Sunday, January 20, 2019

Uang ?




Seorang teman aktifis islam mengatakan bahwa rezim Riba tidak akan pernah diberkati Allah. Pasti akan hancur. Liatlah sekarang dunia sedang krisis. Itu karena rezim Riba. Saya hanya tersenyum. Saya katakan bahwa kalau persepsi kamu uang era sekarang sama dengan emas, tentu akan rancu menterjemahkan Riba. Mengapa? Kalau kamu pinjamkan uang Rp. 1 juta ke orang dengan janji akan dia kembalikan setahun kemudian Rp, 1 juta juga. Kamu beralasan tampa bunga. Agar terhindar dari Riba. Tetapi untuk kamu ketahui bahwa saat akad dibuat, kamu memang tidak makan bunga. Tetapi orang yang pinjam itu mendapatkan bunga secara terselubung. Kok bisa?. Ya uang yang ada sekarang itu kan nilainya turun karena waktu. Itu karena faktor inflasi. Keliatannya dia mengembalikan sama jumlah uangnya. Namun sesungguhnya dia mengembalikan kurang dari nilai nominal yang ada.

Mengapa di era Nabi Riba dilarang. Karena ukurannya adalah barang atau emas. Waktu itu belum ada sistem mata uang fiat dimana nilai uang itu ditentukan oleh kebijakan pemerintah. Yang terkait dengan kebijakan moneter dan fiskal. Mengapa harus pakai fiat kalau itu tidak sesuai dengan Sunah Rasul ? saya katakan bahwa kalau kita pakai emas, mana cukup emas untuk menampung transaksi untuk populasi manusia yang miliaran seperti sekarang. Dan lagi tidak semua negara menguasai tambang emas. Sebagian besar tambang emas sekarang di kuasai oleh Swasta. Kan engga lucu kalau peradaban modern mata uangnya tergantung dengan pengusaha tambang. Kan bisa kacau dunia. Jadi menurut saya keberadaan uang fiat itu bukan karena islam tidak mendapat ruang dalam sistem ekonomi. Tetapi karena proses sejarah. Slow motion yang terjadi dengan sendirinya sebagai proses sunatullah.

Jadi bagaimana menyikapi fenomena Riba itu ? Ya harus kembali kepada hakikat. Bahwa uang itu bukan tujuan tetapi hanyalah alat. Kita harus bisa membedakan mana uang untuk bisnis dan mana untuk sedekah. Ukurangnya adalah niat. Memberikan pinjaman untuk bisnis adalah cara berbagi dan meringankan orang lain. Mendapat pinjaman bisnis adalah ujian menjaga amanah dan akhlak. Kalau orang pinjam nilainya tidak seberapa. Untuk kebutuhan hidup. Anggap saja sedekah. Ikhlaskan saja kalau tidak dikembalikan dan tetap doakan agar orang itu dimudahkan Tuhan mendapatkan rezeki. Jadi kembalikan kepada Akhlak.

Faktanya banyak negara hancur karena utang. Banyak pengusaha hancur karena utang.Banyak rumah tangga hancur karena utang. Katanya. Saya katakan bahwa bukan utang sebagai penyebab, Tetapi akhlak orang yang berutang dan memberi utang yang salah. Sifat rakus. Itu penyebabnya. Mengapa ? bagaimanapun lebih banyak orang yang sukses dan tertolong karena hutang daripada yang gagal dan hancur. Hampir semua bisnis saya dibangun dari utang. Apakah saya stress ? engga. Karena saya tidak pernah anggap uang itu sebagai tujuan tetapi liabilities dihadapan manusia dan Tuhan. Makanya saya tidak perlu merasa jadi orang kaya apalagi terhina dibilang miskin oleh orang lain. Selagi kreditur dan Oma happy dengan saya, itu sudah cukup bagi saya.

Damai itu adalah berkah.



Tahun 1984 tragedi Tanjung Priok saya berada ditengah tengah konplik antara penguasa dan rakyat. Siapalah saya. Anak muda usia 21 tahun yang sedang berjuang di rantau mencari jati diri. Hanya karana saya aktif dalam pengajian tarikat dan tepat pada saat pengerebekan oleh aparat saya kebetulan sedang berada di lokasi. Saya merasakan siksaan demi siksaan dengan tuduhan yang merendahkan harkat dan martabat saya sebagai umat Islam. Setelah sekian hari, sayapun dilepas. Namun itu memberikan pelajaran mahal bagi hidup saya selanjutnya. Bahwa jangan pernah melawan penguasa. Jangan!. Selagi mereka di pilih karena konsesus orang banyak, patuh lah. Walaupun sistem sangat menindas para pembangkang.

Setalah itu sayapun focus kepada hidup saya pribadi. Bagaimana saya bisa mandiri tanpa perlu bergantung kepada manusia apalagi kepada penguasa. Cukuplah Tuhan tempat saya bergantung. Namun dalam bisnis berkali kali saya jatuh karena kebijakan rezim Soeharto yang cenderung monopoli dan penuh dengan KKN. Saya tetap punya perasangka baik. Tidak pernah saya mengeluh. Setiap pemilu saya tetap memilih. Pilihan saya adalah partai persatuan pembangunan ( PPP). Tidak pernah saya golput. Saya tahu kemungkinan menang sangat kecil tetapi saya bersyukur pemilu ada. Dengan itu saya punya setitik harapan untuk berjuang melakukan perubahan lewat demokrasi.

