Sunday, June 29, 2014

Revolusi mental...

Ketika Deng Xiaoping awal berkuasa di China, dia mengumpulkan seluruh cerdik pandai. Yang tersisa diseluruh china hanya 1000 orang. Sisanya mati karena revolusi kebudayaan. Pada waktu itu Deng tak gentar untuk membangun cina walau kas kosong dan banyak industry yang lebih banyak buruh dibandingkan produksi serta 90 % rakyat china hidup dibawah garis kemiskinan. Ketika ditanya, apa modalnya? Deng menjawab yaitu Taoism dan Confucianism. Komunisme harus berjalan diatas akar budaya china yang berlandaskan kepada Taoism dan Confucianism. Ketika Iran melakukan revolusi dan menjadikan AS musuh utama, Iran tidak punya apa apa untuk membangun. Ladang minyak warisan Syah Iran tak bisa memompa minyak karena alat alatnya di embaro oleh AS/Barat. Kas Negara hampir kosong karena bantuan dana dari international di embargo, sementara dana keluarga syah di bekukan oleh AS. Khomeini ditanya apa modal Iran untuk membangun ? Jawabnya adalah Al Quran dan Hadith. Ketika Ghandi melakukan revolusi damai bersama 99% rakyat india buta hurup dan miskin, orang bertanya apa modalnya untuk membangun india ? jawabnya adalah “Agama dan Budaya “ Ketika Indonesia merdeka, 90% rakyat hidup dibawah garis kemiskinan. Ketika ditanya apa modalnya untuk membangun ? para pendiri Negara kita menjawabnya “ Agama dan Budaya.”

China, India, Iran, adalah tiga Negara yang berhasil membangun dengan berlandaskan kepada akar ( agama ) dan budaya. Ini disebut dengan istilah geopolitik. Napoleon sebagai pencetus ide nasionalisme pernah mengatakan “ Rezim boleh berganti namun gunung tetap ditempatnya”. Artinya antara budaya dan agama tidak bisa pisahkan. Fitrah manusia ketika diciptakan Allah diberi software NEED dan untuk mengelola NEED itu diperlukan agama. Agama sebagai akar dan budaya sebagai pohonnya. Tak akan hidup dan tegak pohon itu bila tidak ada akar. Inilah hakikat manusia. Agama berkata , adat memakai, maka jadilah dia sebagai sebuah program yang bernama idiologi. Idiologi inilah yang menjadi indentitias umat dan sekaligus eksistensi manusia sempurna.Bila kesempurnaan itu ada pada manusia maka segala hal didunia ini tidak ada yang sulit. Hanya butuh waktu, proses sunattullah akan berjalan dengan sendirinya untuk pemenuhan NEED itu. Kesalahan terbesar bangsa kita adalah melepaskan akar ( agama ) dan budaya dalam membangun peradaban. Demokrasi yang kita tempuh melahirkan sikap pragmatisme. Mereduksi nilai nilai agama dan budaya.Akibatnya  terjadi degradasi moral dan akhlak.Indentitas bangsa yang terbentuk dari karakter bangsa yang penuh toleran, kasih sayang atas dasar gotong royong telah tereliminasi oleh budaya sekterian, individualisme, menolak doing by process tapi too good to be true.

Saya teringat ketika satu hari terjadi dialogh dengan salah seorang professor di China, tentang “apakah Neoliberalisme itu?”. Sang professor tidak merespons cepat apa yang saya tanya. Tapi saya melihat ekspresi wajahnya yang murung. Matanya memerah menahan geram. Tapi akhirnya dibalik geramnya itu dia berkata bahwa Neoliberalisme adalah teori yang paling brengsek dari ekonom tolol, kebodohan penguasa yang buta masalah sosial. Bencana besar manajemen politik melebihi bencana alam dan menciptakan perbudakan secara systematis dimana uang sebagai tuan diatas segala galanya. Negara yang kita cintai terjebak dalam permainan ala kapitalisme itu. Uang sudah diperdagangkan, Riba sudah menjadi permisif. Ketamakan sudah menjadi air susu ibu. Individualisme menjadi kepribadian untuk aman dalam putaran waktu. Ya, mind corruption , memang dahsyat menghancurkan peradaban. Itu semua karena pejabat public tidak sadar bahwa hakikat mereka terpilih sebagai pemimpin adalah mengemban amanah yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan Tuhan. Mereka hanya bercermin kepada realitas yang harus tunduk kepada capitalism tanpa berbuat apapun. Maka jadilah masyarakat dan bangsa terjajah dalam segala hal. Sangat sulit kemerdekaan dibidang ekonomi dapat tercipta ditengah budaya mind corruption ini.

Sistem kapitalisme adalah mind corruption yang berskala predator. Mereka yang menguasai tekhnologi menuntut diadakannya perlindungan akan hak paten.Pejabat yang berkuasa memenuhi hak mereka dengan UU dan peraturan , lengkap dengan ancaman penjara bagi yang melanggar. Tapi pada waktu bersamaan , pemilik paten menjadikan tekhnologi sebagai cara untuk memeras konsumen. Mereka bebas menentukan harga sesukanya, dengan alasan kebebasan pasar ( free market). Perhatikanlah , tak ada satupun linked produk ( bahan pendukung industri , pertanian, IT , pertambagan ) yang tak dikuasai oleh pemilik tekhnologi. Mereka adalah Trans National Corporation (TNC). Mereka kuat dibidang riset dan pendanaan. Dengan sistem kapitalisme mereka hidup menjadi diktator ekonomi dan memaksa semua negara tunduk dengan mereka. Bukan hanya dalam bidang tekhnologi linked produk, Dalam dunai keuangan pun sama. Semua produk investasi pasar uang dan modal berbasis kepada kekuatan lingkaran pemilik modal kelas dunia. Tak mungkin saham bisa laku deras bila tidak di underwrite oleh Fund Manage kelas dunia. Tak laku asuransi dijual bila tidak didukung reinsurance kelas dunia. Tak laku clearing house bila tidak didukung oleh international clearing house. Tak laku mata uang bila tidak didukung oleh mata uang asing seperti Dollar, euro.

Semua itu tidak datang dengan sendirinya. Ia datang karena kekuasaan yang melahirkan kebijakan dalam bentuk UU dan Peraturan. Dua jenderal memimpin negeri ini; Soeharto enam setengah periode dan SBY dua periode , telah berhasil menanamkan platform pembangunan seperti itu dan kalau besok kita pilih lagi presiden dari jenderal maka kita ikut  membiarkan itu terjadi tanpa ada kemauan untuk berubah menjadi lebih baik.  Yang dapat kita rasakan kini dan besok adalah semakin tergantungnya kita dengan kekuatan modal dan tekhnologi ,yang sebagian besar mereka orang Asing dan bermental penjajah. Mereka menjajah kita lewat penguasaan akan barang dan jasa. Semakin hari semakin membuat kita tergantung seiring dengan semakin mahalnya barang dan jasa itu. Pengalaman masa lalu kita dipimpin para jenderal bukan hanya merusak indentitas bangsa tapi juga merusak budaya bangsa. Padahal kemajuan suatu negara tergantung dari kekuatan budaya lokal menyelesaikan masalah kesehariannya. Kita harus kembali menempatkan akar ( agama) yang benar agar pohon ( budaya ) dapat tumbuh pada tempat yang benar dan untuk tujuan yang benar.

