Wednesday, January 07, 2015

Jalan pengabdian

Jonan ketika dia sampai dipuncak karirnya sebagia TOP executive Citibank , dia memilih mundur dan mewakafkan hidupnya untuk negara. Dia bekerja di PT.KA , gajinya hanya 10% dari gajinya di CItibank tapi karena itu PT.KA sukses. Kini dia jadi Menteri gajinya hanya 20% dari gajinya di Citibank dan dia akan menjadikan Insfrastutkur transfortasi Indonesia berkelas dunia. Ridwan Kamil sebelum menjadi walikota ,honornya sudah 6 digit sebagai arsitek kelas dunia. Jabatannya sebagai walikota tidak membuat income nya bertambah malah defisit. Tapi pengabdiannya sebagai walikota Bandung menghasilkan prestasi lebih baik dibandingkan walikota sebelumnya.Ibu Susi, sebelum jad Menteri Kelautan adalah pengusaha sukses dibidang perikanan dan penerbangan. Walau gaji menteri  hanya 5% dari gajinya sebagai CEO kelompok usahanya namun dia tidak menolak untuk diangkat sebagai menteri. Mengapa? Jokowi tidak memberikan janji gaji dan fasilitas tapi Jokowi memberikan jalan baginya untuk melaksanakan visi dan misinya ujntuk berbuat sesuatu bagi nelayan pada khususnya dan negara pada umumnya. Liatlah prestasinya ketika menjabat Menteri. Jokowi sebelum jadi walikota Solo akhirnya jadi presiden adalah pedagang berkelas dunia yang punya outlet perdagangan dibeberapa negara. Mereka , Jonan, Ibu Susi, Ridwan Kamil, Jokowi, bukanlah tergolong konglomerat tapi mereka mapan secara materi. Karena itulah mereka tidak ragu untuk berbuat baik dan tidak mungkin bisa disuap.Mereka sudah selesai dengan dirinya.

Mereka pekerja keras sejak usia muda.Mereka kreatif dan mandiri. Pada usia relatif muda mereka sudah mapan. Pada usia produktif  bagi ukuran orang Indonesia karena belum masuk usia pension, mereka menentukan sikap untuk memilih jalur pengabdian lewat kepemimpinan di Pemerintahan. Ini merupakan langkah yang sangat ekstrim bagi ukuran manusia pada masa kini. Dimana orang berlomba lomba untuk mengejar kesenangan diri dan menumpuk harta. We should live and labor in our time that what came to us as seed may go to the next generation as blossom, and that what came to us as blossom may go to them as fruit. This is what we mean by progress. Demikian yang ditulis oleh Henry Ward Beecher dalam bukunya. Mungkin ini pula yang menggerakkan hati mereka untuk keluar dari kehidupan yang menjanjikan kemewahan kepada kehidupan yang lebih banyak menuntut pengorbanan. Mereka ingin membentuk masa depannya dengan lebih berarti. Setidaknya dengan kemampuan yang dimilikinya mereka bisa memberikan harapan kepada rakyat khusus yang duafa  bahwa masa depan bukanlah yang mengkawatirkan. Inilah salah satu berkah dari sistem demokrasi dimana orang baik akan mendapatkan ruang untuk berbuat dengan umur dan pontesinya, dan mereka membuktikan itu.

Sikap mereka tersebut mengingatkan saya tentang seoranag sahabat yang dalam satu kesempatan pernah mengungkapkan kepada saya bahwa masa depan tidak mencuatkan paralelisme antara ruang, jarak, dan waktu. Tentu masa depan bukan reproduksi kehidupan kelampauan dan ke-masa-mendatangan yang unpredictable. Bagaimanapun masa depan merupakan kausalitas perjalanan tentang substansi ''keberadaan'' (eksistensi) dan beraktualisasi tentang hidup itu sendiri. Pun rekonseptualisasi mengenai masa depan, tiadalah nilai kesejarahan hidup masa silam yang diterima. Sebagai masa depan, manusia dituntut -mengutip Dr Zhivagonya dalam novel Boris Pasternak- untuk membentuk kembali hidup. Itulah yang dilakukan oleh mereka yang meng “nol” kan dirinya untuk memulai sesuatu yang baru dalam dimensi baru. Sikap mereka seakan menegaskan tentang semangat juang untuk berbuat lebih untuk orang lain , yang mereka yakini sebagai wahana yang lebih bernilai dari apa yang sudah mereka capai. Memang bahwa manusia dilahirkan buat Hidup, bukan untuk bersiap-siap menghadapi hidup. Hidup senantiasa memperbarui, menciptakan kembali, mengubah, dan meningkatkan dirinya. mempertimbangkan masa depan adalah membentuk kembali hidup. Berdasarkan pertimbangan semacam itulah, permenungan masa depan dimulai agar tidak menghadapi kecemasan, dus merugi. Bukankah dalam rentang waktu, kehidupan manusia senantiasa merugi, ''Wal ashr. Innal insaana lafii khusrin.''

Bangsa Indonesia sebagai komunitas dunia , seharusnya memandang masa depan dengan mata hati dan bukannya mata gelap. Di tengah kepayahan yang menimpa bangsa ini akibat rezim masalalu diperlukan kearifan tersendiri untuk memandang masa depan. Setidaknya bagi mereka yang sudah terlalu kaya karena korupsi atau manipulasi tanpa tersentuh hukum untuk meng “nol” kan dirinya ; memulai sesuatu yang baru dan lebih bernilai. Agar masyarakat bangsa ini memandang masa depan bukan sebagai penantian waktu yang tak kunjung selesai. Tentu kita tidak ingin, maka waktu yang makin absurd seperti diperlihatkan tokoh Estragon dan Vladimir dalam lakon Menunggu Godot (Waiting for Godot) Samuel Beckett. Atau, masa depan bangsa ini seperti lentingan Bob Dylan dalam lagu ballada Blowing in the Wind: How many times must a man turn his head/and pretend that he just doesn't see/How many ears must one have/before he can hear people cry/How many deaths will it take till he knows/that too many people have died. Setidaknya dari sosok Jonan, Menteri Perhubungan, Susi,Menteri Kelautan, Ridwan Kamil, Walikota Bandung, Reza Pahlevi, Walikota Payakumbuh, Nurdin Abdoelah, Bupati Bantaeng, dan Jokowi kita punya hope...