Ketika PDI dalam munas menunjuk Megawati sebagai ketua umum. Saya tentukan pilihan saya kepada PDI. Mengapa ? Alasannya karena kezoliman demi kezoliman di hadapi Megawati. Ketika itu praktis kekuatan partai Islam dan ormas Islam sudah berada di lingkaran Soeharto. Megawati menghadapi rezim tidak dengan mengerahkan massa. Dia tempuh jalur hukum walau kecil sekali akan menang. Namun Mega telah melakukan pendidikan politik yang hebat. Bahwa kalau mencintai negeri ini, apapun itu jangan pernah tidak percaya dengan Hukum. Walau akhirnya Mega kalah tetapi pendidikan politik tercipta dan semangat perubahan terjadi. Puncaknya rakyat bersama mahasiswa berani melalui aksi secara kolosal menduduki gedung parlemen. Soeharto jatuh.

Ketika PDIP menang Pemilu, saya terharu melihat ketegaran hati Mega yang dijegal dalam voting pemilihan presiden di MPR. Mega tanpak tegar dikalahkan oleh Amin Rais dkk dalam poros tengah. Padahal PDIP Partai pemenang pemilu. Gus Dur yang terpilih sebagai presiden. Kemudian pemilu berikutnya saya tetap memilih Megawati. Kalah berhadapan dengan SBY. Berikut nya tahun 2009 kalah lagi. Saya tetap tidak kehilangan harapan. Tahun 2014, Mega mundur dalam kontestan Pilpres. Yang maju adalah Jokowi. Saya tetap memilih Jokowi. Melihat koalisi gemuk dibelakang PS, saya tetap punya harapan. Akhirnya Jokowi menang tipis atas PS. Mega berhasil menempatkan seorang tukang kayu yang bukan elite partai. Bukan Jendral ke panggung poltik nasional. Menjadi presiden dengan populasi nomor 4 terbesar di dunia. Tampilnya Jokowi memberikan harapan kepada semua anak bangsa untuk bisa menjadi Presiden. Siapapun itu.

Saya hadir dalam aksi 411 dan 212. Bukan karena saya pendukung aksi. Saya hanya mau lihat dengan mata kepala. Apakah Jokowi sama dengan Soeharto? Saya terharu. Bukan karena jumlah massa yang banyak tetapi karena tidak ada satupun peluru tajam keluar dari moncong senjata. Walau hujatan kepada Jokowi begitu mengerikan. Hampir tidak bisa dipercaya orang teriak agama tetapi mengumpat dan mengancam. Semua selesai dengan Happy ending. Ulama dan pemeintah semakin akrab. Kemitraan yang terhormat atas nama kebaikan dan kebenaran. Yang membuat saya terharu lagi adalah last to minute Megawati menunjuk KH Ma’ ruf Amin sebagai cawapres mendampingi Jokowi Pilres 2019. Tak pernah terbayangkan era Soeharto ini bisa terjadi. Seorang ulama jadi calon orang nomor dua di republik ini.

Jokowi hebat namun tanpa sentuhan hati seorang Mega, seorang ibu, engga mungkin pemerintah Jokowi begitu tegarnya untuk terus berupaya membangun persatuan, memadukan perbedaan melalui pendekatan cinta. Itulah yang kadang membuat kita salah menilai seakan Jokowi lemah. Bagi Mega tidak ada musuh. Semua adalah anak bangsa. Semua punya hak demokrasi. Indonesia harus dibangun dengan semangat kemandirian dan kepedulian kepada kaum duafa. Jokowi telah mentunaikannya selama 4 tahun ini walau dihantam badai fitnah tak henti.

Saya tidak berharap proteksi bisnis dalam program ekonomi Jokowi. Saya tidak punya bisnis rente. Tidak juga memanfaatkan hubungan pertemanan dengan elite partai untuk bisnis. Saya bukan kader partai. Saya pilih Jokowi hanya karena tidak ingin ada kekerasan atas nama hukum. Apalagi kekerasan karena alasan politik. Cukuplah generasi saya yang pernah merasakan. Damai itu mahal sakali. Berkah tak terbilang. Jagalah itu.

Thursday, January 17, 2019

Mengalah, bukan kalah.



Mungkin ada sebagian anda yang sebagai anak tertua harus berkorban demi adik adik agar mereka jadi sarjana dan anda harus cari uang membantu orang tua membiayai adik adik. Mungkin ada pengusaha harus jual harta pribadinya untuk membayar gaji karyawan agar perusahan tetap jalan. Mungkin ada juga yang harus rela berpisah dengan kekasihnya demi kebaikan masa depan kekasihnya. Mungkin juga mengorbankan kebebasan pribadinya setelah dia menjadi ibu rumah tangga dimana harus focus mengurus suami dan anak-anak. Artinya pengorbanan bukanlah sesuatu yang langka. Dapat terjadi kepada siapa saja asalkan dihati orang masih ada bahasa cinta.

Dalam kehidupan yang lebih luas dalam hal apapun , dimanapun, akan selalu ada orang harus mengalah dengan cara mengorbankan dirinya. Soal bagaimana dan seberapa berat pengorbanan itu tergantung persepsi masing masing. Yang jelas ketika orang harus berkorban maka itu terjadilah. Itu kehendak Tuhan sebagai bentuk kecintaan Tuhan kepada dirinya. Ahok dari awal sangat yakin dia akan menang. Elektabilitas dan popularitas nya sangat tinggi bila dibandingkan dengan paslon lainnya. Namun akhirnya harus kalah maka itu adalah sebuah pengorbanan untuk sesuatu yang lebih besar nilainya. DKI hanyalah sebuah kota dan Ahok sudah buktikan pengorbanannya. Dan disaat dia harus berkorban lebih besar untuk Indonesia, dia tidak akan ragu karana itu.

