepada Bunda.
“ Dia dengar. Dia sayang kepada kalian semua. Ajaklah terus bicara“ Kata Bunda.
“ Kenapa Uni, Bunda. “ Kata Adik Wati. Bunda tak hirau. Tetap asyik menyisir rambut uni yang sepinggang ” Ah, tidak elok kita terus mengenang yang sudah-sudah sampai rambut tak terurus.  Anak mandeh rancak. Rambut hitam dan ikal. Itu, mamak dan andaymu tiba, dari Jakarta Nak. Mari keluar kamar, salami mereka.”  Uni tetap tidak beringsut. 

Sudah lama uni serupa patung hidup. Sejak dia dipulangkan oleh suaminya , karena Uni tidak mau dimadu untuk kesekian kalinya. Suaminya guru mengaji dan juga acap diundang orang berdakwah. Selama menikah praktis semua biaya hidup keluarganya masih ditopang oleh Mamak dari Jakarta. Karena suaminya jarang memberi uang belanja. Pada waktu suaminya minta izin menikah untuk kali pertama, Uni bisa menerima karena Uni belum juga hamil setelah dua tahun menikah. Tapi ketika suaminya minta izin menikah untuk ketiga kalinya Uni tidak menjawab apapun. Suaminya tetap melangsungkan pernikahan. Dan ketika suaminya menikah untuk keempat kalinya, Uni berontak dengan suara kencang sekali. Setelah itu Uni tidak lagi bicara. Dia menutup rapat mulutnya. Mungkin karena itu suaminya memulangkan Uni ke rumah kami.

”Baru kemarin aku baru bisa berangkat,” kata Mamak Adi seperti minta maaf. ”Aku sibuk sekali. Banyak rapat bisnis yang harus aku lakukan.”

” Harus tunggu anak anak untuk jaga rumah. Baru bisa kemari. Maklum kami hanya berdua saja dirumah ” kata Anday menambahkan.

”Paham aku itu,” balas Bundu mengangguk, lalu menoleh kepada Uni. ”Begitu keadaannya, lihatlah.”

Anday menghampiri uni. ”Tapi mau dia makan, Uni?

”Mau. Tapi disuapi.”

”Disuapi?” Anday senyum memeluk bahu Uni. ”Disuapi engkau Meriani, anak rancak? Eh, kenapa keningnya ini?” Senyum bibi tiba-tiba lenyap.

”Tempo hari dia benturkan ke kaca rias,” sahut Bunda. ”Tapi tidak dalam. Sudah kering sekarang.”

”Kenapa bisa begitu Nak!” Seru Anday. “ Tengoklah, Uda!” Kata Anday kepada Mamak. Anday merebahkan kepala Uni di dadanya. Membelai-belai rambut dekat luka. ”Masih rajin engkau mengaji, Meri? Nanti mengaji, ya. Anday ingin mendengarmu mengaji. Mamakmu juga.” kata Anday. Uni tidak berjawab. Hanya bulu mata lentik Uni mengerjap-ngerjap. Kemudian air  matanya membersit lambat-lambat, bagai rembesan pada panci rusak.

”Lepaskan, Nak. Tumpahkan terus. Menangislah keras-keras!” ujar bibi masih tersenyum. Uni terisak. Bahunya bergerak-gerak. Adik-adik dan Uni Ros berlarian mendekat. ”Uni! Uni...! Mereka rangkul tangan dan tubuh Uni . Uni tersedu-sedu dalam pelukan Anday " Bicaralah. Kami semua sayang kau Meri. Tuh lihat Mamak kau , dia sedih sekali melhat keadaanmu. "
" Meri, ingat ayah, Anday.." kata Uni berurai airmata.
" Kalau kau ingat Ayah, doakan ayah agar dilapangkan kuburnya. Tapi kalau kau sakit, bagaimana kau bisa mendoakan Ayah. Tabahlah sayang. Ikhlaskan semua. " kata Anday seraya membelai kepala Uni. Sepertinya kali ini bisa menerima. Wajahnya nampak berbeda. Entah mengapa Uniku kembali seperti dulu lagi. ”Maulud Nabi kemarin sudah tak disuruh orang dia mengaji,” kata ibu seperti berbisik kepada Mamak Adi.