Wednesday, December 31, 2014

Berbuat karena cinta.

Berbulan bulan korban bencana Gunung Sinabung di Sumatera Utara, tidak jelas statusnya. Mereka tinggal di barak pengungsian. Setelah Jokowi terpilih sebagai Presiden, tidak lebih 1 bulan , masalah pengungsi dapat di identifikasi dengan jelas melalaui acara blusukan kelokasi. Jokowi memerintahkan Menteri Kehutanan memberikan status tanah hutan lindung sebagai tempat pemukiman bagi keluarga korban bencana dan memerintahkan ABRI untuk ambil bagian membangun perumahanya. Masalah selesai.  Tak lama setelah itu masalah Lapindo dapat di indentifikasi dengan akurat berdasarkan masukan dari semua sumber. Hasilnya , Jokowi mengambil keputusan untuk mengalokasikan dana pada APBN guna menalangi kewajiban Lapindo untuk membayar kekurangan  ganti untung tanah warga yang terkena lumpur. Masalah selesai. Sebelumnya masalah ini mengambang lebih dari 8 tahun dan dibiarkan menjadi polemik tak berkesudahan.  Masalah korban gunung Sinabung, Lumpur Lapindo, adalah bencana yang tidak ada satupun pihak menginginkannya namun pemerintah sebelumnya begitu lambatnya menyelesaikannya. Sehingga ditengah bencana, pejabat hanya berwacana namun masalah tidak pernah selesai. Seharusnya disaat bencana terjadi negara hadir memberikan total solusi sehingga mereka tidak perlu kehilangan harapan. Sebagaimana Jokowi buktikan, ketika bencana longsor di Banjarnegara, Jawa tengah, Jokowi langsung berada dilokasi dan memberikan arahan kepada petugas untuk melakukan apa saja agar korban dapat ditolong dan memastikan mereka masih punya harapan. Masalah selesai, dan tidak butuh berbulan bulan.

Ketika AirAsia hilang kontak , pada hari itu juga menteri Perhubungan membentuk crisis center sehingga memungkinkan segala sesuatu dapat dilakukan dengan cepat dan terkoordinir. Keesokannya Wapres langsung hadir di Crisis center dan sehari setelah itu Jokowi setibanya di Jakarta dari Kunjungan ke Papua, tidak banyak berkomentar tentang kecelakaan itu. Jokowi tidak menemui Keluarga korban atau mengucapkan rasa prihatin atau memberikan harapan palsu. Tapi dia langsung mendatangi markas BASARNAS dan memimpin rapat koordinasi semua kekuatan SAR yang ada. Pada hari itu juga sebetulnya Team SAR sudah dipimpin langsung oleh Presiden. Ini kali pertama terjadi dalam sejarah republik.Keesokan harinya Team SAR berhasil menemukan korban dan Presiden Jokowi langsung terbang ke lokasi di Pangkalan Bun melihat proses evakuasi badan pesawat dan jenazah dari pesawat Hercules, kemudian bertemu keluarga di pusat krisis Bandara Juanda untuk menyampaikan duka cita. The mission accomplished! Bisa dikatakan, ini operasi SAR yang paling transparan yang saya ketahui. Dimana Presiden dan Wapres terlibat langsung dalam operasi SAR. Penanganan pusat krisis yang profesional. Saya mengikuti secara seksama beragam krisis di negara lain, termasuk hilangnya dua pesawat Malaysia Airlines kode penerbangan MH370 dan MH17. Tidak bisa dibandingkan pola tragedinya. Tapi pola layanan dan informasi kepada publik dan keluarga tergolong sangat baik...Bravo Presiden Jokowi, SAR, TNI,POLRI.

Ada dua hal yang perlu kita catat dari sikap Jokowi  ini , Pertama kepeduliannya terhadap nyawa manusia dan nasip rakyat yang terkena korban tanpa memperhitungkan dana yang harus dikeluarkan. Kedua , karena itu dia melompati pagar tinggi birokrasi yang membuat dia berjarak dari rakyat. Dua hal tersebut bukanlah sikap yang mudah bagi seorang President yang disibukan dengan segala problema kenegaraan yang kompleks. Namun, Jokowi dengan kekuatan hatinya meyakinkan semua pihak yang berada dibawahnya untuk berbuat demi cinta. Rakyat butuh pemimpinnya disaat mereka tidak berdaya. Seteguk air diberikan dengan wajah senyum, harapanpun tercipta. Itulah yang ingin disampaikan Jokowi ketika dia harus hadir ditengah tengah rakyat yang terkena musibah. Tampilnya Jokowi menjadi Presiden Baru Indonesia telah menjadi sebuah fenomena. Walaupun fenomena itu bagi sebagian orang, setidaknya bagi mereka yang tidak menetapkan pilihannya pada Jokowi-JK, dan tergabung dalam KMP (Koalisi Merah Putih), dinilai sebagai “the engineered phenomenon” (fenomena yang direkayasa). Karena diyakini keberhasilan dan kepopulerannya muncul atas bluffing dari media. Namun apapun persepsi kubu penentang Jokowi terhadap kemunculan dirinya, yang pasti mantan Walikota Solo dan Gubernur DKI ini, berhasil mengemas dirinya sebagai “Pemimpin Rakyat”.