Lantas siapa yang mengorbankannya ? Ahok mengorbankan dirinya sendiri lewat proses politik yang ada. Mengapa ? Ahok adalah pemain politik yang sangat paham percaturan politik yang dimainkan oleh para elite partai. Ibarat pemain bola dia tahu kemana arah bola akan dioper oleh temannya dan tahu dimana dia harus berada agar memberikan peluang bagi temannya untuk bebas memasukan bola ke gawang, untuk akhirnya memenangkan permainan.. mengapa saya katakan itu ? Karana dia petanaha yang menguasai akses ke semua infrastruktur politik dan birokrasi di DKI. Menjelang hari H pilakda DKI, Mike wakil presiden AS memastikan berkunjung ke Indonesia. Setelah itu catur yang sudah dalam formasi dirombak total olek elit partai. Konsesus senyap terjadi. Ahok tidak berdaya. Dia sadar ini saat nya dia berkorban. Malam sebelum Pemilih DKI masuk ke bilik suara, Ahok sudah tau dia akan kalah. Makanya kekalahan itu bisa dia terima. Akhir babak kita tahu bagaimana tenangnya Ahok meninggalkan balaikota dan menerima keputusan hakim sebagai terpidana.

Kita yang orang awam tidak akan bisa menerima kenyataan politik bagaimana orang sebaik itu harus dikorbankan. Tetapi kita lupa bahwa Ahok di usung oleh PDIP yang punya target memenangkan Jokowi dalam periode kedua. Dan memastikan PDIP sebagai pemenang pemilu 2019. Kalau Ahok menang ongkos politik akan sangat mahal menjaga stabilitas politik akibat emosi agama menjadi kayu bakar yang akan membuat api semakin besar berkobar. Dan AS ada dibelakang paslon ASU yang siap menjadikan Indonesia Suriah kedua. Sementara keadaan ekonomi butuh stabilitas politik untuk proses recovery akibat ulah SBY.

Dengan naiknya ASU, proses politik memotong kaki lawan politik dapat terjadi efektif bedasarkan UU. Proses menjadikan Jokowi untuk menang semakin terbuka sejak Wowo bertemu secara pribadi dengsn LBP untuk menjadi Capres. Bayangkan kalau yang maju capres adalah HRS dan anggota dewan syuro PKS. Kita akan menghadapi goncangan politik keras sekali. Engga bisa santai lagi di Cafe sambil minum kopi ngetawain kaum Kampret lewat sosmed. Ahok tidak kalah. Dialah pemenang sesungguhnya. Hanya Tuhan yang bisa membalas pengorbanan itu dengan sebaik baiknya pahala.

Kalau ahoker golput maka dia sebenarnya membuat pengorbanan Ahok sia sia. Mereka tidak mengenal siapa sebenarnya Ahok. Ingat ungkapa bijak orang china “ awalnya membangun jalan itu memang sakit dan luka. Namun dengan terbukanya semak belukar jalan pun tercipta”

Sunday, January 13, 2019

Menolong kaum duafa.


Tahun 2011, saya ada janji dengan teman banker untuk meeting di sebuah Hotel. Dengan menggunakan taksi saya menuju tempat meeting itu. Saya merasakan kendaraan berjalan dengan lambat dan tidak stabil. 
“ Bapak engga apa apa ? 
“ Eh ya pak. Engga apa apa.” Kata supir dengan terkejut. 
“ Kenapa jalannya lambat.?
“ Ya pak. Maaf saya sempat bengong tadi. Baik pak. “ katanya kendaraan kembali melaju dengan agak cepat. 
“ Bengong kenapa ?
“ Hmmm “ Terdengar seperti ragu untuk mengatakannya. Saya diamkan saja. 
“ Saya bingung dengan anak saya. " katanya kemudian. " Sudah saya bilang engga usah lanjutin ke universitas. Tetapi dia tetap ngotot juga. Seminggu lalu dia diterima di universitas negeri. Saya engga punya uang untuk bayar.” Katanya. Saya diam saja. Bayangan saya ada seorang anak yang sedang bertarung dengan nasipnya. Untuk masa depannya. Tanpa sedikitpun mengkawatirkan akan keadaan ayahnya yang tidak ada uang. Tekadnya untuk sekolah lebih karena ingin perubahan terhadap nasip keluarganya.
“Anak bapak terima dimana ?
‘ Ini pak. “ Kata supir taksi itu memperlihatkan dokumen kepada saya. Itu dokumen dari universitas yang menyatakan putranya lulus test. Dan syarat yang harus dipenuhi. 
“ Pak, ini ada uang dollar. Bapak tukar di money changer. Jumlahnya cukup untuk bayar uang kuliah anak bapak” Kata saya ketika hendak turun. Di tas saya memang selalu ada uang dollar. “ Dan ini ongkos taksi saya.” sambung saya. Keluar dari taksi itu. Supir taksi itu mengejar saya “ Kenapa bapak bantu saya? 
“ Bukan saya. Tetapi Tuhan. Itu uang titipan Tuhan. Semoga bermanfaat. Saya doakan agar anak bapak bisa terus kuliahnya.” 

Supir taksi itu menyalami saya dengan airmata berlinang. Sayapun berlalu. Bagi saya, putranya pantas mendapatkan itu. Ayahnya memang mengeluh dengan keadaanya tetapi tidak menadahkan tangan. Itu pesan cinta dari Tuhan kepada saya. Dan lagi putranya terima di perguruan tinggi Negeri. Tidak mudah orang bisa masuk PTN. Lah saya aja gagal. Kalau empati saya tidak tergerak membantunya , entah manusia macam apa saya ini. Mungkin Tuhan akan mengutuk saya karena kufur nikmat.