Karenanya penyelesaian masalah bangsa ini harus melalu revolusi mental dengan pendekatan kepada moral budaya dan agama. Seperti ungkapan Robert Bala Alumnus Universidad Pontificia de Salamanca dan Universidad Complutense de Madrid "Agama selain bagai elang (águila) yang terbang dengan idealisme spiritual yang tinggi untuk mencapai kesempurnaan pribadi, tetapi juga membumi bagai induk ayam (gallina) yang terlibat secara etis pragmatis dalam keseharian."Artinya bagaimana gerakan dakwah agama bisa melahirkan semangat kemandirian ditengah masyarakat. Bagaimana mentranformasi dari masyarakat yang nrimo, apatis ,pesimis, korup menjadi masyarakat yang progressive, passion, berikhsan. Merebut kemerdekaan memang mudah namun mempertahankan kemerdekaan jauh lebih tidak mudah. Karena cobaanya tidak datang dari lawan tapi dari diri kita sendiri, nafsu kita. Kalau proses ini dijalani, impian akan surga sudah akan terwujud kini dan di sini. 

Friday, June 20, 2014

Sumber Daya manusia...

Seorang insinyur muda datang dengan pakaian sederhana menemui Gal Dymant di kantornya di Shangahai. Anak muda itu menyerahkan Feasibility Study untuk membangun Industri MRI (Magnetic Resonance Imaging ). Sebagai Chairman Venture Capital yang berafiliasi dengan Private Equity di Amerika dan Eropa, dan berpengalaman dalam project assessment , Gal meliat anak muda ini hanya punya impian yang hampir tidak mungkin bisa dilakukan di China. Mengapa? Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan gambar organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah kandungan air dalam struktur geologi. Biasa digunakan untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan juga memperkirakan ketelusan batu kepada hidrokarbon. Berbeda dengan "CT scan", MRI tidak memberikan rasa sakit akibat radiasi karena tidak digunakannya sinar-X dalam proses tersebut.Alat ini merupakan tekhnologi paling maju dan paling mahal karena merupakan keajaiban tekhnologi. Proses membuat MRI memerlukan keahlian terbaik dari beberapa bidang yang sangat bersifat tekhnis. Industri ini akan melibatkan ahli ahli fisika yang memiliki pengetahuan mutakhir tentang resonansi nuklir dan kemampuan superkonduksi. Hal ini akan membutuhkan ahli programmer dan tekhnisi yang dapat menangani design bidang magnetic tiga dimenasi dengan processor super high speed. Gal tidak melihat China punya kemampuan untuk itu.

Ada kendala serius yang bisa menghambat impian anak muda ini yaitu adanya kartel tekhnology dari Industri alat kesehatan yang sudah ada seperti Philips, General electric , Siemens , dll. Mereka akan memboikot tekhnoloy dengan melarang industri supply chain untuk mendukung impian anak muda ini. Bukan rahasia lagi bahwa bisnis alat kesehatan adalah bisnis triliunan dengan tingkat laba yang luar baisa tingginya. Kapitalis!. Namun anak muda ini terus meyakinkan Gal dengan penuh semangat bahwa dia bersama teamnya akan menghadapi semua kendala tersebut. Pemerintahnya akan berada dibelakangnya. Bagi china tidak ada yang tidak mungkin. Impossible is nothing. Anak muda ini sangat mengetahui kelebihan dari bisnisnya yang dapat menghasilkan MRI yang harganya 50% lebih murah dari produk yang sudah ada di pasar. Setelah melalui berkali kali pertemuan dengan melibatkan team Ahli , Gal Dymant punya keyakinan untuk mendukung anak muda ini. Gal, akhirnya menyetujui untuk memberikan commitment financing project ini ,apalagi pemerintah China memberikan commitment akan membeli MRI ini untuk keperluan Rumah sakit diseluruh China. Ini demand market raksasa yang mungkin mengalahkan pasar Eropa dan Amerika. Gal, tidak peduli karena dukungan pembiayaan ini akan membuat industri MRI Amerika akan tersaingi atau mungkin rontok dihantam China. Bagi Gal, uang tidak mengenal tempat dan negara.Dimanapun selagi memberikan kepastian dan laba, uang akan mengalir.

Namun , permasalahan muncul ketika menyangkut chip computer untuk menggerakan system MRI itu, yang membutuhkan prosesor sehebat Intel. Sementara Intel menolak menjadi Supply chain untuk proyek ini. Anak muda ini melapor kepada pemerintah tentang adanya penolakan dari Intel. Ini disikapi oleh pemerintah china dan bersama lembaga Riset Nasional untuk menemukan prosesor sendiri yang melebihi kehebatan Intel. Melalui perjuangan panjang dan rumit akhirnya para peneliti dari Chinese Academy of Science, yang bekerja sama dengan BLX , suatu perusahaan desain chip yang dikelola oleh para ilmuwan ilmuwan akademi tersebut, menyatakan dirinya telah menemukan suatu chip yang disebut Godson 3, yang menyamai chip tebaik intel. Untuk meningkatkan kemampuan dari chip tersebut, BLX mengambil alih Advance Miro Device ( AMD),yang juga pesaing utama Intel di amerika. Sehingga impian membuat MRI buatan China dapat menjadi kenyataan. Dan karena itupula china menjadi pemain yang diperhitungkan dipasar microchip, yang hampir tidak mungkin dilakukan oleh Negara manapun dalam waktu sesingkat yang dapat dilakukan china. Selanjutnya , akan menjadikan china sebagai pesaing utama dbidang peralatan kedokteran didunia. Miliaran dollar pangsa pasar dalam negari china berhasil dikuasai oleh tekhnologi china sendiri dan sebagian menembus pasar eksport ke AS , Eropa dan Negara lainnya. 