Cap sebagai “Pemimpin Rakyat” yang menempel pada Jokowi, tidak hanya didasarkan pada gaya ‘blusukan’-nya dalam menjalankan roda pemerintahan, baik di Solo maupun Jakarta, tetapi keberaniannya dalam mengubah “kelaziman politik” dalam tata politik Indonesia. Dari caranya menyelesaikan masalah yang bersinggungan langsung dengan penderitaan rakyat adalah satu bukti bahwa dia tidak akan pernah berjarak dengan rakyat namun tetap mengedepankan akal sehat , bukan emosional. Rakyat juga harus dididik mandiri dengan semakin kecil ketergantungan mereka terhadap subsidi konsumsi. Negara harus mengupayakan segala cara agar mencari nafkah mudah dan rakyat mampu membeli kebutuhannya dengan harga berapapun. Walau untuk mencapai itu harus mengambil keputusan yang tidak populer namun demi rakyat, demi hari esok ,harus  ada yang berkorban dan negara akan meminimal korban itu melalui program KISehat, KISejahtera, KIP.

Monday, December 29, 2014

Al Gazhali..

Abu Hamid Muhammad Al –Ghazali, atau dikenal dengan nama Al Gazhali, adalah ulamat hebat dimasanya. Pada usia 20 tahu beliau sudah menguasai seluruh tafsir Al Quran dari berbagai kitab dan mengetahui hadith lebih banyak dari orang pada umumnya. Beliau dikenal sebagai ulama jenius. Pada masanya ada beberapa ulama mengembangkan teologi untuk bersaing degan kaum Muktazilah. Mahzab  Asy’ariyah, begitu namanya, bersikeras bahwa iman tidak akan pernah bisa didasarkan pada akal, hanya pada wahyu. Fungsi akal hanya untuk mendukung wahyu. Para teolog Asy’ariyah terus menerus menentang pemuka Muktazilah dalam debat publik, tetap muktazilah tahu trik orang Yunani untuk memenangkan argumen, seperti logika dan retorika, sehinga mereka terus saja membuat Asy’ariyah tampak bingung. Gazhali datang menyelamatkan mereka. Cara mengalahkan filsuf ; ia menyimpulkan adalah dengan bergabung bersama mereka dengan mendalami ilmu Fisafat dan kemudian menggunakan pengetahuan itu untuk melawan mereka. Untuk itu dia terjun dalam studi tentang filsafat Yunani,termasuk meguasai bahasa Yunani. Kemudian menulis sebuah buku tentang filsafat Yunani yang berjudul “ Maksud para Filsuf ( Maqashid al-Falasifah). Uraiannya tentang filsafat begitu jernih ,sangat luas, bahkan ahli filsafat khusus tentang aristoteles yang membaca bukunya berkata “ Ah sekarang akhirnya aku mengerti Aristoteles.

Kemudian Al Gazhali menulis kembali buku tentang Filsafat dan ini buku keduanya yang berjudul “Ketidaklogisan Para Filsuf “ ( Tahafut al-Falasifah ). Disini AL Gazhali mengindentifikasi dua puluh premis yang menjadi sandara Filsafat Yunani dan Greko-Islami, kemudian menggunakan  logika silogisme untuk membongkar masing masingnya. Argumen yang paling konsekuensial  adalah serangannya terhadap gagasan tentang hubungan sebab akibat antara fenomena material: kita berpikir api menyebabkan kapas terbakar, karena api selalu ada saat kapas terbakar.Kita keliru menyamakan kesinambungan sebagai kausalitas. Sebenarnya, Allah lah yang menyebabkan kapas itu terbakar,karena Dia adalah kausa pertama dan satu satunya dari segala sesuau. Api kebetulan berada disana.  Al Gazhali dengan sangat terpelajar mampu menyakinkan siapapun bahwa filsafat  Yunani itu keliru. Berapa Filsuf memukul balik. Ibn Rusyd ( Averroes) menulis balasan untuk buku Gazhali, tetapi itu tidak ada banyak gunanya;ketika kabut telah berlalu, Gazhali juga yang menang. Sejak itu, filsafat islam berbasis Yunani kehilangan tenaga dan minat kaum muslim dalam Ilmu pengetahuan sekularpun karam.  Gazhali meraih penghargaan luar biasa untuk karyanya. Ia diangkat menjadi kepala Universitas Nizamiyah yang prestisius di Bagdad. Kaum mapan ortodok mengakuinya sebagai otoritas keagamaan terkemuka.

Akan tetapi Al Gazhali mempunyai masalah ; dia adalah manusia religius yang autentik, dan entah bagaimana, ditengah semua status dan pujian itu, dia tahu dia tidak memilik harta yang sesungguhnya.Dia percaya pada wahyu, dia menghormati Nabi dan Kitab, dia setia kepada syariah, tetapi tidak merasakan kehadiran Allah secara jelas- ketidakpuasan serupa yang telah melahirkan tasawuf. Gazhali tiba tiba mengalami krisis ruhani, mengundurkan diri dari semua jabatannya, membagi bagikan semua harta miliknya, meninggalkan semua teman temannya, dan pergi kepengasingan.  Ketika keluar dari sana beberapa bulan kemudian,dia menyatakan bahwa para ulama itu benar, tetapi para Sufi lebih benar lagi :Hukum adalah Hukum dan Anda harus mengikutinya,tetapi Anda tidak bisa mencapai Allah dengan mempelajari Kitab dan beramal baik semata. Anda perlu membuka hati, dan hanya para sufi yang tahu cara membuka hati. Karena itulah Gazhali menulis buku yang berjudul ‘Kimia Kebahagiaan “( Kimiyaat AL –Saadat) dan “ Kebangkitan Ilmu Agama ( Ihya Ulumiddin).  Dalam dua buku ini , dia menempa perpaduan antara teologi ortodoks dengan terekat, metode sufi untuk menyatu dengan Allah. Dia menciptakan sebuah tempat bagi mistissme dalam kerangka islam ortodoks dan dengan demikian membuat tasauf menjadi terhomat.

