Sunday, December 01, 2013

Cinta Jokowi

Apa yang menarik tentang JOKOWI? Kata teman saya.Saya sebetulnya sungkan membicarakan tentang  Jokowi karena alasan pertama  dia tidak suka dipuja,  kedua, dia memang bukan orang pantas dibicarakan kecuali didoakan. Itu sebabnya saya hanya diam saja sambil tersenyum. Teman ini warga negara Malaysia yang mengelola business consultant  dibidang pemasaran. Menurutnya mengapa JOKOWI menjadi fenomena saat sekarang karena dia telah melaksanakan pesan Al Quran dalam Surat Al-Ashr. Saya mulai tertarik dengan kata kata teman ini, apalagi dia menyebut soal pesan dalam Alquran. Tahukah kamu bahwa surat Al Ashar ini sama dengan 1/3 isi Al quran,  yang padahal 1/3 isi al quran itu adalah jalan terang tentang segala aspek kehidupan.  Imam Thabrany menyebutkan dari Ubaidillah bin Hafsh , ia berkata : “Dua orang sahabat Rasulullah jika bertemu mereka tidak akan berpisah kecuali setelah salah satu dari mereka membacakan kepada yang lain surat Al Ashar, kemudian memberi salam” Begitulah keagungan surat ini. Bahkan Imam Syafi’i berkata : “ Andai Allah Ta’ala tidak menurunkan pada hamba-Nya kecuali surat ini sudah cukup bagi mereka”. Jadi , walau Jokowi bukan tokoh Islam yang di partai,bukan ulama selebritis yang sering tampil di TV dan dipanggung, bukan kyai pengelola Ponpes namun Jokowi adalah repliksi dari seorang muslim yang melaksanakan pesan dari Suat Al Ashar dan karena itu dia lebih besinar dibandingkan yang lain.

Mengapa sampai begitu hebat Surat Al Ashar  itu ? tanya saya. “ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. al-Ashr [103]: 1-3. Pada  Firman Allah itu ada tiga hal yang sangat prinsip yaitu Pertama beriman.Kedua, berbuat ( amal sholeh).  Ketiga, penasehat yang bijak.  Orang yang beriman adalah orang yang menjadikan akalnya sebagai raja namun hatinya sebagai hakim agung untuk menjadikan nafsu sebagai laskar hanya untuk kebaikan.  Nafsunya perkasa melewati segala rintangan untuk menjadikan hidup ini sebagai caranya beribadah kepada Allah. Hari hari disinya dengan kerja keras untuk melewati sunatullah. Dia tidak berpangku tangan dalam doa dan zikir. Dia tidak hidup dalam retorika yang miskin berbuat. Dia tidak mengajak dengan kata kata tapi lewat keteladanan.  Dia tidak merasa paling benar dan paling baik ,paling berkuasa sehingga semua kehendaknya harus dituruti. Dia hanyalah service provider sebagai nice advisor bagi orang lain untuk patuh kepada kebenaran ilahiah dan meyakinkan orang untuk mengerti  bahwa hidup tidak mudah, dan bersabar adalah mutlak.  Bayangkahlah, kata teman itu bahwa Allah bersumpah semua manusia merugi kecuali yang bisa menerapkan ketiga hal tersebut.Jokowi, menurutnya,telah melaksanakan ketiga hal tersebut. Dia termasuk yang beruntung dibandingkan orang lain yang menclaim dirinya ustadz, ulama, politisi, humanis.

Dengan bekal pemahaman Surat Al Ashar itulah Jokowi melewati putaran waktu mengelola dinamika politik,  birokrasi pemda dan berinteraksi dengan rakyat. Tak terdengar Jokowi menghujat pihak lain dan tak terdengar Jokowi berkeluh kesah tentang beban tanggung jawabnya.Dia melewati itu atas dasar keimanan kepada Allah bahwa nilai setiap pengabdian adalah niat. Niat yang baik haruslah didasarkan kepada mencari ridho Allah dan karenanya cukuplah Allah sebagai penilai.  Dia tidak butuh citra dengan retorika magic word.  Tidak butuh citra dengan wajah cerah di billboard tengah kota.Tidak butuh iklan  sosial tentang program kerjanya yang memang pro rakyat miskin. Namun bila karena itu orang semakin ramai mengidolakannya, sebetulnya orang bukan hanya merindukan Jokowi tapi merindukan pemimpin yang bisa seperti Jokowi,yang mengamini dan mengamalkan surat Al Ashar agar menjadi orang yang beruntung.Bila pemimpin itu termasuk bukan manusia yang merugi maka dia adalah sempurna sebagai bayang bayang Allah maka hanya kebaikan,kebenaran, dan keadilan yang akan dirasakan oleh orang banyak.Memang hanya tiga kondisi untuk menjadi sempurna sebagai firman Allah dalam Al Ashar itu namun ketiga hal itu adalah yang tersulit dalam hidup. Beriman mudah namun  melaksanakan dengan konsisten adalah tidak mudah. Menasehati orang mudah namun menasehati tentang kebenaran dan meminta orang bersabar itu tidak mudah.

Ya. Demi masa sesungguhnya semua manusia baik presiden, menteri, gubernur, bupati, ulama, ustadz, siapapun tak kecuali  adalah merugi kecuali yang lebih mengutamakan berbuat amal sholeh ketimbang kata kata,  saling menasehati supaya mentaati kebenaran, saling menasehati untuk menetapi kesabaran. Orang yang mengamalkan Surat Al Ashr adalah orang yang peka dengan hati nuraninya yang senantiasa menyuarakan  cinta kasih yang tulus tanpa pamrih, Selalu ingin yang terbaik untuk orang lain, berlandaskan nilai-nilai kebenaran ilahiah,  jujur, tulus, dan apa adanya walau kadang terasa pahit, ia menghargai orang lain , penuh kelembutan dan ketenangan namun sangat kuat, penuh pengertian dan toleransi, memberikan perspektif atau pemahaman baru terhadap suatu kejadian atau peristiwa sehingga meningkatkan level kesadaran orang lain. Itulah mengapa JOKOWI berbeda dengan  calon pemimpin lain. Dia tidak mengatakan siapa dia tapi perbuatannya menjelaskan siapa dia dan orang mencintainya dengan tulus setulus cintanya kepada orang lain. Ya, Cinta selalu untuk cinta...tak penting apakah cinta itu akan berbalas..


No comments:

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...