Orang tua saya menasehati saya " ada tiga hal yang kalau orang datang ke kamu tidak boleh menghindar atau punya alasan untuk menolak. apa itu? pertama, bayar sewa rumah, bayar biaya pendidikan, bayar biaya kesehatan. Mengapa ? siapapun itu kalau sampai dia datang ke kamu itu karena dia menggadaikan kehormatannya. Kehormatan itu diberikan Tuhan kepada dirinya. Karena tidak ada lagi yang dia miliki maka itulah yang dia gadaikan. Kalau sampai kamu tolak maka itu sama saja kamu menolak kehadiran Tuhan. Kamu menolak menjadi agent Tuhan untuk tegaknya keadilan Tuhan. " Saya bukan orang kaya. Juga bukan orang mudah keluar uang untuk hal yang engga jelas. Tetapi untuk tiga hal itu, saya tidak bisa menolak.

Saya menolak pemberian uang tunai karena alasan kemiskinan. Seperti program BLT. Tetapi saya tidak akan menolak bila uang itu untuk program yang jelas. Mengapa ? Memberi uang tanpa program kepada orang duafa sama saja memberi racun kepadanya. Menanamkan budaya malas. Tidak mendidik. Tetapi memberikan bantuan akses kepada pendidikan itu sama saja memberinya akses kemandirian. Memberinya akses kesehatan, memberinya harapan. Memberinya akses tempat tinggal memberinya kekuatan untuk berkembang. Makanya saya terharu dengan program Jokowi. Program keluarga harapan. Program ini memberikan bantuan berupa akses kepada kesehatan dan pendidikan bagi keluarga duafa, yang jumlahnya bisa mencapai Rp. 9 juta. Tentu selektif dan massive. Ada 10 juta orang duafa terseleksi dapat program ini. Tentu mereka berterimaksih kepada Jokowi. Doa mereka mengalahkan ribuan ulama. Kemenangan kita ada pada sikap kepedulian kita kepada kaum duafa. Itu janji Tuhan. Yakinlah!

Thursday, December 27, 2018

Saling menolong



Ketika fajar menjemput, membuat saya terjaga. Dari jendela kamar saya tatap langit yang masih kelabu, menanti penuh matahari bersinar sebentar lagi. Entah mengapa saya ingin berdoa tentang banyak hal, namun doa itu hanya sampai di kerongkongan. Saya terdiam malu menatap diri saya sendiri ketika saya meminta kepada Tuhan, akhirnya saya berguman “ Ya Allah, bebaskan aku dari kebencian kepada makhlukmu. Kebencian karena apapun sebabnya. Karena selagi aku masih punya rasa benci, tak akan pantas aku menyebut namamu, apalagi menyembahmu.”
***
Sehabis sholat subuh dari masjid ,saya jalan kaki bersama istri ke luar dari komplek perumahan. Berjalan 30 menit. Istri mengajak saya mampir kewarung yang dikerumuni orang banyak dan antirian panjang. Warung itu menjual nasi ulam.Menunya hanya sambel ,lalapan, telur atau tempe. Pelanggannya umumnya adalah buruh pabrik dan orang pinggiran. Lantas apa yang menarik dari warung ini ? harga sebungkus nasi hanya Rp 5000. Warung buka hanya 2 jam setelah sholat subuh.Pemilik warung adalah pak haji. Dia berdagang masih menggunakan pakaian sholatnya.Peci haji dan sarung,baju koko. Wajah pak haji nampak tak lepas dari senyum ramah melayani semua pembeli.

“ Apakah untung ? Tanya saya.
" kagak untung lah. Rugi dapatnya. Tapi ada aja hamba Allah yang mau urunan. Kata pak haji tersenyum sambil melirik kearah istri saya. Seusai pesan dua bungkus istri saya memberi uang satu lembar warna merah dan berlalu " Terimakasih Bu haji. Semoga berkah" Kata pak haji pedagang warung itu. Saya takjub melihat cara istri saya. Karena mungkin ada beberapa hamba Allah yang juga sama dengan istri saya membayar lebih tanpa bertanya dan minta uang kembalian.

Ketika menuju pulang " Coba dech pah kalau tadi kita makan di restoran, uang segitu memang bisa bikin kita kenyang tapi ...hanya kita yang kenyang.". kata istri saya dengan tersenyum indah. Saya mengangguk.

Saya memulai kehidupan dalam komunitas saya. Keluar rumah , saya berjalan kaki ke pangkalan Ojek. Baru melihat saya nongol ditikungan jalan, tukang Oject yang lagi mangkal langsung semua berdiri dan selalu diiringi dengan senyuman. Biasanya mereka adu cepat menawarkan diri dalam suasana berkompetisi. Namun kali ini , mereka serentak menawarkan ojek salah satu temannya. ” Pak Haji, naik ojek dia aja ” kata mereka serentak. Saya tidak tahu mengapa begitu.

Dengan bismillah, saya ikut saja. Dalam perjalanan, tukang ojek itu cerita tentang uang sekolah anaknya belum bayar. Dalam hati saya tersenyum. Tahulah saya mengapa teman temannya minta agar saya naik ojek dia. Setelah turun dari ojek, saya membayar ongkos oject dan tip untuk uang sekolah anaknya. Tahap awal perjalanan, saya menyaksikan kebersamaan dari komunitas terkecil dilingkungan terdekat saya. Mereka tahu temannya punya masalah dan mereka peduli dengan temannya.