”Buya Nawawi juga tidak menyuruh?” tanya Mamak Adi.

”Dia sendiri yang datang ke rumah membujuk Meri mengaji” Kata Bunda.

“Tapi yang muda-muda menolak. Sekarang orang-orang muda berkuasa di surau. Katanya, tak ingin menerima istri durhaka kepada suami” Kata Uni Ros dengan wajah geram.

Mamak Adi melempar pandang ke luar rumah. Sebuah bendi lewat di muka rumah, penumpangnya tak menengok.  “”Sebaiknya Uni dan anak ank ikut denganku ke jakarta ,” dia bilang.
”Bagaimana aku bisa pindah, Adi ? " jawab Bunda ”Rumah ini peninggalan Uda Amsar kau. Aku ingin membesarkan anak anak di rumah yang Uda kau dapat dari kerja kerasnya. Aku akan menjaga hartanya dan bekerja keras membesarkan konveksi yang diwariskan Uda kau”

” Uni masih muda. Menikahlah lagi”

" Sudah kepala lima usiaku. Tak terpikirkan bagiku untuk menikah lagi. Bagiku anak anak adalah tugas yang harus aku tuntaskan. Ini amanah dari Uda kau sebelum meninggal. Eh siapa pula yang mau menikahi ku…”

" Uni aku hanya ingin menghindarkan Uni dari fitnah. Di kampung ini orang mudah sekali bergunjing walau sumber berita fitnah belaka. Aku sebagai adik pria Uni harus bertanggung jawab terhadap kehormatan Uni.Kalau uni tak ingin menikah lagi, Ikutlah denganku ke jakarta. Ajak keempat anak anak Uni. Tinggal di rumahku. Kami dirumah hanya berdua saja. Kedua anak kami kan sekolah di luar negeri”

”Tak mau aku. Uni tahu kau sangat peduli dengan Uni. Tapi Uni akan baik baik saja. Yang penting sering seringlah telp Uni ya dan  tengokin uni Ya. “

Mamak Adi terdiam lama. Menyulut rokok. Melihat pula ke luar. Orang-orang lewat di muka rumah, tak menengok. Hanya melirik sedan yang disewa paman di bandara sedang Parkir di halaman. Akhirnya Mamak Adi berkata " Kalau begitu biarlah Meri ikut aku ke jakarta. Biar aku yang urus dia. Semoga dia bisa tenang di sana dan bisa semangat lagi hidupnya untuk memulai hidup baru. Bolehkah Uni”

" Baguslah kalau itu keputusan kau Adi. Uni hanya turut saja. Kau pamannya kau lebih berhak atas kemenakan kau”

”Sstt!” ucap Anday perlahan. Mengejutkan kami. "Tidur.” Berbisik pula pada adik-adik, ”Ambil bantal, selimut!” Lalu dia rebahkan kepala Uni hati-hati. Dia luruskan kakinya. Diselimuti.

Saat tidur begitu muka uni persis bayi. Bersih. Polos. Tak sedikit pun tersisa galau yang mendera: Ayah meninggal , diceraikan suami, diasingkan orang Kampung. Padahal, sebelumnya Uni periang. Lalu tiba suatu hari karena status istri tertua dari tiga istri, suaminya kembali minta izin menikah keempat, serupa badai Dan suaminya itu muncul di suatu petang, berwajah dingin memulangkan cincin kepada ibu. Tetapi, mantan suaminya maupun keluarganya selalu lewat di depan rumah dengan dagu terangkat pongah, saat uni mulai terbiasa duduk di muka jendela. Kemudian mantan suaminya itu memang tidak terlihat lagi. Kata orang ia sudah tinggal dirumah istri keempatnya di kampung sebelah. Sementara Uni semakin betah di muka jendela, menatap kejauhan tak berbatas.

”Sudah ke mana-mana kuobati,” kata Bunda, memandang Mamak dan Anday penuh harap. ” Tapi sejak kedatangan kalian, sepertinya ada perubahani?”