Apa yang bisa ditarik dari pelajaran tentang sosok seorang Al Gazhali? Dia tidak serta merta menyalahkan paham yang datang dari luar.Tidak serta merta beradu debat dengan orang yang berbeda paham sebelum dia memahami pemikiran orang itu cara utuh. Cara berpikirnya yang terbuka memungkinkan dia bisa mengosongkan dirinya untuk menerima pemikiran orang lain secara utuh. Setelah dia pahami dengan baik maka diapun bersikap berdasarkan pemahaman agama yang telah sangat dia kuasai. Sehingga argument nya tentang kebenaran Al Quran dan Hadith tidak membuat orang yang berbeda paham akhirnya marah tapi justru mencerahkan mereka untuk balajar dan mengerti. Itulah ciri ulama islam sebenarnya. Saat sekarang banyak orang mengaku hebat ilmu agamanya, yang dengan cepat mengatakan kapitalisme ,sosialisme, demokrasi dan lain sebagainya salah padahal mereka tidak pernah mempelajari hal yang dikatakanya salah itu secara utuh. Mungkin sebagian mereka hanya tahu tentang kapitalisme dari cover nya saja, sehingga tidak tahu bahwa jauh sebelum mereka bicara ekonomi syariah dalam dunia sekular sudah ada Venture Capital, factoring, trustee yang ekonomi tanpa Riba. Al Gazhali adalah inspirasi kita untuk bersikap bijak terhadap mereka yang berbeda namun piawai meyakinkan mereka untuk mengerti tanpa merendahkan mereka, apalagi terburu buru mengatakan orang lain kafir. Islam itu hebat dan bercahaya bila umatnya mampu berpikir terbuka tanpa kehilangan aqidah...

Saturday, December 20, 2014

Islam tentang , Selamat Natal ?

Sahabat saya dalam bisnis sebagian besar beragama Non Muslim. Mereka kebanyakan orang asing. Pada setiap hari besar Islam, mereka selalu mengucapkan selamat kepada saya. Begitu cara mereka menghormati persahabatan dengan saya. Sebaliknya setiap hari besar agama mereka , saya juga mengucapkan selamat. Ya, sebentar lagi ada hari keagamaan bagi umat kristiani yaitu Natal. Dalam fatwa MUI yang dikeluarkan pada 1 Jumaidil Awal 1401 atau 7 Maret 1981 itu, Buya Hamka menetapkan keputusan bahwa Natal bersama adalah haram hukumnya. Artinya haram apabila kita ikuti prosesi ibadah Natal di Gereja seperti misa , berdoa,  mendengar kotbah. Tapi kalau hanya mengucapkan Selamat Natal  atau hadir pada satu event diluar gereja yang tidak termasuk dalam prosesi ibadah Natal, itu tidak melanggar Fatwa MUI,dan Hamka pernah mengatakan dalam majalah Panjimas bahwa itu dibolehkan dengan alasan toleransi. Mengapa saya bersandar pada buya Hamka? Pertama, dia adalah ulama besar Indonesia dan pernah menjadi ketua MUI. Kedua, disamping ulama, beliau juga adalah politisi, tokoh Muhammdiah. Ketiga , dalam pohon keluaga besar, saya termasuk cucu beliau dari garis Ibu ( nenek ). Saya tahu percis bahwa Buya Hamka sangat toleran dengan orang yang berbeda agama.Argumentasi beliau mempertahankan aqidah sangat jelas tanpa membuat orang berbeda agama merasa tersinggung. Sikap beliau terhadap toleransi didasarkan pemahaman agama yang luas , yang ditulis dalam Tafsir Al Azhar.

Dalam Al-Baqarah 62: “Sesungguhnya orang-orang beriman, dan orang-orang yang jadi Yahudi dan Nasrani dan Shabi’in, barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian dan beramal yang shalih, maka untuk mereka adalah ganjaran dari sisi Tuhan mereka, dan tidak ada ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka akan berduka cita.”. Kemudian al-Maidah 69: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang Yahudi dan (begitujuga) orang Shabi’un, dan Nashara, barang sipa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, dan dia pun mengamalkan yang shalih. Maka tidaklah ada ketakutanatas mereka dan tidaklah mereka akan berduka cita.”.Bagaimana penafsiran Hamka atas kedua ayat ini ? “Inilah janjian yang adil dari Tuhan kepada seluruh manusia, tidak pandang dalam agama yang mana mereka hidup, atau merk apa yang diletakkan kepada diri mereka, namun mereka masing-masing akan mendapat ganjaran atau pahala di sisi Tuhan, sepadan dengan iman dan amal shalih yang telah mereka kerjakan itu. ‘Dan tidak ada ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka akan berdukacita (ujung ayat 62), Tafsir Al Azhar halaman 211.  Yang menarik, Hamka dengan santun menolak bahwa ayat telah dihapuskan (mansukh) oleh ayat 85  surat Ali ‘Imran yang artinya: “Dan barangsiapa yang mencari selain dari Islam menjadi agama, sekali-kali tidaklah  akan diterima dari padanya. Dan di Hari Akhirat akan termasuk orang-orang yang rugi.”(Halaman  217).

