Saturday, June 15, 2013

Citra Jokowi...

Benarlah bahwa tetang Jokowi itu berdentang di Indonesia namun gaungnya sampai ke tanah jiran bahkan kemanca negara. Kemarin saya terima email dari teman di Kuala Lumpur. Dia bercerita betapa antusiasnya masyakarat Kuala Lumpur  ingin melihat sosok Jokowi.  Apa yang membuat masyarakat KL begitu ingin bertemu langsung dengan Jokowi? Menurutnya kerendahan hati dan keperbihakan Jokowi kepada rakyat miskin itulah yang menjadi magnit orang banyak. Memang semua pemimpin sangat piawai berbicara membela rakyat miskin namun tak nampak keteladanan dari para pemimpin tentang apa yang dikatakannya sama dengan sikap dan perbuatannya. Orang sudah bosan retorika agama yang bicara tentang akhlak sorga namun nyatanya para pemimpin itu hidup bergelimang kemewahan dan berjarak dengan rakyat miskin. Orang banyak sudah bosan dengan retorika sosialis yang bicara tentang keadilan social bila nyatanya para pemimpin menciptakan jarak antara rakyat dengan modal, dan modal bersenggama dengan elite politik untuk menindas rakyat. Orang sudah bosan dengan retorika nasionalisme bila kenyataanya SDA dikuasai asing dan rakyat  terpinggirkan bahkan dikriminalisasi ketika mempertahankan hak akan tanahnya.Jokowi seakan mengalihkan perhatian dari kebosanan dan kemunafikan kepada cinta dan kasih sayang. 

Orang banyak tahu bahwa Partai tukang kibul. Orang banyak tahu bahwa Partai adalah istitusi yang buruk laku dan membosankan untuk dipanuti. Tapi karena system demokrasi yang dipaksakan orangpun dipaksa untuk berkiblat kepada unnecessary evil ini. Sambil berharap dan berdoa intitusi partai bisa menjadi pabrik menghasilkan pemimpin berkelas Nabi. Itulah harapan dan karena itulah kita masih mau dipaksa datang kebilik pemilu untuk memilih. Harapan memang membuat orang tersesat tapi hidup tanpa harapan juga tidak baik. Manusia memang mudah larut dengan harapan esok terutama ketika hari ini dia terpasung akan keadilan sosialnya. Padahal keadilan social adalah utopis. Tak akan pernah ada keadilan social di dunia itu. Yang ada adalah mendekati adil namun secara social tidak jauh berjarak. Artinya memperkecil gap antara sikaya dan simiskin sudah merupakan prestasi luar biasa. Untuk ini saja beribu tahun sejarah manusia terbentang, para dinasti jatuh bangun, presiden berganti, kesenjangan itu tidak pernah mendekat. Bahkan semakin menua bumi ini semakin jauh jarak antara sikaya dan simikin , dan karenanya keadilan menjadi sangat mahal.

Orang mencintai Jokowi bukan akibat imaging campaign  bahwa ia akan mendatangkan keadilan social. Orang mencintai Jokowi karena memang dia berbicara dan berbuat untuk cinta. Ketika dia bicara tentang perlunya rumah untuk orang miskin lewat program kampung deret, perlunya jaminan social untuk berobat bagi simiskin, perlunya sekolah gratis untuk simiskin, dia tidak bicara tentang retorika sosialisme. Tidak bicara tentang retorika Al Quran surat Al Maun. TIdak bicara tentang cinta kasih Yesus kepada simiskin. Tidak. Ketika dia menegaskan perlunya indentitas Betawi dipertahankan di Jakarta, perlunya World bank menghormati SOP DKI dalam membangun atau tidak perlu kasih bantuan pinjaman, menolak halus uluran tangan Dubes Amerika untuk membantu, Jokowi tidak pernah bicara romatika nasionalisme. Jokowi terus melangkah mengabaikan retorika politik yang bagaikan magic word itu. Dia hanya bisa berbuat dan meminta orang banyak menilainya dan mengkoreksinya. Makanya Jokowi tidak pernah merasa dibebani bila setiap langkahnya diikuti oleh Wartawan. Transfaransi baginya adalah prinsip dasar bahwa setiap pemimpin tidak bisa sembunyi secara lahir maupun batin dihadapan rakyatnya.

Hasil Survey dari berbagai lembaga Survei telah menyatakan dengan jelas bahwa elektabilitas JOKOWI mengalahkan semua candidate Presiden yang ada.  Tak terdengar sedikitpun Jokowi berbangga dengan hasil survey itu. Baginya kekuasaan bukanlah suatu kebanggaan. Bukan!. Baginya kekuasaan adalah kerja keras dan pengabdian karena amanah. Jokowi tidak pernah minta agar dia dicalonkan sebagai pemimpin (baik sebagai walikota solo maupun sebagai Gubernur DKI). Itu karena dia diminta oleh PDIP untuk maju sebagai pemimpin. Dan untuk itu Jokowi melewati proses demokrasi dengan apa adanya tanpa terjebak money politic. Jadi dapat dipastikan pada Pemilu 2014 nanti , Jokowi tidak akan pernah minta dirinya dicalonkan sebagai Presiden kecuali kalau dia diminta. Mengapa ? saya tidak tahu pasti namun itulah yang benar menurut syariat Islam sebagaimana Rasulullah bersabda "Demi Allah, saya tidak akan menyerahkan jabatan kepada orang yang meminta untuk diangkat dan tidak pula pada orang yang berharap-harap untuk diangkat" (HR. Bukhari & Muslim). "Wahai Abdurrahman, jangan engkau meminta diangkat menjadi pemimpin karena permintaanmu sendiri, tanggung-jawabnya akan besar sekali, dan jika engkau diangkat bukan karena permintaanmu sendiri, engkau akan mendapat pertolongan ( dari Allah) dalam melaksanakannya" (HR. Bukhari & Muslim). Mungkin itulah keyakinan Jokowi 

Bila Allah berkehendak , semuanya menjadi mudah termasuk menempatkan Jokowi sebagai Presiden. Mari berdoa untuk Indonesia baru dibawah kepemimpinan baru yang mengusung program CINTA dan Kasih Sayang. Sebagaimana Firman Allah “(Yaitu) Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. Al-Hajj: 41).