Kita dapat menarik pelajaran berharga dari cerita tersebut diatas bahwa Sumber Daya Manusia adalah kata kunci untuk meraih kemajuan. Dalam bidang Pendidikan, China tak tanggung-tanggung dalam pembangunan SDM-nya. Tingkat melek huruf orang dewasa mencapai 95% dan sekolah sekunder mencapai 80%. Remaja Shanghai usia 15 tahun menjadi juara pertama matematika dan membaca secara global. Universitas di China meluluskan 1,5 juta insinyur setiap tahunnya. Pada 2009, terdapat 280 ribu aplikasi paten domestik. Angka ini menempatkan China di urutan ketiga, setelah AS dan Jepang. Pada saat bersamaan, negara ini menargetkan beban riset dan pengembangan di PDB ke 2,2% pada Tahun 2015, sesuai dengan rencana pembangunan lima tahunan China yang fokus pada inovasi tujuh sektor industri, yang mencakup 3% dari PDB China dan ditargetkan menjadi 15% per 2020 mendatang. Untuk saat sekarang ini , penekanan dalam lembaga Riset china diarahkan secara besar besaran mendukung industry dan bisnis. Disamping itu pemerintah memberikan motivasi kepada para insinyur untuk berada digaris depan dalam pertarungan kompetisi global dibidang tekhnology dan bisnis. Mengapa ? membiarkan orang terdidik baik dikampus terbaik milik pemerintah menjadi jongos asing adalah kesalahan besar bagi bangsa dan negara China. Semangat kemandirian dan rasa tanggung jawab sebagai orang terpelajar harus ditanamkan kepada seluruh insinyur China agar mereka menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi, 

Stephen S Roach, Direktur Non-Eksekutif Morgan Stanley Asia berpendapat bahwa perkembangan China adalah perkembangan yang terukur, hasil dari perencanaan politik dan analisis ekonomi yang matang, termasuk dalam upaya pemberantasan korupsi. Membangun dengan mengandalkan kepada Sumber Daya Manusia adalah membangun peradapan. Membangun dengan mengandalkan Sumber Daya Alam adalah membangun perbudakan dan kerakusan.Yakinlah! Salam dua jari...

Monday, June 16, 2014

Prabowo,He know nothinig...?

Dalam debat capres kemarin malam, Prabowo selalu mengulang ngulang kata tentang kekayaan kita yang banyak bocor keluar. Nilai yang bocor keluar itu sangat fantastis. Data KPK yang dijadikan acuan bahwa kakayaan yang bocor keluar itu mencapai lebih dari Rp. 7000 triliun. Prabowo hanya mengharapkan cukup Rp.1000 triliun per tahun yang bisa dia selamatkan. Dengan tambahan pemasukan sebesar Rp. 1000 triliun itu dia bisa membangun jalan ribuan kilometer, jalur kereta api ribuan kilometer, dan memberikan tambahan gaji kepada Pegawai serta program marcuar lainnya. Sementara Jokowi tidak pernah bicara tentang sumber dahsyat perimaan APBN. Jokowi berusaha realistis dengan cara penghematan anggaran lewat Egoverment dan pemberatasan korupsi secara system. Hasil dari penghematan itu dialokasikan untuk pendidikan dan kesehatan,termasuk bayar hutang. Ya seperti yang dia lakukan untuk DKI Orang awam mungkin terhipnotis dengan kata kata Prabowo tapi tidak bagi saya. Karena yang harus ditanya adalah bagaimana Prabowo menyelamatkan kekayaan yang bocor itu? Dalam debat itu dia tidak sampaikan dengan ringkas dalam bahasa sederhana. Padahal inti dari nilai jualnya adalah janji tentang ‘bisa menyelamat kekayaan yang bocor “ dengan ini dia bisa menjalankan program lampu aladinnya untuk menjadikan Indonesia macan Asia. Saya tahu bahwa yang dimaksud Prabowo adalah melalui agenda renegosaisi Contract MIGAS dan Tambang. 

Renegosiasi Migas dan Tambang tidak akan bisa merubahnya secara significant. Mengapa ? karena sesuai UU investor Migas dan Tambang boleh menjadikan konsesi sebagai harta perusahaan sehingga bisa digadaikan ke bank untuk menarik pinjaman. Jadi apabila Prabowo ingin merubah secara significant kontrak Migas dan Tambang maka akan berdampak sistemik. Maklum hampir semua perusahaan tambang dan migas menggadaikan konsesinya ke bank, baik didalam maupun luar negeri. Ingat apabila kebijakan yang pada akhirnya mengorbankan sektor Perbankan maka pemerintah tersebut pasti oleng dan bukan tidak mungkin jatuh ditengah jalan. Amerika saja tidak berkutik dan tunduk atas permintaan pasar mem bail out perbankan akibat kebijakan moneternya yang salah. Jadi Agenda Prabowo hampir tidak mungkin bisa dilaksanakan. Mengkinkah Prabowo akan melakukan langkah revolusioner,seperti melakukan moratorium KK Freeport atau nasionalisasi Migas? Mungkin saja , asalkan didukung oleh militer sepeti di Bolivia dan Venezuela, iran. Namun ini akan menimbulkan perlawanan dari masyarakat international seperti ketika Iran menasionalisasi asset investor asing paska jatuhnya Syah Reza Pahlevi. Iran langsung diembargo secara Ekonomi oleh Amerika dan Eropa. Apakah dia mampu menahan kelangkaan barang dan jasa apabila terjadi embargo ekonomi akibat kebijakannya itu. Ingat hampir 90% barang dan jasa berasal dari import. Atau bila tidak ada embargo ekonomi tapi embargo berhutang , apakah dia mampu menyediakan dana akibat defisit Anggaran ? Iran , Bolivia , para elite dan rakyatnya siap dengan segala resiko. Saya yakin tidak ada satupun elite politik yang berani mengambil resiko bila sudah menyangkut financial resource. Apalagi para mereka di gerbong Prabowo adalah opportunist  yang terlilit masalah hutang , kasus dan  korupsi. Dan lagi Prabowo dengan tegas menolak opsi nasionalisasi asset ini.Karena itu dia menjadikan Hatta yang pro neoliberal sebagai wapres. 

Apa yang disampaikan oleh Prabowo dalam debat visi ekonominya, sama dengan cerita “harta amanah Soekarno” yang konon katanya sangat banyak ditempatkan di Amerika dan Eropa dalam bentuk emas sehingga kalau diurus pencairannya maka bisa menjamin mensejahterakan rakyat Indonesia. Namun nyatanya yang cerita itu sampai sekarang tetap miskin dan kadang terlilit hutang dan penipuan. Jadi cerita katanya bisa menyelamatkan Rp.1000 triliun kekayaan yang bocor itu tak ubahnya seperti kata orang sunda " ini mah jualan dongeng. Sebetulnya yang salah adalah team sukses Prabowo.Seharusnya prabowo diingatkan dan diberi data yang lengkap sehingga tidak terkesan dia unqualified person to become president. Contoh sederhana 1). kenapa Jokowi tanya soal TPID karena itu kebijakan demokratis setelah BI tidak lagi dibawah Presiden tapi menjadi subcoordinate dari Presiden melalui TPID atau Kelompok Kerja Nasional. Seharusnya Prabowo tahu ini karena ini yang membedakan ekonomi diurus oleh satu tangan presiden ( Era Orba) ala Soeharto dan Ekonomi yang dikelola secara system ala demokrasi. 2), prabowo harus tahu mengenai Ekonomo Kreatif karena kemajuan ekonomi China, jepang, Taiwan, Korea karena ekonomi kreatif. Hampir semua orang tahu soal ini. 3). mengenai ketentuan setiap desa Rp, 1 miliar seharusnya Prabowo tahu adanya UU Desa yang baru disyahkan sehingga tidak perlu dia ungkapkan itu dalam visi dia karena sejak UU itu disyahkan maka itu akan menjadi kewajiban bagi siapapun persiden terpilih. 4). Mengakui kelebihan pihak lawan dan kelemahan diri sendiri dalam debat capres bukanlah unjuk kerendahan hati tapi bentuk lain dari unqualified person...