Dari pinggir jalan raya, saya naik angkot. Seperti biasanya, supir angkot tidak akan pergi sebelum penumpang penuh. Siang itu udara cukup panas. Tapi tidak ada satupun penumpang angkot yang mengeluh dengan ulah supir angkot yang tak beranjak pergi sebelum penuh. Setelah cukup lama menanti, akhirnya supir angkot menyerah untuk terus berangkat walau penumpang belum penuh.

Dalam perjalanan menuju terminal, matanya dengan awas melirik disetiap mulut gang. Berharap ada penumpang yang melambaikan tangan minta ditunggu. Feeling nya cukup kuat, bila dia yakin ada calon penumpang akan keluar dari gang, dia akan menunggu dengan sabar. Kembali kami para penumpangpun harus ikhlas menunggu dalam kepanasan. Tidak ada gerutu atau kesal. Apa yang saya rasakan bahwa komunitas ”bawah” terlatih sabar dengan sarana ala kadarnya. Pemberi jasa maupun penerima jasa , sadar sesadarnya untuk saling memaklumi. Memang aturan tertip dijalan dilanggar, namun Polisi hanya melihat tanpa berbuat sesuatu untuk menegur. Hukum boleh berkata tapi realita menghapus hukum itu sendiri.

Setelah turun dari Bus Way di terminal Pasar Baru, saya berjalan kaki ke Mesjid Istiqlal untuk sholat Lohor. Dekat lapangan banteng, langkah saya terhenti melihat disamping halte dua orang anak manusia sedang makan siang. Satu bungkus nasi dimakan berdua. Mereka tidak memperdulikan hilir mudik orang berjalan. Siang ini mereka menikmati makan siang dari rezeki yang mereka terima.

Saya melihat dari kejauhan ada temannya menghampiri mereka yang langsung ditawari makan. Nasi bungkus itu yang hanya berisi tempe dan tahu, dibagi untuk tiga orang. Maka pesta makan siang berlangsung dengan keringat mengalir dikening mereka. Mereka makan dengan lahapnya. Saya tahu bahwa mereka adalah kelompok urban yang hidup melata di Jakarta dengan tanpa penghasilan tanpa hope. Tapi mereka tetap bertahan, karena...kebersamaan. Saling berbagi dengan iklas. Sedikit didapat ,sedikit itulah dibagi.

Seusai sholat lohor, saya makan siang di warteg dekat Mesjid Istiqlal. Selama saya makan saya melihat orang sehabis makan hanya dicatat oleh tukang warteg tanpa membayar sama sekali. Ketika saya tanya, petugas warteg itu mengatakan itu catatan bon ( hutang makan ) yang akan dibayar kelak. Tentu setelah yang berhutang punya uang ( entah dari mana karena tidak punya sumber panghasilan tetap ).

Saya tertegun. Sebuah jalinan kebersamaan yang luar bisa dan hampir tidak ditemui dalam dunia kapitalis. Komunitas yang akrab lahir batin. Pedagang warteg itu telah bertindak sebagai undertaker dan juga provider sosial tanpa ada insetif permerintah, tanpa UU dan Peraturan. Walau setiap hari ada petugas kota memungut retribusi namun dia sadar hanya masalah waktu tempatnya akan digusur oleh PEMDA demi ketertiban kota dan tentu hutang pelanggan akan sulit ditagih. Dia mengambil resiko demi komunitasnya terdekatnya.

Saya membaca koran di tangga Mesjid Istiqlal. Ada artikel menarik tentang seseorang yang mantan pedagang kaki lima, mengorganisir pedagang kaki lima untuk membangun Mall Modern. Tidak ada bantuan pemerintah, tidak ada bantuan perbankan, tidak ada bantuan developer komersial. Mall terbangun berkat kebersamaan pedagang kaki lima. Maka jadilan Mall modern pertama di Indonesia yang dibangun oleh komunitas pedagang kaki lima. Mal terbangun untuk menampung komunitas PKL dan otomatis mereka terangkat dari status informal menjadi formal.

Saya termenung, dan akhirnya saya bertanya kepada Tuhan” Begitu banyak penderitaan dan kekurangan dalam hidup kebanyakan orang tapi mereka tetap melangkah di bumiMu tanpa ada takut, dan selalu punya harapan. Mengapa ?“

“ Karena Aku menanamkan cinta didalam hati mereka untuk membebaskan mereka dari kebencian, agar mereka saling tolong menolong. Ingatlah bahwa semua bukan karena apa yang dirasakan, dilihat tapi begitulah cara Aku berkuasa dan mencintai mereka, menguji siapa yang paling ikhlas diatara mereka.”

Kebersamaan.


Teman saya cerita bahwa tahun lalu dia baru saja selesai bangun pabrik. Produk dari pabrik ini adalah cangkir dengan type stoneware. Kapasitas produksi setahun 2,5 juta unit yang semuanya di ekspor ke China, Korea dan Eropa. Tentu anda mengira saya punya uang banyak untuk bangun pabrik ini. Atau dapat pinjaman dari bank dengan skema riba. Ya kan. Tapi saya tegaskan bahwa saya bangun pabrik ini dengan uang keluar dari kantong tidak lebih seharga kendaraan Avanza . Itupun untuk biaya izin , negosiasi dll. Selebihnya pembiayaan di create melalui network saya. Gimana caranya.?

Ini berawal dari relasi saya di China, lanjutnya. Ia memberi saya order sebanyak 2,5 juta unit Cangkir dengan kontrak jangka panjang. Setelah saya lakukan riset kapasitas produksi dalam negeri, ternyata di samping tidak bisa memenuhi order tersebut karena semua full order dan kualitas yang mereka buat semua kualitas Eropa. Jadi engga bisa masuk pasar China yang harganya relaltif murah. Makanya saya putuskan untuk membangun sendiri pabrik di Indonesia karena bahan baku tersedia.