Sunday, June 09, 2013

Taufiq Kiemas tutup usia...

Tidak ada kejadian di alam semesta ini tanpa perencanaan dari Allah. Semua tercipta atas dasar kesempurnaan ciptaan dengan rencana yang sempurna pula. Ketika saatnya terjadi maka tidak ada yang bisa menahan atau menghalangi. Yang terjadi , terjadilah. Ilmu Allah maha luas dan tak mungkin dapat terjangkau oleh manusia. Namun ada dua hal tentang ilmu Allah yang pasti diketahui oleh setiap makhluk.  Dua hal ini sangat dekat dan bisa disaksikan. Jadi bukan hanya retorika. Apa itu ? Kelahiran dan Kematian. Dua hal ini , siapapun pasti akan mengalaminya. Hanya saja pengalaman tentang kelahiran dan kematian tidak bisa kita ketahui dengan pasti. Apakah kematian itu menyakitkan? Apakah kelahiran adalah perjalanan indah melewati dinding uterus dan melesat keluar lewat lubang vagina ibu. Kita tidak tahu. Allah menghapus memori pada setiap bayi sehingga tidak bisa mengingat peristiwa kelahiran itu. Orang matipun tidak mungkin akan hidup lagi untuk bercerita kepada kita tentang pengalamannya melewati peristiwa kematian sampai di liang kubur. Namun kedua hal ini , Allah memberikan ilmu tentang kebijakan. Bahwa kita ada karena diadakan dengan perencanaan Allah yang maha sempurna.

Ketika Nabi SAW tahu bahwa ajalnya sudah hampir tiba, beliau pun mengumpulkan sahabat dan memberitakannya. Sahabat menangis dan merasa dirinya tidak bisa hidup bermakna tanpa bimbingan Nabi. Namun Nabi menghibur mereka, “Jangan khawatir, aku tinggalkan untuk kalian dua guru; yang satu bisa bicara dan yang lainnya bisu”. Sahabat saling menoleh siapa di antara mereka yang beliau maksud. Nabi menambahkan, “guru yang bisa bicara, yaitu al-Qur’an, dan guru yang bisu, yaitu kematian." Memang mahami kematian adalah hikmah besar yang tak ada tandingannya untuk kita bisa bersikap bijak.  Karenanya tidak banyak orang yang mampu mendapatkan hikmat tentang kelahiran dan kematian itu. Mengapa ? Sesuai dengan janji iblis ketika diusir dari surga, ia berjanji untuk selalu menggoda keturunan Adam as, agar jadi temannya di neraka nanti. Carannya menjadikan manusia dikendalikan oleh nafsunya. Ingatan mati inilah yang senantiasa dikaburkan oleh Iblis, sehingga antara kebaikan dan kebenaran menjadi kabur. Antara halal dan haram menjadi samar samar.  Bila Allah berkata ”Kullu nafsin dzaiqotul mauti” bahwa  tiap yang bernyawa pasti mati. Namun itu dianggap angin lalu seakan hidup tak ada akhir dan terus asyik memperdaya apapun untuk menikmati hidup yang hanya sekali ini.

Kemarin saya membaca berita bahwa Taufik Kemas tutup usia. Ia telah dipanggi pulang oleh yang Maha Kuasa. Setiap berita kematian keluarga terdekat, sahabat atau orang yang kita kenal, seakan jutaan kalimat masuk kedalam batin kita. Bahwa hanya masalah waktu kitapun akan menyusul. Apakah kita siap? Ingat kisah ketika malaikat ditanya tugasnya oleh manusia yang menjelang ajal, dan menjawab “ akulah Maut yang mengeluarkan engkau dari dalam dunia ini, dan akulah yang menjadikan anakmu yatim dan menjadikan isterimu seorang janda,membuat seluruh harta warisanmu dipusakai oleh orang yang tidak engkau cintai sekalipun pada masa hidupmu. Ketika itu kita disadarkan bahwa semua yang kita perjuangkan didunia berupa materi adalah kesia-siaan belaka. Kelelahan melewati waktu hanya membawa tenaga melemah karena usia menua, rambut memutih, mata memudar. Ketika nyawa tercabut dan jasad masuk keliang kubur, bakteri dan serangga akan berpesta pora. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh kita menggembung mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut hingga hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi disekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, telapak kaki, dan tangan akan terlepas.

Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi disekitar perut. Ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, bau menjijikkan yang tak tertahankan akan keluar. Mulai dari tenggorokan sampai otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai-berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka. Singkatnya, tubuh yang tadinya dapat dikenali akan mengalami akhir yang menjijikkan. Sementara jiwanya melayang sesaat setelah nafasnya berakhir. Seandainya Allah berkehendak, sebenarnya tubuh itu dapat saja tetap utuh, tapi tidak demikian yang terjadi. Ini semua menyimpan pesan agar manusia selalu merenungkan kematiannya untuk memberi makna bagi kehidupannya. 

Walaupun kematian hanya menasehati kita tanpa kata-kata, namun bila kita renungi, maka kejadian kematian yang kita ketahui akan menjadi sarana yang luar biasa untuk menyadarkan kita bagaimana seharus kita hidup selama di dunia ini. Bahwa diri kita bukanlah sekedar tubuh semata, melainkan jiwa yang dibungkus raga. Dengan kata lain, manusia sesungguhnya memiliki wujud lain selain tubuhnya, yaitu jiwanya. Substansi manusia bukanlah raga tapi jiwa. Kekuatan atau keindahan tubuh hendaknya tidak menjadi kebanggan utama seseorang manusia, tetapi keimanan, budi luhur, dan wawasan yang merupakan cermin jiwanya justru harus menjadi unsur yang dikedepankan. Kekuatan atau keindahan tubuh yang sering di banggakan ternyata hanya akan berakhir dengan pembusukan, namun akhlak mulia dan amal saleh akan senantiasa menjadi kenangan yang tak akan pernah pudar. Ya, tubuh datang kedunia seorang diri dan pergipun dengan cara yang sama. Bekal yang dibawa pada akhirnya hanya amal perbuatan, bukan ketampanan dan kecantikan, bukan kekayaan.. Selamat jalan Da Taufik. Semoga Allah memberikan rahmatNya...