Namun bagaimanapun debat kemarin malam,menunjukan satu hal , bahkan miracle bahwa tangan Tuhan bekerja untuk meyakinkan orang banyak bahwa Jokowi lebih baik dibandingkan Prabowo. Prabowo mengakui Ide jokowi soal ekonomi kreatif dan Prabowo mengakui ketidak tahuanya tentang hal tekhnis namun mendasar prihal pengendalian inflasi Daerah." Ini fakta yang diperlihatkan Allah kepada seluruh rakyat Indoensia agar rakyat Indonesia bisa menentukan pilihan yang benar. Kalau debat ini terjadi di Amerika, maka partai Pendukung yang capresnya mengakui kelebihan lawan dan mengakui kelemahannya karena ketidak tahuan, akan lempar handuk putih untuk surrender. Karena ini soalkehormatan bagi team dibalik capres. Mereka gagal mengawal capresnya tampil qualified. Ketika Obama terpilih sebagai Presiden,parlemen dikuasai Partai Demokrat,super majority. Hasil survey para pemilih Obama adalah  1). Orang miskin dan bodoh. 2 Orang terdidik tapi tamak. 3. Pemalas yang bermimpi doa terkabulkan tanpa kerja keras. Cara kampanye Prabowo percis sama dengan kanpanye Obama yaitu agenda too good to be true. Karena terget pemilihnya memang tiga kriteria itu. Namun orang yang terbiasa bekerja keras,berpikir rasional, dan professional, tidak akan percaya dengan jualan dongeng ala Prabowo.Mereka akan menjadi pemilih cerdas. Dan masalah negara ini akan selesai ditangan orang cerdas dan mau berkerja keras, bukan ditangan pemimpi yang hanya omong besar namun kosong.

Tuesday, June 10, 2014

Pilihan...?

Kemarin ketika nonton debat Capres, saya merasakan sedang menonton dua putra terbaik Indonesia berdebat untuk Indonesia yang lebih baik. Walau saya pendukung salah satu capres namun jujur saya katakan bahwa keduanya memang terbaik diatara yang baik atau baik diantara yang buruk. Terserahlah, yang penting mereka bedua memang qualified. Ketika  JK bertanya kepada Prabowo tentang pelanggaran HAM masa lalu dan bagaimana menerapkannya dimasa akan datang. Semua tahu bahwa arah pertanyaan ini ditujukan langsung secara pribadi kepada Prabowo. Karena berdasarkan dokumen resmi Dewan Kehormatan ABRI bahwa Prabowo memang terbukti terlibat dalam penculikan aktifis dan itu semua tanpa izin dari panglima ABRI. Dengan penuh semangat Prabowo menjelaskan yang  intinya adalah apa yang dia lakukan bukanlah pelanggaran HAM tapi justru untuk melindungi HAM mayoritas Rakyat akibat dari ulah segelintir orang. Dari sini seakan Prabowo ingin mengingatkan kepada kita semua tentang difinisi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Pemerintah. Sepanjang sikap pemerintah itu untuk menjaga agenda nasional demi stabilitas Politik, Stabilitas Keamanan, Stabilitas Ekonomi maka syah saja bila tentara harus menculik aktifis yang berseberangan denga pemerintah dan syah juga bila harus “menghabisi” para aktifis itu. Itu bukan pelanggaran HAM menurut versi Prabowo,versi Orde Baru. Dan lagi dia melakukan itu karena loyalitas sebagai Prajurit yang harus tunduk perintah atasan. Siapakah atasannya? Bukan panglima, tapi Presiden,Soeharto,yang juga mertua tercintanya.

Dengan penjelasan Prabowo yang penuh semangat itu maka semua pembelaan para pendukungnya tentang Prabowo tidak terlibat penculikan dibantas sendiri oleh Prabowo dengan kejujuran sikapnya sebagai seorang serdadu terlatih. Kejujuran inilah yang kita perlukan.Bagaimanapun kita adalah bagian dari masa lalu. Menutupi masa lalu juga tidak baik, apalagi berdusta tentang masalalu. Sebatas ini saya salut kepada Prabowo. Bagaimana dengan Jokowi? Rasa rendah dirinya yang luar biasa dengan mengucapkan terimakasih terlebih dahulu kepada Istrinya karena telah mendukungnya. Ini luar biasa.  Seorang calon Presiden yang dikelilingi oleh orang hebat namun tetap terimakasih pertama diberikan kepada Istri, bukan kepada Ketua Umum Partai atau ketua team sukses Pilpres. Rasulullah pernah bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kaian adalah yang paling baik akhlaknya terhadap istri-istrinya.” (HR. Tirmidzi). Bersikap seperti ini tidak mudah. Dari sikap rasa terimakasih kepada Istri ini membuat saya yakin bahwa Jokowi adalah pria yang tahu menempat rasa hormatnya kepada orang terdekat dia , tentu tidak sulit baginya untuk menempatkan rasa hormatnya kepada rakyat yang jauh dari dia. Rasa hormat itu tidak dibangun dengan ancaman culik dan tangkap, tapi dibangun dengan sikap cinta dan kasih sayang. Mau mendengar dan bersedia untuk mengutamakan kepentingan orang lain daripada diri sendiri.

Tidak ada manusia yang sempurna. Namun baik Jokowi maupun Prabowo adalah calon presiden kita. Kalaupun mereka terpilih tidak ada yang luar biasa yang bisa mereka lakukan.Yakinlah.Mengapa? Walau presiden dipilih langsung oleh rakyat dan andai 100% rakyat memilihnya menjadi presiden, dia tetap tidak akan efektif sebagai presiden.Karena dia harus tunduk pada system balance of power dengan DPR yang dikuasai oleh banyak partai. Ini akan sangat melelahkan. Dengan hak yang ada pada DPR maka DPR bisa melakukan apa saja untuk adu kekuasaan dengan presiden seperti misal DPR bisa menghentikan pembahasan APBN dan pemerintahan bisa stuck seperti yang dilakukan oleh Parlement di Amerika. Atau kalau Presiden berani melakukan tindakan revolusioner merubah UUD dan berniat membubarkan Parlemen karena tidak mendapat dukungan dari Parlemen maka militer bisa mengambil alih kekuasaan sesuai UU. Karena walau militer tidak berpolitik namun secara konstitusi, militer bisa mengambil alih kekuasaan bila Presiden menggunakan kekuasaanya melebih UUD. Jadi kesimpulannya, siapapun yang terpilih jadi presiden jangan dituntut dia dengan janjinya seperti katanya dalam Pemilu karena presiden bukanlah satu satunya penentu agenda tapi mereka yang ada di parlemen juga ikut menentukan. Jangan memilih capres karena ada partai Islam dibelakang capres. Jangan. Itu semua tidak ada korelasinya dengan perjuangan membela syariah islam. Ini negeri Pancasila. Itu sudah final. Dalam debat itu , kedua belah pihak sepakat tentang itu. Dengan demikian dasar pertimbangan kita untuk memilih presiden harus lebih focus kepada pribadi calon, bukan agendanya.

