Friday, July 10, 2020

Share HTI dalam kemerdekaan RI.


“ Saya tidak melihat perjuangan khilafah itu sejalan dengan nation interest. Itu tak lain kelanjutan dari program neocolonialism, melalui pemahaman agama yang dipaksakan dan anti demokrasi.” Kata teman. Saya sempat termenung akan kata kata teman itu. Ada benarnya. Karena sejarah lahirnya kemerdekaan Indonesia memang dimotori oleh gerakan pembaharuan islam, Tetapi bukan berdirinya khilafah. Yang ada adalah pemikiran lahirnya nation-state ( negara berpaham kebangsaan ) dari golongan islam. Memang, di penghujung abad 19 lahir pembaharuan pemikiran islam di timur tengah. Itu datang dari ulama besar, Muhammad Abduh. Apa pemikiran dimaksud ?

Bahwa ajaran agama Islam perlu disesuaikan dengan keadaan modern. Ia melihat bahwa ajaran yang terdapat pada Al-Qur’an dan Hadits mengenai Ibadah sudah jelas, tegas, dan terperinci. Ia juga percaya tentang pemikiran manusia, bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam kemauan dan perbuatan, tanpa melupakan bahwa masih ada kedudukan yang lebih tinggi lagi diatasnya. Karenanya umat Islam juga harus mementingkan dan mempelajari ilmu pegetahuan. Sekolah-sekolah modern perlu dibangun dan  pengetahuan modern perlu diajarkan, di samping pengetahuan agama.

Mengapa sampai Muhammad Abduh berpikir seperti itu ?  Dia sadar bahwa kemundurun Islam adalah keadaan jumud yang ada dalam umat islam itu sendiri. Jumud ialah keadaan beku, statis, atau tidak ada perubahan, karena menolak perubahan. Untuk menyesuaikan islam dengan masa modern perlu adanya interpretasi baru , perlu dibukanya pintu ijtihad yang selama ini dianggap sudah tertutup. Sedangkan masalah muamalah masih umum sifatnya, hanya merupakan dasar-dasar saja sehingga perlu ijtihad. Ia mendudukkan akal pada tingakat yang tinggi, sebagaimana di ajarkan oleh Al-qur’an seperti
afala ta’qilun?”tidaklah engakau fikirkan?”

Guru dari Kh Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Ashari adalah Syaikh Ahmad Khathib Al-Minangkabawi, yang sealiran dengan Muhammad Abduh. Makanya ketika Kh Ahmad Dahlan dan Kh Hasyim Ashari pulang ke Indonesia setelah kuliah di Makkah, mereka mendirikan pusat pendidikan. Kh Ahmad Dahlan membangun Muhamamdiah, dan Hasyim Ashari membangun NU. Dari kedua tokoh inilah paham pembaharuan islam berkembang di Indonesia. Makanya jangan kaget bila anggota Syarikat islam yang merupakan perkumpulan saudagar islam bisa memilih PKI sebagai alat perjuangan melawan kolonialisme. Open minded sekali. Sebagian dari mereka terpengaruh gerakan Thawalib. Sebuah gerakan yang dipengaruhi pemikiran nasionalis-Islam Turki, Mustafa Kemal Ataturk. Ada juga terpengaruh berdirinya negara berdasarkan Islam. Namu soal sistem negara, mereka punya pandangan sama tentang state nation, bukan khilafah.

Sampai dengan dibentuknya BPUPKI dimana tokoh islam duduk sebagai perancang negara Indonesia, tidak ada satupun pemikiran khilafah yang bersifat international itu mengemuka  dalam sidang BPUPKI.  Kalaupun ada perbedaan, itu hanya pada implementasi dalam hal fikih, makanya ada yang mengusulkan Pancasila memuat ketentuan kewajiban melaksanakan syariat bagi pemeluk agama Islam. Soal muamalah, semua sepakat, itu urasan negara yang atur. Dalam perkembangannya, keberadaan fikih islam tidak termuat dalam sila Pertama Pancasila namun diakui oleh negara, dengan lahirnya UU Peradilan Agama, yang menempatkan peradilan agama bagian dari sistem peradilan atau sejajar dengan peradilan niaga dan pidana. " Ketika Indonesia diproklamirkan sebagai negara merdeka tidak ada share HTI.  Hizb ut-Tahrir baru ada 7 tahun setelah Indonesia merdeka, atau tahun 1952 sebagai bagian dari propaganda kembali kepada kekuasaan Turki Ustamani yang sudah tenggelam oleh kekuatan inggris dan Prancis dengan lahirnya nation-state.  Pantaslah kalau HTI itu jadi ormas terlarang. Karena ngekos tetapi pengen nguasai rumah orang. " Kata teman. Saya hanya tersenyum.

No comments:

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...