Sunday, June 02, 2013

Reuni Smanda Lampung

Acara Reuni SMA2 Bandar Lampung diadakan tanggal 27 Mei. Pada tangal 27 Mei saya sudah di Jakarta. Namun tidak membuat saya segera terpanggil untuk datang. Mengapa ? Saya lulus SMA tahun 1982 dan itu artinya telah 31 tahun berlalu dan itu bukanlah waktu sebentar . Tentu sudah banyak nama nama teman SMA dulu yang lupa, kecuali segelintir nama yang dulu merupakan paling dekat dengan saya. Setelah 31 tahun  berpisah apakah mungkin masih ada tersisa rasa persahabatan seperti dulu? Bukankah waktu bisa membuat orang berubah.  Apalagi lingkungan pergaulan juga mempengaruhi.  Kalau tadinya dia bukanlah siapa siapa  namun setelah masuk dunia perguruan tinggi sehingga menjadi professor atau Phd membuat dia berbeda. Belum lagi yang kebetulan menjadi pejabat tinggi yang terbiasa dihormati dengan jabatannya, apakah mungkin dapat berbaur dengan teman teman lama yang mungkin tidak semua beruntung?. Itulah pertanyaan yang memenuhi isi kepala saya ketika undangan Reuni Akbar datang lewat facebook.  Ditengah kesibukan aktifitas sehari hari , saya menyempatkan mengirim SMS ke Budi yang juga teman satu alumi di SMA2. Apakah keharusan untuk datang? Lewat SMS dikatakannya “Yang penting silahturahminya itu Zel”. Singkat sekali SMS itu namun maknanya sangat dalam. Langsung membuat saya termenung.

Ya silahturahmi adalah bagian dari nilai nilai spiritual manusia sebagai makhluk social. Silaturahim berasal dari Bahasa Arab, yaitu dari kata shilah dan ar-rahim. Kata shilah adalah bentuk mashdar dari kata washola-yashilu yang berarti ‘sampai, menyambung’. ar-Raghib al-Asfahani berkata, “yaitu menyatunya beberapa hal, sebagian dengan yang lain.”. Islam sangat menganjurkan silaturahmi. Bahkan, silaturahmi merupakan inti dari ajaran Islam. Allah telah berfirman QS An Nisaa’ 4:1,  “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS An Nisaa’ 4:1). Diantara Ulama tidak ada perbedaan pendapat, bahwasanya hukum silaturahmi adalah wajib (secara umum) dan memutus silaturahmi adalah dosa besar. Mengapa ? Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (HR. Al-Bukhari no. 5787). Jadi jelaslah bahwa silahturahmi bagian dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.

Dan memang diperlukan kerendahan hati dan keikhalasan untuk senantiasa membukan diri agar silahrurahmi dengan siapapun terus terjaga tanpa terputus. Ada sekelompok orang berniat baik dengan berinisiatif untuk membuat acara Reuni dengan tujuan agar silahturahmi yang lama terputus kembali terjalin. Mengapa hanya karena kesibukan urusan dunia yang tak pernah habisnya ini , sehinga saya jadikan second issue Reuni ini?  Apa yag disampaikan oleh Budi via SMS itu langsung menyadarkan saya tentang keegoisan saya. Bersegera saya ikhtifar. Alhamdulilah, akhirnya saya dan Budi berangkat bareng ke Lampung untuk menyambung  kembali silahturahmi atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Saya datang tepat pada acara puncak Reuni Akbar yang diadakan di Kampus Universitas Lampung di Gedung Serba Guna  ( GSG). Acara itu dihadiri oleh ribuan undangan. Maklum acara ini adalah reuni dari semua angkatan yaitu dari tahun 1966 sampai 2012. Kebetulan Gubernur Lampung adalah alumni SMA 2 tahun 1966, juga Kemandan Korem Lampung adalah alumni SMA2 tahun 81. Memang sebagian besar Alumni SMA2  mempunyai posisi hebat di Pemda dan DPRD Lampung. Tapi bukan hanya di lampung, dia daerah lain bahkan sampai ke luar negeri alumni SMA 2 exist dengan prestasi yang membanggakan.

SMA2 adalah sekolah favorite di Bandar Lampung dan muridnya merupakan kumpulan anak anak lulusan SMP dengan prestasi terbaik. Yang membuat SMA2 terus menjadi sekolah berkualitas karena system  yang memaksa kompetisi diantara murid terus berlangsung. Sejak dari penentuan kelas sampai kepada penjurusan. Semakin kecil urutan kelasnya semakin hebat dia. Anak IPA adalah anak pilihan dan merupakan kebanggaan bagi anak anak bila dia masuk jurusan IPA. Mungkin system kompetisi ini , saya merasakan ada jurang hati antara murid IPA dengan IPS. Antara IPA 1 dengan IPA3 dan seterusnya. Namun pada Reuni Akbar ini, tidak nampak lagi perbedaan diatara kami. Semua seakan melupakan kompetisi yang pernah ada. Semua mencair menjadi satu keluarga besar untuk saling menyapa dan mendoakan.Ketika bertemu, tidak ada yang bertanya tentang titel, harta, jabatan, Pertanyaan yang mengemuka adalah tentang kesehatan dan keluarga.  Inilah hikmahnya usia. Diusia yang menua ini, kami mendapatkan hikmah bahwa  tak ada yang perlu menepuk dada dibalik kehebatan prestasi dan materi. Yang utama adalah bagaimana menyambung silahturahmi dan kepedulian atas dasar kekeluargaan. Mengapa? Hanya masalah waktu kami akan dipanggil Tuhan, dan semua didunia ini akan ditinggalkan kecuali amal kebaikan.