Untuk bangun pabrik perlu mesin dengan kapasitas sebesar 3 juta unit. Ini pasti mesin canggih. Saya perlu bahan baku untuk memenuhi kapasitas sebesar itu. Saya harus membuat bangunan pabrik beserta fasilitas pendukung seperti kendaraan. Saya juga harus menyediakan modal kerja untuk mengamankan biaya operasional selama hasil penjualan belum masuk kas perusahaan. Gimana solusinya ?

Bagaimana saya dapatkan uang untuk beli mesin? Mesin saya beli dari CHina. Untuk bayarnya saya ajukan kredit ekspor ke Bank di China dengan skema jual beli melalui agent di China. Sehingga saya bisa bayar nyicil selama 3 tahun. Jadi ini sama dengan leasing tapi yang melakukan agent di chna dan saya membeli dari dia secara angsuran. Mesin selesai diatasi.

Bagaimana dengan modal kerja ? Atas dasar kontrak jangka panjang ini , saya tunjuk perusahaan di China sebagai agent. Artinya agent di china dapat kontrak dari Perusahaan saya di Indonesia sebagai buyer dengan skema back to back dengan kontrak kepada pembeli sebenarnya di CHina. Dengan adanya kontrak ini, agent saya dapat pinjaman dari bank di china dengan LTV 30% dari nilai kontrak. 30% ini di kirim semua ke Jakarta dalam bentuk redclause LC ( LC yang bisa di ambil di depan tanpa perlu menyerahkan dokumen pengapalan). Modal kerja teratasi.

Bagaimana dengan bangunan pabrik berserta fasilitas pendukung? saya ajak mitra lokal yang sudah lama saya kenal. Saya melepas saham 30% dengan senilai harga bangunan dan fasilitas pendukung. Lantas darimana teman ini dapat uang ? Tanah yang dia miliki di kotrak oleh proyek ( yang akan di bangun pabrik ) selama 30 tahun. Ini penerimaan tahunan pasti bagi dia. Sehingga dapat di jadikan alasan menarik pinjaman dari bank untuk setor modal ke saya yang di gunakan bangun pabrik. Bangun selesai di atasi.

Pabrik selesai di bangun senilai investasi hampir Rp. 200 miliar dengan uang cash yang keluar dari kantong hanya seharga avanza..Jadi siapa bilang berproduksi harus pakai modal di tangan? Yang penting adalah kerja keras dan kesediaan bermitra dengan siapapun dan niat berbuat baik serta mau terus belajar dengan sikap rendah hati.... 
***
Ada cerita lagi dari teman. Bulan lalu saya di datangi oleh team koperasi bersama pengusaha swasta dan pejabat daerah. Katanya. Mereka menyampaikan kesulitan yang sedang di hadapi oleh rakyat kebun sawit. Sawit mentah produksi petani di hargai dibawah harga pasar oleh pabrik PKS ( Pengolahan Kelapa Sawit ) dan pembayaran pun di lakukan secara berjangka sehingga petani di rugikan dari segi harga dan kesulitan cash flow. Maklum di wilayah itu pemilik pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PKS ) juga adalah pemilik kebun yang tergolong konglomerat. Jadi tanpa produksi petani, pabrik PKS tetap bisa aman dari hasil kebunnya sendiri. Ini hukum kapitalis. Melawannya tidak dengan teriak teriak dan mengeluh tapi harus di hadapi dengan cerdas.

Satu satunya solusi adalah bangun pabrik PKS sendiri. Rakyat bersama koperasi berniat bangun pabrik sendiri. PEMDA telah memberikan dukungan dengan menberikan izin serta tanah untuk bangunan pabrik. Namun mereka kesulitan mendapatkan pembiayaan proyek sebesar Rp. 240 miliar untuk kapasitas 60 ton per jam atau 1200 ton per hari. Total penjualan tahunan di rencanakan akan mencapai diatas Rp. 500 miliar dengan IRR yang menjanjikan. Mereka minta agar saya memberikan solusi untuk itu.

Alhamdulilalh, kemarin proses pembiayaan selesai. Sehingga dalam waktu dekat pabrik segera di bangun. Bagaimana solusi pembiayaannya ? Untuk biaya bangunan dan instalasi mesin saya mengajak perusahaan besar sebagai EPC ( engineeering Procurement, contracting ) sebagai undertake pembangunan dengan komitment uang muka sebesar 15%. Sisanya di bayar setelah proyek selesai di bangun. Namun mereka minta jaminan sisanya. Saya sanggupi akan keluarkan jaminan setelah proyek 15% selesai di bangun.

Untuk mendapatkan jaminan pembayaran itu saya harus dapatkan pinjaman non cash loan dari bank dalam bentuk payment guarantee kepada EPC. Bank akan memberi Payment guarantee setelah proyek berjalan 30%. Artinya saya harus sediakan cash equity sebesar 30% dan bank akan keluar sebesar 70%. Ini yang di sebut non recourse loan. Pinjaman yang di jamin oleh proyek itu sendiri. Masalahnya bagaimana mendapatkan 30% cash equity ?

Saya menghubungi asset management di Singapore yang juga punya rekanan trader CPO. Dia menyanggupi memberikan pinjaman 30% itu dengan skema REPO atas saham perusahaan. Harga saham ketika jatuh tempo di tetapkan di depan dan perusahaan harus membeli kembali saham itu pada saat jatuh tempo REPO. Di samping itu pihak asset management mengarahkan agar kontrak penjualan produksi ke perusahaan yang di rekomendasi oleh mereka. Saya menyanggupi. Masalah bangunan pabrik dan berserta fasiltias teratasi.