Secara umum baik Prabowo maupun Jokowi adalah orang baik. Mereka telah melewati proses seleksi alamiah untuk qualified menjadi presiden di Republik ini. Karenanya cukuplah pertimbangan sederhana untuk keduanya, yaitu pertama, pilihlah mereka yang tidak terjerat hutang. Karena orang yang berhutang adalah orang yang lemah dan tersandera secara moral untuk bersikap. Kedua, pilihlah yang mempunyai keluarga harmonis karena keluarga adalah miniatur dunia. Keluarga adalah latihan bagi setiap pria untuk menjadi pemimpin sejati. Karenanya bila keluarganya baik maka dia akan baik memimpin apapun. Ketiga, pilihlah karena dia lahir dari seorang ibu yang muslim. Karena anak yang lahir dari seorang muslimah sudah mendengar bisikan kalamullah ketika ia didalam kandungan.Ketika lahir dia akan diazankan oleh ayahnya. Keempat, pilihlah karena dia tidak memuji dirinya sendiri, dan rendah hati besikap,yang bukan karena retorika tapi dibuktikan dengan kesehariannya. Apapun pilihan anda, termasuk tidak memilih juga adalah pilihan, akan dipertanggung jawabkan kelak diakhirat.

Sunday, June 01, 2014

Jokowi vs Prabowo ?

Latar belakang Jokowi sangat berbeda dengan Prabowo. Jokowi lahir dari keluarga miskin yang sedari kecilnya dipaksa mandiri untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya. Dia harus merasakan betapa getirnya menjadi orang pinggiran ketika tiga kali terusir dari tempat tinggalnya yang dipinggiran kali. Prabowo lahir dari keluarga bangsawan dan terpelajar. Sedari kecil dia hidup mewah dan masa remajanya dalam dididikan berkelas diluar negeri. Jokowi lahir dari seorang wanita muslimah yang sederhana dan Prabowo dilahirkan oleh seorang ibu kristiani yang terpelajar. Karenanya sikap hidup Jokowi sangat rendah hati namun tak membuat dia rendah diri untuk menjadi something. Setamat SMA dia berhasil masuk Perguruan Tinggi Negeri , Universitas Gajah Mada. Sementara Prabowo setamat SMA masuk Akademi Militer yang mencetak perwira dibawah dokrin Orde Baru dan setelah itu dia menikah dengan puteri Presiden RI. Jokowi menikahi wanita biasa dari keluarga rakyat jelata. Selama 30 tahun karir Prabowo di Militer hanyalah melaksanakan perintah atasannya dan tunduk dengan Protap ( prosedur operasional tetap). Memang serdadu tidak dilatih untuk menggunakan otaknya secara mandiri tapi menggunakan otaknya untuk melaksanakan perintah orang lain. Kreatifitas serdadu adalah keseharian yang membosankan bila tidak ada perang dan konplik. Jokowi tumbuh dan berkembang sebagai wiraswasta. Dia tidak memulai dari modal berlebih tapi dari modal seadanya berkat pinjaman dari bank. 9 tahun di merintis usaha jatuh bangun sampai dia berhasil mengeksport produk furnitur nya ke manca negara. Jokowi tumbuh by natural menjadi mandiri, Prabowo tumbuh by design untuk menjadi alat kekuasaan.

life begins forty.Usia empat puluh telah membuat Jokowi matang. Business nya telah settle. Hidupnya telah stabil. Dia juga bisa mengangkat kehidupan keluarga besarnya menjadi lebih baik. Diusianya ke empat puluh dia bersama keluarga berangkat haji untuk menyempurnakan rukun Islam ke Lima. Pada posisi ini biasanya orang ingin berbuat lebih untuk menumpuk hartanya menjadi konglomerat. Tapi tidak bagi Jokowi. Dia lebih menggunakan usianya untuk berguna bagi orang banyak .Karena itulah dia masuk dalam dunia politik praktis. Awalnya dia melamar kepada Partai Islam namun terlalu sulit baginya untuk bergabung karena dia bukanlah islam aliran.Dia islam rahmatan lilalamin. Namun potensinya dilirik oleh Partai sekular yang berhaluan kiri ,yaitu PDIP. Jokowi tidak melihat hal berbeda antara  Islam dan PDIP karena keduanya punya misi yang sama yaitu membela kaum duafa. Karena itulah dia terpilh sebagai Walikota Solo. Periode kedua dia terpilih kembali sebagai Walikota dengan pengakuan rakyat sampai 90%. Ini merupakan pilkada dengan tingkat pengakuan rakyat paling tinggi. Semua itu karena rakyat merasakan kehadirannya sebagai  pemimpin yang memang untuk melayani rakyat. Jokowi tidak membawa gajinya sebagai walikota kerumah tapi membaginya kepada rakyat miskin. Dari suksesnya  di Solo mengantarnya menjadi Gubernur DKI. Potensinya dilirik oleh elite politik di tingkat pusat untuk menjadikannya politisi berkelas nasional.