Malam harinya saya menghadiri jamuan makan malam khusus untuk alumi SMA 2 angkatan tahun 1982 yang diadakan di Sheraton Hotel Lampung. Seusai acara makan malam, dilanjutkan dengan pentas nyanyi yang diiringi organ tunggal. Tidak ada penyanyi yang di hired dari luar. Semua penyanyi adalah teman teman satu alumni sendiri. Ketika itulah suasana seakan kembali kepada 31 tahun lalu. Teman saya mengatakan bahwa dia merasa haru ketika bertemu kembali dengan teman teman sekolah apalagi sekelas pada usia menua ini. Tak bisa dibayangkan betapa bahagianya hati ini. Sayapun merasakan hal yang sama seperti apa yang ditulis oleh Hellen Keller bahwa seringkali hal-hal terindah di dunia ini tak bisa terlihat dalam pandangan, tak bisa terdengar atau teraba dengan sentuhan. Hanya bisa dirasakan dalam hati. Itulah hikmahnya silahturahmi…

Thursday, May 30, 2013

Asuransi Kesehatan?

Nannini café Plaza Indonesia jam 2 sore. Saya datang terlambat 10 menit dan dia datang lebih awal. Ketika bertemu wajahnya nampak segar. Menurutnya , standard hidup orang modern adalah adanya jaminan social akan kesehatan, pendidikan, perumahan. Sejak awal dia terjun kemasyarakat atau 30 tahun yang lalu ketika usianya 20 tahun, tidak pernah terpikirkan untuk punya asuransi kesehatan. Tidak pernah terpikirkan untuk menabung di Bank agar layak mendapatkan kredit rumah dan Deposito agar punya jaminan untuk masa tua. Sebagian besar orang mengatakan bahwa dia terlalu tidak memikirkan masa depan. Tidak peduli dengan resiko besok.  Dia terlalu yakin dengan dirinya sendiri namun bodoh. Mengapa ? di era modern sekarang, payung perlindungan dari resiko tersedia luas. Cukup membayar premi tertentu, kita sudah merasa aman dari segala resiko dimasa depan. Padahal menurut saya , dia tidak kesulitan untuk membayar premi. Memang benar itu. Tapi tetap dia  tidak peduli. Baginya soal masa depan itu masih didalam genggaman Allah. Hari kini adalah berkah yang Allah berikan kepada nya.  Dia harus memikirkan untuk berbuat dan bersikap untuk hari ini. Soal besok , itu urusan Allah. Demikian katanya membuat saya terpesona.  Sebuah keyakinan  yang sederhana namun itulah puncak tauhid.

Awalnya istrinya berbeda pendapat dengannya. Bahkan  sempat mengatakan bahwa sikapnya“konyol”. Tapi dia tidak peduli. Baginya bahwa satu satunya jaminan terbaik hanya berasal dari Allah. Dia yakin bahwa bila kita berjalan dijalan Allah maka Allah akan menjamin kita dari segala resiko. Itulah keyakinan nya sejak remaja sampai kini. Lantas bagaimana dia melaksanakan keyakinan itu dalam bentuk syariat ? Apa jalan Allah itu ? jalan Allah itu adalah cinta dan kasih sayang. Premi asuransinya  adalah membantu siapa saja yang harus dibantu. Menurutnya tak penting seberapa besar dia bisa bantu atau dalam bentuk apa, yang penting ketika orang  datang minta tololng maka dia harus membantunya. Supir yang sudah bekerja lebih 10 tahun dikeluarganya, dibelikan rumah BTN dan semua anak anak supirnya disekolahkan sampai ke Universitas. Ponakan dari sepupunya yang miskin ditampungnya dirumah dan dibina sampai ke Uninversitas. Ibunya yang masih hidup dijaganya dengan kedua tangannya. Tetangga dan teman yang butuh pertolongan dengan cepat dia tolong. Di perusahaannya dia memberikan gaji diatas UMR. Begitulah ceritanya.

Dan lihatlah kenyataanya kini,katanya. Diusia diatas 50 tahun, dia masih tetap sehat. Seumur hidupnya tidak pernah diopname di RS. Apakah dia selalu sehat? Oh tidak. Menurutnya di acap terkena penyakit. Menurut saya penyakitnya sangat mengkawatirkan. Dia pernah kena kanker pangkreas. Dia sempat terjatuh ketika di kantor. Begitu akut penyakitnya. Namun dia tetap bertahan tidak pergi kedokter untuk berobat. Dia berusaha menahan penyakitnya dengan caranya sendiri. Namun ditengah sakit itu, temannya menyarankan agar dia merebus daun sirsak dan meminumnya selama satu bulan. Hanya dua minggu dia meminum air rebusan daun sirsak itu, perutnya tidak lagi terasa sakit. Makanpun sudah lahap. Ketika dia periksa di Laboratorium, kankernya sudah hilang. Dia sehat sempurna. Dia juga pernah kena batu empedu. Sudah dijadwalkan untuk dioperasi di Penang. Tapi berkat saran dari tetangga untuk dia mengikuti teraphi makan empat buah apel setiap hari selama seminggu dan dilanjutkan dengan minum air garam inggeris dan minyak zaitun. Hasilnya, batu empedu itu keluar bersamaan ketika dia BAB pagi hari. Diapun sehat.  Singkatnya berkali kali dia terkena penyakit serius , semua itu sembuh dengan mudah tanpa dia harus menderita melewati proses penyembuhan itu.