”Tenanglah Uni,” lanjut Anday. ”Kalau perlu kami bawa ke dokter di luar negeri. Sesekali akan kubawa pula dia umrah. Biar terbuka pikirannya” Kata Anday

”Kukhawatirkan justru Uni,” ulang Mamak Adi. ”Ikutlah ke Jakarta!”

”Tak perlu khawatir, Adi" balas ibu. Sambil mengelus kepala mamak Adi ”Tidak semua orang jahat di kampung ini. ”

Uni terus tidur di beranda, tak bergerak-gerak seperti bayi. Napasnya lunak. Kulitnya bersih. Putih. Apa gerangan terlintas di pikirannya sehingga mukanya begitu bersih dan tenang? Apakah dalam tidurnya dia bertemu ayah? Di antara kami uni paling dekat dengan ayah. Barangkali karena perempuan, putri sulung; tapi tangannya campin pula, terampil-cekatan menangani rumah. Ayah bangga dengannya, berharap uni jadi guru tamat IAIN. Sedangkan Uni Ros diharapkan menjadi dokter”.

”Kakek-nenek kalian guru. Mestinya ayah juga. Tetapi malah jadi pengusaha konveksi. "Ayah tertawa suatu ketika. ”Syukur ada uni kalian, ya?” Kami mengangguk, turut bangga walaupun uni waktu itu baru kelas satu Sekolah Guru Atas.”

" Ayah, aku ingin punya suami seperti Ayah. Walau tak gagah rupa tapi ayah sangat sayang ke bunda dan kami. Tak seperti Angku Jafar yang kaya itu , yang punya istri empat. Tak suka aku lihat gayanya" Kata Uni.

" Apa maksud mu soal si Jafar?

" Bolehkah aku tahu pendapat ayah soal poligami " kata Uni tanpa rasa sungkan. Dan ayah memang mendidik kami sangat demokratis. Apalagi antara ayah dan Uni dekat sekali. Uni sangat manja kepada ayah.

" Pria boleh berpoligami selama dibutuhkan untuk menjaga dan mengelola harta anak yatim dari perempuan-perempuan yang ditinggal suaminya. Itupun dengan syarat wanita itu sebatang kara. Tidak punya kakak laki laki atau adik laki laki, Tidak punya paman dan ayah. Tapi jarang pria menikah lagi karena niatnya melindungi perempuan yang ditinggal mati suaminya demi menjaga harta dan memelihara anak yatim. Umumnya pria menikah lagi dengan perawan atau karena kecantikan wanita. Lebih karena nafsu rendah. Kedua, pernikahan itu harus ADIL. Adil disini bukan soal nafkah lahiriah tapi soal batin, dalam hal perasaan, emosi, cinta, kasih sayang.”

" Oh betapa ketatnya Allah memberikan syarat poligami bagi laki-laki. Jadi benar secara syar’i poligami itu bukan hal mudah bagi laki-laki, bahkan tidak mungkin. “

" Benar anakku. Coba baca Annisa ayat 129 “walan tastati’u anta’dilu baina annisa walau harastum,” kamu tidak akan bisa berbuat adil di antara istri-istrimu kalaupun kamu sangat ingin melakukan hal itu. Nabi Muhammad mengatakan “Barang siapa yang mengawini dua perempuan, sedangkan ia tidak bisa berbuat adil kepada keduanya, pada hari akhirat nanti separuh tubuhnya akan lepas dan terputus.” Masya Allah, ayah tidak mau terjadi seperti sabda Rasul itu. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa poligami bisa diharamkan ketika calon suami tahu dirinya tidak akan bisa memenuhi hak-hak istri, apalagi sampai menyakiti dan mencelakakannya.”

Uni sangat tercerahkan dengan pitutuah ayah itu. Kelak setelah Uni menikah , Uni selalu unggul dalam debat dengan suaminya yang meminta izin menikah lagi. Tapi entah mengapa semakin Uni paham dalil soal poligami semakin menjadi jadi gila kelakuan suaminya. Tak penting Uni setuju atau tidak, suaminya tetap menikah dengan seringai srigalanya

”Rencanaku besok kembali,” ucap Mamak Adi . ”Kubawa Meri sekalian. Jaga diri Uni baik baik. Kalau ada apa apa telp aku. Si Burhan kalau tamat SLTP suruh dia ke jakarta biar aku urus pula dia.”