Alasan Hamka bahwa   ayat 85  surat Ali ‘Imran tidak menghapuskan Al-Baqarah  ayat 62 itu sebagai berikut: “Ayat ini bukanlah menghapuskan (nasikh) ayat yang sedang kita tafsirkan ini melainkan memperkuatnya. Sebab hakikat Islam ialah percaya kepada Allah dan Hari Akhirat. Percaya kepada Allah, artinya percaya kepada segala firmannya, segala Rasulnya dengan tidak terkecuali. Termasuk percaya kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan hendaklah iman itu diikuti oleh amal yang shalih.”(Halaman 217). “Kalau dikatakan bahwa ayat ini dinasikhkan oleh ayat 85 surat Ali ‘Imran itu, yang akan tumbuh ialah fanatik; mengakui diri Islam, walaupun tidak pernah mengamalkannya. Dan surga itu hanya dijamin untuk kita saja. Tetapi kalau kita pahamkan bahwa di antara kedua ayat ini adalah lengkap melengkapi, maka pintu da’wah senantiasa terbuka,dan kedudukan Islam tetap menjadi agama fitrah, tetap (tertulis tetapi) dalam kemurniannya, sesuai dengan jiwa asli manusia.” (Halaman  217). Tentang neraka, Hamka bertutur: “Dan neraka bukanlah lobang-lobang api yang disediakan di dunia ini bagi siapa yang tidak mau masuk Islam, sebagaimana yang disediakan oleh DziNuwas Raja Yahudi di Yaman Selatan, yang memaksa penduduk Najran memeluk agama Yahudi, padahal mereka telah memegang agama Tauhid. Neraka adalah ancaman di Hari Akhirat esok, karena menolak kebenaran.” (Halaman  218).

Sikap Hamka yang menolak bahwa ayat 62 al-Baqarah dan ayat 69 al-Maidah telah dimansukhkan oleh ayat 85 surat Ali ‘Imran adalah sebuah keberanian seorang mufassir yang rindu melihat dunia ini aman untuk didiami oleh siapa saja, mengaku beragama atau tidak, asal saling menghormati dan saling menjaga pendirian masing-masing. Dalam kehidupan kita sekarang, kadang bila ada orang beragama lain yang begitu baik amalannya kita curigai dengan kefanatikan kita. Yang kadang-kadang saking fanatiknya, maka imannya bertukar dengan cemburu: "Orang yang tidak seagama , yang tidak semahzab ,yang tidak seide dengan kita adalah musuh kita. "Dan ada lagi yang bersikap agresif., menyerang, menghina, dan menyiarkan propaganda bahwa agama /golongan yang lain itu kafir, sesat, bid'ah.Ternyata kita terlalu hebat belajar mengurai dalil dibalik hadith Rasul dan Firman Allah namun kadang kita sangat lupa tentang pribadi Rasul yang lebih mengutamakan perdamaian dan Allah yang maha pengasih lagi penyayang. Ketahuilah bahwa tidak ada Kitab Suci dimuka bumi ini yang memiliki ayat toleransi seperti yang diajarkan Alquran. Pemaksaan dalam agama adalah sikap yang anti Alquran (lih. al-Baqarah 256; Yunus 99). 

Monday, December 15, 2014

Asuransi...?

Kita tidak bisa menghindari penyakit karena itu adalah sunatullah. Walau Allah mendesign tubuh kita dengan sempurna namun tubuh kita adalah proses yang melemah dari waktu kewaktu dan sangat renta dengan lingkungan dan kondisi hidup kita. Sebagai manusia yang hidup di era modern, ada dua jalan untuk aman dari akibat penyakit, yaitu asuransi kesehatan dimana premi dibayar kepada perusahaan penyelenggara asuransi.Perusahaan asuransi hanya menjamin biaya namun tidak menjamin kesembuhan. Tapi ada juga asuransi kesehatan yang diselenggarankan oleh Allah yang menjamin biaya kesehatan dan juga kesembuhan. Benarkah ? Rasulullah saw bersabda:”Obat termasuk takdir. Obat bermanfaat bagi siapa yang Allah kehendaki berupa apa yang Allah kehendaki”  Bila Alllah berkehendak maka semua sangat mudah, termasuk menyembuhkan penyakit. Nabi saw telah bersabda : “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” Sadaqah adalah polis asuransi terbaik di bumi ini.  Bahkan sedekah itu bukan hanya asuransi kesehatan tapi juga asuransi keselamatan. Inilah sabda Rasul ”Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak, dan tetangganya bisa  dihapus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar ma’ruf nahi munkar.”. Apakah ada asuransi terbaik dibandingkan dengan Allah ? Walau saya hidup dilingkungan modern namun saya dan keluarga tidak punya polisi asuransi.Kami hanya membiasakan diri bersedekah sebagai premi asuransi. Hanya itu. Apakah benar aman?

Disuatu klinik di Singapore di kawasan Robinson, saya sedang menanti panggilan untuk diperiksa. Dokternya seorang profesor. Diruang tunggu itu saya duduk bersebelahan dengan pria tua. Dia menanyakan penyakit saya. Setelah saya jelaskan penyakit saya, pria tua itu dengan serta merta mengatakan agar saya mengkonsumsi obat yang disarankannya.Saya tidak menanggapi dengan serius sarannya itu. Karena penyakit saya berdasarkan hasil analisa Rumah Sakit di Hong Kong memang mengharuskan saya melakukan transplantasi  lever. Hanya saya perlu menanti jadwal untuk operasi. Maklum ada banyak sekali pasien yang ingin melakukan transplantasi lever. Selama menanti itulah saya rutin setiap minggu ke dokter di Singapore untuk mendapatkan suntikan daya tahan tubuh. Memang sangat menderita penyakit itu, namun saya bisa menyembunyikan sakit itu dengan wajah penuh optimis.Sehingga istri dan teman teman saya tidak mengetahui bahwa saya sedang sekarat. Pria itu yang duduk disamping saya kembali menguatkan saya agar mengkosumsi obat yang disarankannya dan saya menanggapinya dengan senyum. Seusai diperiksa dokter dan ketika hendak pulang, pria tua itu mengikuti saya. Dia menarik tangan saya ke apotik dan membeli obat itu untuk saya. Dia membayar dengan uangnya. Saya terharu. Tentu tidak ada alasan saya meragukan sarannya dan lagi obat ini semacam suplement yang tidak ada efek sampingannya.