Dengan asuransi kesehatan , kita memang dibebaskan dari biaya rumah sakit namun proses kesembuhan itu membuat kita menderita. Bisa melalui operasi atau kemoterapi yang sangat menyakitkan dan melelahkan. Sementara kesembuhan belum pasti.  Premi asuransi yang kita bayar kepada Allah melalui keikhlasan berbagi, berinfak, bersadaqah,  jauh lebih baik. BIla sakit, Allah berkehendak (Yaasiin ayat 82dengan caraNya untuk membuat kita sembuh. Bisa saja melalui perantara orang lain yang memberikan saran untuk kesembuhan kita, seperti yang dialami oleh teman saya itu. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw bersabda ”Obat termasuk takdir. Obat bermanfaat bagi siapa yang Allah kehendaki berupa apa yang Allah kehendaki,” Artinya bahwa Allah akan memberikan kesembuhan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Allah juga akan meletakkan obat sebagai sarana kesembuhan itu di mana saja yang Dia kehendaki dan bisa darimana saja sumbernya. Disamping itu memang teman saya itu mengharamkan memakan uang Riba atau bunga deposito atau tabungan. Inilah yang membuat jiwanya bersih dan tentu tubuhnya terjaga dari segala penyakit.

Mengapa saya ceritakan teman ini karena pribadi atau sikap hidupnya précis sama dengan saya. Tidak punya asuransi dan juga tidak punya deposito atau tabungan. Namun Alhamdulillah sampai hari ini badan sehat. Walau tidak punya Deposito namun tidak membuat saya resah soal masa depan. Untuk itu saya teringat akan hadith Rasulullah SAW “Obatilah orang sakit diantara kalian dengan sedekah” dan Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan “Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yg menakjubkan untuk menolak berbagai macam bencana sekalipun pelakunya orang yang fajir (pendosa), zhalim atau bahkan orang kafir, karena Allah SWT akan menghilangkan berbagai macam bencana dengan perantara sedekah tersebut…” Nah, yakinlah seyakinnya bahwa bersedekah adalah premi asuransi untuk kesehatan yang paling hebat didunia. Kalau anda tidak percaya maka inilah sabda Rasul ,”Diantara ciri-ciri orang pelit (bakhil) adalah banyaknya penyakit”.Saatnya kini mengutamakan cinta dan kasih sayang melalui memberi kepada yang duapa untuk keselamatan dunia dan akhirat.  Abdul Aziz bin Umair berkata,”Shalat mengantarkanmu menuju setengah perjalanan, puasa mengantarkanmu pada pintu sorga, dan sedekah memasukanmu ke dalamnya.”

Saturday, May 25, 2013

Pilihan...?


Lama kami tidak bertemu. Mungkin lebih dari 30 tahun. Ketika bertemu minggu lalu, wajah kami tak nampak seperti 30 tahun lalu. DIsana sini sudah nampak warna putih dirambut. Kerutan tersamar juga nampak. Yang tak pernah berubah adalah gaya bicara dan senyuman. Masih seperti yang dulu. Dia bercerita pengalaman hidupnya selama 30 tahun itu.  Menurutnya bahwa rasa sesal itu datang bila kita punya banyak pilihan. Setamat kuliah dia punya banyak pilihan. Jadi professional, PNS atau Wiraswasta. Ketiga hal itu mudah diraihnya. Karena dia lulusan terbaik di universitasnya tentu tidak sulit untuk menjadi professional atau PNS. Orang tuanya juga termasuk orang kaya yang tentu tidak sulit baginya mendapatkan modal untuk berwiraswasta. Dia memilih PNS. Alasannya sederhana bahwa orang tuanya juga PNS dan telah memberikan kesejahteraan hidup bagi keluarganya. Dia ingin mengikuti jejak Ayahnya. Hidup serba teratur dan terjamin dari segala resiko kebutuhan hidup dan tunjangan social. Dua tahun setelah menjadi PNS, diapun menikah. Hidup dilaluinya bagaikan alir mengalir datar diatas kaca. Dia hanya butuh kesabaran melewati rentang waktu sampai pensiun.

Apakah dia bisa sabar? Menurutnya hanya lima tahun usia pernikahannya atau 7 tahun sebagai PNS, dia sudah merasa bosan. Merasa ada sesuatu yang terbuang sia sia. Dia menyesal dengan pilihannya sebagai PNS. Mengingat waktu yang ditempuhnya dalam pendidikan, kesulitannya mendapatkan predikat terbaik, ternyata setelah bekerja, semua itu tidak terpakai. Hal yang paling sederhana dan sangat rasional menurutnya ternyata tidak rasional bagi lingkungan tempatnya  bekerja. Tanpa disadari dia berada dalam ruang yang memenjarakan kreatifitasnya dan membuat dia merasa tak berguna sebagai orang yang terdidik dengan baik. Selanjutnya pandangannya sering keluar. Pekarangan rumah orang semakin nampak hijau. Profesi lain selain PNS jauh lebih membahagiakan dibandingkan sebagai PNS. Terbayang kehidupan dimana orang akan membayarnya karena keahliannya. Ada rasa bangga dihormati dan dibayar. Maka diapun memutuskan untuk berhenti sebagai PNS. Jalan professional adalah pilihannya. Lima tahun sebagai professional , dia mulai merasa terhina dan rendah. Betapa tidak? Ternyata tak mudah membuat orang lain percaya dia ahli dan pantas untuk dibayar. Kalaupun ada yang memakai jasanya, itupun bayarannya sangat murah. Dia menyesal sebagai professional karena direpublik ini jasa professional hanya mahal untuk kelas pengacara nakal dan akuntan nakal. Yang pintar dan jujur tak laku dijual.