Bunda mengangguk-angguk. Bunda bernapas lega. Besoknya, Uni dibawa Mamak dan Anday. Bunda menangis. Kami juga. Rumah jadi lengang. Uni telah pergi. Tapi, setidaknya mantan suaminya takkan lagi bisa tersenyum mengejek melihat Uni lagi termenung di depan jendela, memandang gunung ataupun kejauhan tiada batas. 

Di era sekarang , akal memperluas cakrawala, dan hati memperkaya Sukma. Sorga itu janji Tuhan namun cinta Tuhan yang utama. Bukan banyak ritual agama yang dituju tapi ikhlas yang utama .Uni telah bersikap dengan ilmunya dan hatinya menerima dengan berat namun ia berusaha ikhlas. Suaminyapun telah bersikap dengan ilmunya namun bertindak dengan nafsunya. Kami dibesarkan oleh ayah yang taat beragama namun rendah hati dalam beriman. Dan keperkasaannya sebagai pria tidak ditunjukkan kemampuannya menikahi banyak wanita tapi mendidik anak dan istri dengan teladan akhlak mulia. Mamak Adi pengusaha hebat namun adat dan agama tetap menjadi bagian hidupnya. Anak dipangkunya, kemanakan dilindunginya dan saudara perempuan dijaganya dari fitnah.

** Mamak “ Paman, adik Ibu.

** Anday “ istri paman.

Thursday, June 25, 2020

Resiko dan pilihan



Saya menikah usia 22 tahun. Waktu itu semua teman menasehati agar saya punya rencana yang matang sebelum menikah. Setidaknya harus selesai dulu kuliah. Harus punya kerjaan pasti. Kalau bisa punya rumah dulu. Karena resikonya sangat besar kalau tanpa persiapan. Apalagi hidup di kota besar. Sementara saya, kuliah belum selesai. Jangankan punya rumah, kerjaan aja engga pasti. Tetapi sekali  niat terucapkan, sekali layar terkembang, bahtera rumah tangga tetap melaju menuju samudera lepas. Istri saya juga tidak pernah mengkawatirkan resiko apapun walau dia tahu saya pria miskin. Padahal kalau dia mau memilih, banyak pria yang mau. Tetapi karena yang mau itu mungkin terlalu panjang rencananya, sementara saya langsung action. Dia lebih memilih yang serius saja walau resiko ada. 

Apakah setelah menikah, hal buruk yang dibayangkan oleh sebagian orang terjadi pada kami ? Tidak. Memang kami tidak punya penghasilan pasti tetapi kami tidak kelaparan. Memang saya tidak sarjana, tetapi saya tetap bisa cari uang walau tanpa titel. Memang saya tidak punya harta tetapi saya tidak harus mengemis untuk hidup. Tanpa disadari waktu berlalu, anak hadir melengkapi keluarga kecil kami. Dulu tidak pernah terbayangkan kami bisa punya rumah, namun setelah berumah tangga justru dapat beli rumah. Tidak pernah terbayangkan bisa punya kendaraan, setelah berumah tangga justru kami bisa beli kendaraan. Tak pernah bisa membayangkan bisa sekolahkan anak sampai perguruan tinggil, toh akhinya semua anak kami bisa selesai kuliahnya.  

Tahun 2003 saya membawa istri saya menunaikan rukun islam ke lima di tanah Makkah. “ Ingat engga waktu kita belum menikah, abang tanya apa impianku berumah tangga. Kemudian aku jawab, pergi ke mekkah bersama suamiku.”

“ Mengapa kamu tidak bercita cita punya harta ?tanya saya.

“ Harta itu soal pilihan. Banyak sedikit, itu hanya ukuran. Yang hanya sampai pada rasa. Kalau tak bersyukur berapapun harta tidak akan membuat kita bahagia. Tetapi melaksanakan rukun islam adalah kewajiban. Tentu Tuhan melengkapi pertolongan manakala Dia mewajibkan kepada kita. Kalau aku engga berdoa, kepada siapa lagi aku  berharap. Dan kini Tuhan kabulkan.” katanya tersenyum indah. Kini kami menua bersama.  Tinggal  berdua saja di rumah. Anak anak sudah punya kehidupan sendiri. Banyak kenangan suka duka yang telah kami lewati. Namun itu hanya tinggal cerita. Tapi intinya kebersamaan itu terjadi karena kami tidak saling merasa memiliki tapi saling berbagi. Pemilik sejati tetaplah Tuhan.

