Apa yang menarik tentang JOKOWI? Kata
teman saya.Saya sebetulnya sungkan membicarakan tentang Jokowi karena alasan pertama dia tidak suka dipuja, kedua, dia memang bukan orang pantas
dibicarakan kecuali didoakan. Itu sebabnya saya hanya diam saja sambil tersenyum. Teman ini warga
negara Malaysia yang mengelola business consultant dibidang
pemasaran. Menurutnya mengapa JOKOWI menjadi fenomena saat sekarang karena dia
telah melaksanakan pesan Al Quran dalam Surat Al-Ashr. Saya mulai tertarik
dengan kata kata teman ini, apalagi dia menyebut soal pesan dalam Alquran.
Tahukah kamu bahwa surat Al Ashar ini sama dengan 1/3 isi Al quran, yang padahal 1/3 isi al quran itu adalah
jalan terang tentang segala aspek kehidupan.
Imam Thabrany menyebutkan dari Ubaidillah bin Hafsh , ia berkata : “Dua
orang sahabat Rasulullah jika bertemu mereka tidak akan berpisah kecuali
setelah salah satu dari mereka membacakan kepada yang lain surat Al Ashar,
kemudian memberi salam” Begitulah keagungan surat ini. Bahkan Imam Syafi’i
berkata : “ Andai Allah Ta’ala tidak menurunkan pada hamba-Nya kecuali surat
ini sudah cukup bagi mereka”. Jadi ,
walau Jokowi bukan tokoh Islam yang di partai,bukan ulama
selebritis yang sering tampil di TV dan dipanggung, bukan kyai pengelola Ponpes namun Jokowi adalah repliksi
dari seorang muslim yang melaksanakan pesan dari Suat Al Ashar dan karena itu dia lebih besinar dibandingkan yang lain.
Mengapa sampai begitu hebat Surat
Al Ashar itu ? tanya saya. “ Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. al-Ashr [103]:
1-3. Pada Firman Allah itu ada tiga hal
yang sangat prinsip yaitu Pertama beriman.Kedua, berbuat ( amal sholeh). Ketiga, penasehat yang bijak. Orang yang beriman adalah orang yang
menjadikan akalnya sebagai raja namun hatinya sebagai hakim agung untuk menjadikan
nafsu sebagai laskar hanya untuk kebaikan. Nafsunya perkasa melewati segala rintangan
untuk menjadikan hidup ini sebagai caranya beribadah kepada Allah. Hari hari
disinya dengan kerja keras untuk melewati sunatullah. Dia tidak berpangku
tangan dalam doa dan zikir. Dia tidak hidup dalam retorika yang miskin berbuat.
Dia tidak mengajak dengan kata kata tapi lewat keteladanan. Dia tidak merasa paling benar dan paling baik
,paling berkuasa sehingga semua kehendaknya harus dituruti. Dia hanyalah service
provider sebagai nice advisor bagi orang lain untuk patuh kepada kebenaran
ilahiah dan meyakinkan orang untuk mengerti bahwa hidup tidak mudah, dan bersabar adalah
mutlak. Bayangkahlah, kata teman itu
bahwa Allah bersumpah semua manusia merugi kecuali yang bisa menerapkan ketiga
hal tersebut.Jokowi, menurutnya,telah melaksanakan ketiga hal tersebut. Dia termasuk
yang beruntung dibandingkan orang lain yang menclaim dirinya ustadz, ulama, politisi,
humanis.
Dengan bekal pemahaman Surat Al
Ashar itulah Jokowi melewati putaran waktu mengelola dinamika politik, birokrasi pemda dan berinteraksi dengan
rakyat. Tak terdengar Jokowi menghujat pihak lain dan tak terdengar Jokowi
berkeluh kesah tentang beban tanggung jawabnya.Dia melewati itu atas dasar
keimanan kepada Allah bahwa nilai setiap pengabdian adalah niat. Niat yang baik
haruslah didasarkan kepada mencari ridho Allah dan karenanya cukuplah Allah
sebagai penilai. Dia tidak butuh citra
dengan retorika magic word. Tidak butuh
citra dengan wajah cerah di billboard tengah kota.Tidak butuh iklan sosial tentang program kerjanya yang memang
pro rakyat miskin. Namun bila karena itu orang semakin ramai mengidolakannya, sebetulnya orang bukan hanya merindukan Jokowi tapi merindukan pemimpin yang
bisa seperti Jokowi,yang mengamini dan mengamalkan surat Al Ashar agar menjadi
orang yang beruntung.Bila pemimpin itu termasuk bukan manusia yang merugi maka
dia adalah sempurna sebagai bayang bayang Allah maka hanya kebaikan,kebenaran,
dan keadilan yang akan dirasakan oleh orang banyak.Memang hanya tiga kondisi
untuk menjadi sempurna sebagai firman Allah dalam Al Ashar itu namun ketiga hal
itu adalah yang tersulit dalam hidup. Beriman mudah namun melaksanakan dengan konsisten adalah tidak
mudah. Menasehati orang mudah namun menasehati tentang kebenaran dan meminta
orang bersabar itu tidak mudah.
Ya. Demi masa sesungguhnya semua
manusia baik presiden, menteri, gubernur, bupati, ulama, ustadz, siapapun tak
kecuali adalah merugi kecuali yang lebih
mengutamakan berbuat amal sholeh ketimbang kata kata, saling menasehati supaya mentaati kebenaran,
saling menasehati untuk menetapi kesabaran. Orang yang mengamalkan Surat Al
Ashr adalah orang yang peka dengan hati nuraninya yang senantiasa
menyuarakan cinta kasih yang tulus tanpa
pamrih, Selalu ingin yang terbaik untuk orang lain, berlandaskan nilai-nilai
kebenaran ilahiah, jujur, tulus, dan apa
adanya walau kadang terasa pahit, ia menghargai orang lain , penuh kelembutan
dan ketenangan namun sangat kuat, penuh pengertian dan toleransi, memberikan
perspektif atau pemahaman baru terhadap suatu kejadian atau peristiwa sehingga
meningkatkan level kesadaran orang lain. Itulah mengapa JOKOWI berbeda
dengan calon pemimpin lain. Dia tidak
mengatakan siapa dia tapi perbuatannya menjelaskan siapa dia dan orang
mencintainya dengan tulus setulus cintanya kepada orang lain. Ya, Cinta selalu
untuk cinta...tak penting apakah cinta itu akan berbalas..