Hidup hanya sekali. Tak ingin terkurung lama sebagai profesional yang bersepatu miring. Diapun mengambil keputusan untuk pindah menjadi wiraswasta. Ketika keputusan ini dibuat , usianya sudah diatas 40 tahun. Tenaga tak sekuat ketika masih dibawah 30 tahun. Ketika itu dia sadar bahwa dia tak mungkin kembali lagi sebagai PNS. Tak mungkin berbalik lagi sebagai professional karena dia tidak berbakat sebagai seorang ahli dan penjual sekaligus. Wiraswasta adalah pilihah akhir pada posisi dia berada disudut dan usia paruh baya. Mungkinkah akan sukses? Ternyata usahanya sebagai wiraswasta dalam 5 tahun dapat berkembang baik walau tidak besar. Setidaknya usahanya itu bisa membuat dia bahagia  dan lapang. Mengapa dia gagal sebagai PNS?  karena dia masih melihat kemungkinan lebih baik sebagai professional. Mengapa dia gagal sebagai professional? Karena dia masih melihat kemungkinan sukses sebagai wiraswasta. Dan ketika dia memilih wiraswasta, dia tidak punya pilihan lain. No way return. Justru karena itulah membuat potensinya bangkit dan terangkat kepermukaan. Dia bisa bersikap bijak bahwa jika cobaan sepanjang sungai, maka Kesabarannya seluas Samudra. Jika harapan sejauh hamparan mata memandang, maka tekad mesti seluas angkasa membentang. Jika pengorbanan sebesar Bumi, maka keikhlasan harus seluas Jagad Raya. itulah hikmah perjalanan hidupnya. Apakah dia benar dengan pilihan  sebagai wiraswasta? Menurutnya ini bukan soal kesempatan tapi memang harus memilih. Ketika memilih maka jangan lagi melihat kepada yang lain. 

Ditahun 711 M, Thariq bin Ziyad memimpin 7000 tentara Islam melakukan pelayaran ke Spanyol untuk tujuan penaklukan. Sesampai di Spanyol dia memerintahkan kepada pasukannya untuk membakar seluruh kapal. Pasukannya sadar bahwa mereka tidak ada jalan untuk kembali atau lari. Hanya ada satu jalan yaitu melangkah kedepan dan menang. Sehingga seluruh kekuataan pasukan focus kepada sasaran dan tak pernah lagi berpikir lain kecuali bertarung sampai titik darah penghabisan. Sejarah membuktikan bahwa Thariq bin Ziyad berhasil merebut Spanyol. Bagaimana motivasi no way return itu bisa membuat orang sukses? Inilah pidato Thariq : Di mana jalan pulang? Laut berada di belakang kalian. Musuh di hadapan kalian. Sungguh kalian tidak memiliki apa-apa kecuali sikap benar dan sabar. Sekiranya perang ini berkepanjangan, dan kalian tidak segera dapat mengatasinya, akan sirnalah kekuatan kalian. Akan lenyap rasa gentar mereka terhadap kalian. Oleh karena itu, singkirkanlah sifat hina dari diri kalian dengan sifat terhormat. Ketahuilah, sekiranya kalian bersabar untuk sedikit menderita, niscaya kalian akan dapat bersenang-senang dalam waktu yang lama. Demikain Thariq mengajarkan sebuah inspirasi bahwa kesabaran adalah kata kunci melewati setiap pilihan agar tidak tergoda dengan pilihan yang lain dan istiqamah untuk bisa meraihnya. Power of patience; Our patience will achieve more than our force.

PNS atau Professional atau Wiraswasta adalah soal pilihan. Apapun pilihan tidak ada yang salah. Yang salah adalah apabila kita tidak pernah memilih kecuali hanya ikut ikutan. Pemilih sejati adalah mereka yang tidak pernah menyesal karena pilihannya dan bertarung dengan hati , berbuat untuk cinta dan berharap kepada Allah. Sekali memilih maka tetaplah focus sampai akhir dan selesai, tapa sesal apapun. Itulah tandanya orang bersyukur akan nikmat Allah. Destiny is no matter of chance. It is a matter of choice. It is not a thing to be waited for, it is a thing to be achieved.

Thursday, May 16, 2013

Waduk Pluit, Relokasi?


Kita tidak tahu bagaimana awalnya sehingga terjadi komersialisasi lahan waduk pluit.  Yang pasti akibat waduk tidak diurus oleh gubernur sebelumnya maka terjadi pendangkalan dan akhirnya menjadi tanah rata untuk layak dibangun hunian. Apalagi Lokasi tanah itu strategis. Dekat dengan pusat kota. Dekat dengan kegiatan ekonomi. Tentu bila dibangun rumah akan mudah disewakan kepada siapa saja. Uang akan mengalir. Ide menjadikan tanah waduk sebagai tempat tinggal memang datang dari segelintir orang yang cerdas dan dekat dengan aparat Pemda.  Maklum saja bahwa tanpa kebijakan korup aparat perangkat PEMDA dari RT, RW, Lurah , Camat, Walikota, Gubernur tidak mungkin rakyat dapat leluasa membangun hunian diatas tanah negara. Apalagi ini sudah berlangsung bertahun tahun hingga sampai mencapai 7000 kepala Keluarga.  Rakyat tinggal ditanah illegal dan mereka juga memberikan pemasukan illegal kepada pejabat Pemda. Begitulah brengseknya aparat PEMDA sebelumnya.
Kini Jokowi dan Ahok harus mengembalikan fungsi tanah tersebut sebagai waduk. Tujuannya jelas yaitu untuk sarana penangkal banjir. Jokowi dan Ahok tidak mau larut menyalahkan Gubernur sebelumnya yang mengakibatkan waduk mendangkal dan tanah Negara diserobot. Yang lalu biarlah berlalu. Kini saat nya Jakarta Baru. Karenanya penyelesaian harusnya bijaksana. Memang tidak mudah bagi Jokowi bersikap untuk menguasai kembali tanah negara apalagi diatasnya telah terbentuk komunitas yang jumlahnya sudah ribuan orang. Kreatifitasnya mencarikan solusi harus diuji dengan ketaatannya mengikuti aturan dan perundang undangan yang berlaku khususnya berkaitan dengan penggunaan dana APDB. maklum saja setiap kebijakan akan berimplikasi kepada APBD. Ganti rugi tunai kepada penghuni liar diatas tanah negara tidak dibenarkan oleh APBD. Penghuni mengharapkan Jokowi berlaku sebagai malaikat.Padahal jokowi -ahok adalah bagian dari system kepemimpinan di DKI. Semua keputusannya harus sesuai dengan standard compliance yang diawasi secara ketat oleh DPRD dan BPKP. Ini tidak mudah.