Apa hikmah dari perjalanan hidup kami itu? hidup memang penuh resiko. Kita bisa saja menghindari resiko agar aman dari kesulitan dan penderitaan. Sementara dengan menghadang resiko, mungkin saja kita menghadapi badai kesulitan, penderitaan, kegagalan namun dengan itu kita bisa berproses melewati hidup, dan tahu arti mencintai dan bersyukur. Rencana hebat tanpa tindakan,  tidak akan menjadikan kita apa apa. Tetapi dengan tindakan kita punya hope.

Wednesday, June 24, 2020

Esensi beragama


Delapan tahun lalu saya mampir di toko buku yang ada di Bandara Hong Kong. Saya terkejut karena ada terjemahan buku dalam bahasa inggeris yang di tulis oleh Wang Tai Yu, judulnya " Chinese Gleams of Sufi Light". Wang adalah ulama dan juga intelektual islam di China abad 17. Saya langsung beli. Mengapa? Karena menurut cerita teman di China yang sudah baca, buku ini bisa membuka tabir bagaimana sebetulnya orang china memandang Islam. Sebelum abad 17, para ulama besar China menulis buku berisi tentang bagaimana memahami ajaran Islam, bukan bagaimana Islam bisa melahirkan semangat kemandirian ditengah masyarakat. Bagaimana mentranformasi dari masyarakat yang nrimo, apatis , pesimis, korup menjadi masyarakat yang progressive, passion, berikhsan. Komunitas Islam di CHina tumbuh seperti itu dan Wang menangkap bahaya untuk eksitensi Islam. Karena itulah dia terpanggil menulis.

Buku tersebut mengubah prakonsepsi - prakonsepsi tentang peran Islam di China. Seorang perwira Militer China, ketika saya tanya mengenai buku Wang, dia mengatakan bahwa apa yang ditulis oleh Wang tentang islam, menyimpulkan bahwa islam adalah ajaran yang luar biasa. Dan kami mengakui itu. Kehebatan Wang dalam menyapaikan ajaran islam itu, dia tidak sama sekali menghilangkan ajaran konfusian, namun dia menyebut dengan Neo Konfusian. Cara dia menyampaikan ajaran itu tidak menggunakan bahasa arab tapi menggunakan padanan bahasa yang ada pada konfusiasisme, taoisme dan budhisme. Tradisi China yang memang tidak melanggar Tauhid ya tidak dihapus atau tidak dikatakan bidaah. Dan kalaupun dinilai melanggar Tauhid maka di luruskan dengan modifikasi yang tetap tidak menghilangkan tradisi China. Seperti cara Walisongo menyiarkan islam di tanah jawa. Tradisi jawa tidak di hilangkan namun di perbaiki sesuai dengan prinsip tauhid.

Walau Partai komunis selama revolusi kebudayaan melarang umat islam melaksanakan ritual agama secara bebas namun hakikat islam tetap hidup di dalam jiwa orang china. Mengapa ? Karena Agama dan budaya melekat dalam diri mereka. Sehingga tidak sulit menyebar kepada non islam. Mungkin sebagian besar orang China tidak mengucapkan dua kalimasahadat. Tapi mereka paham konsep Tuhan dalam Islam dan mengakui bahwa Nabi Muhammad itu utusan Allah dan tiada tuhan selain Allah. Tentu mereka tidak menyebut seperti bahasa Arab, yaitu Allah tapi dalam bahasa China seperti Chen Chu atau Tuhan sejati atau Chen-I atau Esa sejati, atau Chen Tsai atau Penguasa sejati .Ya sama seperti orang jawa menyebut Allah, gusti pangeran, dan lain sebagainya. Sementara sebutan rasul adalah Sheng -Hsien atau orang orang arif dan berguna. Sama seperti orang jawa menyebut Rasul, Kanjeng Nabi.