Sekarang bagaimana dengan modal kerja? Pabrik PKS itu butuh modal kerja 45 miliar per bulan, untuk pembelian bahan baku dan upah. Saya menggandeng perusahaan pembiayaan non bank untuk pengadaan bahan baku sebesar Rp. 35 miliar. Skemanya melalui joint escrow dengan perusahaan pembiayaan atas hasil penjualan yang setiap bulan di lunasi sesuai yang di pinjam dan di buka lagi bulan berikutnya. Di perkirakan dalam 6 bulan, perusahaan engga butuh pinjaman untuk modal kerja pembeliaan bahan baku karena cash flow sudah aman. Dengan demikian petani akan dapat uang tunai dari setiap penjulan ke PKS dan tentu harga bagus. Untuk upah sebesar Rp. 10 miliar di sediakan dari pemegang saham secara gotong royong.

Demikianlah ..kerjasama adalah kata kunci untuk menyelesaikan masalah dari keberadaan sistem kapitalis. Kekuatan itu ada karena berkumpulnya semua potensi untuk mencapai nilai nilai kebersamaan: kerja keras atas dasar niat ibadah dan bila dapat berbagi, tidak bermewah tapi hidup hemat untuk menabung agar usaha terus tumbuh. Kemandirian di capai, bukan dengan jargon tapi berbuat. Mari gotong royong untuk kejayaan negeri..

Wednesday, December 19, 2018

Cara Smart Jokowi.

Dekat komplek rumah saya ada pedagang martabak kaki lima. Walau kaki lima tetapi design tempatnya menarik. Martabaknya dikemas dengan kotak bagus dan bermerek. Tidak lagi hanya dibungkus dengan kertas dan kantong plastik. Menurutnya, usaha ini mendapat dukungan dari pemerintah lewat pelatihan ekonomi kreatif. Jadi dia tahu bagaimana mengelola usaha yang baik dan memuaskan konsumen. Saya tanya gimana penghasilannya sehari. Menurutnya dia sudah pergi haji bersama istrinya tahun lalu. Dia senang sejak Jokowi jadi presiden hidupnya berubah. Ada juga teman punya pabrik , dimana kantinnya sangat bagus. Itu dikelola oleh koperasi. Itu berkat pembinaan dari pemerintah. Era sebelumya engga ada itu. Dari usaha koperasi ini meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Ada teman punya kebun sawit yang cukup luas. Karena harga sawit jatuh, maka sesuai arahan dari kementrian pertanian, laham sawit itu digunakan untuk berternak sapi oleh rakyat yang menggantungkan hidup dari kebun sawit. Pendapatan dari  usaha peternakan itu menambah pendapatan rakyat. Ini sangat menolong rakyat akibat harga sawit yang jatuh. Yang hebatnya adalah menurut riset PBB, diatas 50% pelaku ekonomi kreatif adalah perempuan. Sukses story bia diliat dari SukkhaCitta yang dipimpin oleh perempuan. Bisnis ini berdiri pada 2016 bertujuan memberi manfaat kepada para perajin perempuan di pedesaan Indonesia. SukkhaCitta menyediakan pengembangan kapasitas dan akses ke pasar di perkotaan bagi perajin. Para perempuan perajin yang difasilitasi menjadi lebih mandiri secara finansial. Usaha sosial ini sekarang menjangkau empat desa serta mendukung lebih dari 50 perajin. Semacam  SukkhaCitta ini kini semakin meluas dengan adanya BUMDesa melalui dana desa yang puluhan triliun di gelontorkan oleh Jokowi.

Apa yang luar biasa di era Jokowi, kata teman. Saya siap menyimak. Menurutnya adalah tumbuhnya ekonomi kreatif yang meluas sehingga menjadi jaring pengaman terhadap resiko adanya gejolak ekonomi global. Strategi Jokowi sederhana saja. Dia memberikan fasilitas kredit dalam bentuk KUR Kemudian skema kredit diperluas melalui komunitas mikro usaha sepeti bank Wakaf, BMI, dan lain lain yang mudah diakses oleh masyarakat. Juga menyediakan dana pelatihan bagi usaha kreatif disemua sektor. Semua kemetrian punya program membina ekonomi kreatif ini. Makanya jangan kaget bila ekonomi negara maju melambat pertumbuhannya indonesia masih bisa tumbuh diatas 5%. Bukan itu saja ditengah jatuhnya harga komoditas utama dipasar global, makro ekonomi indonesia tetap sehat. Bahkan inflasi bisa ditekan rendah sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi diatas inflasi. Secara politik, walau harga komoditas ekspor turun sehingga membuat petani kopi, karet dan plasma sawit, tidak berdampak luas terhadap berkurangnya dukungan politik terhadap Jokowi.  Orang yang kretif dan pekerja keras tahu bahwa mereka di pimpin oleh orang baik dan mau mengurus mereka.

China dan Taiwan adalah contoh dua negara yang tumbuh dan berkembang berkat industri kreatif berukuran kecil namun massive. Itu sebabnya setiap ada krisis ekonomi dunia, kedua negara ini tidak pernah merasakan dampak terlalu buruk dibandingkan negara lain. Kalau tadinya anda kepasar China, anda akan menemukan banyak barang merek terkenal dari elektronik, tas, sepatu, baju, jam tangan, Hp, dan lain lain dengan harga sangat murah. Hanya 10% dari harga merek yang sama di Mall Hong Kong. Hampir disemua kota di China menyediakan pasar khusus untuk menampung produksi dari kreatifitas masyarakat ini. Di China ada satu kelurahan yang 90% penduduknya berbisnis lukisan minyak. Kelurahan itu bernama Dafen terletak di kota Shenzhen. Kalau anda ingin reproduksi lukisan monalisa percis sama dengan aslinya maka datanglah ke Dafen. Ongkosnya sangat murah.