Teman saya yang pengacara mengatakan bahwa tidak ada ruang bagi rakyat untuk bargain position terhadap haknya diatas tanah negara bila negara membutuhkan tanah itu. Lantas bagaimana dengan tanggung jawab sosial pemerintah terhadap mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat penggusuran itu? Ini masalah lain, jawabnya. Kalaupun pemerintah berikhlas hati untuk memberikan bantuan maka itu tidak ada kaitannya sebagai konpensasi. Ini hanya given. Sama halnya dengan tanggung jawab pemerintah menuyediakan rumah bersubsidi, sekolah gratis, kesehatan gratis. Itu sebabnya Jokowi -Ahok menerapkan kebijakan standard untuk menyelesaikan masalah pemukiman diatas tanah waduk pluit, yaitu program relokasi. Artinya penduduk dipindahkan ketempat lain untuk mendapatkan fasilitas perumahan yang legal. Legal dalam arti dia berhak tinggal dirumah itu sampai kapanpun dengan sistem menyewa. Andaikan mereka tidak ada pekerjaan maka pemda akan menyalurkan. Mereka juga mendapat jaminan lingkungan tempat tinggal yang bersih lengkap dengan sarana sosial. 

Menurut teman aktifis bahwa apa yang dilakukan oleh pemda DKI dibawah kepemimpinan Jokowi-Ahok adalah system negara pengurus ( State welfare). Pemerintah tidak memberikan uang sebagai konpensasi tapi berupa natura. Mengapa ? karena kalau uang itu akan useless ditangan kaum miskin. Mereka akan berhadapan dengan pasar dan uang konpensasi itu tidak akan cukup untuk mereka bisa memiliki rumah yang layak huni. Contoh rata rata setiap orang memilik rumah 50 meter persegi. Kalau Pemda memberikan konpensasi uang sebesar Rp. 3 juta per meter maka itu hanya Rp 150 juta. Dipastikant tidak ada rumah dijakarta seharga itu. Uang itu akan habis dan akhirnya mereka kembali menjadi masalah sosial bagi pemda karena tidak ada tempat tinggal yang legal. Karenanya alokasi APBD diarahkan kepada penyediaan perumahan ( Housing development program) yang memastikan rakyat miksin mendapatkan tempat tinggal yang layak dengan subsidi. Program relokasi itu bagian dari program perumahan untuk rakyat miskin. Hampir semua negara punya program ini.

Namun menjelaskan kepada publik tentang konsep state welfare ini sangat sulit. Karena publik sebagian besar terkooptasi dengan pemikiran kapitalis di mana pemilikan individual terhadap uang menentukan hidup matinya seseorang. Hal inipula yang diaminin oleh KOMNAS HAM. Maklum bahwa HAM kita memang berkiblat kepada Kapitalis sistem yang mengakui hanya konpensasi uang yang sesuai dengan prinsip HAM. Sehingga Individu bebas menggunakan uang itu untuk apa saja.  Itu sebabnya KOMNAS HAM berada dibalik penghuni yang menentang program relokasi kecuali konpensasi berupa uang. Untuk diketahui bahwa dana APBD itu berasal dari uang pajak seluruh rakyat DKI. Misal karena tekanan KOMNAS HAM akhirnya JOKOWI memberikan ganti rugi, lantas kemudian para pembayar pajak melaporkan kepada KOMNAS HAM karena Pemda menggunakan uang pajak untuk para penyerobot tanah negara  dan tidak disalurkan untuk keperluan sarana publik yang pital. Apakah KOMNAS HAM dapat membela mayoritas rakyat pembayar pajak, sebagaimana mereka membela segelintir orang yang menuntut ganti rugi.? Jawablah? Dengan kasus Waduk Pluit samakin membuka borok KOMNAS HAM bahwa mereka adalah bagian dari antek asing yang membuat negara tak berdaya dan lemah untuk menjadi pengurus.

Sunday, May 12, 2013

Islam, terorisme?

Amerika Serikat sebagai biang anti perjuangan islam saja sudah menghentikan operasi Islam teroris sejak Osama bin Laden terbunuh. Tapi  pemerintah Indonesia masih tetap saja pobia dengan perjuangan umat islam. Minggu lalu, media massa dengan lahapnya meliput  operasi penuh gagah berani dari Dansus 88 menempak teroris. Menurut teman saya dari New York bahwa sikap paranoid Pemerintah Indonesia terhadap umat islam harus dihentikan. Ini kegilaan atau teror terhadap rakyatnya sendiri. Apalagi islam diimani oleh mayoritas penduduk. Pantaskan Pemerintah Paranoid terhadap islam? apalagi sebagian besar elite penguasa adalah beragama islam. Seharusnya pemerintah bijak bersikap terhadap umat islam yang berbeda pendapat. Bagaimanapun mereka bukanlah ancaman bagi NKRI.  Bagaimanapun mereka adalah saksi dan pelaku sejarah pengusiran kolonialisme di Indonesia. Menurut saya bahwa Pemerintah tidak punya masalah dengan islam tapi dengan umat islam yang perpandangan islam fundamental atau umat yang punya sudut pandang berbeda dengan pemerintah. Mengapa sampai ada perbedaan itu. Padahal semua beragama islam dan sama sama sholat menghadap kiblat yang sama. Mengapa? 