Sementara ajaran islam itu mereka sebut Ch'ing- Chen Chiao atau kalau diterjemahkan ajaran yang suci dan sejati. Mereka tidak membaca AL Quran tapi buku yang ditulis ulama China mereka baca dan pahami. Mereka tidak perlu pertanyakan apakah tafsir itu benar atau salah. Selagi tidak bertentangan dengan budaya atau tradisi mereka ya itu dianggap sudah benar. Bagi mereka, Agama selain bagai elang yang terbang dengan idealisme spiritual yang tinggi untuk mencapai kesempurnaan pribadi, tetapi juga membumi bagai induk ayam yang terlibat secara etis pragmatis dalam keseharian. Paham neo konfusian itu sebagai lampu rakyat China bagaimana mereka membangun peradaban.

Melihat islam di China jangan hanya liat suku Urghu yang pakai baju gamis dan berjenggot tapi anda harus melihat tradisi China lainnya yang memang Islami. Karena bersumber dari islam itu sendiri. Mereka pekerja keras, patuh kepada orang tua, setia kawan, patuh pada negara, berpikir positip, menghindari konplik, dan suka memberi dan jujur , rendah hati dan lain sebagainya. Mereka cerdas menyikapi fenomena zaman. Mereka menerima komunisme tapi tidak menjalankan cara berpikir Karl Mark. Komunisme hanya di pakai sebagai metodelogi mengelola masyarakat. Mereka gunakan sosialisme untuk melindungi rakyat yang lemah dan menjadikan kapitalisme untuk lahirnya kemampuan bersaing bagi mereka yang kuat. Dan negara ada di tengah tengah sebagai hakim untuk keadilan sosial. Lantas apa sebetulnya kunci dari ajaran neo Konfusian itu? ya Akhlak.!

Dalam konteks transedental sebetulnya hakikat manusia itu bukan raga tapi Ruh. Artinya agama itu dimaknai dari sisi kejiwaan, bukan materi sebagai ukuran. Gordon W. Allport sang akhli psikologi punya pendapat, bahwa agama dipandang sebagai 'comprehensive commitment' dan 'driving integrating motive', yang mengatur seluruh hidup seseorang secara kejiwaan. Artinya, Agama diterima sebagai faktor pemadu (unifying factor), menunjang kesehatan jiwa dan kedamaian masyarakat. Tapi kalau memandang agama sebagai something to use but not to live, sebaliknya outputnya adalah  kebencian, iri hati, dan fitnah, munafik, anti perbedaan. Mengapa? Orang berpaling kepada Tuhan, tetapi tidak berpaling dari dirinya sendiri. Agama digunakan untuk menunjang motif-motif lain: kebutuhan akan status, rasa aman atau harga diri. Orang yang beragama dengan cara ini, melaksanakan bentuk-bentuk luar dari agama. Ia puasa, Sholat, naik haji dsb, tetapi tidak di dalamnya. Imam Al-Ghazali, menyatakan bahwa beragama seperti ini adalah beragama yang ghurur (tertipu). Tertipu, karena dikira sudah beragama, ternyata belum. Tidak akan melahirkan masyarakat yang penuh kasih sayang.
Lantas apa agama itu sendiri? Seorang lelaki menemui Rasulullah Saw dan bertanya,
” Ya Rasulullah, apakah agama itu?” 
“Akhlak yang baik.” 
Kemudian ia mendatangi Nabi Saw dari sebelah kanannya dan bertanya, 
“Ya Rasulullah, apakah agama itu?” 
“Akhlak yang baik.” 
Kemudian ia mendatangi Nabi Saw dari sebelah kirinya, 
“Apa agama itu?” 
“Akhlak yang baik.” 
Kemudian ia mendatangi Nabi Saw dari belakang dan bertanya,
”Apa agama itu?”
Rasulullah menoleh kepadanya dan bersabda, “Belum jugakah engkau mengerti? (Agama itu akhlak yang baik). Sebagai misal, janganlah engkau marah.”(Al-Targhib wa Al-Tarhib 3: 405).

Derita rakyat desa...

  YMP Prabowo mengatakan dalam pidato kenegaraannya. “Janganlah kita bangga diterima sebagai anggota G-20 (kelompok negara berpendapatan tin...