Anda jangan terkejut bila barang barang tersebut mudah rusak atau kusam karena itu bukan asli.Itu semua barang palsu hasil kreatifis pengrajin China. Memang awalnya mereka hanyalah kelas pemalsu atas dasar kreatifitas usaha rumahan namun lambat laut berkat binaan dari pemerintah mereka bisa tumbuh dan berkembang  dan kini mereka bisa membuat produk lebih baik untuk bersaing di pasar premium. Begitu juga bisnis kuliner yang juga bagian dari industri kreatif, tumbuh dengan pesat. Desigh dan layout restoran tidak lagi ala kadarnya tetapi sudah modern dengan standar kebersihan yang prima. Belum lagi industri IT yang berbasis komunitas juga meluas. Umumnya dikelola oleh UKM namun para pebisnis itu lulusan universitas.

Ketika awal Jokowi berkuasa, yang menjadi program utama dia adalah mengembangkan industri kreatif. Ya sama dengan Jokowi yang tumbuh dan berkembang sebagai pengusaha kreatif mebel. Tetapi ada alasan smart dibalik menjadikan industri kreatif sebagai prioritas. Pertama, sektor industri besar dan pertanian yang ada di Indonesia awalnya di design mendukung pertumbuhan konglomerasi dan perkembanganya di picu dengan sistem rente. Jelas bagaimanapun keberadaan kedua sektor tersebut tidak efisien. Untuk mengubahnya menjadi business as usual yang berorientasi kepada efisiensi dan daya saing, tentu tidak mudah. Butuh waktu yang tidak sebentar. Apalagi perubahan itu memaksa pelaku usaha untuk keluar dari comfort zone nya.

Kedua, secara umum, ekonomi kreatif merupakan industri yang memanfaatkan kreativitas, bakat, dan kemampuan individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan. Industri ini mengeksploitasi hasil karya seseorang seperti kerajinan tangan, karya tulis, musik, seni pertunjukan, film, kuliner, IT, dan lain-lain. Angka penyerapan tenaga kerjanya tentu saja cenderung lebih banyak dari industri lain. Punya daya saing kuat dan karena adanya kekhasan produksi. Seperti halnya K-Pop di Korea Selatan atau Hollywood di Amerika, baju batik di Indonesia. Kemajuan industri ini secara tidak langsung juga berkontribusi pada meningkatnya kondisi keuangan negara. Jadi jika pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan creative economy maka secara tidak langsung pemerintah juga memajukan perekonomian bangsa. Istilah mesranya membangun dengan kearifan lokal.

Nah, mari kita lihat data pertumbuhan industri kreatif selama empat tahun Jokowi berkuasa. Berdasarkan data yang dihimpun Bekraf bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Di 2015 nilai ekonomi kreatif terhadap PDB sebesar Rp 852,56 triliun. Kemudian, di 2016 meningkat menjadi Rp 922,59 triliun dan di 2017 meningkat menjadi Rp 1.009 triliun. Tahun 2018, target nilai ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp 1.105 triliun.  Tak hanya itu, kontribusi ekspor sektor ekonomi kreatif juga meningkat. Pada 2015, sumbangan devisa dari sektor ini mencapai 19,3 miliar dollar AS. Di 2016, kontribusi devisa meningkat menjadi 19,99 miliar dollar AS dan di 2017 meningkat menjadi 21,5 miliar dollar AS. Tahun ini, pemerintah memproyeksikan kontribusinya 22,6 miliar dollar AS. Jumlah tersebut menyumbang terhadap ekspor nasional sebesar 12,88 persen pada 2015, 13,77 persen pada 2016, dan 15,93 persen pada tahun 2017. 

Apa dampaknya ? Selama empat tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mampu mengurangi jumlah pengangguran. Data Badan Pusat Statistik mencatat bahwa jumlah pengangguran terbuka pada akhir Februari 2018 mencapai 6,87 juta jiwa turun dari posisi Agustus 2014 sebanyak 7,24 juta jiwa. Alhasil, angka pengangguran juga turun menjadi 5,13% dari sebelumnya 5,94%. Sumbangan ekonomi kreatif terhadap penyerapan angkatan kerja nasional setiap tahun tumbuh diatas 13%. Pada 2015 sebanyak 15,96 juta orang tenaga kerja terserap, 2016 menyerap 16,90 juta orang, 2017 menyerap 17,45 juta orang dan 2018 menyerap 18,10 juta orang. Artnya bil setiap orang menanggung biaya hidup 3 orang makan orang yang hidup dari industri kreatif mencapai lebih dari 50 juta orang. Itu tidak termasuk industri jasa pendamping dari adanya ekonomi kreatif seperti pariwisata yang juga terangkat, bisnis logistik seperti JNE dan lain lain. Ini merupakan fakta bahwa strategi Jokowi mendorong lokomotif ekonomi nasional melalui ekonomi kreatif adalah smart. Apalagi ditengah harga pasar komoditas tradisional cenderung terus turun dan situasi global yang tidak menentu. Pada akhirnya kemandirian itu lahir dari kekuatan sendiri, bukan dari luar. bukan dari subsidi.

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...