Ketika mengkonsumsi obat yang disarankan orang tua itu, selama seminggu saya merasakan setiap hari ada perubahan terhadap kesehatan saya. Ketika jadwal check up di Singapore, dokter juga melihat keanehan terhadap kesehatan saya. Menurutnya kesehatan saya semakin membaik.Setelah satu bulan mengkonsumsi obat itu, saya benar benar merasa sehat. Hasil test lab Rumah Sakit di Hong Kong menyatakan saya bebas dari penyakit.Lever saya kembali seperti semula. Bahkan jauh lebih baik dibandingkan usia saya. Kepada Allah saya  bersyukur. Saya pernah juga kena penyakit jantung koroner. Juga sudah dijadwalkan untuk operasi jantung di KL tapi karena saran teman untuk mengkonsumsi jamu dapur, sayapun bisa bebas dari jantung koroner. Saya juga pernah kena penyakit penurunan fungsi telinga.Penyebabnya karena ada radang diotak tengah saya. Jalan keluarnya adalah operasi tapi saya tidak mau dioperasi karena kemungkinan gagal 50%. Saya memilih pasrah kepada Allah. Tapi seseorang dalam mimpi meminta saya untuk mengkonsumsi makanan. Dia sebutkan jenis makanan itu. Saya mengalami mimpi yang sama berkali kali sampai akhirnya saya tidak punya alasan untuk tidak mengikuti saran dari dunia mimpi itu. Benarlah, setelah saya konsumsi makanan itu , telinga saya normal kembali dan radang otak tengah sebagai penyakit juga sembuh.Berkali kali saya terkena penyakit yang mengkawatirkan namun selalu ada penyembuhan dengan cara sederhana. 

Sedekah berasal dari bahasa Arab, yaitu ash-shadaqah. Kata ini diambil dari huruf sha-da-qa yang asal kata ash-shidiq yang berarti “benar”. Jadi sedekah adalah pemberian yang diberikan untuk mengharap ridha Allah. Bedanya dengan zakat adalah sedekah untuk kategori sunnah, dan zakat untuk yang wajib dimana peruntukannya sudah diatur oleh Allah.  Ayah saya menasehati saya , “Nak jangan pernah kau tolak orang pinjam uang untuk modal dia menyambung hidup  atau bayar sekolah anak atau menikahkan anak/adik atau bayar sewa rumah. Mereka tidak mengemis, Nak. Mereka sedang dalam moment kesusahan , kesempitan dan karena itu mereka meminjam kepadamu. Dan kelak bila mereka datang kepadamu meminta maaf belum bisa membayar hutangnya maka maafkan mereka. Lepaskan mereka dari kewajiban membayar hutang. " Mengapa? Bagi saya itulah salah satu cara Allah menagih Premi asuransi kepada saya. Karenanya cukuplah berharap Allah yang membayar hutang itu. Tentu banyak sekali cara kita bisa bersedekah. Tapi intinya adalah menanamkan empathi kepada siapapun yang membutuhkan pertolongan dan meninggikan kalimah Allah. Terbukti sepanjang usia setengah abad , saya bisa merasakan sendiri, very secure ! Saya yakin bila kebiasaan bersedeqah ini menjadi standar kelas menengah dan atas di Indonesia maka tidak ada lagi orang miskin yang kehilangan harapan dan tentu tidak ada lagi penyakit yang menyengsarakan dan menguras harta. Mari bergabung dengan produk Asuransi Allah,  preminya berupa sedekah.

Monday, December 08, 2014

Mukjizat...?

Dulu ketika Rasul masih hidup dan tinggal di Madinah, bersabda "“bahwa Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. Pemahaman Ilmu pengetahuan yang terbatas namun keimanan yang sangat besar maka sabda rasul itu diyakini sebagai sebuah muhjizat. Mengapa ? Ketika itu, Konstatinopel adalah sebuah kerajaan yang dilengkapi dengan tentara terlatih dan dikelilingi oleh tembok kota yang sulit ditembus dengan tekhnologi yang ada pada saat itu. Dan lagi, ketika Rasul berkata itu, umat islam sedang dalam posisi hidup mati menghadapi serangan kaum kafir qurais,yang selalu terancam. Namun Sabda Rasul itu diyakini oleh para pengikutnya kecuali kaum yahudi. Mereka tahu bahwa apapun perkataan Rasul adalah bersumber dari Allah. Keimanan kepada Allah ,juga adalah keimanan kepada Rasul.  Kata kata Rasul itu dicatat dengan rapi oleh para sahabatnya, dan menjadi inspirasi hebat bagi para pejuang islam setelah Rasul wafat. Mereka ingin menjadi orang terpilih membuktikan sabda Rasul itu. Namun ketika itu diyakini sebagai Mukjizat maka ia  mengecoh. Terbukti berkali upaya penaklukan benteng Konstantinopel yang di lancarkan sejak  zaman Mu’awiyah bin Abi Sufyan , Khalifah Umayyah, Khalifah Abbasiyyah, termasuk di zaman Khalifah Harun Arrasyid. Beberapa usaha untuk menaklukkan Konstantinopel juga dilakukan oleh para pemimpin Daulah Utsmaniyyah termasuk Sultan Murad II yang pernah melakukan beberapa kali pengepungan ke benteng tersebut. Semua nya gagal.