Gordon W. Allport sang akhli psikologi punya penilaian sendiri bahwa Islam diperkenalkan rasul dalam keadaan utuh. Hanya masalahnya menjadi lain ketika ia tersebar-luaskan. Cara menerima agama inilah yang berbeda sehingga berbeda pula sikap dan perbuatannya. Menurut Allport, ada dua macam perbedaan dalam bersikap tentang agama, yaitu pertama , Ekstrinsik dan kedua, Intrinsik. Yang Ekstrinsik memandang agama sebagai something to use but not to live. Orang berpaling kepada Tuhan, tetapi tidak berpaling dari dirinya sendiri. Agama digunakan untuk menunjang motif-motif lain: kebutuhan akan status, rasa aman atau harga diri. Orang yang beragama dengan cara ini, melaksanakan bentuk-bentuk luar dari agama. Ia puasa ,Sholat, naik haji dsb, tetapi tidak didalamnya. Imam Al-Ghazali, menyatakan bahwa beragama seperti ini adalah beragama yang ghurur (tertipu). Tertipu, karena dikira sudah beragama, ternyata belum. Allport juga bilang, bahwa cara beragama seperti ini memang erat kaitannya dengan penyakit mental. Sehingga kesimpulannya, cara beragama seperti ini tidak akan melahirkan masyarakat yang penuh kasih sayang. Sebaliknya, kebencian, iri hati, dan fitnah masih tetap akan berlangsung. Sedangkan makna yang intrinsik, yang dianggap menunjang kesehatan jiwa dan kedamaian masyarakat, agama dipandang sebagai 'comprehensive commitment' dan 'driving integrating motive', yang mengatur seluruh hidup seseorang. Agama diterima sebagai faktor pemadu (unifying factor). Hanya dengan cara itu kita mampu menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang.

Suka tidak suka, Islam diterjemahkan dengan dua makna keberagamaan tersebut. Seluruh literatur Islam, sebenarnya penuh dengan dua makna tersebut. Imam Al-Ghazali menyebutnya dengan makna lahir dan makna batin. Dia menjadi unifying factor, yang sejarah tak pernah mencatat ada sesuatu selain Islam. Bahkan, unifying factor, ini hanya merupakan salah satu karakteristik konsepsi Islam, yaitu yang disebut dengan keseimbangan. Selain itu, Islampun datang dengan karakteristik-karakteristik kekonstanan, keuniversalan, keativan, kerealisitisan, ketauhidan dan yang paling utama kerabbanian (Ketuhanan). Karakteristik-karakteristik inilah yang membuat Islam berhak menyandang gelar  Rahmat bagi Alam. Rasul memang diutus untuk menebarkan rahmat (kasih sayang) kepada seluruh alam, sebagaimana tercantum pada QS. 21:107: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam"Itu sebabnya George Sarton, dosen Universitas Harvard menyatakan bahwa sesungguhnya Islam merupakan tatanan agama yang paling tepat sekaligus paling indah dibanding dengan lainnya. Tetapi sangat disayangkan bahwa kaum Muslimin sendiri terlalu jauh dari hakekat yang dibawa Islam.

Kelemahan umat islam saat ini bukanlah kelemahan dari ajaran islam itu sendiri. Tapi ketahuilah, bahwa pengakuan terhadap kelemahan umat Islam saat  ini, adalah pengakuan terhadap sepenggal sejarah Islam, yang amat singkat jika dibandingkan keseluruhan sejarah Islam itu sendiri. Fakta sejarah yang diakui, bahkan oleh dunia barat sekalipun. George Sarton menyatakan bahwa sesungguhnya bangsa Timur Islam, sudah pernah memimpin dunia dalam dua tahap dan lama sekali, dari tahap kemajuan umat manusia. Sudah tentu tidak ada rintangan bagi bangsa-bangsa itu untuk bangkit lagi dan kembali memimpin dunia ini dalam waktu dekat atau beberapa waktu lagi.  Sebagaimana diakui oleh Gustave Lebon bahwa tidak ada seorang pun penulis Eropa hingga abad XV, melaikan ilmunya dikutip dari Ilmu Islam. Ilmuwan prancis Sidioe menyatakan bahwa  sesungguhnya hasil pikiran Islam yang hebat dan penemuan-penemuannya yang indah, menjadi saksi, bahwa mereka adalah guru-guru bangsa Eropa dalam segala-galanya.

Mengapa? Salah satu sifat kerahmatan Islam adalah kelengkapannya sebagai solusi dunia. Islam tidak datang hanya dengan tool konsepsi, tapi ia juga datang dengan tool implementasi. Islam tidak hanya datang dengan tool hakiki, tapi juga datang dengan tool praktisi. Islam tidak hanya datang dengan idealisme, tapi ia juga datang dengan pragmatisme. Karena itu Islam selain membawa ibadah makhdoh (sholat, puasa, haji dsb-nya) juga membawa ibadah ruhiyyah (ikhlas, jujur, sabar, cinta, kasih, dsb-nya). Dan semuanya saling melengkapi. Ibadah makhdoh, tidak akan diterima oleh Allah bila tidak disertai ibadah ruhiyyah. Baik dalam konteks ibadah makhdoh itu sendiri, yang merupakan manifestasi hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun konteks hubungan si manusia dengan manusia lainnya. Ya, output ajaran islam adalah manusia taqwa yang  tanda-tadanya menurut Qur'an surat 3:134-135 ialah "menafkahkan hartanya dalam suka dan duka, menahan marahnya, memaafkan orang lain, senang berbuat baik, apabila salah cepat-cepat ingat Allah dan bertobat atas segala dosanya.Semoga para elite penguasa negeri ini dapat disadarkan untuk bersikap lebih bijak terhadap tuntutan umat islam. Dan umat islam harus lebih cerdas dalam berjuang. Perbedaan itu harus mejadi rahmat bukanya kebencian dan akhirnya saling membunuh...

Derita rakyat desa...

  YMP Prabowo mengatakan dalam pidato kenegaraannya. “Janganlah kita bangga diterima sebagai anggota G-20 (kelompok negara berpendapatan tin...