Pada usia lima puluh, Jokowi telah berada dijalur puncak pengakuan publik akan kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI. Pengakuan bukan hanya datang dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri. Gaya kepemimpinannya yang blusukan bukanlah pencitraan tapi memang itu lahir dari jiwanya yang tak bisa berjarak dengan rakyat khususnya kaum duafa. Prabowo , diusia lima puluh berada diposisi terendah dalam hidupnya. Dia diberhentikan sebagai Perwira Tinggi karena alasan amoral dan tidak disiplin. Prabowo di ban masuk ke Amerika karena kasus pelanggaran HAM berat dan sampai kini Prabowo tidak pernah berani datang ke Komnas HAM untuk mengklarifikasi tuduhan terhadapnya. Rumah tangganya hancur dan sampai kini dia tidak mampu membangun kembali rumah tangga. Karirnya di bisnis berujung kepada Pengadilan Niaga akibat gagal bayar hutang sebesar Rp.14 Triliun dari lebih 100 kreditur. Prabowo terselamatkan dari kebangkrutan karena diberi kesempatan oleh Pengadilan Niaga menyelesaikanya hutangnya selama 15-20 tahun. Dengan keadaan ini Prabowo bukanlah orang yang mapan tapi orang yang tersandera oleh hutang dan dalam islam berhak mendapatkan zakat. Beda dengan Jokowi dimana karir businessnya  tidak menjadikan dia terlilit hutang. Sebagai suami dia mampu menjadikan keluarganya tetap utuh dan rukun. Tidak ada prestasi Prabowo sebagai pemimpin rakyat kecuali memimpin serdadu. Memimpin rakyat berbeda dengan memimpin serdadu yang terlatih menuruti perintah dan loyal. Memimpin rakyat butuh kematangan spiritual  dan kecerdasan akal untuk bersikap bijak terhadap tuntutan rakyat yang beragam dengan latar belakang rakyat yang plural.Ini tidak mudah. Jokowi telah membuktikan itu di Solo dan di Jakarta.

Apa yang ditawarkan Prabowo untuk menjadi presiden hanyalah sebuah agenda yang hampir semua perguruan tinggi mempelajari agenda tersebut. Namun masalah kehidupan ini agenda tetaplah agenda namun pelaksanaan adalah segala galanya. Prabowo tidak pernah teruji sebagai pemimpin rakyat kecuali serdadu, sama seperti SBY dan Seoharto yang pada akhirnya memimpin dengan mental follower asing. Tak nampak dari mereka pemimpin yang visioner , yang tercermin dari caranya  berpikir ( way of thinking ) , merasakan ( feeling ) dan kemampuannya  memfungsikan semua potensi positip ( functioning ) , sebuah cara hidup ( the way of life ) dan cara menjadi ( way of being ) yang transformative. Kita butuh pemimpin yang berjiwa pemimpin yang memimpin dengan cinta. Bukan pemimpin yang dibesarkan oleh dokrin patuh tanpa syarat dan terlatih membunuh. Bukan.! Prabowo berambisi untuk menjadi presiden karena itu dia mendirikan partai. Jokowi tidak punya ambisi kecuali memang sadar akan takdirnya untuk berguna bagi orang lain. Tak penting dimana dia ditempatkan namun itu akan menjadi sebaik baiknya tempat untuk dia mengabdi.  Tak dikejarnya kekuasaan namun bila datang tidak dia tolak. Kalau kini dia di calonkan oleh PDIP maka itu bukanlah karena kekuatannya memaksa PDIP memilihnya tapi by process dia memang qualified to be come president. Sebagaimana di Solo maupun di DKI, ketika dia berkuasa maka dia adalah milik Rakyat. Tak ada satupun yang bisa mendiktenya, termasuk partainya. Semua karena rakyat dan kembali kepada rakyat, kembali kepada kita semua, tentunya...

Sunday, May 25, 2014

Kepemimpinan

Mungkin seusia saya kini ( diatas 50 tahun ) , 90% pria minang adalah pengusaha ( wiraswasta). Jadi hanya 10% yang jadi pegawai. Mengapa? Ketika itu orang tua mengajarkan kepada pria minang bahwa “ Jan jadi pagawai, umua panjang rasaki diagakan” ( jangalah jadi pegawai, karena umur panjang tapi rezeki di taker oleh orang lain). Disamping itu ada lagi budaya minang yang mengatakan :Kaluak Paku kacang Balimbiang, Tampuruang lenggang-lenggangkan, Bao manurun ka Saruaso. Tanamlah siriah jo ureknyo. Anak di pangku kamanakan dibimbiang. Urang kampuang dipatenggangkan. Tenggang nagari jan binaso. Tenggang sarato jo adaiknyo. Kalau diartikan secara bebas adalah setiap pria minang tentu akan punya anak bila dia berkeluarga. Anak dan ponakan haruslah menjadi tanggung jawabnya. Namun letak tanggung jawabnya berbeda. Kalau anak tanggung jawab melekat secara biologis , dan ponakan tanggung  jawab melekat karena budaya. Itu sebabnya orang minang mengistilahkan “anak dipangku” , “ponakan di bimbing.” Bila tanggung jawab kepada anak dan ponakan ( anak adik/kakak perempuan) terlaksana maka ada lagi yang menjadi tanggung jawab pria minang , yaitu menjaga agar negeri tidak hancur ,terutama adat dan agama. Jadi setiap putra minang memang dididik sebagai agent perlindungan untuk keluarga besar, kampung, negeri dan juga negara. Untuk bisa melaksanakan didikan adat itu maka tidak mungkin pria minang mengandalkan  hidupnya hanya dari bertani atau menjadi pegawai.  Bertani , hasilnya sudah ditentukan dengan seluas lahan yang ada. Pegawai , gajinya sudah ditentukan oleh pemberi kerja. Baik bertani maupun menjadi pegawai hanya cukup menghidupi anak dan istri atau Istilah orang tua dikampung, sama  seperti beruk di hutan, sama sama hidup mementingkan diri sendiri dan keluarga.

Lantas bagaimana tanggung jawab untuk ponakan?  Harap maklum, pria minang bila sudah berumah tangga.selalu didatangi oleh ponakannya untuk menumpang tinggal. Apakah sanggup gaji sebagai pegawai atau hasil bertani menanggung biaya hidup plus itu? Kalaupun gaji mencukupi belum tentu istri ikhlas bila harus berbagi untuk ponakannya. Karena istri tahu bahwa satu satunya penghasilan suami ya dari Gaji dan tentu ia ingin menabung untuk bekal masa tua. Dan ini belum lagi bila harus ikut menanggung biaya perkawinan ponakan perempuan, yang merupakan prioritas bagi putra minang sama seperti dia menjaga anak gadisnya sendiri. Mungkin karena dasar itulah makanya setelah dewasa orang minang pergi merantau. Merantau bukan untuk menjadi jongos atau pegawai atau buruh seperti penduduk asal daerah lain. Tapi merantau untuk berniaga. Orang minang punya istilah soal merantau ini “Karatau madang di hulu, Babuah babungo balun, Marantau bujang dahulu, Dirumah paguno balun”. ( merantaulah kamu dahulu karena dikampung kamu belum berguna.) Untuk berguna ya harus sukses. Umumnya putra minang merantau tidak punya modal , kadang pergi hanya naik bus seperti dulu saya merantau. Uang hanya cukup untuk makan selama diperjalanan. Namun bekal ketrampilan untuk bisa survival dirantau hampir dimiliki oleh semua putra minang, seperti memasak, menjahit pakaian, memperbaiki jam tangan, bertukang, dll. Umunya mereka mendapat didikan dari pamannya. Memang tugas paman untuk mendidik ponakannya agar bisa survival dan mandiri.

