Seorang insinyur muda datang dengan pakaian sederhana menemui Gal Dymant di kantornya di Shangahai. Anak muda itu menyerahkan Feasibility Study untuk membangun Industri MRI (Magnetic Resonance Imaging ). Sebagai Chairman Venture Capital yang berafiliasi dengan Private Equity di Amerika dan Eropa, dan berpengalaman dalam project assessment , Gal meliat anak muda ini hanya punya impian yang hampir tidak mungkin bisa dilakukan di China. Mengapa? Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan gambar organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah kandungan air dalam struktur geologi. Biasa digunakan untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan juga memperkirakan ketelusan batu kepada hidrokarbon. Berbeda dengan "CT scan", MRI tidak memberikan rasa sakit akibat radiasi karena tidak digunakannya sinar-X dalam proses tersebut.Alat ini merupakan tekhnologi paling maju dan paling mahal karena merupakan keajaiban tekhnologi. Proses membuat MRI memerlukan keahlian terbaik dari beberapa bidang yang sangat bersifat tekhnis. Industri ini akan melibatkan ahli ahli fisika yang memiliki pengetahuan mutakhir tentang resonansi nuklir dan kemampuan superkonduksi. Hal ini akan membutuhkan ahli programmer dan tekhnisi yang dapat menangani design bidang magnetic tiga dimenasi dengan processor super high speed. Gal tidak melihat China punya kemampuan untuk itu.
Ada kendala serius yang bisa menghambat impian anak muda ini yaitu adanya kartel tekhnology dari Industri alat kesehatan yang sudah ada seperti Philips, General electric , Siemens , dll. Mereka akan memboikot tekhnoloy dengan melarang industri supply chain untuk mendukung impian anak muda ini. Bukan rahasia lagi bahwa bisnis alat kesehatan adalah bisnis triliunan dengan tingkat laba yang luar baisa tingginya. Kapitalis!. Namun anak muda ini terus meyakinkan Gal dengan penuh semangat bahwa dia bersama teamnya akan menghadapi semua kendala tersebut. Pemerintahnya akan berada dibelakangnya. Bagi china tidak ada yang tidak mungkin. Impossible is nothing. Anak muda ini sangat mengetahui kelebihan dari bisnisnya yang dapat menghasilkan MRI yang harganya 50% lebih murah dari produk yang sudah ada di pasar. Setelah melalui berkali kali pertemuan dengan melibatkan team Ahli , Gal Dymant punya keyakinan untuk mendukung anak muda ini. Gal, akhirnya menyetujui untuk memberikan commitment financing project ini ,apalagi pemerintah China memberikan commitment akan membeli MRI ini untuk keperluan Rumah sakit diseluruh China. Ini demand market raksasa yang mungkin mengalahkan pasar Eropa dan Amerika. Gal, tidak peduli karena dukungan pembiayaan ini akan membuat industri MRI Amerika akan tersaingi atau mungkin rontok dihantam China. Bagi Gal, uang tidak mengenal tempat dan negara.Dimanapun selagi memberikan kepastian dan laba, uang akan mengalir.
Namun , permasalahan muncul ketika menyangkut chip computer untuk menggerakan system MRI itu, yang membutuhkan prosesor sehebat Intel. Sementara Intel menolak menjadi Supply chain untuk proyek ini. Anak muda ini melapor kepada pemerintah tentang adanya penolakan dari Intel. Ini disikapi oleh pemerintah china dan bersama lembaga Riset Nasional untuk menemukan prosesor sendiri yang melebihi kehebatan Intel. Melalui perjuangan panjang dan rumit akhirnya para peneliti dari Chinese Academy of Science, yang bekerja sama dengan BLX , suatu perusahaan desain chip yang dikelola oleh para ilmuwan ilmuwan akademi tersebut, menyatakan dirinya telah menemukan suatu chip yang disebut Godson 3, yang menyamai chip tebaik intel. Untuk meningkatkan kemampuan dari chip tersebut, BLX mengambil alih Advance Miro Device ( AMD),yang juga pesaing utama Intel di amerika. Sehingga impian membuat MRI buatan China dapat menjadi kenyataan. Dan karena itupula china menjadi pemain yang diperhitungkan dipasar microchip, yang hampir tidak mungkin dilakukan oleh Negara manapun dalam waktu sesingkat yang dapat dilakukan china. Selanjutnya , akan menjadikan china sebagai pesaing utama dbidang peralatan kedokteran didunia. Miliaran dollar pangsa pasar dalam negari china berhasil dikuasai oleh tekhnologi china sendiri dan sebagian menembus pasar eksport ke AS , Eropa dan Negara lainnya.
Kita dapat menarik pelajaran berharga dari cerita tersebut diatas bahwa Sumber Daya Manusia adalah kata kunci untuk meraih kemajuan. Dalam bidang Pendidikan, China tak tanggung-tanggung dalam pembangunan SDM-nya. Tingkat melek huruf orang dewasa mencapai 95% dan sekolah sekunder mencapai 80%. Remaja Shanghai usia 15 tahun menjadi juara pertama matematika dan membaca secara global. Universitas di China meluluskan 1,5 juta insinyur setiap tahunnya. Pada 2009, terdapat 280 ribu aplikasi paten domestik. Angka ini menempatkan China di urutan ketiga, setelah AS dan Jepang. Pada saat bersamaan, negara ini menargetkan beban riset dan pengembangan di PDB ke 2,2% pada Tahun 2015, sesuai dengan rencana pembangunan lima tahunan China yang fokus pada inovasi tujuh sektor industri, yang mencakup 3% dari PDB China dan ditargetkan menjadi 15% per 2020 mendatang. Untuk saat sekarang ini , penekanan dalam lembaga Riset china diarahkan secara besar besaran mendukung industry dan bisnis. Disamping itu pemerintah memberikan motivasi kepada para insinyur untuk berada digaris depan dalam pertarungan kompetisi global dibidang tekhnology dan bisnis. Mengapa ? membiarkan orang terdidik baik dikampus terbaik milik pemerintah menjadi jongos asing adalah kesalahan besar bagi bangsa dan negara China. Semangat kemandirian dan rasa tanggung jawab sebagai orang terpelajar harus ditanamkan kepada seluruh insinyur China agar mereka menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi,
Stephen S Roach, Direktur Non-Eksekutif Morgan Stanley Asia berpendapat bahwa perkembangan China adalah perkembangan yang terukur, hasil dari perencanaan politik dan analisis ekonomi yang matang, termasuk dalam upaya pemberantasan korupsi. Membangun dengan mengandalkan kepada Sumber Daya Manusia adalah membangun peradapan. Membangun dengan mengandalkan Sumber Daya Alam adalah membangun perbudakan dan kerakusan.Yakinlah! Salam dua jari...