Tapi, untunglah, tak semua dan tak selamanya orang teperdaya dengan Mukjizat. Sultan Murad II menyadari dan paham apa tersirat dibalik hadith Nabi itu bahwa itu bukan mukjizat yang seperti Nabi Sulaiman mendatangkan Istana Bulqis didepan matanya. Hadith menyebutkan hukum sebab akibat yang tak terbantahkah ( sunattullah ) bahwa hanya yang qualified berhak menjadi penakluk. Bahwa kemenangan itu hanya mungkin bila pemimpinnya baik dan rakyatnya juga baik.  Sultan Murad II menyatadari bahwa dia bukan orang yang qualified sesuai hadith Nabi itu. Untuk itu dia focus untuk mengawali rencana penaklukan itu dari mendidik putranya sejak usia dini untuk menjadi penakluk. Putranya itu bernama Muhammad Tsaniy,yang belakangan dikenal dengan Sultan Muhammad Al Fatih. Proses membuat Al Fatih menjadi penakluk bukanlah hal mudah atau simsalabim.Tapi proses panjang. Ia didik oleh guru terbaik diberbagai bidang. Melewati usia pertumbuhan dengan belajar dan belajar keras. Ketika dia terpilih sebagai khalifah dalam usia muda.Perencanaan penaklukan itu dibuat dengan sangat teliti dan melibatkan berbagai ahli dibidang alat perang, spiritual, management logistik perang . Tidak sekali serang langsung menang.Butuh berkali kali serangan dengan korban tak terbilang sampai akhirnya Al Fatih berhasil merubuhkan konstatinopel. Sejarah berhasil membuktikan sabda Rasul itu  bahwa Kota Konstantinopel jatuh ke tangan Islam. Namun tidak dengan mudah tapi proses panjang untuk bisa sempurna seperti syarat yang ditetapkan sabda Rasul itu.

Mao ingin agar Cina yang ”terbelakang” bisa beberapa tahun jadi sebuah negeri industri yang setaraf Inggris. Mao percaya dengan mimpi sosialis komunis yang tidak menciptakan kelas,kesetaraan dalam kebersamaan untuk membangun peradaban sama rasa sama rata. Untuk itu negara menguasai semua untuk memastikan terjadinya distribusi keadilan. Dengan hebat Mao menyampaikan retorika tentang kemujizatan komunisme yang akan memimpin dunia. Rakyat banyak termotivisi dan terinspirasiuntuk di mobilisasi demi mimpi Mao “Lompatan China jauh kedepan”. Di pedesaan Cina yang luas, ribuan tanur tinggi untuk produksi baja dibangun dengan mengerahkan segala bahan yang ada. Hasilnya: baja yang tak bermutu. Sementara itu, di seantero Cina yang luas, selama dua tahun berjuta-juta petani telah dikuras tenaganya untuk itu, hingga sawah dan ladang telantar—dan kelaparan pun datang. Berapa juta manusia yang mati akibat itu, tak pernah bisa dipastikan.  Ketika Deng menggantikan Mao, dia sadar bahwa mimpi  sosialis komunis bukanlah negara “berhak”  atas semua tapi negara “berkuasa” atas semua yang digunakan untuk tegaknya keadilan .Kesetaraan  itu bukan diterjemahkan sama rasa sama rata tapi bermakna keadilan sosial  dimana kesejahteraan orang tergantung dari kerja keras dan pengetahuannya. Hanya dengan cara itu mimpi sosialis komunis bisa tegak karena emansipasi rakya terbangun dan setiap orang memberikan kontribusi untuk terbangunnya peradaban yang makmur dan bermartabat.

Tentu saja harus dicatat: Indonesia hari ini bukan Khalifah Islam di masa Mu’awiyah  , Umayyah, Abbasiyyah yang percaya merebut konstatinopel adalah mukjizat bukan pula Cina di masa Mao yang percaya kemakmuran China karena mukjizat retorika komunisme. Indonesia harus bersikap seperti Sultan Murad II dalam menafsirkan hadith bahwa kemenangan adalah proses sunatullah,bukan mukjizat. Sultan Muhammad Al Fatih yang berhasil menaklukan Konstantinopel karena akhlak nya ( mental ) yang agung sehingga menjadi teladan bagi rakyatnya untuk meniru. Maka terciptalah lingkungan soslal politik yang meninggikan kalimah Allah  dimana kebaikan diutamakan, kebenaran dibela dan keadilan diperjuangkan.  Indonesia harus percaya bahwa kemakmuran itu bukan mukjizat tapi karena proses kerja keras dan kemampuan berkembang karena ilmu pengetahuan. Negara sebagai wasit yang adil dan bendahara yang jujur dan amanah serta komandan  yang tumakninah dengan aturan dan hukum yang mengutamakan keadilan bagi semua. Indonesia butuh kapitalisme demi terjadinya kompetisi dan efisiensi namun Indonesia juga butuh  sosialimse demi keadilan sosial dan Indonesia idak bisa lepas dari agama demi lahirnya peradaban yang dirahmati Allah. Kapitalisme dan sosialisme adalah kebudayaan dan Islam adalah agama yang menjadi penyeimbang dan memastikan mukjizat itu bukan too good to be true tapi mukjizat itu adalah kesadaran kita mengakui bahwa Tuhan menjamin rezeki semua makhluk namun  Tuhan tidak pernah mengirim makanan kesangkar burung. Inilah mukjizat manusia. Menyadari ini adalah inti dari kesadaran bertauhid yang benar. Bahwa manusia bukan hidup untuk “meminta” tapi “memberi.”

Monday, December 01, 2014

Pemimpin Islami...