Biasanya sampai ditempat tujuan, putra minang akan mencari induk semang melalui bantuan dari teman yang telah lebih dulu merantau. Jadi bukannya mendatangi sanak family. Seperti ungkapan adat ; Jika buyung pergi kelepau.Hiu beli belanak beli.Ikan panjang beli dahulu. Jika buyung pergi merantau. Ibu cari dunsanak cari. Induk semang cari dahulu. Dari induk semang inilah dia membangun trust melalui  kerja keras dan loyalitas , dan berharap suatu saat mendapat modal untuk berniaga. Selalu biasanya upaya itu berhasil.Karena upaya membangun trust itu bukan pandai mencari muka tapi memang didikan surau selama dikampung membuat putra minang memang religius dan berakhlak islami. Sehingga tidak sulit bagi mereka untuk mendaptkan trust dari induk semangnya. Itu saya alami ketika mendapatkan modal awal dari orang asing, yang bukan orang Islam. Jadi wiraswasta bagi budaya minang adalah budaya mencetak seorang pria menjadi “laki laki”.Dia harus memulai dari “nol”.Dia harus merasakan sakitnya diacuhkan orang lain, pedihnya kata dari induk semang karena barang tak laku dijual, dia harus menanti makan sampai barang laku terjual. Dia harus berkorban demi amanah dari induk semang. Dari nothing inilah dia tumbuh seperti ulat didalam kepompong yang berusaha keluar melalui lubang  kecil untuk menjadi kupu kupu yang indah. Menjadi something. Jadi merantau untuk berniaga sebagai adat merupakan cara melaksanakan Sunnah Rasul bawa setiap laki laki adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungan jawabnya kelak dihadapan Allah. Mengapa ? Melalui wiraswasta ala adat minang kami dididik secara mandiri untuk menjadi pemimpin.  

Karena kepemimpinan adalah hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir  dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika adat dan agama sebagai visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dilingkungannya , pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Prinsip kepemimpinan itu adalah kejujuran. Ada keteladanan agung dari Muhammad SAW, Rasul Allah. Sebelum  beliau diangkat sebagai Rasul pada usia 40 tahun, terlebih dahulu beliau adalah wiraswasta yang dikenal dengan sebutan Al-Amin. Artinya orang yang bisa dipercaya dan selalu menjaga amanah. BIla orang jujur maka dia akan amanah. Bila dia amanah maka hanya kebenaran yang keluar darinya. Bila kebenaran yang tampak maka hanya kebaikan yang akan ditebar kepada orang sekitarnya. Otomatis keadilan akan tegak. Itu true leader. Allah mengajarkan kita bagaimana memilih pemimpin. Sebagaimana nasihat dari Iman Besar Ja’far Ash-Shadiq bahwa Janganlah engkau melihat kualitas diri seseorang itu dari panjang rukuk dan sujudnya, tetapi lihatlah dari kejujuran dan kesetiaan dalam menjalankan amanah. Rasul memiliki qualifikasi itu semua sebagai pemimpin umat. Ini teladan kita.

Walau tentara atau professonal itu dilatih kepemimpinan namun dia bukan pemimpin sejati karena apapun yang dia lakukan dia bersandar kepada perintah orang lain dan tunduk kepada orang lain, bukan pada dirinya sendiri ( kepada Tuhan). Walau dia sukses sebagai pengusaha namun dia tumbuh karena harta orang tuanya dan berkolusi dengan  penguasa maka dia bukanla pemimpin sejati. Hidup jokowi tak ubahnya seperti didikan adat minang , bahwa seumur hidupnya tidak pernah jadi pegawai kecuali magang di BUMN, sama seperti Rasul yang tidak pernah jadi jongos. Dia mengawali wiraswasta dengan modal  nol karena dia lahir dari keluarga miskin. Dari wiraswasta itulah dia menjadi pemimpin keluarga besarnya. Suksenya sebagai pengusaha tidak menjadikan dia penggemar RIBA. Usahanya tidak punya hutang karena modal kerja dan Investasi dia dapat dari tabungan dan kepercayaan dari relasinya. Relasinya sangat percaya dengan dia.Itulah buah akhlak dimana kerja keras menjaga amanah dan jujur bersikap, membuat siapapun akan bersimpati.Ketika dia berhasil sebagai pengusaha dan memimpin keluargabesarnya maka kotanya ( solo) dia pikirkan untuk dibenahinya. Setelah usai membenahi kotanya maka diapun merasa terpanggil untuk membenahi yang lebih besar yaitu Ibukota.Ketika merasa tugas menyelesaikan Ibukota perlu peran lebih besar seorang Presiden maka diapun tanpa ragu bersedia untuk dicalonkan sebagai presiden. Semua itu terjadi by process, bukan dadakan. Bila saatnya datang , dia tak bisa menolak namun kapan itu akan datang dia berserah diri kepada Allah.itu tercermin dari sikapnya yang sederhana.Adat minang menanamkan budaya rendah hati namun penuh percaya diri tanpa ada perasaan inferior complex kecuali kepada Allah dan orang tua.

Tapi berjalannya waktu dan karena perubahan zaman, kini jarang sekali ada anak muda minang yang berani berwiraswasta.Bahkan banyak anak muda yang terdidik baik dan lulusan universitas terbaik malah jadi pegawai diperusahaan asing atau PNS karena ingin mendapatkan kepastian penghasilan dan masa depan. Ya , memang mental jongos adalah selalu ingin rasa aman padahal didunia ini bukan tempat aman tapi tempat cobaan yang setiap orang harus menghadapinya. Mungkin kini 90% putra minang adalah pegawai dan hanya sisanya 10% yang berniaga. Alhamdulilah, putra saya yang walau tamat S2 memilih untuk berwiraswasta dengan ala adat minang: Berakit rakit kehulu, berenang ketepian. Bersakit sakit dahulu, bersenang senang kemudian...bukan harta yang dituju tapi nilai kepemimpinan, nilai seorang pria yang pantas dilahirkan oleh seorang bundo kanduang..

Friday, May 23, 2014

Kesetiaan...

Ada satu cerita tentang kesetiaan dan kehormatan. Kata  teman saya waktu makan malam kemarin. Saya tertarik untuk siap mendengar karena budaya china selalu mendidik orang dengan cerita. Tak penting apakah cerita itu benar atau tidak. Dengar kan saya, katanya dengan senyum indah. Tersebutlah namanya Afung. Dia wanita desa kelahiran Shandong. Dalam usia remaja dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga dirumah seorang pengusaha yang berkewargaan negara asing. Sebetulnya tempat tinggal ini tak lebih hanyalah tempat peristirahatan saja. Tuannya hanya datang kerumah seminggu sekali. Biasanya akhir pekan. Dirumah itu hanya ada A Fung dan Tuannya. A Fung bekerja dengan baik . Rumah itu terawat dengan baik dan tuannya merasa senang karena itu. Pada suatu hari A Fung memohon kepada tuannya untuk memberinya pinjaman uang membiayai ayahnya yang sakit keras di kampung. Tuanya dengan bijak memberikan pinjaman sebesar yang diinginkan dan ditambah biaya transfort pulang pergi. A Fung setengah membungkuk berkali kali mengucapkan terimakasih sambil menjunjung uang itu diatas kepalanya. Dia berjanji akan segera kembali bekerja setelah meliat keadaan ayahnya dikampung. Benarlah, seminggu kemudian A fung sudah kembali ketempat tuannya untuk bekerja.

Sambil membungkuk , A Fung mengucapkan terimakasih karena tuannya telah berela hati memberinya pinjaman sehingga ayahnya dapat tertolong. Kini keadaanya ayahnya sudah membaik. Dengan kerendahan hati sambil duduk dilantai, AFung mengatakan bahwa dia akan terus bekerja untuk membayar hutangnya.  Namun tuannya dengan tegas mengatakan bahwa dia tidak perlu bayar hutang. Tuannya sudah melupakan soal hutang itu. Tuannya sudah senang karena A Fung kembali bekerja dirumahnya. Empat bulan setelah kejadian itu , Tuannya tidak pernah dating lagi kerumah. A Fung terus menanti Tuannya. Untuk menjaga rumah tetap terawat dan agar dia tetap bisa makan , Afung bekerja di restoran cepat saji. Lima tahun kemudian , Tuannya muncul dirumah. Afung setengah membungkuk memohon maaf karena selama tuannya tidak datang dia terpaksa bekerja di restoran. Tuannya tidak habis mengerti karena semua keadaan rumah terawat dengan baik. Posisi perabotan tidak ada yang berubah. Kamarnya tetap bersih seperti awal dia tinggalkan. Padahal dia membayangkan rumahnya sudah hancur dengan taman yang penuh ilalang. Afung tetap setia menjaga amanah sebagai pembantu rumah tangga. Afung tetap membungkuk dan berharap tuanya memaafkan kelalaiannya. Tuannya membelai kepalanya sambil mengangkat wajahnya. Dengan tersenyum dan berlinang air mata , tuannya mengangguk. Tanda bahwa tuannya telah memaafkan.

Mengapa Afung begitu setianya? Tanya saya. Simaklah kata A Fung kepada tuannya. Ketika tuan memberi saya pinjaman untuk biaya berobat ayah saya, saya merasa sangat berhutang namun ketika akhirnya tuan menjadikan hutang itu sebagai pemberian maka itu menjadi hutang yang tak mungkin saya lunasi sampai kapanpun. Tuan telah membeli jiwa saya. Saya harus mengabdi setulus tulusnya untuk tuan. Kalaulah bukan karena kemulian hati tuan , tidak mungkin tua mau berbuat baik kepada saya seorang wanita miskin dan hamba sahaya ini. Kebaikan hati tuan adalah cermin dari kehadiran Tuhan saya pada diri tuan. BIla saya berbakti kepada tuan maka itu sama saja saya berbakti kepada Tuhan saya. Mungkin saya tidak mungkin mendapatkan semua keinginan saya didunia ini namun yang esensial saya dapatkan adalah kehormatan karena saya tahu berterimakasih dan bersyukur atas kebaikan hati tuan, karena Tuhan tentunya. Terimakasih telah memberikan kesempatan untuk hidup saya berguna menjaga amanah selama tuan tidak ada dirumah. Demikan A fung. Tuanya tersenyum dan haru. Teman saya memperhatikan mimik saya dengan tersenyum. Apa hikmah cerita ini? Kesetiaan adalah kehormatan sebagai manusia hamba Tuhan..

Saya sempat termenung lama dengan kisah yang disampaikan oleh teman itu. Teringat akan firman Allah“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul (Muhammad), dan (juga) janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang di percayakan kepadamu, sedang kamu mengetahuinya. Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala yang besar”. (al-Anfaal:27-28).Dengan nikmat yang telah Allah berikan kepada kita maka sesungguhnya Allah telah membeli diri kita dan kita telah menjualnya kepada Allah “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka”. (At Taubáh: 111). Seperti yang dikatakan A Fung bahwa Tuan telah membeli jiwa saya. Saya harus mengabdi setulus tulusnya untuk tuan. Seharusnya kita juga harus setia kepada Allah untuk menjaga amanah dengan baik. Apakah amanah itu? Amanah itu adalah diri kita sendiri dan alam semesta. Diri kita adalah pemberian Allah. Lengkap dengan panca indra yang membuat kehidupan begitu berharganya. Kita harus menjaga diri kita sebaik baiknya agar tidak tercemar oleh akhlak rendah dengan senantiasa mengikuti perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Dalam kondisi apapun tetap harus setia kepada Allah. Dalam keadaan sakit,menderita , kalah, kesetiaan kepada Allah tetap harus terjaga. Istiqamah! Sepeti A Fung, walau lima 5 tahun bekerja sebgaai pembantu rumah tangga yang ditinggal pergi oleh tuannya dan selama itu tidak pernah menerima gaji namun dia tetap setia yang tentu tetap berprasangka baik kepada tuannya. Itulah nilai nilai kesetiaan yang coba digambarkan oleh teman saya itu lewat ceritanya tentang A Fung.

Cerita yang disampaikan teman itu rasanya jauh panggang dari api bila meliat perpolitikan di Indonesia. Kekalahan Patai Islam atau Partai yang didukung ormas islam dalam pemilu telah membuat mereka terpecah belah. Keimanan mereka goyah. Ragu dengan sumber kekuatan dari Allah sehingga mencari perlindungan kepada Partai sekular. Itu artinya tidak ada kesetiaan kepada Allah. Ragu akan pertolongan Allah dan tentu ragu dengan visi misi Islam sebagai rahmat bagi alam semesta. Yang lebih buruk lagi adalah dalam kekalahan dalam Pemilu tersebut justru membuat mereka terpecah belah maka inlah firman Allah "Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,(QS. Ali Imran [3]: 105. Ya bangsa ini secara mental sedang sakit. Entah itu partai yang berasaskan islam maupun yang berbasis ormas Islam maupun secular semakin mempertontonkan bahwa tidak ada kesetiaan kepada rakyat yang memilih, tidak ada kesetiaan teman seiman. Semua terjadi karena kekuasaan adalah segala galanya. Karenanya tidak ada teman sejati yang ada hanyalah kepentingan. Padahal Budaya kesetiaan adalah bagian dari kehormatan diri dihadapan Tuhan dan orang lain. Kalau kehormatan tidak ada lagi maka nilai kesempurnaan manusia sudah terhalau. Saya yakin untuk kekurangan lain kita bisa perbaiki namun bila nilai kesetiaan tidak ada lagi maka apapun yang kita lakukan dan harapkan hanya akan melahirkan paradox. Yakinlah ! mari berubah…

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...