Mingggu lalu saya ngobrol santai di cafe dengan teman yang kebetulan dia adalah Walikota. Banyak sekali penghargaan dari dalam dan luar negeri atas suksesnya menjalankan berbagai program di daerahnya. Tapi tidak banyak diliput oleh media. Baru bulan ini dia kedatangan wartawan Tempo yang meminta wawancara khusus. Sebelumnya  wartawan itu telah mengelilingi kotanya dan mewawancarai rakyatnya secara langsung. Edisi Tempo bulan depan, Malajah Tempo akan menampilkan profil tentang kesuksesannya selama memimpin. Apa kuncinya dia bisa sukses ? Memimpin di Indonesia itu tidak sulit. Karena rakyat indonesia itu sebagian besar muslim yang mudah diarahkan. Benar apa katanya. Komunitas Islam itulah yang membuat Indonesia kuat. Bahwa didalam diri setiap orang islam ada iman. Mereka semua diingatkan oleh Allah bahwa setiap laki  laki adalam pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungan jawabnya nanti diakhirat. Mereka tidak pernah tergantung kepada siapapun kecuali kepada Allah.Ketika mereka memilih pemimpin maka urusannya selesai. Selanjutnya mereka akan melewati hidupnya dengan amal sholeh. Amal bagaimana dia mampu memimpin dirinya sendiri, keluarganya, tetangganya serta lingkungannya. Soal pemimpin zolim atau amanah, itu juga mereka percaya bahwa pemimpin bertanggung jawab kepada Allah. Setiap orang menanggung dosanya masing masing dan setiap orang mendapatkan pahala masing masing disisi Tuhannya.

Memang tidak semua orang yang mengaku beragama islam punya kesadaran Tauhid yang tinggi. Banyak juga yang men Tuhankan sesuatu selain Allah. Inilah yang sulit namun dengan akhlak yang baik setiap orang bisa menjadi penakluk orang yang lemah Tauhidnya. Seperti halnya para Birokrat  tidak semuanya bermental islami.Sebagian besar mental feodal masih ada. Harap maklum karena ini sudah cacat dari niat ketika mereka ingin jadi PNS. Ingin hidup aman tanpa resiko, ya kemapanan. Anda bisa bayangkan , kata teman saya yang walikota itu , gimana sulitnya mengajak birokrat dan Parlemen untuk berhemat, jujur, amanah, kerja keras, jangan menunda pekerjaan. Mereka sangat terlatih dan cerdas membuat excuse dan membuat analisa situasi bahwa semua baik baik saja. Tidak usah kawatir, itu kata mereka kepada pimpinan. Mereka sangat pandai menyenangkan hati atasannya namun kepada rakyat mereka menindas. Karena inipula banyak pemimpin setelah terpiliih tidak bernbuat apa apa tapi merasa telah berbuat banyak. Pemimpin seperti ini telah terjebak dan menjadi korban brengseknya birokrasi yang berlindung dari data statisik ( but lie). Bagaimana dengan DPRD? Sebagian besar anggota DPRD berasal dari Patron ditengah masyarakat. Mereka terbiasa dihormati dan dilayani karena ke patronannya. Jadi masih ada mental feodal,, sama dengan PNS.

Makanya untuk menghadapi birokrat dan politisi diparlemen tidak bisa dengan data dan argumentasi. Kita pasti kalah, katanya. Caranya adalah turun ketengah tengah masyarakat. Berdialogh dengan rakyat. Jangan pernah berjarak dengan rakyat. Kita harus merebut hati rakyat lewat kehadiran nyata bukan retorika. Semakin kita dekat kepada rakyat semakin luas pemahaman kita tentang kebutuhan rakyat dan kendalanya. Orang arab berkata bahwa menguasai masalah berarti telah menyelesaikan setengah dari masalah itu sendiri. Artinya semakin mudah kita mendapatkan solusi. Tentu kedekatan kita kepada rakyat membuat kita semakin punya pengaruh  secara moral untuk memaksa birokrat dan DPRD bekerja amanah untuk rakyat. Bagaimana caranya dekat kepada rakyat? Tanya saja. Caranya adalah bersikap sederhana. Sikap sederhana adalah  sifat rendah hati yang merupakan salah satu ciri pribadi ihsan. Bukan hanya soal penampilan pakaian yang sederhana tapi kesediaan untuk berbaur dan larut ditengah rakyatnya dari semua golongan, akrab lahir batin. Setiap pemimpin harus meninggalkan baju feodalnya, meninggalkan baju menjajahnya. Yang dikenakan hanyalah baju pelayan rakyat. Dari itulah program untuk rakyat dapat terlaksana. Karena pasti mendapat dukungan dari rakyat.

Saya meliat teman ini seakan meihat cahaya terang dimasa depan. Dia anak muda yang taat beragama . Hafid Al Quran, fasih berbahasa inggeris, lulusan universitas terbaik di  negeri ini. Namun tidak membuat dia ekslusif.  Kali pertama bertemu  saya tidak tahu bahwa dia kader partai yang memperjuangkan syariah Islam. Karena selama bergaul jarang dia berbicara tentang partainya. Dia bersikap bagaimana membuat orang lain nyaman. Sangat islami. Sehingga orang berbeda agama maupun paham merasa nyaman dekat dengan dia. Pemimpin dapat lahir dari mana saja karena Allah berjanji akan menyerahkan kekuasaan kepada orang shaleh, orang yang paling banyak amal sholehnya (QS. 24:55). Teman ini sebagaimana Presiden Jokowi , Emil, Di Bandung, Tri di Surabaya dan Nurdin Abdullah di Bantaeng adalah orang yang telah mewakafkan hidupnya kepada Allah, melalui jalan pengabdian kepada orang banyak. Dengan akhlak mereka berdakwah ; Mereka melakukan kebaikan kepada orang yang jahat kepada mereka, bersilaturahim kepada mereka yang memutuskannya. Memaafkan mereka yang tidak memberi kemaafan kepadanya. Mereka amanah kepada mereka yang mengkhianatinya. Berbicara kapada mereka yang enggan berbicara dengannya. Memuliakan mereka yang menghinanya... 

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...